BAIHU (Pendekar Harimau Putih) : Menantang Naga
Dataran Tengah yang sangat luas, kaya dengan keindahan alamnya dan juga memiliki beragam jenis kekayaan alam di beberapa wilayahnya. Dataran Tengah bagian utara memiliki empat musim sedangkan di bagian selatan memiliki dua musim. Perbedaan musim membuat sumber alam, jenis hewan dan tanaman yang berbeda di berbagai wilayah.
Hampir seratus kerajaan kecil terdapat di Dataran Tengah, yang masing-masing memiliki beragam adat dan budayanya sendiri serta cara hidup masing-masing sesuai kondisi wilayah kerajaannya.
Pada masa Empat Kerajaan, terdapat 4 kerajaan besar yang berlomba-lomba melakukan penaklukan pada kerajaan-kerajaan kecil tersebut. Saat itulah terjadi berbagai perang besar yang menimbulkan kekacauan di dataran tengah.
Wilayah utara dikuasai oleh Kerajaan Salju Utara, wilayah timur dikuasai oleh Kerajaan Matahari Terbit, wilayah selatan dikuasai oleh Kerajaan Pesisir Laut Selatan dan wilayah barat dikuasai oleh Kerajaan Gurun Barat.
Sebuah kota kecil wilayah terpencil di tengah-tengah yang dikelilingi oleh hutan yang sangat lebat dan pegunungan dengan tiga puncaknya yang tinggi, menjadi wilayah yang netral dan tidak boleh disentuh oleh masing-masing dari mereka. Kota kecil itu bernama kota Wuxia.
Di kota kecil Wuxia, banyak para pendekar yang memilih hidup tanpa memihak salah satu kerajaan dan di tiga puncak tertinggi dari pegunungan itu terdapat 3 sekte perguruan yang kuat melindungi wilayah tersebut. Sekte Pedang Langit, Sekte Teratai Suci serta Sekte Matahari Bulan
Seorang lelaki tua berjalan mendekati sebuah rumah di lereng pegunungan sekte Matahari Bulan. Di halaman rumah itu tampak seorang bocah berusia sekitar 11 tahun sedang berlatih dengan seekor anak harimau.
“Siapa bocah ini? Apakah murid tetua Wu Shan?” gumam lelaki tua tersebut. Kemudian dia menghentikan langkahnya dan melakukan perhitungan sambil menatap ke arah langit. Wajahnya tiba-tiba terkejut, dia menyipitkan matanya pada bocah tersebut, “Benar-benar keberuntungan sekte” gumamnya tersenyum sambil meneruskan perjalanan ke rumah tersebut.
******
Di sebelah barat kota Wuxia dulunya terdapat kerajaan kecil Xifang sebelum ditaklukkan dan dikuasai oleh Kerajaan Gurun Barat.
Tiga tahun yang lalu Raja Kerajaan Xifang adalah Fang Guancheng, memiliki istri yang berambut putih bernama Bai An. Mereka di karunia seorang anak laki-laki bermata tajam seperti mata ayahnya, namun berambut putih seperti ibunya. Anak itu diberi nama Fang Bai.
Teman-temannya sering memanggilnya Baihu atau harimau putih karena anak kecil yang memiliki rambut berwarna putih itu memiliki temperamen yang berani, beringas dan sangat nakal.
Saat perang penaklukan terjadi, kerajaan Xifang diserang oleh pasukan kerajaan Gurun Barat dan berhasil membunuh Raja Fang beserta istrinya, namun anaknya Baihu yang berusia 8 tahun berhasil diselamatkan oleh seorang pelayan setianya dan bersembunyi ke hutan lebat di timur kerajaan. Mereka pun hidup menyendiri di tengah hutan tersebut.
Saat Baihu berusia 10 tahun, Baihu melihat pelayan yang menyelamatkannya mati terbunuh oleh seekor harimau betina yang melindungi anaknya di dalam hutan. Harimau yang sedang marah itu melihat ke arah Baihu yang menatapnya dengan tajam tanpa mengenal takut.
Seekor anak harimau tiba-tiba berjalan mendekati Baihu lalu menggesekkan badan dan kepalanya ke kaki Baihu. Membuat Baihu tersenyum dan membelai anak harimau tersebut.
Induk harimau yang melihat hal itu membiarkan anaknya bermain dengan gembira bersama Baihu. Baihu pun senang mendapatkan teman baru anak harimau tersebut dalam pangkuannya dan anak harimau itu menjilati serta menggesekkan kepalanya di wajah Baihu.
“Aku menamakanmu Sunu” bisik Baihu pada anak harimau di pangkuannya.
GROOAARR!
Tiba-tiba induk harimau itu mengaum dan berubah marah merasakan ada sekelompok pemburu yang menemukan jejak harimau tersebut. Induk harimau itu menoleh ke arah Baihu yang sedang menggendong anaknya, lalu berlari menghadang para pemburu tersebut.
“Aku harus bersembunyi untuk menyelamatkan anak harimau ini” gumam Baihu.
Baihu kecil berlari sambil menggendong anak harimau menjauh dari para pemburu tersebut lalu tiba di sebuah gua yang tersembunyi dan bersembunyi di dalam sana.
“Aku menemukan jejak disekitar sini” teriak orang-orang di luar gua.
Mendengar teriakan itu, Baihu lalu masuk makin ke dalam gua yang semakin sempit, namun dia memaksakan tubuh kecilnya sambil mendorong anak harimau itu lebih masuk lagi ke dalam gua.
