BAB 6 | Seorang pahlawan mati dalam pertarungan

Wu Shan berusaha untuk bangkit namun sakit di tulang rusuknya yang retak dan perutnya yang terkena pukulan Raja Buas Shi Long membuat organ tubuhnya terkena imbas dan terluka.

Melihat Wu Shan yang tidak menyerah, mata Raja Buas Shi Long menjadi merah. “Wu Shan, pukulanku selanjutnya bisa membunuhmu. Sebaiknya kamu mengaku kalah dan kita akhiri pertarungan ini” teriaknya

Guru Wu Shan adalah orang yang keras kepala, dan akan terus berjuang tanpa mengenal kata menyerah hingga dirinya tidak bisa bergerak lagi. Jadi dia tidak mendengarkan saran dari ketua sekte Matahari Bulan Shang Chi dan juga dari Raja Buas Shi Long.

“A... hah... Aku masih bisa bertarung... hah...” sahut Wu Shan dengan nafas terengah-engah.

Dia berdiri dengan tertatih dan satu tangannya memegang dadanya yang sakit, tampak wajahnya sudah mulai pucat dan darah menetes dari sudut bibirnya. Semua mata melihat kondisi menyedihkan dari Wu Shan yang sudah tua itu.

Raja Buas Shi Long adalah orang yang kejam, namun dia menghormati musuhnya yang kuat. Melihat kondisi Wu Shan dan keputusannya dia memakluminya, sebagai seorang petarung mati di dalam pertempuran lebih baik dan terhormat daripada mati diatas ranjang karena sakit.

“Baiklah, aku akan memenuhi keinginanmu untuk mati dalam sebuah pertarungan” kata Shi Long yang kemudian bersiap untuk menyerang kembali dengan kekuatan puncak miliknya dan menggunakan jurus puncak Memindahkan Bumi dan Langit

Wu Shan mendengarkan kata-kata Shi Long. Dia kemudian bersiap mengerahkan sisa kekuatannya terakhir dan bersiap untuk menahan serangan dari Shi Long. Dia sudah tidak bisa menyerang, namun dia masih bisa menahan serangan dari Shi Long.

“Majulah” sahutnya meminta Shi Long menyerangnya.

Shi Long kemudian melompat ke udara lalu melayang dan menukik turun dengan kecepatan tinggi menyerang ke arah Wu Shan.

BUGH! BUMMM!

Kedua kekuatan petarung itu bertemu, Wu Shan yang mengerahkan kekuatan akhirnya dengan jurus puncak Empat Bulan menahan serangan dari Shi Long.

Tampak setelah ledakan, Shi Long terpental oleh serangan tadi. Wajahnya menjadi merah karena samar-samar dia melihat tubuh Wu Shan masih berdiri di tempatnya. Segera dia kembali mempersiapkan jurusnya dan menyerang ke arah Wu Shan.

BUMMM!

Ledakan kembali terjadi, kali ini Raja Buas terpental jauh dengan darah menetes dari sudut mulutnya. “Sialan, siapa berani mengganggu pertarunganku” teriaknya

Tampak ketua sekte Matahari Bulan Shang Chi berdiri di depan tubuh Wu Shan yang masih berdiri. “Saudara Shi Long, Guru Wu Shan telah meninggal dalam keadaan berdiri. Kamu sudah memenangkan pertarungan ini. Jadi harap jangan merusak tubuh Wu Shan karenanya” kata ketua sekte Matahari Bulan dengan wajah muram.

Mata Shi Long berkedut mendengar hal itu, dia hampir saja melakukan kesalahan menyerang lagi pada Wu Shan yang akan menghancurkan tubuhnya yang telah mati. Dia lalu berdiri dan berjalan mendekati ketua sekte dan Wu Shan, lalu dia membungkukkan tubuhnya memberi hormat pada Wu Shan.

“Meskipun aku memenangkan pertarungan ini, namun tanpa kekalahanku di masa lalu darinya. Aku tidak akan bisa menjadi sekuat sekarang. Aku sangat menghormati Guru Wu Shan” kata Shi Long yang kemudian menghormati Guru Wu Shan dan pergi meninggalkan tempat itu bersama para tetua sekte Ming.

“Ketua!” teriak para tetua sekte Matahari Bulan mendekati ketua sekte dan tubuh Wu Shan.

Ketua sekte Shang Chi berbalik melihat pada tubuh Wu Shan yang masih kaku berdiri dengan senyuman tipis di wajahnya. Tampak dia memilih sendiri keputusan untuk mati di medan pertempuran ini.

