Bab 12 Sebuah Teka teki

Hampir jam sebelas siang saat Angga dan om Bandi memasuki halaman parkir perpustakaan. Bangunan tua peninggalan era kolonial Belanda itu selalu berhasil mengundang decak kagum para pengunjung.

Angga berdiri di depan pintu masuk sambil mengamati struktur bangunan yang tampak kokoh tak lekang oleh zaman. Hatinya tak sabar ingin segera masuk untuk mencari tahu buku atau artikel yang berhubungan dengan budaya leluhur suku jawa di masa lalu.

"Selamat datang pak, ada yang bisa di bantu?"

Suara lembut seorang pegawai perpustakaan terdengar ramah menyambut. Angga yang masih terpukau dengan bentuk bangunan kokoh di depannya, segera sadar lalu memalingkan wajah ke arah suara wanita muda yang sedang berdiri anggun beberapa meter di dekatnya.

"Oh iya, maaf mbak, kenalkan nama saya Angga, bangunan kokoh ini membuat saya kagum, kebetulan sekali saya memang sedang butuh bantuan anda."

"Dimana saya bisa mencari buku atau artikel tentang sejarah budaya jawa, tepatnya kamus bahasa sansekerta dan hal hal seputar ritual orang jawa di masa lalu mbak?"

Perempuan petugas perpustakaan itu tak lantas memberikan jawaban, dia menatap wajah Angga penuh selidik, seakan akan ia mencurigai maksud dan tujuan Angga datang berkunjung ke perpustakaan.

"Hallo... Mbak, dimana saya bisa cari kamus bahasa sansekerta dan buku buku tentang budaya orang jawa, utamanya tentang ritual mereka?"

Angga berucap sekali lagi untuk mempertegas pertanyaannya. Wanita petugas perpustakaaan itu tersentak dan lalu berjalan cepat menuju sebuah lorong yang minim cahaya.

"Disini pak, di rak ke tiga, ada banyak buku yang membahas tentang ritual kuno, dan klenik. Tapi kalau boleh tahu, anda mencari buku buku mistik untuk studi apa, apakah bapak ini seorang dosen?"

Petugas perpustakaan berusaha mengulik lebih dalam, tentang tujuan Angga mencari buku buku terkait budaya masyarakat jawa di masa lalu.

"Bukan mbak, saya hanya karyawan di salah satu perusahaan milik swasta asing yang ada di Jakarta."

"Soal kenapa saya tertarik mencari buku buku tentang budaya jawa dan ritual yang terkait klenik, itu karena buku tua yang saya beli di kios loak."

"Saya baru saja membelinya hari ini, dan sangat penasaran ingin tahu apa isinya. Andai saja sang penulis menyertakan terjemahannya, tentu saya tidak perlu sampai datang kemari."

"Tapi ternyata karena buku ini, saya bisa sampai disini, di bangunan tua yang indah, dan punya sejarahnya sendiri."

Petugas perpustakaan mengamati buku tua yang di genggam Angga, saat Om bandi tiba tiba datang menyela pembicaraan mereka. Ia kemudian menjelaskan maksud tujuan Angga mencari buku buku berbau mistik di perpustakaan kota.

Petugas perpustakaan yang mulai faham dengan situasinya, lalu sigap untuk membantu Angga, ia dengan cepat menyusuri lorong di antara rak, lalu mengambil beberapa buah buku yang mungkin akan berguna untuk pemuda tampan itu.

"Mungkin beberapa dari buku buku ini bisa menjadi referensi yang tepat untuk anda. Saya sudah sempat membacanya, dan menurut saya, buku buku itu akan sangat membantu."

"Oh iya, buku yang ini literasi aksara jawi, dengan panduan buku ini anda akan lebih mudah memahami arti setiap kata dalam buku, walaupun sebenarnya buku ini bukan kamus bahasa, tapi saya yakin akan sangat membantu."

Angga tersenyum tipis, sembari berterima kasih kepada wanita petugas perpustakaan. Dia lalu menerima beberapa buah buku dari tangan wanita itu, dan sebentar kemudian dia sudah larut dalam keheningan.

Angga terus sibuk membaca buku, sambil mencoba untuk mengkait kaitkan berbagai fenomena ganjil yang dia alami di rumah Herly. Setiap peristiwa yang terekam di dalam memorinya, di cocokkan dengan penjelasan dari buku buku yang ia baca.

"Ini dia, apakah mungkin perjanjian darah dengan iblis akan mengikat satu garis keturunan dan tidak bisa di putus sampai keturunan terakhir habis tak bersisa?"

