Tersembunyi Dalam Kabut

Tersembunyi Dalam Kabut

Bab I Cuti

Udara sore mulai terasa hangat, perlahan lahan sinar matahari meredup, menyirami bumi dengan cahaya jingga menghias langit. Angga buru buru merapikan meja kerja. Hari ini cuti besar pertama Angga telah di setujui.

Sudah tiga tahun ini Angga bekerja di sebuah perusahaan multi nasional milik Asing. Kesibukan membuatnya jauh dari kata santai, itu sebabnya dia tidak ingin melewatkan cuti besar pertama yang jatuh pada hari ini.

Dengan cepat Angga menyusun rencana kegiatan liburan. Dia akan pergi menuju kota Malang untuk tujuan utama, kemudian pergi ke kota Banyuwangi untuk memenuhi undangan seorang teman lama bernama Herly.

"Aku harus cepat cepat packing. Kalau tidak, aku akan ketinggalan pesawat."

Angga terlihat gusar, dia segera melajukan mobilnya menembus kemacetan. Seperti biasa jalanan ibu kota selalu macet di jam pulang kantor. Mobil yang ia kemudikan melaju sangat lambat, merayap, namun Angga tidak terbawa emosi, karena ia telah terbiasa dengan hal itu. Angga sabar berlama lama di jalan agar tiba di rumah dengan selamat.

Bagi para pekerja kantoran seperti Angga, fenomena ini tidak dapat dihindari. Untungnya Angga adalah tipe pribadi yang memiliki cukup banyak stok sabar. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Angga berhasil juga menerobos macet. Dia segera tancap gas agar tiba di rumah tepat waktu.

Sesuai perkiraan, Angga tiba di rumah tepat waktu. Jam tangannya menunjukkan pukul tujuh malam. Dia bergegas pergi ke kamar untuk berganti pakaian, kemudian cepat cepat menghabiskan makan malam yang terhidang di meja.

Setelah semuanya beres, Angga segera memesan taxi online. Dia buru buru mengambil koper kecil miliknya, begitu taxi yang di pesan tiba. Tepat jam tujuh tiga puluh Angga berangkat menuju bandara.

"Syukurlah masih sempat, untung si bapak driver online lincah, kalau tidak aku pasti sudah ketinggalan pesawat sekarang."

Angga bergumam lirih. Setelah melewati beberapa pemeriksaan Angga segera masuk menuju ruang tunggu, dan berbaur dengan calon penumpang tujuan Surabaya.

Tak di sangka sangka, dia bertemu Ryo dan Jaka disana. Rupanya mereka berdua juga mendapat undangan yang sama dari Herly.

"Kamu Ryo kan, astaga bro sudah tiga tahun lebih kita nggak ketemu, kamu gemuk sekali sekarang. Pasti bisnismu lancar, ya kan?"

Angga menjabat tangan Ryo lalu memeluk teman sekelas, sewaktu mereka masih sama sama belajar di bangku kuliah. Ryo dan Jaka adalah sahabat kental semasa kuliah. Setelah sama sama lulus dari universitas, mereka berdua memutuskan untuk membuka bisnis kuliner di kawasan Jakarta Timur.

"Kamu kerja di mana Ngga, dari tampilan perlente begini sih, aku boleh tebak, kalau kamu bekerja di sebuah perusahaan besar milik investor asing, ya kan bro?"

"Hehehe... Iya Jak, aku diterima kerja di perusahaan asing, begitu kita lulus kuliah."

"Kamu belum berubah bro, masih saja suka aneh, tanya sendiri, jawab juga sendiri."

Angga tertawa kecil menjawab pertanyaan Jaka yang tiba tiba saja muncul dari arah toilet. Pria kekar bernama jaka langsung menjabat hangat tangan Angga, dan segera bergabung dalam obrolan mereka.

Angga yang tidak punya bahan obrolan, sepontan saja membahas soal undangan Herly. Teman satu angkatan mereka, yang hilang kabar setelah ia lulus lebih awal dari rekan rekan seangkatannya.

Tiga tahun lebih sudah mereka tidak tahu kabarnya. Tapi sekarang, tiba tiba saja dia muncul dengan sebuah undangan untuk vacation di desa orang tua Herly yang berada jauh di pelosok kota Banyuwangi.

Walau pada awalnya undangan Herly itu terkesan agak misterius, tapi kemudian Angga, Ryo, dan Jaka, mereka semua setuju untuk datang memenuhi undangan tersebut.

