Malam ini ada sebuah perayaan besar-besaran di ballroom hotel Five Season yang merupakan hotel terbesar di kota Austin.
Perayaan besar-besaran ini adalah perhelatan ulang tahun dari sebuah perusahaan yang merupakan perusahaan lokal terbesar di kota Austin ini.
Perusahaan ini bernama Golden Key Company, milik dari keluarga Winsted yang merupakan keluarga terkaya di kota Austin.
Robert Winsted yang merupakan kepala keluarga Winsted dan juga merangkap sebagai presiden komisaris dari Golden Key company, kini dikerubungi oleh keluarga besarnya dan juga para direksi serta rekan-rekan bisnis dari Golden Key Company.
"Golden Key Company semakin berjaya di bawah kepemimpinan kakek. Kami sangat bangga padamu, kakek," kata Alfons Winsted yang merupakan cucu pertama dari Robert.
"Iya, tanpa tangan dingin dari kakek, pastilah Golden Key Company tidak akan sebesar sekarang ini," timpal Benson Winsted yang merupakan cucu kedua dari Robert.
"Golden Key Company akan terus berjaya di bawah kepemimpinan kakek," tambah Lisa Winsted, cucu ketiga dari Robert.
Pujian-pujian dari cucu-cucunya itu membuat Robert semakin membusungkan dada. Dia terus mengembangkan senyumannya karena sanjungan dari cucu-cucunya itu membuat dia memegahkan dirinya.
Seorang gadis cantik jelita kini menuangkan teh manis dan membawakan teh itu kepada Robert. Gadis ini adalah Bianca Winsted, cucu ke-4 dari Robert.
Bianca adalah cucu yang sangat dibanggakan oleh Robert pada awalnya sebelum keadaan berubah pada setahun belakangan ini.
"Minumlah teh ini, kakek. Ini sebagai tanda syukur dariku dan orang tuaku dan juga suamiku karena kehebatan kakek dalam mengelola Golden Key Company."
Robert yang sebelumnya terkesan dengan kedatangan Bianca ini, kini terganggu dengan perkataan terakhir dari Bianca tadi.
"Bianca, kamu selalu menjadi cucu favorit kakek. Sejak kamu masih kecil, kamu selalu menjadi kesayangan kakek tapi semua berubah saat setahun yang lalu kamu mengambil gembel itu menjadi suamimu. Malam ini, kamu kembali membuat kakek terkesan dengan membawakan teh untuk kakek dibanding saudara-saudaramu yang cuma bisa memuji."
"Terimakasih, kakek."
"Tapi begitu kamu menyinggung suamimu yang tidak berguna itu, maka semua rasa terkesan kakek langsung hilang lenyap tidak terbekas," sembur Robert.
Saudara-saudaranya Bianca yang sebelumnya sangat iri mendengar pujian dari Robert kepada Bianca, kini langsung tertawa-tawa setelah mendengar kata-kata dari Robert itu yang menyinggung tentang suaminya Bianca.
Victor dan Marry yang merupakan orang tuanya Bianca sangat menyesalkan perkataan Bianca tadi. "Bianca, seharusnya kamu jangan menyinggung tentang suami tidak bergunamu itu." Kata Victor marah-marah.
"Ya dan seharusnya kamu segera menceraikan Kevin, suami sampahmu itu!" timpal Marry.
Victor dan Merry merasa sangat marah kepada Kevin karena sejak Bianca menikah dengan Kevin pada setahun yang lalu, maka posisi Victor, Merry maupun Bianca menjadi tersisih dalam Keluarga Winsted.
Karena itu, Victor dan Merry selalu menyalahkan Kevin atas keterpurukan mereka di mata Robert itu.
"Kata-kata ibumu sangat benar, Bianca. Lebih baik kamu segera menceraikan suami tidak bergunamu itu," kata Robert geram.
Bianca cuma bisa terdiam mendengar kata-kata Robert dan orang tuanya itu.
