Ada Cinta Di Balik Dusta

Ada Cinta Di Balik Dusta

Pertemuan Pertama

Satu hal yang ku tahu, bahwa semua terkadang bisa mengalami hal yang tidak pernah di duga sebelumnya. Ada pun maksud hati dengan mencoba berpikir secara rasional, ternyata juga tidak begitu membantu jika suratan takdir surat menulis alur ceritanya sendiri.

“ DIMANA GADIS ITU? DASAR BODOH! KALIAN KEHILANGAN JEJAKNYA?!”. Ucap pimpinan buronan polisi bernama Baron dengan penuh amarah.

“ Kami rasa dia masih bersembunyi di sekitar sini Boss..” Balas salah satu anak buah Baron dengan membawa senjata api dalam salah satu tangannya.

“ Aku tidak perduli hidup atau mati! TEMUKAN DAN BAWA GADIS ITU PADAKU!”

“ BAIK BOSS”

Seketika perjalanan hidup seorang gadis pun berubah bagai bara api yang semakin menyulut angin untuk menyebarkan kobarannya.. Merekam kejadian pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh adanya organisasi hitam yang berbahaya, entah bagaimana gadis itu pun terjerumus dalam lingkaran berbahaya yang mengancam nyawanya.

“ Ayolah Freya... Beranikan dirimu dan segera pergi dari sini!”. Ucap Freya salah satu mahasiswi tingkat akhir Jurusan Hukum yang sedang melaksanakan program KKN. Merekam kejadian pembunuhan dan rencana komplotan organisasi hitam dengan bersembunyi dari balik tumpukan kayu.

Derap langkah kaki yang melewatinya semakin membuat Freya tersudutkan karena tumpukan kayu yang juga tidak terlalu tinggi untuk menutupi seluruh tubuhnya. Tersadar akan tempat persembunyiannya yang tidak aman, Freya pun mencoba untuk segera berlari disaat keadaan terlihat aman.

(TRAAKKK TRAAAKK BRAAKKK)

Suara retakan tumpukan kayu yang secara tidak sengaja Freya jatuhkan saat mencoba melompat

“ ITU DIA!!” Ucap salah satu anak buah Baron yang berdiri sedikit lebih jauh dari Freya.

Berlari sekuat tenaga, kaki ini seperti melintir pada kanan dan kiri terlihat tidak sinkron pada arah jalan yang meliuk liuk. “ Aku tidak boleh mati! Ingat Freya, kau masih perawan, belum menikah, dan belum melahirkan anak.” Ucap Freya sembari terus berlari sekuat tenaga menghindari para buronan polisi yang mengejarnya.

( DOORRR DOORRR DOORRR)

Suara tembakan yang dilepaskan oleh Buronan polisi kepada Freya yang berlari

Kenapa mereka masih mengejarku? Kenapa pula aku masih memegang Camera ini?! Aakkhh sial, beginilah nasibmu jika kau bercita cita ingin bekerja di Kantor Kejaksaan! Memberanikan diri untuk menyimpan alat bukti yang akan aku serahkan pada pihak berwajib ternyata tidak semudah yang aku pikirkan.

“ Tunggu, jalur mana yang harus kuambil?” Ucap Freya ketika melihat 2 jalur terpisah yang berada dihadapannya saat berlari.

Memejamkan mata dengan biarkan hati yang memilih, ternyata belokan kanan mengarah pada jalur tebing yang berada di belakang pantai. “ Bagus sekali Freya, ada yang lebih baik dari ini?!” Ucap Freya yang merasa kesal pada dirinya sendiri karena salah mengambil belokan dengan terus berlari.

Tanpa disadari belokan itu mengarah pada ujung terbing, dimana Freya terpaksa melompat dengan bergelantungan pada akar pohon yang berada di balik ujung tebing dan bersembunyi dari para Buronan polisi.

“ Kemana dia? Apa gadis itu melompat ke bawah?”

“ Kau bodoh! Kau tidak lihat kebawah? Kau bisa mati jika sampai terjatuh! Kita pergi ke arah sana.. Aku yakin gadis itu lebih memilih memutar jalan.” Para Buronan polisi itu pun langsung berlari menuju belokan pertama kearah yang berlawanan.

( ZRRRTTT TRAAKKK TRAAKKK)

Suara retakan akar pohon yang terlepas dari tanah tebing karena dijadikan tumpuan Freya untuk bergelantung dibawahnya

“ Ayolah... Kumohon.. Bekerja samalah denganku! Aku... (TRAAAKKKK)- - -KYAAAA...”

Akar pohon itu pun terlepas hingga membuat Freya terayun menyamping kearah bawah tebing dimana terdapat sebuah gudang kayu

(BRRUUAAKKKK)

Suara keras saat Freya menabrak dan menghancurkan gudang kayu

Mendengar suara keras dari gudang penyimpanan, seorang pria langsung berlari menghampiri dimana arah suara itu berasal, merasa bahwa pria itu adalah pemilik gudang kayu yang dihancurkan Freya, pria itu terdiam melihat seorang wanita terbaring di hadapannya.

Apa aku masih hidup? Aakkhh, tubuhku terasa sakit sekali.. Ada dimana aku? Kenapa aku sulit sekali menggerakkan tangan dan kakiku. Tunggu, Camera! Kemana Camera milikku?. Perasaanku saja atau bumi berputar tidak seperti biasanya? Siapa yang berjalan kearahku? Sepatu Sneakers limited edition. Pasti sa.. ngat.. ma.. hal.......