Secara kebetulan hari ini mereka bertemu di penerbangan yang sama. Ryo mencoba membujuk Angga agar mereka sama sama ke Banyuwangi, lalu melanjutkan rencana liburan Angga ke kota Malang.

"Ngga, kamu ke Banyuwangi bareng sama kita saja, nanti dari sana baru ke Malang, sekalian kita langsung pulang ke Jakarta, bagaimana?"

Untuk beberapa saat Angga hanya terdiam. Dia berpikir sejenak, lalu menyetujui usulan Ryo. Panggilan untuk memasuki kabin pesawat telah terdengar, mereka mengakhiri percakapan lalu bergegas masuk menuju pesawat.

Tak lama pesawat lepas landas. Setiap orang sibuk dengan urusan masing masing. Jam menunjukkan pukul sebelas malam saat pesawat tiba di Surabaya. Angga, Ryo, dan Jaka memutuskan menginap di hotel yang sama malam ini.

Besok pagi mereka akan menuju stasiun untuk melanjutkan perjalanan dengan kereta. Ryo dan Jaka memilih tidur dalam satu kamar yang sama. Sedangkan Angga tidur sendiri di kamar yang berbeda.

Pagi pagi sekali ketiganya telah siap untuk cek out. Usai sarapan, mereka langsung pergi menuju stasiun kereta. Angga berjalan menuju loket untuk mencetak tiket perjalanan mereka, sedangkan Ryo dan Jaka hanya duduk menunggu di kursi calon penumpang.

"Gimana bro, kita dapat gerbong nomor berapa, duduknya nggak pisah kan?"

Jaka berjalan menghampiri Angga kemudian bertanya nomor gerbong dan kursi mereka. Angga tidak menjawab pertanyaan Jaka, dia hanya memberikan tiket kepada masing masing orang, kemudian menunjuk ke arah gerbong yang akan mereka tumpangi. Kereta jurusan Banyuwangi akan segera di berangkatkan. Mereka bergegas masuk ke dalam gerbong dan duduk di tempat masing masing.

"Perjalanannya cukup panjang, sepertinya aku bakal bosan kalau hanya duduk selama tujuh jam."

Ryo membuka obrolan, sementara Jaka yang masih mengantuk, dia memilih untuk langsung tidur dengan bantal kecil yang dia sandarkan di dinding kaca kereta.

Sementara itu, Angga yang tidak punya pilihan lain, akhirnya mau tak mau, pemuda itu hatus meladeni Ryo untuk mengobrol.

"Tujuh jam itu tak lama Yo, di bawa santai saja, nanti juga pasti bakal sampai."

"Eh iya dari kemarin, kita cuma membahas soal Herly, keluarga kamu apa kabarnya Yo?"

Angga mencoba basa basi untuk mengisi waktu. Ia bertanya tentang keluarga Ryo. Pria tambun yang memang senag sekali mengobrol itu, lantas menjawab pertanyaan Angga dengan antusias.

"Orang tua ku sehat, mereka baik baik saja, masih tinggal di rumah yang lama. Kalau aku tinggal di Bekasi. Sejak putus dengan Mila, aku tidak pernah pacaran lagi Ngga, jadi aku belum menikah sampai sekarang."

"Hampir seluruh Waktu yang aku punya, habis untuk bekerja di resto. Ya... seperti yang kamu tahu, kami merintis bisnis kuliner ini berdua dari nol. Jadi aku belum sempat berpikir untuk punya pasangan."

"Tidak seperti si kutu kupret satu ini, dia awet pacaran sama Raina, padahal aku tahu cewek model, seperti Raina, cuma mau jajan saja sama dia."

Ryo menceritakan kisah cintanya yang telah kandas. Angga hanya menyimak, sebenarnya dia tidak terlalu perduli dengan kisah asmara mereka. Dia sendiri mempunyai lika liku percintaan yang kurang lebih sama dengan Ryo.

Pluit petugas berbunyi, suara mesin lokomotif kereta berderu melambat. Kereta yang mereka tumpangi telah tiba di stasiun kecil. Angga cepat cepat turun, kemudian bertanya kepada petugas, berapa lama kereta akan berhenti.

"Maaf mas, kereta ini berangkat berapa menit lagi ya, kalau masih lama, saya mau pergi ke kamar kecil sebentar."

"Sepuluh menit lagi mas, jangan telat ya, kereta tidak akan mau menunggu penumpang yang terlambat."

"Kalau sampean sampai terlambat naik ke gerbong, pasti akan kami tinggalkan."