Kemudian, gua tersebut serasa ambruk saat dia masuk lebih kedalam. Tubuh Baihu dan anak harimau itu terperosot jauh dan jatuh dari dalam gua pada hamparan rumput di dekat sungai.
“Dimana ini?” gumam Baihu sambil melihat sekelilingnya.
Tempat itu semacam gua yang lebih luas namun dialiri oleh sungai kecil yang jernih dengan hamparan rumput dan tanaman lain di pinggir sungai kecil tersebut. Di bagian dinding atas terdapat lubang tempat udara dan cahaya yang masuk ke dalam gua tersebut namun tersembunyi karena ditutupi oleh akar-akar tanaman rambat di mulut lubang itu.
“Sunu, kita bersembunyi dulu di tempat ini. Setelah aman, barulah kita keluar dari sini” kata Baihu pada anak harimau tersebut. Karena kelelahan, Baihu pun tertidur di hamparan rumput tersebut dengan memeluk anak harimau yang lembut itu.
GROOAARR
Tiba-tiba Baihu terbangun karena auman anak harimau itu. Dia melihat seorang lelaki tua yang berdiri melihatnya tertidur bersama anak harimau di tempat itu.
Baihu segera berdiri lalu menatap tajam dan galak kepada lelaki tua tersebut, sementara anak harimau juga mengaum marah di depan Baihu memandang lelaki itu.
“Siapa anak kecil ini? Kenapa anak harimau ini berusaha untuk melindunginya?” gumam lelaki tua itu dalam hatinya
Lelaki tua itu pun tersenyum pada Baihu lalu bertanya “Nak, siapa namamu? Mengapa kamu bisa berada di tempat ini?”
Baihu terdiam tidak menjawab pertanyaan lelaki tua itu. Dia tidak tahu apakah lelaki tua ini kawan atau lawan, demikian juga anak harimau di depannya masih menggeram dan memperlihatkan taringnya yang kecil pada lelaki tua itu.
Lelaki tua itu masih tersenyum meskipun pertanyaannya tidak dijawab. Kemudian dia mengeluarkan dua buah roti kukus isi daging dari dalam cincin pernyimpanannya dan memberikannya pada Baihu dan anak harimau tersebut.
Anak harimau itu mengendus roti kukus isi daging itu lalu menyambar dan memakannya. Wajah Baihu menjadi kesal melihat sikap anak harimau tersebut, “Dasar perut karet, begitu melihat makanan langsung disambar” gerutu Baihu kesal melihat Sunu yang langsung memakan roti kukus isi daging itu dengan lahap.
Melihat Baihu masih tidak mengambil roti kukus isi dagingnya, lelaki tua itu lalu membuka mulutnya “Nak, makanlah. Kamu pasti kelaparan” katanya sambil mengulurkan roti kukus isi daging itu pada Baihu.
Baihu masih ragu untuk mengambilnya, namun bau harum daging di dalam roti kukus itu tercium olehnya dan tiba-tiba membuat perutnya berbunyi. Wajah Baihu menjadi merah karena malu.
Lelaki tua itu pun tersenyum mendengar suara dari perut Baihu, dia masih tetap menjulurkan roti kukus isi daging itu padanya. “Jangan takut nak, aku tidak berniat buruk pada kalian”
Akhirnya pertahanan Baihu pun runtuh oleh bunyi perutnya yang kedua kali, dia segera menyambar roti kukus isi daging dari lelaki tua itu dan memakannya dengan tergesa-gesa.
“Pelan-pelan nak. Aku masih ada beberapa lagi. Jangan sampai kamu tersedak karena makan terburu-buru” kata lelaki tua itu dengan senyumannya.
Setelah mendapatkan makanan dari lelaki tua itu, anak harimau itu pun dengan tenang mendekatinya lalu menggesekkan kepalanya di kaki lelaki tua tersebut seperti bersahabat dengannya.
“Cih, kamu begitu mudahnya disuap dengan makanan” gerutu Baihu melihat tingkah Sunu yang memalukan baginya.
Lelaki tua itu lalu membelai kepala Sunu, anak harimau itu dengan lembut dan bertanya, “Siapa nama anak harimau ini nak?”
Baihu merenggut mendengar pertanyaan dari lelaki tua itu,”Sunu” sahutnya singkat
“Apakah dia peliharaanmu?” tanya lelaki tua itu kembali.
“Aku adalah temannya” kata Baihu yang telah menghabiskan roti kukus isi dagingnya.
Melihat Baihu sudah menghabiskan makanannya, lelaki tua itu lalu mengeluarkan botol minumannya dan memberikan pada Baihu, “Minumlah dulu nak. Jika kamu masih lapar. Aku akan memberikanmu lagi”
Baihu masih sedikit ragu pada lelaki tua itu, namun melihat sikapnya yang lembut pada Sunu, dia pun mulai mempercayai lelaki tua itu tidak ada niat buruk pada mereka.
“Terima kasih.” sahutnya setelah meminum air dari botol minuman yang diberikan oleh lelaki tua itu dan menyerahkannya kembali.
“Kamu darimana nak?” tanya lelaki tua itu sambil meminum air dari botolnya kemudian memberikannya juga pada anak harimau di kakinya.
Selama hidup di dalam pelarian, Baihu tidak pernah memberitahukan tempat asalnya, jadi dia hanya menjawab “Aku berasal dari hutan di sebelah gua ini”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Tiwi
k
2024-10-25
1
Ira
g
2024-09-27
0
Anonymous
k
2024-09-10
0