Baihu berusaha memperbaiki posisi tubuhnya untuk berdiri, dia menundukkan kepalanya siap mendengar hasil dari uji kekuatan dirinya.
Semua orang disana menunggu kata-kata dari tetua Wang Mei yang masih tertegun oleh kejadian yang tidak diduganya tadi. Wang Mei masih menatap Baihu seakan-akan menyelidikinya.
“Ah” kemudian dia menghela nafas setelah menyadari semua orang menatap dirinya.
“Baiklah, yang memiliki warna kuning ke atas bisa melanjutkan seleksi berikutnya. Yang berwarna merah dan oranye, maaf kalian bisa kembali lagi tahun depan” Kata tetua Wang Mei.
Anak-anak yang memiliki kekuatan berwarna merah dan oranye tampak sedih dan kecewa.
“Bagaimana dengan Baihu?” tanya Sunne tiba-tiba
“Baihu memiliki kekuatan berwarna kuning. Jadi dia lolos” sahut Wang Mei asal tanpa memberitahukan yang sebenarnya.
Sunne tertawa karena dia sudah memastikan Baihu pasti lolos dan kekuatannya berada di bawah dia. “Baihu pasti menggunakan trik tadi merusak gendang itu. Mungkin dia tahu kelemahan gendang itu dan merusaknya” gumam Sunne dalam hatinya.
Salah seorang teman Sunne berpamitan dengan mereka karena tidak berhasil lolos dengan kekuatan berwarna oranye. Dia pun kembali bersama empat orang lainnya karena tidak diterima sebagai murid sekte.
Sekarang hanya tinggal 5 orang saja diantara anak itu yang berhasil lolos dari tahap pertama ujian seleksi kekuatan.
“Baiklah, sekarang adalah ujian kedua yang juga merupakan ujian terakhir. Kita akan melakukan ujian ketahanan fisik” kata tetua Wang Mei
Tetua Wang Mei mengajak mereka semua pergi ke sebuah kolam air di sebelah tempat seleksi kekuatan tadi.
“Kalian semua masuk ke dalam kolam air dan menahan nafas selama mungkin. 3 besar yang terlama akan lolos dalam seleksi kali ini” kata tetua Wang Mei kembali.
Mendengar penjelasan itu, wajah Sunne terlihat bersemangat. Dia merasa dirinya pasti masuk dalam urutan 3 besar itu. Karena dia merasa pernah melatih pernafasan sebelumnya.
Mereka pun berlima masuk ke dalam kolam air itu lalu menyelam dan menahan nafas mereka. Setengah dupa telah berlalu, orang nomor urut 3 segera naik ke permukaan air kolam dengan nafas terengah-engah. Dia sudah tidak kuat lagi menahan nafasnya.
Tak lama kemudian teman Sunne nomor urut 9 yang muncul, dia juga terlihat terengah-engah karena tidak kuat menahan nafasnya di dalam kolam.
Wajah Wang Mei tersenyum karena telah mendapatkan 3 orang murid sekte baru hari ini. Namun dia belum mengakhiri seleksi ini karena ingin melihat berapa lama ketiga anak yang tersisa mampu menahan nafas mereka.
Satu dupa telah berlalu, anak berkepala botak nomor urut satu segera muncul dari dalam air dengan nafas terengah-engah. Dia melihat sekeliling dan melihat dua orang anak telah terlebih dahulu berdiri darinya.
Anak berkepala botak itu tersenyum,”Dua anak itu terlebih dahulu keluar, berarti aku termasuk lolos” gumamnya dalam hati dengan senang.
Beberapa saat kemudian Sunne muncul ke permukaan air dengan nafas terengah-engah, dia tersenyum gembira karena yakin dirinya pasti lolos.
Satu setengah dupa berlalu Baihu masih juga belum muncul, wajah Wang Mei terlihat sedikit cemas. “Apakah anak itu tenggelam karena memaksakan diri?” gumamnya dalam hati
Anak-anak lain dan para penjaga juga terlihat cemas, mereka takut terjadi sesuatu dengan Baihu di dalam air. Namun mereka tidak berani bergerak karena menunggu perintah dari tetua Wang Mei yang memimpin acara ini.
Dua dupa telah berlalu, Baihu masih juga belum muncul. Tetua Wang Mei sudah tidak sabar lagi, wajahnya menjadi gelap karena panik. Dia segera memerintahkan para penjaga untuk turun ke dalam kolam dan mencari Baihu.
“Kalian, pergi dan angkat dia. Aku takut anak ini telah tenggelam” teriak Wang Mei pada para penjaga.
Dua orang penjaga segera turun ke dalam air di tempat Baihu menahan nafasnya. Ketika melihat Baihu di dalam air yang masih tampak tenang dan bermeditasi, kedua orang itu seketika terkejut dan hampir air masuk ke dalam mulut mereka karena kaget. Kedua penjaga itu panik dan segera naik ke permukaan air untuk mengambil nafas.