“Tetua Wu Shan seorang pahlawan sekte kita, dia memilih mati dalam pertempuran” kata ketua sekte Matahari Bulan yang kemudian membungkukan tubuhnya memberi hormat pada Guru Wu Shan diikuti oleh para tetua sekte Matahari Bulan.

Mereka lalu mengurus jasad Guru Wu Shan dan menguburkannya di puncak Gunung Awan Api itu dengan nisan bertuliskan “Seorang pahlawan mati dalam pertempuran”

“Selamat jalan teman” gumam ketua sekte Shang Chi yang lebih dekat dengan Wu Shan selama hidupnya sambil menuangkan segelas arak yang selalu dia bawa di dalam cincin penyimpanannya. Minum arak adalah merupakan kesukaannya dengan Guru Wu Shan di masa hidupnya.

Mereka pun pergi setelah memberi penghormatan terakhir pada Guru Wu Shan dan kembali ke kediaman sekte Matahari Bulan.

*****

Di rumah Guru Wu Shan, Baihu merasa gelisah dan dia belum pernah merasakan perasaan galau dan cemas seperti ini. “Ada apakah gerangan?” gumamnya bingung.

Kemudian dia memikirkan gurunya yang sedang bertarung hingga turunnya malam ini juga belum kembali.

“Apakah telah terjadi sesuatu dengan Guru?” gumamnya dengan wajah muram

Malam itu Baihu tidak bisa tidur dengan nyenyak, dia sewaktu-waktu terbangun dan melihat keluar kalau-kalau Gurunya telah kembali. Namun dia tidak melihat kedatangan Gurunya.

Keesokan paginya Baihu terbangun seperti biasa membereskan pekerjaan rumahnya, membelah kayu bakar, mengambil air kemudian berlatih. Namun Gurunya belum juga datang dari pertarungan.

“Mengapa Guru belum pulang juga?” gumamnya

Baihu yang sejak kecil biasa hidup sendiri tetap melanjutkan pekerjaan dan tugasnya seperti biasa. Dia juga mempelajari buku-buku yang diberikan oleh Gurunya dengan tekun. Jadi dia melakukan semua aktifitasnya secara normal sambil menunggu kedatangan Gurunya.

Sore itu tampak seorang lelaki di kejauhan yang berjalan mendekati rumah Guru Wu Shan.

“Guru!” teriak Baihu berlari mendekati lelaki tersebut. Namun wajahnya tiba-tiba berubah karena yang datang adalah ketua sekte Matahari Bulan Shang Chi dengan wajah tersenyum namun terlihat dipaksakan.

“Ketua sekte” hormat Baihu sambil menangkupkan kedua tangannya di depan memberi hormat pada ketua sekte Shang Chi.

“Dimana Guruku” tanya Baihu selanjutnya sambil melihat ke belakang ketua sekte kalau-kalau Gurunya datang dibelakangnya. Namun dia tidak melihat orang lain yang menyusul ketua sekte.

“Kemarilah nak! Duduklah dulu bersamaku” panggil ketua sekte yang sudah duduk di bangku teras rumah itu.

Baihu berjalan mendekati ketua sekte dan duduk di depannya menunggu kata-kata dari ketua sekte selanjutnya.

“Gurumu telah mati dalam pertarungan kemarin. Dia mati sebagai pahlawan dengan senyuman di wajahnya. Gurumu seorang petarung. Dia lebih memilih mati dalam pertarungan daripada menderita sakit selama sisa hidupnya karena terluka oleh pertarungan itu” kata ketua sekte dengan wajah muram

Wajah Baihu terlihat datar tanpa perubahan emosi dalam dirinya. Diusianya yang 11 tahun, dia sudah beberapa kali mengalami kehilangan. Saat berusia 8 tahun kedua orang tuanya mati terbunuh dalam peperangan, usia 10 tahun pelayan setia yang menjaganya mati karena dibunuh harimau di hutan.

Kini di usia 11 tahun Guru yang memungut dan mengajarinya mati terbunuh dalam pertempuran. Dia sedih, namun air mata tidak menetes di wajahnya. Emosinya tampak biasa saja mendengar berita kematian Gurunya.

“Nak, ikutlah bersamaku ke kediaman sekte Matahari Bulan. Kamu bisa meneruskan latihanmu disana” ajak ketua sekte padanya.