Saat itulah seorang pemuda tampan dengan baju sangat sederhana kalau dibandingkan dengan baju keluarga Winstead yang lain, kini menyeruak masuk ke dalam ruangan ballroom hotel ini.
Pemuda itu mendekati Bianca, menatap Bianca dengan tatapan mesra, setelah itu, dia menatap ke arah Robert.
"Apa maumu, menantu sampah! Kamu kan tidak diundang di acara ulang tahun perusahaan ini, kenapa kamu datang, hah!" Robert melotot ke arah pemuda ini.
Pemuda ini adalah Kevin, suaminya Bianca yang sejak tadi diolok-olok sebagai menantu sampah dalam Keluarga Winsted.
"Maafkan aku, kakek. Aku tahu kalau aku tidak diundang tapi aku terpaksa datang karena aku punya keperluan padamu, kakek."
"Aku tidak suka dipanggil kakek oleh orang tidak berguna seperti kamu! Sekarang, katakan apa maumu dan segera lah menggelinding keluar dari tempat ini."
"Begini, kakek. Selama beberapa waktu terakhir ini aku bekerja mencari dana untuk sebuah panti asuhan dan karena keadaan mendesak, aku ingin kakek meminjamkan uang untuk panti asuhan itu yang saat ini lahannya terancam disita oleh pihak bank."
Mendengar kata-kata Kevin itu, banyak orang kini melotot ke arah Kevin.
"Selama setahun kamu menjadi menantu tidak berguna di keluargaku, sekarang kamu berani meminta uang kepada ayahku?" Victor melotot ke arah Kevin.
"Kamu bikin malu aja tahu! Segera keluar dari sini dan bawa wajah gembelmu keluar dari sini!" timpal Merry.
Semakin banyak saja orang yang mengusir Kevin dengan kata-kata tapi Kevin tidak bergeming dia masih tetap menatap wajah Robert.
Robert berpikir sebentar kemudian dia berkata, "baiklah. Aku akan memberikan uang yang kamu perlukan itu dan tidak perlu kamu kembalikan. Tetapi, kamu harus berjanji untuk menceraikan Bianca."
Kevin langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa, kakek. Setahun yang lalu, Nenek Ruth, mendiang istri kakek sendiri yang meminta aku dan Bianca untuk menikah dan aku tidak berani membantah keinginan Nenek Ruth sebelum dia meninggal itu. Jadi, aku dan Bianca akan terus menjadi suami istri."
"Sudahlah kalau kamu tidak mau, pergi dari sini!" Robert memberi isyarat tangan untuk mengusir Kevin.
Saat ini tiba-tiba keadaan di ruangan ini berubah ketika seorang manajer berteriak. "Keluarga Rudolf dari Benhil company datang untuk menemui bapak Robert Winsted."
Mendengar nama Keluarga Rudolf maka para sepupu dari Bianca langsung berusaha mengusir Kevin. "Kamu menantu sampah, cepatlah pergi dari sini!"
Kevin tidak mau pergi tapi dia terus didorong hingga sudah berada di dekat pintu keluar.
Saat itulah Kevin melihat masuknya tiga orang ke dalam ruangan ini yaitu Kurt Benhill dan istrinya beserta putranya yang bernama Benjamin.
"Terima kasih atas kedatangan kalian." Robert menundukkan kepalanya kepada keluarga Benhil karena keluarga ini adalah keluarga terpandang dari kota Bravo, tetangga Kota Austin, yang juga merupakan keluarga terkaya di kota Bravo.
"Kami datang jauh-jauh untuk menawarkan sesuatu kepada anda, Mr Robert," kata Kurt sambil tersenyum.
"Apa yang kamu tawarkan itu, Mr Rudolf?"
"Kami tawarkan kerjasama bisnis. Kami bersedia untuk menyuntik dana di mega proyek Golden Key Company yang sedang dibuat di jalan Coming Square."
