Satoe Tanda Cinta Letnan

Satoe Tanda Cinta Letnan

STCL 01. Rasa Terpendam

Boooooom

Duaaaaaar

Dor dor dor

Suara tembakan saling beradu diikuti suara ledakan dari granat dan bom yang baru saja dilemparkan tepat di samping mereka. Dini hari itu suasana kembali mencekam. Padahal tadi malam mereka baru saja merasa sedikit ada ketenangan.

" Letnan, Anda tidak apa-apa?"

" Aku baik-baik saja. Lindungi warga sipil. Jangan sampai ada korban baru."

" Siap laksanakan!"

Seorang wanita menenteng sebuah senjata laras panjang M 4A1 tengah fokus membidik musuh. Hari itu serangan tiba-tiba terjadi saat dini hari sekitar pukul 02.00 waktu negara setempat.

Ya saat ini wanita itu beserta tim nya tengah berada di negara P dimana negara tersebut adalah negara konflik yang hingga sekarang masih mengalami perang. Sudah sekitar satu bulan mereka berada di sana.

Kletaak

Booooom

Blukk ... Nguuuuung

Tubuh wanita itu terpental dan menghantam sebuah dinding. Seketika pandangannya kabur, telinganya berdengung dan akhirnya gelap. Dia tidak bisa melihat apapun dan tidak juga mendengar apapun.

" Ditaaaaaaa!"

" Ma, please jangan teriak-teriak apa Ma. Ini Dita sudah bangun kok."

Nadita Jyotika Lagford, gadis itu masih bermalas-malasan di kamarnya. Mendapat cuti sebelum keberangkatannya ke negara P, ia gunakan untuk bersantai di rumah. Tapi tampaknya sang mama tidak membiarkan hal tersebut. Dari tadi mamanya itu terus memanggilnya. Usia 27 tahun nyatanya hanya sebatas angka, tingkah laku Dita biasa ia dipanggil masih seperti bocah saat berada di rumah orang tuanya.

" Anak papa udan mandi belum hmm?"

Dita langsung memeluk sang papa, pria paruh baya itu masih terlihat gagah dan tampan. Padahal usianya sudah akan mendekati 60 tahun.

" Dit, kalau kamu begitu dilihat sama anak buahmu gimana?"

" Ya nggak gimana-gimana mah."

Silvya menepuk keningnya pelan. Dita sangat jauh berbeda saat mode anak papa dan mode tentara. Mode anak papa, gadis itu begitu manja kepada Dika. Dan mode tentara gadis itu sangat tegas kepada tim nya.

Saat ini Dita belum memberitahu keberangkatannya ke negara P. Padahal keberangkatannya dijadwalkan lusa. Entah reaksi seperti apa yang akan papa nya perlihatkan.

Dika begitu mellow jika berhubungan dengan anak-anak nya. Saat Dita memutuskan untuk mendaftar sebagai taruna di AKMIL Magelang pun Dika tak berhentinya menangis. Menjadi taruna pasti akan melakukan latihan fisik yang berat, Dika sungguh tidak tega akan hal tersebut.

Ketiganya akhirnya sarapan bersama. Setelah makanan mereka mulai habis Dita kemudian memulai pembicaraan seriusnya.

" Ma, Pa, Dita lusa berangkat ke negara P. Mungkin sekitar 3 sampai 6 bulan Dita akan berada di sana."

Hening

Tidak ada reaksi apapun dari kedua orang tuanya. Dita sedikit aneh. Biasanya baik papa maupun mama nya akan drama setiap Dita mengatakan kaan pergi tugas. Merasa tidak ada rekasi Dita pun menyelesaikan makannya, membawa piring kotornya ke wastafel, mencucinya dan kembali ke kamar untuk bersiap-siap. Tanpa gadis itu tahu saat ini sang mama wajahnya sudah berlinangan air mata.

"Hiks, mas, anak kita mau kemana lagi. Itu bukannya negara P lagi perang ya. Mas, setiap Dita pergi tuh aku selalu merasa sudah kehilangan dia. Kadang aku nyesel udah ngizinin dia buat jadi tentara."

" Sttt, jangan begitu. Ridho orang tua itu adalah bekal tersendiri bagi anak-anaknya. Sebenarnya apa yang dilakukan Dita dan kamu dulu tidak jauh berbeda. Yang membedakan hanya status dan aturannya saja. Dia adalah gadis yang kuat dan berprestasi. Kamu lihat sendiri kan diusianya yang begitu muda sudah memiliki pangkat. Dengan hal itu saja sudah membuktikan kalau dia itu mampu melakukan ini semua. Kita doakan yang terbaik saja."

Silvya mengangguk, apa yang dikatakan suaminya itu benar adanya. Biasanya Dika yang mellow, ini tumben Silvya yang berderai air mata.