Terpopuler

Comments

Taufiq Sabila

Taufiq Sabila

cara bercerita yg enak dibaca, penulisannya rapi... jalan cerita sejauh ini sangat dinamis... tidak seperti beberapa novel sejenis yg telah kubaca sebelumnya... good job

2024-01-28

0

Ajna dillah

Ajna dillah

semangat

2024-01-20

0

Ani Sumarni

Ani Sumarni

/Sob//Sob/

2024-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 | Anak harimau Sunu dan Lelaki Tua
2 BAB 2 | Keracunan buah Iblis
3 BAB 3 | Menjadi murid tetua Wu Shan
4 BAB 4 | Tantangan Pertarungan
5 BAB 5 | Pertarungan di puncak Gunung Awan Api
6 BAB 6 | Seorang pahlawan mati dalam pertarungan
7 BAB 7 | Tersesat ke kota Wuxia
8 BAB 8 | Yang Zi dari sekte Pedang Langit
9 BAB 9 | Perebutan calon murid sekte
10 BAB 10 | Gerbang sekte Matahari Bulan
11 BAB 11 | Ujian seleksi kekuatan
12 BAB 12 | Menembus alam Dewa secara tak terduga
13 BAB 13 | Kediaman sekte Matahari Bulan
14 BAB 14 | Tidak mendapat apa-apa di kelas master
15 BAB 15 | Bertemu murid kelas spirit Zhou An.
16 BAB 16 | Adik Seperguruan
17 BAB 17 | Jurus ke 9 Matahari dan Bulan Bersatu
18 BAB 18 | Semua menunggu hasil pelatihan
19 BAB 19 | Sangat mirip dengan Guru Wu Shan
20 BAB 20 | Tantangan dari Shu Chao
21 BAB 21 | Hanya masalah buah?
22 BAB 22 | Baihu melawan Shu Chao
23 BAB 23 | Dipermalukan di depan teman-temannya
24 BAB 24 | Siapa yang terselamatkan?
25 BAB 25 | Sosok berpakaian hitam
26 BAB 26 | Tempat berlatih kultivasi
27 BAB 27 | Tindakan penyelamatan Baihu
28 BAB 28 | Pertemuan rahasia
29 BAB 29 | Luka yang dibangkitkan lagi
30 BAB 30 | Kalian akan terkejut karena anak itu andalan kami
31 BAB 31 | Surat dari ayah Wang Mei
32 BAB 32 | Pertandingan bela diri antar sekte
33 BAB 33 | Kekesalan Li Yan
34 BAB 34 | Melaju ke babak kedua
35 BAB 35 | Kekuatan juara bertahan Gong Jun
36 BAB 36 | Kekuatan Yan Zhu yang sebenarnya
37 BAB 37 | Hasil dari kesombongan Diao Shi
38 BAB 38 | Baihu memaksa kekuatan Gong Jun
39 BAB 39 | Tekanan kekuatan kultivasi alam Dewa
40 BAB 40 | Terkurung dalam Gua Kebijaksanaan
41 BAB 41 | Kitab Sembilan Semesta
42 BAB 42 | Diusir dari kediaman sekte Matahari Bulan
43 BAB 43 | Menyelidiki petunjuk
44 BAB 44 | Kota masa kecil Baihu
45 BAB 45 | Kota Persik
46 BAB 46 | Kediaman keluarga Wang
47 BAB 47 | Yang Zi menghilang
48 BAB 48 | Dilamar oleh Putra Mahkota
49 BAB 49 | Cinta Zhang Mou pada pandangan pertama
50 BAB 50 | Pertemuan keluarga Wang
51 BAB 51 | Terpisah
52 BAB 52 | Menyusup ke dalam gua buatan
53 BAB 53 | Jurus Matahari dan Bulan Bersatu yang mengerikan
54 BAB 54 | Menyelamatkan tiga ketua sekte
55 BAB 55 | Bertemu kembali
56 BAB 56 | Berita yang tersebar
57 BAB 57 | Makam Raja
58 BAB 58 | Ruang rahasia sekte Makam Raja
59 BAB 59 | Bertemu di kota Bintang
60 BAB 60 | Berselisih jalan
61 BAB 61 | Menemukan lorong rahasia lain
62 BAB 62 | Tiga bulan menuju rencana kedua
63 BAB 63 | Bertemu tetua Zhu Shimin, Angin Timur Gila
64 BAB 64 | Tantangan bertarung di Gunung Awan Api
65 BAB 65 | Jurus Sukma Pedang dari sekte Pedang Langit
66 BAB 66 | Kemunculan dua tokoh kuat dunia bela diri