“Te... tetua, anak itu masih bertahan dengan tenang di dalam air” teriak salah satu penjaga tersebut.
“Apa?” Mata Wang Mei berkedut mendengarnya.
Anak-anak lain juga terkejut mendengar hal itu. “Apa kamu yakin Baihu masih hidup?” teriak Sunne pada para penjaga itu.
“Benar, apakah kamu yakin hal itu. Ini sudah hampir 2,5 dupa berlalu?” tanya Wang Mei tidak percaya.
“Kami yakin tetua” teriak penjaga itu dengan wajah sungguh-sungguh
“Baiklah, kalian semua keluar dari dalam air itu. Kita tunggu Baihu itu keluar sendiri” teriak Wang Mei.
Keempat anak di dalam air itu segera naik dari kolam air, begitu juga dua penjaga tadi. Mereka pun mengeringkan pakaian mereka dan menunggu di atas kolam air.
Tiga dupa telah berlalu, wajah semua orang di atas kolam air menjadi bertambah cemas karena Baihu tidak juga kunjung muncul ke permukaan air. Wajah Wang Mei yang terlihat lebih jelek dari semuanya.
Di dalam air, Baihu menyadari bahwa dia justru merasa nyaman dan tidak menyia-nyiakan waktu itu untuk melatih kultivasinya. “Aku baru tahu ternyata di dalam air lebih nyaman melatih kultivasi” gumamnya dalam hati.
Di atas kolam air, Wang Mei segera memerintahkan dua anak yang muncul di awal untuk kembali lagi tahun depan mencoba mengikuti seleksi murid sekte. Teman Sunne keduanya gagal menjadi murid sekte, hanya dirinya yang lolos bersama anak kepala botak itu.
“Sebutkan nama kalian” kata Wang Mei kepada dua anak itu.
“Namaku Yan Fe”
“Namaku Sunne”
Mereka berdua memberi hormat pada Wang Mei.
“Baik, kalian bisa mengikuti penjaga itu untuk berganti pakaian. Aku akan disini mengunggu Baihu muncul dari dalam air” kata Wang Mei sambil melihat kembali ke dalam kolam air.
Tampak 4 dupa telah hampir habis namun Baihu masih belum juga muncul. “Apa yang dilakukan oleh anak ini” gerutu Wang Mei dengan kesal
“Penjaga, kalian ajak kedua anak tadi naik ke kediaman sekte. Lalu siapkan makanan untukku disini. Aku akan menunggu anak satunya ini muncul dari dalam air dan memarahinya” kata Wang Mei dengan kesal.
Kemudian, 7 dupa telah berlalu, makanan di atas meja sudah habis dimakan oleh tetua Wang Mei, hari sudah hampir gelap dan Wang Mei sudah mengantuk. Wajah Wang Mei menjadi gelap. Dia sudah tidak sabar lagi menunggu dan bermaksud untuk memaksa Baihu naik ke permukaan air.
Di dalam air, Baihu tersenyum “Guru, aku telah berhasil menembus alam Dewa” hatinya senang lalu meledakkan kekuatannya.
BUMM!
Tiba-tiba ledakan terjadi dari dalam kolam, air muncrat beterbangan kemana-mana membasahi semua yang ada disekitar kolam, termasuk tubuh Wang Mei yang berdiri di pinggir kolam karena hendak memaksa Baihu keluar dari dalam air.
Air membasahi sekujur pakaian Wang Mei dan membuat bagian tubuhnya terlihat samar-samar dari balik pakaiannya yang transparan.
Baihu melompat dari dalam air dan melayang di udara, matanya melihat sekeliling dan tidak ada banyak orang disana. Hanya tiga orang penjaga dan seorang wanita yang basah kuyup.
Baihu menyipitkan matanya memperhatikan wajah wanita itu yang tampak merah karena marah, lalu wajah Baihu menjadi merah setelah matanya melihat sekujur tubuh wanita itu yang hampir tanpa tertutupi karena begitu transparan akibat pakaiannya basah kuyup.
Menyadari wajah Baihu yang merah dan matanya melihat tubuh dirinya, tetua Wang Mei segera menutupi bagian tubuhnya dengan kedua belah tangannya. Dia merasa tubuhnya ternodai oleh pandangan Baihu itu. “Dasar anak kurang ajar ini” gumamnya dalam hati dengan kesal namun wajahnya tersipu malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
MasWan
hahahaha malu tapi mau marah tapi mendesah hahahaha
2025-02-15
0
aku
wanita itu indah,jika dipndang dari sudut tertentu ..iya kan thor
2025-01-21
1
kenta jaya
hahaha/Joyful//Proud/
2024-10-06
0