Hari keberangkatan Dita pun akhirnya tiba. Dika, Silvya, Nataya dan Naisha pun ikut mengantar. Dita memeluk satu-persatu anggota keluarganya tersebut. Padahal mereka sudah sering mengantar Dita pergi bertugas tapi kali ini semua terlihat menangis

" Hei ayolah, bukan sekali ini Dita pergi."

Semua menghapus air matanya. Seseorang datang dan memberi hormat ke pada Dita.

" Letnan waktunya berangkat."

" Baik, saya akan segera kesana. Dita pamit ya."

Lambaian tangan keluarganya mengiringi Dita pergi bertugas. Dita berjalan semakin menjauh. Ia melihat kebelakang. Dilihatnya papa dan mama nya semakin tidak terlihat. Mata Dita mengerjab pelan. Ia benar-benar tidak bisa melihat apapun sekarang. Semua gelap, hanya sebuah suara yang memanggilnya.

" Letnan, Letnan Dita. Letnan, apakah bisa mendengar ku. Letnan! Bahaya,tidak ada respon. Mari bawa Letnan Dita ke camp. Panggil tim medis."

" Siap Kapten Alsaki."

Dita bisa mendengar kedua anggota tim nya tersebut. Namun tubuhnya benar-benar tidak bisa digerakkan. Lidahnya kelu untuk berucap padahal ia ingin berteriak mengatakan bahwa dia tidak apa-apa.

Tubuh Dita dibawa oleh anggotanya, mereka adalah Kapten Alsaki dan Lettu Brahma ke dalam tenda medis. Disana juga ada tentara medis yang siap sedia pada setiap situasi.

" Oh shiit, she had a cardiac arrest. Do CPR now! ( dia mengalami henti jantung, lakukan CPR sekarang)"

Dokter yang lain langsung naik ke atas tubuh Dita dan melakukan CPR untuk bisa mengembalikan denyut jantung. Wajah cemas terlihat pada Alsaki dan Brahma. Mereka tadi sungguh kecolongan. Saat Dita menyuruh mengamankan warga sipil, tidak ada satu diantara mereka yang berada di samping sang Letnan untuk melindungi.

" Kapt Al, bagaimana keadaan Letnan Dita."

Seseorang datang menanyakan keadaan Dita. Dia adalah Letda Ekadanta. Alsaki hanya diam, mereka masih menunggu dokter yang sedang melakukan tindakan medis kepada Dita.

Please, jangan sampai terjadi apa-apa padamu. Aku sungguh tidak bisa melihatmu kenapa-napa.

Seseorang bergumam, dia begitu khawatir kepada Dita. Tapi tidak ada yang tahu tentang apa yang pria itu rasakan. Dia cukup pandai menutupi rasa hatinya yang sudah dipendamnya selama dua tahun ini.

Di dalam tenda dokter masih berusaha untuk mengembalikan denyut jantung Dita. Defibrillator pun digunakan, hingga bunyi di monitor kembali terdengar.

" Good job!"

" Syukurlah."

Semua tampak menghela nafasnya lega. Dita pun kembali sadar. Rupanya ia terkena syok saat granat menghantam bangunan samping Dita berada sehingga tubuh Dita terpental. Beruntung tidak ada yang serius hanya saja punggung Dita yang luka karena menghantam bangunan.

Dita kembali bisa melihat beberapa orang yang sedang mengobatinya. Sesaat gadis itu tersenyum, nyawanya masih aman hingga saat ini.

" Aku pikir aku akan berakhir di sini. Pa, ma maafin Dita ya kalau Dita banyak salah."

Ia kembali memejamkan matanya. Sebenarnya bukan kali pertama kejadian seperti itu menimpanya, tapi yang sekarang ini entah mengapa bayangan keluarganya begitu jelas di pelupuk mata.

TBC

Hai-hai readers kesayangan akoooh. Karya baru nih, masih inget kan ini siapa. Yups, ini adalah Dita adik dari Nataya. Kali ini Othor mau membuat kisah putrinya Papa Dika sama Mama Silvya.

Semoga kalian suka ya. Othor nulis ini sambil bayangin DOTS sam CLOY hahaha. Tapi nggak kok alurnya nggak sama kayak mereka. Cuma vibes nya aja berasa begitu.

Happy reading readers, jangan lupa dukung othor terus ya.

Terpopuler

Comments

Nur Bahagia

Nur Bahagia

bukannya granat dulu baru tembakan 😁

2024-10-27

0

komalia komalia

komalia komalia

selalu ngikut kisah ppaah dika sama mamah silfya

2024-09-18

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Siapakah dia... yang memendam rasa...?