Robert yang memang membutuhkan dana untuk kelanjutan proyek itu langsung menerimanya. "Bagus kalau kalian ikut. Percayalah, kita akan untung besar. Aku jamin proyek itu akan berjalan dengan bagus."
"Kami menawarkan kesepakatan lebih dalam kerjasama bisnis ini."
"Apa itu?"
"Benjamin, anak kami ini akan kami nikahkan dengan Bianca Winsted yang kecantikannya menjadi buah bibir banyak orang."
Mendengar itu, Kevin jadi sangat kaget karena Kurt Rudolf sama sekali tidak memperhitungkan dirinya sebagai suaminya Bianca, sehingga mereka ingin mengambil Bianca menjadi menantu mereka.
Robert langsung tertawa. "Hahaha. Itu bisa diatur."
Mendengar itu, Kevin langsung maju ke depan. Tapi dia langsung dihalau oleh sepupu-sepupunya Bianca. Bahkan Victor juga ikut mengusir Kevin keluar dari ballroom hotel ini.
Kevin berharap Bianca membantunya tapi ternyata Bianca hanya terdiam dan menatapnya dari kejauhan.
Kevin dibawa keluar dari ruangan ballroom. Dia dikeroyok oleh para satpam. Dia tidak berani melawan karena kehadiran Victor, mertuanya di tempat ini.
Baru saja Kevin hendak masuk kembali ke dalam ruang ballroom, tiba-tiba seorang pria mendekati Kevin dan berkata, "tuan muda, akhirnya aku menemukanmu."
Mendengar itu, buru-buru Kevin membalikan tubuhnya. "Siapa kamu? Mengapa kamu memanggilku tuan muda?"
"Karena kamu memang adalah tuan muda kami, tuan muda Kevin. Aku adalah Lukas. Apa kamu tidak mengingatku, tuan muda?" tanya seorang pria berkacamata dengan setelan Georgio Armani keluaran terbaru.
Kevin menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tidak pernah melihatmu seumur hidupku. Eh ... maksudku, setahun terakhir ini aku tidak pernah melihatmu karena masa laluku sudah aku lupakan."
"Berarti inilah masalahnya, kenapa tuan muda tidak pernah lagi muncul selama setahun ini dan kenapa tuan muda tidak pernah menghubungi kami dan sekarang melupakan aku yang merupakan pengawalmu sejak kamu masih berusia 18 tahun. Ternyata ini yang terjadi, karena kamu mengalami amnesia, tuan muda."
"Aku memang amnesia, tapi yang aku tahu, aku hanyalah seorang gembel yang ditemukan di sebuah panti asuhan oleh Nenek Ruth yang membawaku ke keluarga Winsted dan jadi menantu di keluarga Winstead itu.
"Bukan, tuan muda. Kamu adalah tuan muda kami. Tuan muda dari Keluarga Randall, keluarga pemilik Gregorius Group, perusahaan terbesar di dunia."
"Perusahaan terbesar di dunia? Apa kamu sedang bercanda denganku? Tidak mungkin aku berasal dari keluarga itu. Itu omong kosong."
"Tidak, tuan muda. Itulah yang terjadi. Tuan muda adalah pewaris utama dari keluarga terkaya di dunia. Tolong ikut aku ke sana." Lukas berjalan menuju ke arah kolam renang.
"Apa yang kamu inginkan?" Tapi sekalipun berkata seperti itu, Kevin masih tetap mengikuti langkah Lukas menuju ke dekat kolam renang.
Setelah berada di kolam renang dimana terlihat banyak gedung di sekitar hotel ini, Lukas berkata, "lihatlah kita berada di pusat bisnis dari kota Austin ini."
"So what?"
"Dari sini, tuan muda tinggal asal tunjuk ke gedung-gedung yang ada di tempat ini dan hampir pasti kalau gedung itu adalah milik dari keluarga Keluarga Randall ataupun milik dari anak perusahaan Gregorius Group milik keluarga tuan muda."