67 BAB 67 | Mempelajari dengan cepat
68 BAB 68 | Benturan dua jurus ke 9 Matahari dan Bulan Bersatu
69 BAB 69 | Mengambil hati orang-orang sekte besar
70 BAB 70 | Bertemu Sunu
71 BAB 71 | Membebaskan Sunu
72 BAB 72 | Dipermalukan lagi
73 BAB 73 | Insting harimau Sunu
74 BAB 74 | Pesan untuk Putra Mahkota
75 BAB 75 | Pengerahan pasukan perang
76 BAB 76 | Melawan jendral perang Zhang Yei
77 BAB 77 | Pecahnya pertempuran
78 BAB 78 | Anak ketiga Zhang Wu
79 BAB 79 | Serigala Hitam terlepas
80 BAB 80 | Menyelinap ke kediaman jendral Song Que
81 BAB 81 | Jendral Song Que terbunuh
82 BAB 82 | Menguasai kota Emas
83 BAB 83 | Serangan kejutan
84 BAB 84 | Mendesak harimau
85 BAB 85 | Serangan pagi
86 BAB 86 | Pasukan Jendral Mao Shan
87 BAB 87 | Menghadapi jendral Mao Shan
88 BAB 88 | Rencana serangan diam-diam
89 BAB 89 | Menghabisi penguntit
90 BAB 90 | Jatuhnya kerajaan Gurun Barat
91 BAB 91 | Peralihan kekuasaan kerajaan Gurun Barat
92 BAB 92 | Menemui makam orang tua
93 BAB 93 | Bersembunyi di wilayah utara
94 BAB 94 | Penyerangan bangsa Lato ke kerajaan Pesisir Laut Selatan
95 BAB 95 | Berita dari kerajaan Pesisir Laut Selatan
96 BAB 96 | Rencana Yang Nie
97 BAB 97 | Menyusun rencana kerajaan Gurun Barat
98 BAB 98 | Penobatan Raja Kerajaan Gurun Barat
99 BAB 99 | Rencana Baihu setelah acara penobatan
100 BAB 100 | Persiapan penyerangan bangsa Lato
101 BAB 101 | Misi penyelamatan orang tua Zhou An
102 BAB 102 | Terjun ke medan perang
103 BAB 103 | Yang Zi tertangkap
104 BAB 104 | Baihu vs Xu Rou
105 BAB 105 | Dua lawan satu
106 BAB 106 | Ilmu Ulat Sutera Barat
107 BAB 107 | Makam Pedang Naga
108 BAB 108 | Energi Kultivasi Pedang Naga
109 BAB 109 | Kembali melawan Xu Bersaudara
110 BAB 110 | Persiapan menyerang perkemahan bangsa Lato
111 BAB 111 | Peperangan meletus
112 BAB 112 | Hanya satu jurus
113 BAB 113 | Bertemu lelaki tua misterius
114 BAB 114 | Baihu mendengar Zhang Mou berada di utara
115 BAB 115 | Menuju kota Linshang
116 BAB 116 | Terlambat
117 BAB 117 | Memasuki kota Weishan
118 BAB 118 | Xu Jie, anak ketua sekte Naga Emas
119 BAB 119 | Orang-orang dari sekte Burung Api
120 BAB 120 | Pembebasan para tawanan
121 BAB 121 | Bertemu musuh bebuyutan
122 BAB 122 | Melawan Pang Chu
123 BAB 123 | Faktor usia
124 BAB 124 | Terlambat
125 BAB 125 | Mengungsi di kota LamShang
126 BAB 126 | Serangan dari luar ibukota kerajaan
127 BAB 127 | Perjanjian dengan Pang Niu
128 BAB 128 | Kembalinya wilayah kerajaan Salju Utara
129 BAB 129 | Kedatangan pasukan bangsa Buke kembali
130 BAB 130 | Serangan mendadak
131 BAB 131 | Semangat tempur pasukan bangsa Buke
132 BAB 132 | Pecahnya perang terbuka
133 BAB 133 | Taktik mematahkan semangat lawan
134 BAB 134 | Semua berlutut pada Baihu
135 BAB 135 | Menjadi Raja kerajaan Salju Utara
136 BAB 136 | Memilih Permaisuri
137 BAB 137 | Surat Tantangan
138 BAB 138 | Pertarungan di puncak gunung Awan Api
139 BAB 139 | Menghapus dendam
140 BAB 140 | Hari Pernikahan
141 BAB 141 | Pertunjukan bela diri
142 BAB 142 | Hidup Yang Mulia Baihu!
Episodes

