TUKAR PASANGAN
Reina sedang sibuk didapur menyiapkan sarapan untuk seluruh anggota keluarganya. Setelah selesai menghidangkan makanan di meja makan dia bergegas menuju kamarnya. Saat itu dia berpapasan dengan Varen abang iparnya yang hendak mengambil air minum. Reina menundukkan kepalanya, dia tidak pernah berbicara dengan suami dari kakaknya itu.
Dan sepertinya Varen pun sama, dia tidak pernah bertegur sapa dengan Reina. Padahal mereka tinggal di rumah yang sama. Rumah berlantai dua itu dihuni oleh enam orang. Yaitu sepasang suami istri paruh baya beserta kedua putrinya yang sudah menikah. Elora Aleysia putri sulung mereka bersuamikan Varen Saskara Kenzie.
Pria berambut gondrong dan berpenampilan serampangan dengan pekerjaan yang tak jelas. Pria itu selalu pergi keluar rumah di pagi hari dan kembali sebelum malam.
Elora menikah dengan Varen akibat perjanjian yang dibuat oleh keluarga mereka dulu dengan kakek Varen. Sedangkan Putri kedua mereka bernama Reina Kayona menikahi Bobby.
Reina dan Bobby sudah menikah selama tiga tahun. Mereka adalah pasangan kekasih dan memulai kehidupan mereka dengan tidak mempunyai apa-apa. Saat itu Bobby hanyalah seorang pegawai magang dengan gaji pas-pasan. Sedangkan Reina hanyalah seorang ibu rumah tangga. Perlakuan kedua orang tuanya sangat berbeda pada Elora dan Reina.
Chandra Hasena dan istrinya Indira lebih menyayangi putri sulung mereka Elora. Mereka memberikan pendidikan terbaik untuk Elora tapi tidak untuk Reina. Mereka melarang Reina melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dengan alasan tidak mampu membiayai.
Dan saat Reina dilamar oleh Bobby, wanita itu merasakan bahwa kehidupan barunya akan dimulai. Tapi, setelah menikah kedua orang tuanya tidak mengizinkan kedua putrinya tinggal diluar. Akhirnya kedua putri dan menantu mereka pun tinggal bersama-sama dirumah itu.
Reina adalah wanita yang sangat baik dan penurut. Meskipun suaminya memberinya uang pas-pasan setiap bulannya dia tidak pernah mengeluh. Sangat berbeda dengan Elora yang selalu bertengkar dan menghina suaminya yang bekerja serabutan.
Elora selalu menghina Reina dan Bobby karena saat itu Bobby hanyalah seorang pegawai biasa. Meskipun Varen tidak jelas pekerjaannya tetapi pria itu memiliki wajah yang sangat tampan dan tubuh kekar berotot. Tapi seiring berjalannya waktu karir Bobby meningkat hingga dia mendapatkan promosi naik jabatan menjadi manajer cabang.
Dengan gaji yang besar, Reina berpikir bahwa suaminya akan memberinya uang lebih. Tapi itu hanya mimpi. Perlahan-lahan Bobby mulai berubah. Di setiap acara-acara kantor dia tidak pernah mengajak Reina karena malu mempunyai istri yang hanya ibu rumah tangga.
Tak ada seorangpun yang mengetahui rupa dari istri Bobby. Dia sengaja menyembunyikan identitasnya karena merasa tidak pantas seorang manajer sepertinya memiliki istri yang bukan wanita karir.
“Reina! Mana pakaianku? Sudah jam segini tapi kamu belum menyiapkan pakaianku.” ucap Bobby dengan ketus.
“Maaf. Tadi aku masih sibuk didapur. Tunggu sebentar ya, aku ambilkan pakaianmu dulu.”
“Makin hari kamu ini makin tidak beres ya mengurus suami!” omel Bobby memandang istrinya. “Rei! Kamu itu harusnya sadar kalau aku sekarang sudah jadi manajer. Coba lihat penampilanmu! Kamu itu membuatku malu, tahu!”
“Maaf….maaf….maaf terus yang kamu ucapkan! Aku tidak butuh maafmu! Bisa tidak, kamu itu dandan dan berpakaian bagus? Bagaimana aku bisa betah kalau setiap pulang kerja aku melihat istriku yang kusut dengan pakaian lusuh seperti ini, hah?”
Reina hanya diam saja sambil mengambilkan pakaian untuk suaminya lalu meletakkan diatas tempat tidur. “Ini bajunya.”
“Reina! Kamu dengar tidak?”