Kevin masih menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi dia masih ingin mengikuti permainan yang dia pikir sedang dirancangkan oleh orang bernama Lucas ini.
Karena itu, dengan sembarangan Kevin menunjuk ke arah sebuah gedung tinggi sekitar 50 meter dari tempat dia berada ini. "Bagaimana dengan gedung itu? Apa gedung itu adalah milik keluargaku?"
Lukas mengikuti arah yang ditunjuk oleh Kevin. "Evergrande Hotel? Tentu saja, tuan muda. Tentu saja itu adalah milik tuan muda karena hotel itu adalah milik dari Evergrande Enterprise yang merupakan salah satu anak perusahaan dari Gregorius Group."
"Huh, benarkah?"
"Kalau tidak percaya, aku bisa mengantar tuan muda ke sana untuk menemui pimpinan hotel di sana dan mengungkapkan identitas tuan muda sebagai anggota Keluarga Randall pada pimpinan di situ."
"No no. Aku tidak ingin mengikuti permainanmu aku harus kembali masuk ke dalam hotel Five Season, istriku hendak dilamar orang, aku harus menyelamatkan pernikahanku." Kevin bergegas untuk kembali menuju ke arah ballroom.
"Tunggu, tuan muda."
"Kalau kamu bilang kalau aku adalah tuan muda, maka katakan soal aku kepada semua orang biar semua orang tahu siapa aku."
"No. Tuan muda belum bisa mengumumkan tentang diri tuan muda kepada banyak orang karena ada suatu alasan."
"Apa alasannya?"
"Ada pihak-pihak pemilik saham Gregorius Group yang terlibat dalam pembunuhan orang tua tuan muda dan juga percobaan pembunuhan kepada kakek tuan muda, juga percobaan pembunuhan kepada tuan muda di masa lalu yang pasti akan terancam dengan ditemukannya tuan muda ini. Karena itu, untuk sementara tuhan muda belum bisa mengungkapkan identitas tuan muda."
"Jadi orang tuaku sudah ..."
"Iya, tuan muda. Tuan muda tinggal memiliki seorang kakek dan juga beberapa paman dan bibi."
"Hmmm."
"Jangan khawatir, tuan muda. Kakekmu sangat mencintaimu."
"Lalu mengapa tadi kamu bilang aku bisa mengungkapkan identitasku kepada pemimpin di Evergrande Hotel itu?"
"Karena orang itu bisa dipercaya. Orang itu adalah salah satu bawahan langsung ayah anda tuan muda. Jadi, dia bisa dipercaya untuk menjaga rahasia tentang kembalinya tuan muda ini tapi tuan muda belum bisa mengungkapkan identitas tuan muda kepada keluarga Winstead, termasuk kepada istrimu, tuan muda."
"Baiklah. Kalau memang aku belum bisa mengungkapkan identitasku, maka aku akan menolong istriku dengan caraku sendiri." Setelah berkata seperti itu, Kevin kembali menuju ke arah ballroom.
"Tunggu, tuan muda. Aku punya caranya."
"Apa maksudmu?"
"Walaupun tuan muda belum bisa mengungkapkan identitas tuan muda tapi aku bisa membantu tuan muda dengan caraku sendiri. Ingat, sebelum ini tuan muda dikeroyok oleh mereka, karena itu izinkan aku memakai caraku supaya tuan muda bisa masuk ke sana dengan leluasa."
"Baiklah. Lakukan apa yang kamu bilang itu."
"Tuan muda bisa menunggu sebentar disini. Setelah aku memakai kode seperti ini." Lukas menjentikkan tangannya. "Kepada tuan muda, maka tuan muda boleh masuk ke dalam ballroom."
Kevin menganggukkan kepalanya. "Oke aku mengerti."
Setelah itu, Lukas mendekati pintu utama ballroom di mana di pintu utama itu sudah ada beberapa satpam yang berjaga-jaga. Mata mereka nyalang menatap kejauhan.
Para satpam ini sudah diwanti-wanti untuk menghalangi Kevin kalau Kevin berani masuk kembali ke dalam ballroom.