Sepuluh menit waktu yang cukup untuk sekedar buang air kecil dan basuh muka pikir Angga. Dia lalu segera berlari menuju toilet, dan berencana akan membeli makanan ringan untuk bekal mendengarkan cerita Ryo.

Sementara itu Ryo mengikuti Angga turun dari kereta. Pemuda tambun itu berjalan mondar mandir untuk meluruskan kakinya yang pegal.

Sesekali Ryo terlihat menyapa calon penumpang yang akan naik kereta. Pemuda tambun itu tersenyum ramah, sambil menghisap sebatang rokok di tangan kanannya.

Ryo benar benar dapat menikmati perjalanannya kali ini. Suasana stasiun yang agak sepi, membuat semua orang bisa sedikit lebih santai. Ryo memutuskan duduk di sebuah bangku kayu.

Udara pagi yang sejuk, membuat Ryo dapat lebih tenang menikmati pemandangan stasiun sambil terus menyesap rokoknya.

Usai menghabiskan dua batang rokok, Ryo berjalan ke arah toilet. Tiba tiba fokusnya teralihkan pada sosok wanita tua berkebaya serba hitam yang sedang berdiri bungkuk di samping lorong menuju toilet.

Nenek tua itu seperti sedang fokus mengawasi Ryo. Sorot matanya tajam seolah memendam amarah. Angga yang baru saja keluar dari toilet langsung menghampiri Ryo.

"Kamu lihat apa bro, matamu dari tadi melotot nggak berkedip sama sekali. Apa ada cewek cakep di toilet itu?"

Ryo tak merespon, dia tetap diam mematung, sementara matanya terus fokus ke arah nenek yang mengenakan kebaya hitam. Kesal tidak mendapatkan jawaban, Angga lalu menepuk bahu Ryo, mengajak pria tambun itu untuk naik kembali ke kereta.

"Hey Yo..., ayo masuk, keretanya sudah mau berangkat lagi!"

Tepukan di bahunya membuat Ryo tersadar seketika, dan si nenek misterius, sudah tidak ada lagi di tempat itu.

"Pulang...!"

"Jangan teruskan perjalanan ini, kalau kalian semua mau selamat."

Tiba tiba Ryo mendengar suara parau wanita tua di telinganya. Sura itu terdengar sangat jelas membentak. Ryo yang kebingungan langsung mengedarkan pandangan ke arah sekitar. Namun tidak ada orang lain di tempat itu, kecuali dirinya sendiri.

Pluit telah berbunyi Ryo cepat cepat naik ke dalam kereta. Wajahnya pucat, tampak raut kecemasan yang tidak dapat ia sembunyikan.

"Kamu kenapa lagi Yo, hari ini tingkah lakumu benar benar sangat aneh, ada apa sebenarnya?"

"Aku lihat ada seorang nenek nenek mengenakan kebaya hitam berdiri di lorong dekat pintu toilet Ngga. Sorot matanya tajam, seolah olah dia benci sekali padaku."

"Dan tadi, saat kamu menepuk bahuku, tiba tiba nenek tua itu menghilang, tapi kemudian aku mendengar suara serak seorang wanita yang berbisik di telingaku."

"Kamu tahu dia bilang apa Ngga?"

"Suara wanita itu bilang, kita harus pulang. Dia seperti melarang kita melanjutkan perjalanan ini Ngga. Sumpah demi apa, aku dengar jelas suara parau wanita itu di telinga ini bro."

Angga tertawa kecil, menutup mulutnya. Dia tidak percaya dengan ucapan Ryo. Menurutnya pria tambun itu hanya mengada ada. Baginya Ryo hanya sedang lelah, sehingga berhalusinasi.

"Kamu ada ada saja Yo, aku kan baru keluar dari toilet, dan waktu aku menepuk bahumu, tidak ada siapa siapa disana men."

"Cuma kamu dan petugas kereta yang bersiap siap untuk memberi tanda kereta berangkat. Hanya itu saja, tidak ada lagi yang lain."

Ryo mulai ragu dengan dirinya sendiri. Dia memilih mempercayai perkataan Angga, lalu mencoba tenang dan mengabaikan saja peristiwa yang baru dia alami di stasiun kecil. Sementara itu Angga memilih tidur sambil mendengar musik dari headset yang terpasang di telinganya.

Terpopuler

Comments

liani purnapasary

liani purnapasary

mencoba menyimak dulu😃

2023-11-18

2

Ifan K.

Ifan K.

thank you ya...

2023-10-08

0

Ifan K.