Updated 142 Episodes

1
BAB 1 | Anak harimau Sunu dan Lelaki Tua
2
BAB 2 | Keracunan buah Iblis
3
BAB 3 | Menjadi murid tetua Wu Shan
4
BAB 4 | Tantangan Pertarungan
5
BAB 5 | Pertarungan di puncak Gunung Awan Api
6
BAB 6 | Seorang pahlawan mati dalam pertarungan
7
BAB 7 | Tersesat ke kota Wuxia
8
BAB 8 | Yang Zi dari sekte Pedang Langit
9
BAB 9 | Perebutan calon murid sekte
10
BAB 10 | Gerbang sekte Matahari Bulan
11
BAB 11 | Ujian seleksi kekuatan
12
BAB 12 | Menembus alam Dewa secara tak terduga
13
BAB 13 | Kediaman sekte Matahari Bulan
14
BAB 14 | Tidak mendapat apa-apa di kelas master
15
BAB 15 | Bertemu murid kelas spirit Zhou An.
16
BAB 16 | Adik Seperguruan
17
BAB 17 | Jurus ke 9 Matahari dan Bulan Bersatu
18
BAB 18 | Semua menunggu hasil pelatihan
19
BAB 19 | Sangat mirip dengan Guru Wu Shan
20
BAB 20 | Tantangan dari Shu Chao
21
BAB 21 | Hanya masalah buah?
22
BAB 22 | Baihu melawan Shu Chao
23
BAB 23 | Dipermalukan di depan teman-temannya
24
BAB 24 | Siapa yang terselamatkan?
25
BAB 25 | Sosok berpakaian hitam
26
BAB 26 | Tempat berlatih kultivasi
27
BAB 27 | Tindakan penyelamatan Baihu
28
BAB 28 | Pertemuan rahasia
29
BAB 29 | Luka yang dibangkitkan lagi
30
BAB 30 | Kalian akan terkejut karena anak itu andalan kami
31
BAB 31 | Surat dari ayah Wang Mei
32
BAB 32 | Pertandingan bela diri antar sekte
33
BAB 33 | Kekesalan Li Yan
34
BAB 34 | Melaju ke babak kedua
35
BAB 35 | Kekuatan juara bertahan Gong Jun
36
BAB 36 | Kekuatan Yan Zhu yang sebenarnya
37
BAB 37 | Hasil dari kesombongan Diao Shi
38
BAB 38 | Baihu memaksa kekuatan Gong Jun
39
BAB 39 | Tekanan kekuatan kultivasi alam Dewa
40
BAB 40 | Terkurung dalam Gua Kebijaksanaan
41
BAB 41 | Kitab Sembilan Semesta
42
BAB 42 | Diusir dari kediaman sekte Matahari Bulan
43
BAB 43 | Menyelidiki petunjuk
44
BAB 44 | Kota masa kecil Baihu
45
BAB 45 | Kota Persik
46
BAB 46 | Kediaman keluarga Wang
47
BAB 47 | Yang Zi menghilang
48
BAB 48 | Dilamar oleh Putra Mahkota
49
BAB 49 | Cinta Zhang Mou pada pandangan pertama
50
BAB 50 | Pertemuan keluarga Wang
51
BAB 51 | Terpisah
52
BAB 52 | Menyusup ke dalam gua buatan
53
BAB 53 | Jurus Matahari dan Bulan Bersatu yang mengerikan
54
BAB 54 | Menyelamatkan tiga ketua sekte
55
BAB 55 | Bertemu kembali
56
BAB 56 | Berita yang tersebar
57
BAB 57 | Makam Raja
58
BAB 58 | Ruang rahasia sekte Makam Raja
59
BAB 59 | Bertemu di kota Bintang
60
BAB 60 | Berselisih jalan
61
BAB 61 | Menemukan lorong rahasia lain
62
BAB 62 | Tiga bulan menuju rencana kedua
63
BAB 63 | Bertemu tetua Zhu Shimin, Angin Timur Gila
64
BAB 64 | Tantangan bertarung di Gunung Awan Api
65
BAB 65 | Jurus Sukma Pedang dari sekte Pedang Langit
66
BAB 66 | Kemunculan dua tokoh kuat dunia bela diri
67
BAB 67 | Mempelajari dengan cepat
68
BAB 68 | Benturan dua jurus ke 9 Matahari dan Bulan Bersatu
69
BAB 69 | Mengambil hati orang-orang sekte besar
70
BAB 70 | Bertemu Sunu
71