Lukas mendekati mereka dan dari tasnya dia mengeluarkan uang tunai yang cukup banyak.
Kemudian Lukas berkata kepada para satpam, "aku sedang menyelenggarakan acara tantangan di tiktok-ku. Kalian masing-masing akan mendapatkan uang sejumlah 20 juta kalau kalian sampai ke Mega Mall dengan berjalan kaki dalam waktu 10 menit.
Mendengar kata-kata Lukas itu, para satpam itu nampak berpandangan. Mereka bingung dengan tantangan yang disebut Lukas ini.
Lukas membuka tasnya memberikan masing-masing uang 3 juta untuk setiap satpam. "Ini uang jalan kalian. Masing-masing akan mendapatkan 3 juta. Setelah kalian pergi ke Mega Mall dan kembali lagi kemari, aku akan memberikan uang sisanya kepada kalian lewat transfer ke rekening kalian. Mengerti?"
Mendengar itu, para satpam mulai goyah. Mereka yang seharusnya berjaga di sini nampaknya goyah oleh godaan yang disebutkan Lukas itu
"Pergilah cepat siapa yang tidak pergi setelah aku hitung sampai 3 maka berarti dia tidak mau ikut perlombaan ini dan kehilangan kemungkinan mendapatkan uang 20 juta
Mendengar itu para satpam langsung berlari ke arah lift. Mereka ingin menuju ke Mega Mall seperti yang disebutkan oleh Lucas tadi.
Setelah para satpam itu pergi, barulah Lukas memberikan kode kepada Kevin untuk masuk ke dalam ballroom.
Tanpa kesulitan berarti, Kevin langsung masuk ke dalam ruangan ballroom dan saat dia masuk ke dalam, dia melihat sebuah pemandangan tersaji di atas panggung sana.
Kevin melihat istrinya Bianca, sedang berdiri di atas panggung dengan di tengah-tengah ada Robert, sementara di depan Bianca, ada Benjamin yang nampak berlutut dan mengangkat sebuah kotak kecil yang nampaknya merupakan kotak cincin.
"Terima dia, Bianca. Terima dia menjadi suamimu. Lupakan suami gembelmu itu," tandas Lisa.
"Terima dia jadi suamimu, Bianca dan kamu akan hidup enak, tidak seperti sekarang ini harus hidup bersama suami tidak berguna itu," timpal Alfons.
"Ayo terima, Bianca. Kamu akan menjadi istri dari anak orang terkaya di kota Bravo, ingat itu," timpal Benson.
Kevin segera maju ke depan, dia ingin menunjukkan dirinya di depan Bianca, agar supaya Bianca tidak mengikuti arus dukungan kepada Bianca untuk menerima Benjamin sebagai suami baru Bianca.
Kevin berjalan ke arah depan dan menatap Bianca penuh perasaan.
Saat ini, Bianca juga menatap Kevin. Empat bola mata bertemu. Dua perasaan berpadu jadi satu.
Bianca teringat saat setahun yang lalu, Ruth, sang nenek yang sangat dekat dengannya, membawa Kevin ke dalam hidup Bianca.
Tanpa basa-basi, Ruth langsung meminta Bianca untuk menerima Kevin sebagai calon suaminya Bianca.
Saat itu, Bianca maupun Kevin, merasakan cinta pada pandangan pertama. Mereka langsung terikat pada pandangan pertama mereka sehingga keduanya setuju dengan usul tiba-tiba dari Ruth untuk menjodohkan mereka berdua.
Saat itu, Kevin adalah seorang pemuda yang tiba-tiba bangun dan menyadari dirinya kehilangan ingatan. Dia mendapatkan dirinya berada di sebuah panti asuhan.
Setelah beberapa hari berada di panti asuhan itu, tiba-tiba Ruth datang dan bilang kalau dia mengenal Kevin dan mengambil Kevin untuk dibawanya menemui Bianca hingga terciptalah perjodohan kilat di antara Kevin dan Bianca.