“Iya, aku dengar. Tapi, bagaimana aku mau beli pakaian? Aku tidak punya uang, uang bulanan yang kamu berikan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau bisa, aku minta uang ya supaya aku bisa membeli pakaian baru dan pergi ke salon untuk perawatan.”
“Alaaa…..alasan saja kamu! Diluar sana banyak istri-istri yang diberi uang pas-pasan sama suami mereka. Tapi mereka masih bisa merawat diri! Tapi kamu? Semakin hari semakin lusuh dan tidak ada enak-enaknya untuk dipandang.” Bobby meraih dompetnya lalu memberikan dua lembar uang seratus ribuan pada Reina.
“Ini untuk apa?” tanya Reina dengan suara lirih.
“Beli pakaian bagus dan pergi kesalon. Perawatan wajah kek, apa saja terserah! Yang penting aku mau lihat kamu tidak selusuh ini. Sebaiknya kamu juga cari kerja biar punya uang sendiri. Contoh tuh kakakmu! Dia punya karir bagus, meskipun suaminya tidak jelas pekerjaannya tapi dia bisa membiayai dirinya sendiri!”
“Kamu ini kenapa sekarang banyak berubah? Semenjak kamu naik jabatan sikapmu semakin kasar! Aku juga ingin bekerja tapi lihatlah! Saat aku bekerja tak ada seorang pun dirumah ini yang peduli untuk membersihkan rumah dan memasak! Semuanya aku yang kerjakan! Aku lelah bekerja dan sampai dirumah aku masih harus mengerjakan semuanya!”
“Reina! Kamu saja yang tidak bisa mengatur waktumu.”
“Bagaimana dengan Elora? Kenapa tidak ada orang dirumah ini yang memintanya membantuku mengerjakan pekerjaan rumah? Aku juga lelah. Aku harus mengurusi semua orang dirumah ini. Aku bahkan tidak punya waktu untuk mengurus diriku sendiri.”
“Ah….sudahlah! Memang susah kalau bicara denganmu! Selalu saja ada alasan, eh ingat ya pergi beli pakaian bagus dan rawat wajahmu supaya tidak berminyak! Setidaknya saat aku pulang kerja, mataku segar melihatmu.” ucap Bobby tanpa sadar bahwa ucapannya benar-benar menyakiti hati Reina.
“Ini hanya dua ratus ribu rupiah! Baju bagus seperti apa yang bisa kubeli pake uang segini? Paling juga bisa beli daster atau kaus oblong.” jawab Reina sekenanya karena dia merasa kesal.
“Terserah! Aku tidak mau tahu, pokoknya aku tidak mau melihatmu selusuh ini saat aku pulang!” Bobby yang sudah selesai berpakaian langsung keluar dari kamar tanpa mempedulikan Reina.
Reina menyusul suaminya ke ruang makan. Disana sudah ada kedua orang tuanya dan kakak serta abang iparnya. Reina melayani suaminya seperti biasa, meletakkan makanan dipiring Bobby. Suasana di ruang makan hening, semua orang sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tak berapa lama Varen menyudahi sarapannya lalu berdiri.
Dia tak mengucapkan sepatah katapun dan langsung pergi keluar rumah. Tak lama terdengar suara sepeda motornya yang bising. “Dasar menantu tidak berguna! Tak tahu sopan santun!” teriak Chandra marah. “Elora! Suruh suamimu itu mencari pekerjaan yang jelas! Dia tidak bisa seenaknya disini.”
“Ayah, aku sudah capek memberitahunya! Biarin sajalah! Toh aku punya jabatan bagus dan gajiku banyak! Meskipun dia tidak berguna setidaknya wajahnya tampan dan tidak malu-maluin!” ujar Elora melirik kearah adiknya. “Tidak ada manusia yang sempurna kan?”
Kalimatnya sangat sarkas, sebenarnya kata-katanya itu ditujukan kepada Reina. Wanita itu hanya diam menundukkan kepala sambil menyantap makanannya. Dia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu, dihina, di caci maki sehingga hatinya sudah membatu. Sering kali Reina bertanya-tanya kesalahan apa yang sudah dia perbuat sehingga keluarganya memperlakukannya sangat buruk.
‘Apakah aku ini memang anak kandung mereka? Kenapa perlakuan mereka padaku sangat berbeda? Elora mendapatkan semua yang di inginkannya! Sedangkan aku?’ bisik hati Reina dengan perasaan sedih. Kini dia merasa dia hanya seorang diri, bahkan suaminya pun mulai tak peduli padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Soraya
mampir thor
2024-03-07
1
Kusii Yaati
aq mampir ya kak...😊
2024-02-14
3