Angga tiba tiba berhenti membaca dan fokus pada sebuah bab buku yang di tulis oleh seorang Belanda yang meneliti tentang kebudayaan nenek moyang suku jawa.

Dalam buku itu sang penulis telah melakukan riset mendalam soal mitos dan kepercayaan masyarakat yang kental dengan mistis. Angga merasa dirinya telah mendapatkan jawaban mengapa romo memberi syarat aneh kepada Herly, sebelum putranya mewarisi harta sang ayah.

"Ada apa Ngga, apa kamu sudah menemukan sesuatu tentang buku yang kamu beli?"

Om Bandi yang sedari tadi hanya duduk diam dengan bosan di depan Angga, menangkap keseriusan di raut wajah keponakannya. Pria itu lalu bangun dari duduknya, kemudian datang menghampiri Angga untuk mencari tahu apa yang sudah di temukan Angga.

"Ini om coba lihat buku terjemahan terbitan tahun seribu sembilan ratus lima puluh karangan orang Belanda ini, dia sudah meneliti kita sejak tahun seribu sembilan ratus dua belas. Dan ternyata dalam bukunya penulis sudah merangkum banyak sekali tentang adat istiadat, kepercayaan, dan mitos mitos yang berlaku pada masyarakat jawa."

"Di sini ia juga mengatakan banyak hal tentang berbagai tulah, kutukan, mantra perlindungan, ilmu atau ajian yang di dalam ritual ritualnya menyertakan perjanjian darah sebagai pengikat dengan bangsa iblis, dan ternyata sebagian orang orang dari bangsanya, mereka juga mempercayai hal hal semacam ini."

"Perlahan saya mulai bisa mengerti sekarang, mengapa dalam proyek pembangunan sebuah jalan, jembatan, terowongan, atau waduk, sering kali menumbalkan penduduk pribumi, ternyata legenda di balik nama sebuah bangunan, bukanlah sekedar dongeng mistik, mereka memang melakukannya untuk satu tujuan tertentu."

"Dari semua pokok bahasan yang paling menarik dari buku ini adalah soal ritual persembahan tumbal yang menggunakan media benda benda klenik. Mereka dengan sadar melakukannya sebagai persyaratan perjanjian darah dengan bangsa dari kalangan iblis."

"Seandainya saya bisa mengartikan isi buku ini, mungkin Herly dan istri tidak perlu lagi terjebak melakukan ritual sesat yang dijalankan oleh orang tuanya om."

Mendengar ucapan Angga, om Bandi menjadi kesal, ekspresi wajahnya berubah jadi tegang. Dia sama sekali tidak tertarik membahas apa yang membuat keponakannya jadi terobsesi dengan masalah mistik yang menimpa temannya.

"Dengarkan om kali ini Ngga, bukan tidak simpati dengan masalah yang menimpa teman mu itu, tapi semuanya lebih kepada keselamatan dirimu, jadi sebaiknya kamu menarik diri, tidak usah terlibat, dan berhenti sok ikut campur dalam masalah seperti ini."

"Bahaya, salah salah kamu akan ikut kena masalah gara gara terlalu mengurusi persoalan hidup orang lain, faham!"

Ucapan om Bandi sangat lantang menentang, sehingga Angga agak kecewa mendengarnya. Tapi dia sudah bertekat, Angga tetap kukuh akan membantu Herly keluar dari masalah ritual kuno yang membelit keluarganya. Dia tetap akan kembali ke Banyuwangi, walaupun om Bandi telah melarangnya.

"Apapun yang terjadi nanti, aku akan tetap membantu Herly. Dia harus dapat lepas dari ritual ini, walau nyawaku taruhannya."

Angga berjanji dalam hati. Sementara di depan sana petugas perpustakaan yang mendengar suara perdebatan mereka, mulai tertarik menyimak apa yang sedang di perbincangkan dua pria tersebut. Dia lantas berdiri, lalu bergegas datang menghampiri keduanya.

"Maafkan saya, tapi suara kalian berdua terlalu keras sampai sampai terdengar ke depan. Untungnya hari ini pengunjung yang tersisa hanya anda berdua, jadi saya tidak perlu memperingatkan kalian."

"Oh iya soal percakapan kalian tadi, sedikitnya saya dapat menangkap apa yang sedang anda berdua perdebatkan, kalau tidak keberatan, mungkin saya bisa membantu menterjemahkan isi buku itu untuk anda."

Keduanya kemudian menatap ke arah wanita petugas perpustakaan. Angga menyambut baik tawaran petugas perpustakaan, meskipun om Bandi masih tampak tidak setuju dengan maksud baik wanita itu.