Ifan K.

terima kasih🙏

2023-10-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab I Cuti
2 Bab 2 Teror Dalam Kereta
3 Bab 3 Pertanda
4 Bab 4 Bagus
5 Bab 5 Romo
6 Bab 6 Wafatnya Sang Romo
7 Bab 7 Wasiat Romo
8 Bab 8 Maut Pengantar Jenazah
9 Bab 9 Ritual Terakhir
10 Bab 10 Penasaran
11 Bab11 Loak buku
12 Bab 12 Sebuah Teka teki
13 Bab 13 Peringatan
14 Bab 14 Ganjil
15 Bab 15 Jejak Dari Masa Lalu
16 Bab 16 Sebuah Firasat
17 Bab 17 Peta Desa Leluhur
18 Bab 18 Rahasia Romo
19 Bab 19 Ruang Rahasia
20 Bab 20 Terlambat
21 Bab 21 Merangkai Kenangan
22 Bab 22 Malam Genting
23 Bab 23 Hilang
24 Bab 24 Mengejar Herly
25 Bab 25 Menapak Kenangan
26 Bab 26 Ibu
27 Bab 27 Desa di Balik Kabut
28 Bab 28 Gadis Kerudung Merah
29 Bab 29 Rumah Joglo
30 Bab 30 Firasat Yasmin
31 Bab 31 Hujan Darah
32 Bab 32 Tersesat
33 Bab 33 Petunjuk Kakak
34 Bab 34 Wanita yang Terbakar
35 Bab 35 Menit menit Penentuan
36 Bab 36 Balas Dendam Darsih
37 Bab 37 Tewasnya Ryo dan Jaka.
38 Bab 38 Nenek Kebaya Hitam
39 Bab 39 Pindah Alam
40 Bab 40 Kebaya Hitam
41 Bab 41 Ritual Putus Kontrak Darah
42 Bab 42 Kembalinya Adipati Rekso
43 Bab 43 Bantuan Gaib Para Leluhur
44 Bab 44 Gadis Kerudung Merah
45 45 Segel Mati
46 Bab 46 Tangisan Yasmin
47 Bab 47 Keteguhan Hati
48 Bab 48 Gadis Misterius
49 Bab 49 Karyawan Baru
50 Bab 50 Namaku Ayunindya
51 Bab 51 Rumah Kosong
52 Bab 52 Lamaran Gaib
53 Bab 53 Jelang Pernikahan
54 Bab 54 Hari Hari yang Menegangkan
55 Bab 55 Pernikahan beda Alam
56 Bab 56 Ada Apa Dengan Angga
57 Bab 57 Bersiasat
58 Bab 58 Rahasia Angga
59 Bab 59 Pria Misterius
60 Bab 60 Ruqyah
61 Bab 61 Mimpi Yasmin
62 Bab 62 Pesan dari Bagus
63 Bab 63 Mengejar Yasmin
64 Bab 64 Peringatan dari Herly
65 Bab 65 Janji Angga
66 Bab 66 Tapa Hening
67 Bab 67 Rahasia Angga
68 Bab 68 Bayangan Misterius
69 Bab 69 Menembus Dinding Gaib
70 Bab 70 Memburu Bagus
71 Bab 71 Memori yang Hilang
72 Bab 72 Mencari Jejak Herly.
73 Bab 73 Kemunculan Herly
74 Bab 74 Perburuan
75 Bab 75 Tersembunyi Dalam Kabut
76 Bab 76 Mencari Jejak om Bandi
77 Bab 77 Sosok Penolong
78 Bab 78 Pertarungan Terakhir
79 Bab 79 Kekalahan
80 Bab 80 Kemenangan Sumpah
81 Bab 81 Babak Baru
82 Bab 82 Jodoh yang Hilang
83 Bab 83 Hati untuk Angga
84 Bab 84 Penampakan di Cermin
85 Bab 85 Dia Bukan Ayu
86 Bab 86 Kuntilanak Merah
87 Bab 87 Kamuflase
88 Bab 88 Serangan Fisik
89 Bab 89 Penjara Roh
90 Bab 90 Tabir Misteri
91 Bab 91 Labirin
92 Bab 92 Dasimah
93 Bab 93 Kematian Dasimah
94 Bab 94 Kabar Baik
95 Bab 95 Aji Malih Jiwo
96 Bab 96 Bayangan Hitam
97 Bab 97 Penumpang Gelap
98 Bab 98 Mahluk Bayangan
99 Bab 99 Jebakan
100 Bab 100 Menjerat Bayangan Hitam
101 Bab 101 Gerbang Neraka
102 Bab 102. Nyekar