BAB 71 | Membebaskan Sunu
72
BAB 72 | Dipermalukan lagi
73
BAB 73 | Insting harimau Sunu
74
BAB 74 | Pesan untuk Putra Mahkota
75
BAB 75 | Pengerahan pasukan perang
76
BAB 76 | Melawan jendral perang Zhang Yei
77
BAB 77 | Pecahnya pertempuran
78
BAB 78 | Anak ketiga Zhang Wu
79
BAB 79 | Serigala Hitam terlepas
80
BAB 80 | Menyelinap ke kediaman jendral Song Que
81
BAB 81 | Jendral Song Que terbunuh
82
BAB 82 | Menguasai kota Emas
83
BAB 83 | Serangan kejutan
84
BAB 84 | Mendesak harimau
85
BAB 85 | Serangan pagi
86
BAB 86 | Pasukan Jendral Mao Shan
87
BAB 87 | Menghadapi jendral Mao Shan
88
BAB 88 | Rencana serangan diam-diam
89
BAB 89 | Menghabisi penguntit
90
BAB 90 | Jatuhnya kerajaan Gurun Barat
91
BAB 91 | Peralihan kekuasaan kerajaan Gurun Barat
92
BAB 92 | Menemui makam orang tua
93
BAB 93 | Bersembunyi di wilayah utara
94
BAB 94 | Penyerangan bangsa Lato ke kerajaan Pesisir Laut Selatan
95
BAB 95 | Berita dari kerajaan Pesisir Laut Selatan
96
BAB 96 | Rencana Yang Nie
97
BAB 97 | Menyusun rencana kerajaan Gurun Barat
98
BAB 98 | Penobatan Raja Kerajaan Gurun Barat
99
BAB 99 | Rencana Baihu setelah acara penobatan
100
BAB 100 | Persiapan penyerangan bangsa Lato
101
BAB 101 | Misi penyelamatan orang tua Zhou An
102
BAB 102 | Terjun ke medan perang
103
BAB 103 | Yang Zi tertangkap
104
BAB 104 | Baihu vs Xu Rou
105
BAB 105 | Dua lawan satu
106
BAB 106 | Ilmu Ulat Sutera Barat
107
BAB 107 | Makam Pedang Naga
108
BAB 108 | Energi Kultivasi Pedang Naga
109
BAB 109 | Kembali melawan Xu Bersaudara
110
BAB 110 | Persiapan menyerang perkemahan bangsa Lato
111
BAB 111 | Peperangan meletus
112
BAB 112 | Hanya satu jurus
113
BAB 113 | Bertemu lelaki tua misterius
114
BAB 114 | Baihu mendengar Zhang Mou berada di utara
115
BAB 115 | Menuju kota Linshang
116
BAB 116 | Terlambat
117
BAB 117 | Memasuki kota Weishan
118
BAB 118 | Xu Jie, anak ketua sekte Naga Emas
119
BAB 119 | Orang-orang dari sekte Burung Api
120
BAB 120 | Pembebasan para tawanan
121
BAB 121 | Bertemu musuh bebuyutan
122
BAB 122 | Melawan Pang Chu
123
BAB 123 | Faktor usia
124
BAB 124 | Terlambat
125
BAB 125 | Mengungsi di kota LamShang
126
BAB 126 | Serangan dari luar ibukota kerajaan
127
BAB 127 | Perjanjian dengan Pang Niu
128
BAB 128 | Kembalinya wilayah kerajaan Salju Utara
129
BAB 129 | Kedatangan pasukan bangsa Buke kembali
130
BAB 130 | Serangan mendadak
131
BAB 131 | Semangat tempur pasukan bangsa Buke
132
BAB 132 | Pecahnya perang terbuka
133
BAB 133 | Taktik mematahkan semangat lawan
134
BAB 134 | Semua berlutut pada Baihu
135
BAB 135 | Menjadi Raja kerajaan Salju Utara
136
BAB 136 | Memilih Permaisuri
137
BAB 137 | Surat Tantangan
138
BAB 138 | Pertarungan di puncak gunung Awan Api
139
BAB 139 | Menghapus dendam
140
BAB 140 | Hari Pernikahan
141
BAB 141 | Pertunjukan bela diri
142
BAB 142 | Hidup Yang Mulia Baihu!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!