"Oh... kebetulan sekali mbak, saya memang mencari orang yang tahu arti tulisan jawa kuno di buku ini. Saya akan sangat menghargai, jika mbak berkenan membantu kami mengartikan isinya."

"Oh iya dari sejak saya datang tadi, kita belum berkenalan, kalau boleh tahu nama mbak siapa ya?"

Angga memperhatikan name teks yang tertera di dada petugas perpustakaan dan membacanya dalam hati.

"Saya Ermawati, panggil saja Ema, atau Wati. Oh iya buku mana yang akan kita bahas, apa buku sampul coklat tua itu?"

Petugas perpustakaan yang akrab di sapa Ema kemudian mengambil tempat duduk di sebelah Angga sambil memberikan beberapa lembar polio dan pulpen agar pria muda itu dapat mencatat setiap arti kalimat dari buku yang akan Ema terjemahkan.

"Sekilas buku ini berisi tentang satu ilmu yang dimiliki oleh sebuah terah keluarga keturunan bangsawan dan hanya dimiliki khusus oleh orang di kalangan bangsawan tersebut."

"Isinya lebih banyak kepada usaha untuk menjaga kelanggengan garis keturunan keluarga bangsawan dari mala petaka, menjaga agar harta, tahta, wibawa, mereka tidak terusik oleh kejahatan orang orang yang memiliki iri dengki ataupun dendam kesumat terhadap keluarganya."

"Mereka melakukan perjanjian yang di ikat dengan darah leluhur untuk selanjutnya di wariskan secara turun temurun kepada anak, cucu, dari garis keturunannya."

"Perjanjian darah biasanya selalu melibatkan sekutu dengan bangsa iblis yang kemudian disebut ingon atau peliharaan. Ingon akan terus ikut tuannya sepanjang garis waris ada dan baru akan terputus apa bila anggota terah tak lagi memiliki keturunan."

"Ingon akan mendiami satu benda sebagai wadah, dia akan menjadi pelindung, dan menyingkirkan para pengganggu."

Angga terkesima mendengarkan tuturan Ema, dia lalu berpikir, kalau Herly adalah bagian terah biru, yang mana keluarganya telah menjaga keberlangsungan terahnya dengan membuat kesepakatan sesat.

"Jadi rupanya romo mengetahui persis resiko memiliki perewangan, jadi dia tidak ingin mewariskan hal sesat ini kepada keturunannya."

"Mbak Ema, apa mungkin perjanjian ini bisa dibatalkan secara sepihak?"

Angga langsung memotong kalimat Ema. Dia tidak sabar ingin mencari tahu tentang bagaimana agar Herly bisa terlepas dari ikatan perjanjian darah yang dibuat leluhurnya.

"Perjanjian ini bisa di putus dengan mengalihkan tanggung jawab ritual kepada orang lain yang bersedia dan tentunya dia harus mampu untuk menundukkan Ingon. Orang itu juga bisa diterima oleh calon ingonnya, kalau tidak dia hanya akan jadi tumbal bagi mahluk yang menjadi ingon."

"Cara lain adalah mengorbankan diri, mengunci ingon kembali ke tempat awal mula perjanjian darah dilakukan, kalau tidak semua bakal celaka, karena dia telah menyalahi perjanjian."

Ema terus membaca lembar demi lembar buku kuno, sementara Angga mencatat point penting yang menjadi rujukan. Dalam benaknya Angga berpikir mungkin dia bisa memutus perjanjian darah dengan iblis melalui ritual pemutusan kontrak di tempat perjanjian darah di buat.

"Jika Herly melakukan ritual akhir di desa leluhurnya, mungkin dia tidak usah lagi mencari orang lain yang mampu menerima beban ritual, lagi pula untuk memindahkan tanggung jawab ritual tidak akan semudah membalikkan telapak tangan."

"Ada syarat penting yang harus dia penuhi, orang yang akan menerima ritual harus sanggup menundukkan sosok ingon, dan mereka harus cocok."

"Akan lebih baik kalau Herly pergi ke tempat perjanjian itu di buat, lalu mengurungnya disana. Tapi dimana tempat itu, bahkan romonya tidak pernah menceritakan tentang desa tanah kelahirannya kepada Herly."

Angga termenung, dia larut dalam pikirannya sendiri, rencana untuk membebaskan Herly masih terbentur dinding misteri. Teka teki besar harus mereka pecahkan.