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab I Cuti
2
Bab 2 Teror Dalam Kereta
3
Bab 3 Pertanda
4
Bab 4 Bagus
5
Bab 5 Romo
6
Bab 6 Wafatnya Sang Romo
7
Bab 7 Wasiat Romo
8
Bab 8 Maut Pengantar Jenazah
9
Bab 9 Ritual Terakhir
10
Bab 10 Penasaran
11
Bab11 Loak buku
12
Bab 12 Sebuah Teka teki
13
Bab 13 Peringatan
14
Bab 14 Ganjil
15
Bab 15 Jejak Dari Masa Lalu
16
Bab 16 Sebuah Firasat
17
Bab 17 Peta Desa Leluhur
18
Bab 18 Rahasia Romo
19
Bab 19 Ruang Rahasia
20
Bab 20 Terlambat
21
Bab 21 Merangkai Kenangan
22
Bab 22 Malam Genting
23
Bab 23 Hilang
24
Bab 24 Mengejar Herly
25
Bab 25 Menapak Kenangan
26
Bab 26 Ibu
27
Bab 27 Desa di Balik Kabut
28
Bab 28 Gadis Kerudung Merah
29
Bab 29 Rumah Joglo
30
Bab 30 Firasat Yasmin
31
Bab 31 Hujan Darah
32
Bab 32 Tersesat
33
Bab 33 Petunjuk Kakak
34
Bab 34 Wanita yang Terbakar
35
Bab 35 Menit menit Penentuan
36
Bab 36 Balas Dendam Darsih
37
Bab 37 Tewasnya Ryo dan Jaka.
38
Bab 38 Nenek Kebaya Hitam
39
Bab 39 Pindah Alam
40
Bab 40 Kebaya Hitam
41
Bab 41 Ritual Putus Kontrak Darah
42
Bab 42 Kembalinya Adipati Rekso
43
Bab 43 Bantuan Gaib Para Leluhur
44
Bab 44 Gadis Kerudung Merah
45
45 Segel Mati
46
Bab 46 Tangisan Yasmin
47
Bab 47 Keteguhan Hati
48
Bab 48 Gadis Misterius
49
Bab 49 Karyawan Baru
50
Bab 50 Namaku Ayunindya
51
Bab 51 Rumah Kosong
52
Bab 52 Lamaran Gaib
53
Bab 53 Jelang Pernikahan
54
Bab 54 Hari Hari yang Menegangkan
55
Bab 55 Pernikahan beda Alam
56
Bab 56 Ada Apa Dengan Angga
57
Bab 57 Bersiasat
58
Bab 58 Rahasia Angga
59
Bab 59 Pria Misterius
60
Bab 60 Ruqyah
61
Bab 61 Mimpi Yasmin
62
Bab 62 Pesan dari Bagus
63
Bab 63 Mengejar Yasmin
64
Bab 64 Peringatan dari Herly
65
Bab 65 Janji Angga
66
Bab 66 Tapa Hening
67
Bab 67 Rahasia Angga
68
Bab 68 Bayangan Misterius
69
Bab 69 Menembus Dinding Gaib
70
Bab 70 Memburu Bagus
71
Bab 71 Memori yang Hilang
72
Bab 72 Mencari Jejak Herly.
73
Bab 73 Kemunculan Herly
74
Bab 74 Perburuan
75
Bab 75 Tersembunyi Dalam Kabut
76
Bab 76 Mencari Jejak om Bandi
77
Bab 77 Sosok Penolong
78
Bab 78 Pertarungan Terakhir
79
Bab 79 Kekalahan
80
Bab 80 Kemenangan Sumpah
81
Bab 81 Babak Baru
82
Bab 82 Jodoh yang Hilang
83
Bab 83 Hati untuk Angga
84
Bab 84 Penampakan di Cermin
85
Bab 85 Dia Bukan Ayu
86
Bab 86 Kuntilanak Merah
87
Bab 87 Kamuflase
88
Bab 88 Serangan Fisik
89
Bab 89 Penjara Roh
90
Bab 90 Tabir Misteri
91
Bab 91 Labirin
92
Bab 92 Dasimah
93
Bab 93 Kematian Dasimah
94
Bab 94 Kabar Baik
95
Bab 95 Aji Malih Jiwo
96
Bab 96 Bayangan Hitam
97
Bab 97 Penumpang Gelap
98
Bab 98 Mahluk Bayangan
99
Bab 99 Jebakan
100
Bab 100 Menjerat Bayangan Hitam
101
Bab 101 Gerbang Neraka
102
Bab 102. Nyekar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!