2024-05-19

0

lihat semua
Episodes
1 STCL 01. Rasa Terpendam
2 STCL 02. Sangat Jauh
3 STCL 03. Orang Asing
4 STCL 04. Terimakasih Ma
5 STCL 05. Cantik dan Gagah
6 STCL 06. Pilihan Hati
7 STCL 7. Mundur Alon-Alon
8 STCL 8. Pulang
9 STCL 9. Bocah Labil
10 STCL 10. Berasa Ditodong
11 STCL 11. Neraka Dunia
12 STCL 12. Sebenarnya Absurd
13 STCL 13. Kok Jadi Kepo
14 STCL 14. Real Beban Keluarga
15 STCL 15. Panggilan Tengah Malam
16 STCL 16. Saya Sangat Yakin
17 STCL 17. Bagaimana Kabarmu?
18 STCL 18. Letnan, Tunggu!!!
19 STCL 19. Siapa Dia?
20 STCL 20. Pasti Tidak Mudah
21 STCL 21. Mission complete
22 STCL 22. Ada Konspirasi Lain?
23 STCL 23. Tatapan Mata
24 STCL 24. Semoga Hanya Kebetulan
25 STCL 25. Jangan Ada Apa-Apa
26 STCL 26. Apa Ini Selingkuh?
27 STCL 27. Berperang Mendapatkanmu
28 STCL 28. I Got You
29 STCL 29. Jangan Macam-Macam
30 STCL 30. Pemuda Yang Baik
31 STCL 31. Suara Langkah Kaki
32 STCL 32. Beruntung dan Tidak Beruntung
33 CTCL 33. Harus Terima Akibatnya
34 STCL 34. In Action
35 STCL 35. Mencintai Anda
36 STCL 36. Celaka Membawa Berkah
37 STCL 37. Ayo Menikah!
38 STCL 38. Wellcome Mr. Robertho
39 STCL 39. Pilihan Sulit
40 STCL 40. Meminta Menjadi Istri
41 STCL 41. Aku Yang Keluar
42 STCL 42. Cerita Lalu
43 STCL 43. Tidak Akan Melepasmu
44 STCL 44. Bagian Dari Strategi
45 STCL 45. Akan Ku Balas
46 STCL 46. Sendiri Lagi
47 STCL 47. Gagalnya Indra
48 STCL 48. Drama Sesungguhnya
49 STCL 49. Permintaan Queen
50 STCL 50. Kepergian
51 STCL 51. Tidak Ada Yang Namanya Selesai Untuk Tugas Negara (END)
Episodes

Updated 51 Episodes

1
STCL 01. Rasa Terpendam
2
STCL 02. Sangat Jauh
3
STCL 03. Orang Asing
4
STCL 04. Terimakasih Ma
5
STCL 05. Cantik dan Gagah
6
STCL 06. Pilihan Hati
7
STCL 7. Mundur Alon-Alon
8
STCL 8. Pulang
9
STCL 9. Bocah Labil
10
STCL 10. Berasa Ditodong
11
STCL 11. Neraka Dunia
12
STCL 12. Sebenarnya Absurd
13
STCL 13. Kok Jadi Kepo
14
STCL 14. Real Beban Keluarga
15
STCL 15. Panggilan Tengah Malam
16
STCL 16. Saya Sangat Yakin
17
STCL 17. Bagaimana Kabarmu?
18
STCL 18. Letnan, Tunggu!!!
19
STCL 19. Siapa Dia?
20
STCL 20. Pasti Tidak Mudah
21
STCL 21. Mission complete
22
STCL 22. Ada Konspirasi Lain?
23
STCL 23. Tatapan Mata
24
STCL 24. Semoga Hanya Kebetulan
25
STCL 25. Jangan Ada Apa-Apa
26
STCL 26. Apa Ini Selingkuh?
27
STCL 27. Berperang Mendapatkanmu
28
STCL 28. I Got You
29
STCL 29. Jangan Macam-Macam
30
STCL 30. Pemuda Yang Baik
31
STCL 31. Suara Langkah Kaki
32
STCL 32. Beruntung dan Tidak Beruntung
33
CTCL 33. Harus Terima Akibatnya
34
STCL 34. In Action
35
STCL 35. Mencintai Anda
36
STCL 36. Celaka Membawa Berkah
37
STCL 37. Ayo Menikah!
38
STCL 38. Wellcome Mr. Robertho
39
STCL 39. Pilihan Sulit
40
STCL 40. Meminta Menjadi Istri
41
STCL 41. Aku Yang Keluar
42
STCL 42. Cerita Lalu
43
STCL 43. Tidak Akan Melepasmu
44
STCL 44. Bagian Dari Strategi
45
STCL 45. Akan Ku Balas
46
STCL 46. Sendiri Lagi
47
STCL 47. Gagalnya Indra
48
STCL 48. Drama Sesungguhnya
49
STCL 49. Permintaan Queen
50
STCL 50. Kepergian
51
STCL 51. Tidak Ada Yang Namanya Selesai Untuk Tugas Negara (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!