Episodes
1 Bab I Cuti
2 Bab 2 Teror Dalam Kereta
3 Bab 3 Pertanda
4 Bab 4 Bagus
5 Bab 5 Romo
6 Bab 6 Wafatnya Sang Romo
7 Bab 7 Wasiat Romo
8 Bab 8 Maut Pengantar Jenazah
9 Bab 9 Ritual Terakhir
10 Bab 10 Penasaran
11 Bab11 Loak buku
12 Bab 12 Sebuah Teka teki
13 Bab 13 Peringatan
14 Bab 14 Ganjil
15 Bab 15 Jejak Dari Masa Lalu
16 Bab 16 Sebuah Firasat
17 Bab 17 Peta Desa Leluhur
18 Bab 18 Rahasia Romo
19 Bab 19 Ruang Rahasia
20 Bab 20 Terlambat
21 Bab 21 Merangkai Kenangan
22 Bab 22 Malam Genting
23 Bab 23 Hilang
24 Bab 24 Mengejar Herly
25 Bab 25 Menapak Kenangan
26 Bab 26 Ibu
27 Bab 27 Desa di Balik Kabut
28 Bab 28 Gadis Kerudung Merah
29 Bab 29 Rumah Joglo
30 Bab 30 Firasat Yasmin
31 Bab 31 Hujan Darah
32 Bab 32 Tersesat
33 Bab 33 Petunjuk Kakak
34 Bab 34 Wanita yang Terbakar
35 Bab 35 Menit menit Penentuan
36 Bab 36 Balas Dendam Darsih
37 Bab 37 Tewasnya Ryo dan Jaka.
38 Bab 38 Nenek Kebaya Hitam
39 Bab 39 Pindah Alam
40 Bab 40 Kebaya Hitam
41 Bab 41 Ritual Putus Kontrak Darah
42 Bab 42 Kembalinya Adipati Rekso
43 Bab 43 Bantuan Gaib Para Leluhur
44 Bab 44 Gadis Kerudung Merah
45 45 Segel Mati
46 Bab 46 Tangisan Yasmin
47 Bab 47 Keteguhan Hati
48 Bab 48 Gadis Misterius
49 Bab 49 Karyawan Baru
50 Bab 50 Namaku Ayunindya
51 Bab 51 Rumah Kosong
52 Bab 52 Lamaran Gaib
53 Bab 53 Jelang Pernikahan
54 Bab 54 Hari Hari yang Menegangkan
55 Bab 55 Pernikahan beda Alam
56 Bab 56 Ada Apa Dengan Angga
57 Bab 57 Bersiasat
58 Bab 58 Rahasia Angga
59 Bab 59 Pria Misterius
60 Bab 60 Ruqyah
61 Bab 61 Mimpi Yasmin
62 Bab 62 Pesan dari Bagus
63 Bab 63 Mengejar Yasmin
64 Bab 64 Peringatan dari Herly
65 Bab 65 Janji Angga
66 Bab 66 Tapa Hening
67 Bab 67 Rahasia Angga
68 Bab 68 Bayangan Misterius
69 Bab 69 Menembus Dinding Gaib
70 Bab 70 Memburu Bagus
71 Bab 71 Memori yang Hilang
72 Bab 72 Mencari Jejak Herly.
73 Bab 73 Kemunculan Herly
74 Bab 74 Perburuan
75 Bab 75 Tersembunyi Dalam Kabut
76 Bab 76 Mencari Jejak om Bandi
77 Bab 77 Sosok Penolong
78 Bab 78 Pertarungan Terakhir
79 Bab 79 Kekalahan
80 Bab 80 Kemenangan Sumpah
81 Bab 81 Babak Baru
82 Bab 82 Jodoh yang Hilang
83 Bab 83 Hati untuk Angga
84 Bab 84 Penampakan di Cermin
85 Bab 85 Dia Bukan Ayu
86 Bab 86 Kuntilanak Merah
87 Bab 87 Kamuflase
88 Bab 88 Serangan Fisik
89 Bab 89 Penjara Roh
90 Bab 90 Tabir Misteri
91 Bab 91 Labirin
92 Bab 92 Dasimah
93 Bab 93 Kematian Dasimah
94 Bab 94 Kabar Baik
95 Bab 95 Aji Malih Jiwo
96 Bab 96 Bayangan Hitam
97 Bab 97 Penumpang Gelap
98 Bab 98 Mahluk Bayangan
99 Bab 99 Jebakan
100 Bab 100 Menjerat Bayangan Hitam
101 Bab 101 Gerbang Neraka
102 Bab 102. Nyekar
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab I Cuti