Di pihak lain, Bianca yang sangat mempercayai Ruth, memutuskan untuk langsung menerima usul Ruth supaya dia dijodohkan dengan Kevin.
Usul yang disambut Bianca dengan senang hati karena sejak awal berjumpa dengan Kevin, Bianca sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Kevin.
Hanya saja tiga bulan setelah pernikahan Kevin dan Bianca, Ruth meninggal dunia.
Setelah itu, keadaan menjadi sangat sulit bagi kehidupan pernikahan antara Kevin dan Bianca.
Ada pengaruh-pengaruh dari orang tuanya Bianca yang sejak awal memang tidak setuju akan pernikahan Kevin dan Bianca yang mulai meminta Bianca untuk meninggalkan Kevin.
Sikap memandang remeh dari keluarga besarnya Bianca, membuat kehidupan pernikahan Kevin dan Bianca semakin berada di ujung tanduk.
Apalagi kata-kata Ruth kalau Kevin itu berasal dari keluarga terpandang tidak pernah terbukti, sehingga setelah kematian Ruth, Kevin semakin dipandang remeh Keluarga Winstead.
Ini membuat pernikahan Kevin dan Bianca semakin kacau. Sudah beberapa kali Bianca disuruh untuk menceraikan Kevin namun Bianca tidak pernah menyetujuinya.
Malam ini adalah puncaknya, di mana ada seseorang yang melamar Bianca tepat di depan mata Kevin.
Saat ini, Kevin hanya menggunakan tatapannya yang penuh cinta pada Bianca.
Kevin berusaha untuk menggali kembali rasa cinta Bianca kepada Kevin pada setahun yang lalu. Perasaan jatuh cinta pertama kali yang dialami Kevin dan Bianca pada saat pertemuan mereka dulu, ingin ditumbuhkan kembali oleh Kevin pada saat ini.
Karena itu, Kevin menatap Bianca penuh rasa. Dia ingin mengembalikan momen yang lama, momen masa lalu di saat Kevin dan Bianca jatuh cinta dan mantap putuskan untuk menikah.
Dan apa yang dituju Kevin itu, kini mulai menjadi kenyataan. Bianca yang sebelumnya terus didorong untuk menerima Benjamin sebagai calon suami dan mulai jadi bimbang akan pernikahannya dengan Kevin, kini mulai ragu untuk menerima Benjamin.
Bianca menatap Kevin penuh cinta. Walaupun Kevin adalah suami yang tidak berguna, yang selama setahun ini dibilang orang hanya menjadi benalu dalam hidup Bianca, tapi, setelah sekarang ini melihat wajah Kevin, Bianca kembali ke momen masa lalu.
Hati Bianca diseret lagi ke momen penuh kemesraan antara dirinya dan Kevin, momen itu membuat Bianca tidak mau meninggalkan Kevin, terlebih saat ini, saat dia terus menatap ke arah wajah Kevin.
Ada luapan rasa cinta yang keluar dari dalam diri Bianca sehingga pada saat ini, Bianca putuskan untuk berlari ke bawah panggung untuk menemui Kevin dengan air mata bercucuran.
"Kevin ... aku tidak mau meninggalkan kamu, Kevin."
"Aku juga, Bianca." Kevin maju memburu ke depan untuk menyambut Bianca turun dari panggung.
Tapi, apa yang terjadi pada Bianca ini membuat Robert murka. Dia yang baru menyadari kehadiran Kevin di tempat ini, sudah memerintahkan Victor, dan juga Alfons serta Benson untuk mengusir Kevin dari ruangan ballroom ini.
Banyak orang yang baru menyadari kehadiran Kevin di tempat ini. Sebelumnya, mereka terlalu percaya kalau Kevin tidak bisa melewati para satpam di depan pintu utama ballroom.
Karena itu, mereka jadi kaget dan marah dengan kemunculan Kevin ini. Karena itu, mereka langsung bergerak mendekati Kevin.