2
Bab 2 Teror Dalam Kereta
3
Bab 3 Pertanda
4
Bab 4 Bagus
5
Bab 5 Romo
6
Bab 6 Wafatnya Sang Romo
7
Bab 7 Wasiat Romo
8
Bab 8 Maut Pengantar Jenazah
9
Bab 9 Ritual Terakhir
10
Bab 10 Penasaran
11
Bab11 Loak buku
12
Bab 12 Sebuah Teka teki
13
Bab 13 Peringatan
14
Bab 14 Ganjil
15
Bab 15 Jejak Dari Masa Lalu
16
Bab 16 Sebuah Firasat
17
Bab 17 Peta Desa Leluhur
18
Bab 18 Rahasia Romo
19
Bab 19 Ruang Rahasia
20
Bab 20 Terlambat
21
Bab 21 Merangkai Kenangan
22
Bab 22 Malam Genting
23
Bab 23 Hilang
24
Bab 24 Mengejar Herly
25
Bab 25 Menapak Kenangan
26
Bab 26 Ibu
27
Bab 27 Desa di Balik Kabut
28
Bab 28 Gadis Kerudung Merah
29
Bab 29 Rumah Joglo
30
Bab 30 Firasat Yasmin
31
Bab 31 Hujan Darah
32
Bab 32 Tersesat
33
Bab 33 Petunjuk Kakak
34
Bab 34 Wanita yang Terbakar
35
Bab 35 Menit menit Penentuan
36
Bab 36 Balas Dendam Darsih
37
Bab 37 Tewasnya Ryo dan Jaka.
38
Bab 38 Nenek Kebaya Hitam
39
Bab 39 Pindah Alam
40
Bab 40 Kebaya Hitam
41
Bab 41 Ritual Putus Kontrak Darah
42
Bab 42 Kembalinya Adipati Rekso
43
Bab 43 Bantuan Gaib Para Leluhur
44
Bab 44 Gadis Kerudung Merah
45
45 Segel Mati
46
Bab 46 Tangisan Yasmin
47
Bab 47 Keteguhan Hati
48
Bab 48 Gadis Misterius
49
Bab 49 Karyawan Baru
50
Bab 50 Namaku Ayunindya
51
Bab 51 Rumah Kosong
52
Bab 52 Lamaran Gaib
53
Bab 53 Jelang Pernikahan
54
Bab 54 Hari Hari yang Menegangkan
55
Bab 55 Pernikahan beda Alam
56
Bab 56 Ada Apa Dengan Angga
57
Bab 57 Bersiasat
58
Bab 58 Rahasia Angga
59
Bab 59 Pria Misterius
60
Bab 60 Ruqyah
61
Bab 61 Mimpi Yasmin
62
Bab 62 Pesan dari Bagus
63
Bab 63 Mengejar Yasmin
64
Bab 64 Peringatan dari Herly
65
Bab 65 Janji Angga
66
Bab 66 Tapa Hening
67
Bab 67 Rahasia Angga
68
Bab 68 Bayangan Misterius
69
Bab 69 Menembus Dinding Gaib
70
Bab 70 Memburu Bagus
71
Bab 71 Memori yang Hilang
72
Bab 72 Mencari Jejak Herly.
73
Bab 73 Kemunculan Herly
74
Bab 74 Perburuan
75
Bab 75 Tersembunyi Dalam Kabut
76
Bab 76 Mencari Jejak om Bandi
77
Bab 77 Sosok Penolong
78
Bab 78 Pertarungan Terakhir
79
Bab 79 Kekalahan
80
Bab 80 Kemenangan Sumpah
81
Bab 81 Babak Baru
82
Bab 82 Jodoh yang Hilang
83
Bab 83 Hati untuk Angga
84
Bab 84 Penampakan di Cermin
85
Bab 85 Dia Bukan Ayu
86
Bab 86 Kuntilanak Merah
87
Bab 87 Kamuflase
88
Bab 88 Serangan Fisik
89
Bab 89 Penjara Roh
90
Bab 90 Tabir Misteri
91
Bab 91 Labirin
92
Bab 92 Dasimah
93
Bab 93 Kematian Dasimah
94
Bab 94 Kabar Baik
95
Bab 95 Aji Malih Jiwo
96
Bab 96 Bayangan Hitam
97
Bab 97 Penumpang Gelap
98
Bab 98 Mahluk Bayangan
99
Bab 99 Jebakan
100
Bab 100 Menjerat Bayangan Hitam
101
Bab 101 Gerbang Neraka
102
Bab 102. Nyekar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!