Victor yang duduk di depan panggung dan posisinya paling dekat dengan Kevin, kini langsung bergerak duluan dan langsung marah-marah kepada Kevin.
Kehadiran Victor yang merupakan ayah mertua dari Kevin, membuat Kevin yang sedang hendak menyambut Bianca, jadi terdiam.
Kevin langsung terdiam seketika. Walau bagaimanapun, dia harus menghormati Victor sebagai ayah mertuanya.
Karena itu, Kevin hanya bisa menangkis dan tidak bisa melawan waktu Alfon dan Benson sudah memukulnya.
Alfon dan dibantu oleh beberapa pegawai lelaki Alfons, mencecar Kevin sehingga Kevin berhasil ditangkap untuk diseret keluar dari ruangan ballroom ini.
Sesaat sebelum Kevin diseret keluar lewat pintu utama, Kevin sebenarnya sudah ingin memberontak tapi saat itu, dia melihat sosok Bianca yang mendatanginya sambil menangis.
Kedatangan Bianca ini lah yang membuat Kevin tidak jadi meneruskan niatnya untuk memberontak.
"Lepaskan dia, pah," kata Bianca kepada Viktor.
"Kamu nggak usah ikut campur! Biarkan suami tidak berguna ini keluar dari sini. Kakekmu tidak menghendaki kehadirannya di tempat ini."
"Bagaimanapun dia adalah suamiku. Papa tidak boleh melakukan hal seperti ini kepadanya."
"Ingat Bianca. Gara-gara makhluk tidak berguna ini, kakek jadi sangat membenci kita. Tidak ada proyek lagi yang diberikan kepada kita bahkan papamu ini tidak lagi mendapatkan jabatan di perusahaan kakek. Dan itu semua karena bajingan tidak berguna ini!"
"Nenek yang telah memperkenalkan aku dengannya dan menyuruh aku menikah dengannya. Paps sendiri yang dulu bilang kepadaku kalau ucapan nenek tidak boleh dibantah. Iya kan?"
"Itu dulu. Waktu nenekmu masih hidup. Setelah itu, semuanya harusnya langsung berubah. Kamu harus menceraikan manusia tidak berguna ini karena semakin lama dia bersamamu, maka semakin habis saja pengaruh kita di perusahaan keluarga besar kita," bisik Victor agar tidak didengar Alfons dan Benson.
"Aku nggak mau, pa. Aku nggak mau," tegas Bianca.
Kevin langsung tersenyum. Saat Kevin melihat sikap Bianca ini, bagaikan ada setetes air yang menyejukkan hati Kevin di tengah hinaan-hinaan yang selama hampir setahun ini dilakukan oleh keluarga besarnya Bianca.
Kevin tersenyum dan dia menyadari kalau dia semakin mencintai Bianca, istri tercintanya ini.
Bianca mulai bergerak maju mendorong beberapa orang yang berusaha menahan Kevin.
Tapi Victor terus berteriak supaya bawahannya Alfons ini tidak melepaskan Kevin dari cengkraman mereka.
Kevin yang ingin memudahkan apa yang sedang dilakukan Bianca ini, langsung melakukan gerakan-gerakan mendorong dan dengan hanya melakukan beberapa gerakan saja, orang-orangnya Alfons sudah terlempar ke beberapa arah.
Kemudian Kevin maju ke depan untuk memegang tangan Bianca. "Ayo kita pergi dari sini."
Bianca mengangguk dan mengikuti Kevin keluar dari ruangan ballroom ini.
Kevin dan Bianca tidak memperdulikan teriakan-teriakan Victor yang terus memanggil-manggil Bianca.
Mereka berdua juga tidak memperdulikan teriakan Robert di atas panggung sana yang dengan pengeras suara, terus memerintah Bianca.
"BIANCA BERHENTI! KALAU KAMU TERUSKAN LANGKAHMU MAKA KAKEK AKAN ..."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!