* * * * *

Beberapa Hari kemudian

Gemericik suara air laut terdengar jelas olehku. Sinar matahari pun terasa hangat menyentuh kulit. Tersadar dengan membuka kedua mata, ternyata aku berada dalam sebuah Cottage dipinggir pantai yang terlihat sangat mewah dan indah, seperti aku sedang pergi berlibur dan menginap disalah satu Villa dekat pantai.

“ Kau sudah bangun?”

( BRRAAKKKK. AAKKHHH.. )

Freya yang terkejut mendengar suara pria yang berada di sampingnya, dengan terjatuh kesamping tempat tidur hingga tertidur tak berdaya diatas lantai

“ Tenanglah, kau tidak apa apa?”. Ucap Ardiaz, Seorang Dokter Magister Hukum dan Ilmu Forensik. Yang berprofesi sebagai Dosen pengganti serta Penyidik dalam Kepolisian. Pemilik dari Cottage dan Gudang kayu.

Halusinasi apa ini? Kenapa aku melihat Pak Ardiaz dihadapanku? Bagaimana jika terlihat oleh teman teman? Berbahaya jika mereka melihat kami berduaan, mengingat semua teman temanku yang begitu sangat mengidolakannya. Ucap Freya pada dirinya sendiri mencoba untuk tersadar..

“ Apa kau baik baik saja? Aku Ardiaz, siapa namamu? Kenapa aku merasa seperti pernah melihatmu?”. Ucap Ardiaz kembali sembari membantu Freya untuk terduduk pada sebuah kursi.

“ Aaaku Freya Pak.. Terima kasih sudah menolongku Pak..” Balas Freya dengan menundukkan kepalanya kepada Ardiaz.

“ PAK? Jadi kau salah satu muridku?. Baiklah, aku tidak akan berbasa basi kalau begitu. Freya, apa yang kau lakukan disini?”. Ardiaz berjalan mengambil Camera milik Freya yang dia simpan dan menyalakan rekaman video yang ada di Camera tersebut di hadapan Freya.

“ Kumohon jangan salah paham Pak.. Saya adalah salah satu Mahasiswi peserta KKN.. Sebelumnya saya juga menyimak seminar perkuliahan anda selama beberapa kali dan mendapatkan nilai bagus dari anda Pak. Bahkan saat prakter persidangan pertama saya pun diawasi oleh anda. Selama disini pun saya ikut membantu anda mengumpulkan materi untuk Mahasiswa lainnya yang juga mengikuti KKN bersama..”

“ Aaahh, kau adalah Assisten Dosen Prof. Edy. Pantas aku seperti pernah melihatmu.”

“ Ya Pak.. Tunggu dulu, Maaf pukul berapa sekarang Pak?”. Expresi wajah Freya seketika berubah begitu terkejut mengingat hal yang harus dikerjakannya.

“ Pukul 09.00 Pagi.. Jika sampai sore ini kau masih tertidur, maka Kau tidak sadarkan diri selama hampir 3 hari.” Ucap Ardiaz sembari mematikan rekaman video dan terduduk tepat di hadapan Freya.

Bagaimana bisa aku tidak sadarkan diri selama 3 hari?! Kenapa mereka tidak mencariku? Tunggu, apa karena aku mengatakan akan langsung membantu Prof. Edy pada seminarnya dan menaiki kapal pertama? Aaakkhh..!! Tidak adakah kabar baik bagiku?! Lalu, bagaimana aku pulang dari sini?. Freya bergumam dengan tertegun berpandangan kosong.

Ardiaz masih memandang pada Freya yang termenung akan nasibnya. Mencoba menerka apa yang dipikirkan gadis itu saat ini, mengingat tidak ada uang, keluarga, bahkan sendirian di pulau ini. Freya sendiri pun tersadar akan dahi dan kaki kirinya yang terbalut perban akibat terjatuh dari tebing yang semakin membuatnya frustasi.

“ Apa kau sengaja merekam mereka? Dimana lokasinya?”. Ucap Ardiaz kembali dengan menatap serius kepada Freya.

“ Di bukit belakang pantai.. Pak, sebenarnya saya tidak bermaksud untuk merekam. Hanya saja secara tiba tiba tergerak dan tanpa sadar merekam apa yang mereka lakukan. Karena Handphone ku tiba tiba berbunyi, mereka akhirnya tahu keberadaanku. Lalu, aku berlari dan....” Freya yang akhirnya terdiam melihat Ardiaz menatapnya sinis, setelah menyadari bahwa yang dilakukannya hal yang berbahaya.

“ Jadi intinya tidak lain, kau adalah gadis pembawa masalah.” Ucap Ardiaz berwajah datar, langsung berpaling berdiri mengambil sebuah kemeja untuk dikenakan, tanpa melihat kepada Freya, meninggalkannya sendirian di ruangan.

Sudah bukan hal aneh jika Pak Ardiaz berprilaku seperti ini. Dirinya terkenal sebagai Dosen pengganti yang multitalenta namun dingin dan angkuh. Di usia mudanya sudah mendapatkan gelar Dokter Magister dimana sebuah Rumah sakit terbaik di kota pun mengakui kredibilitasnya bahkan ia pun seorang Penyidik di Kepolisian. Ucap Freya yang tertunduk karena merasa tak nyaman.

(TOOKKK TOOKKKK TOOOKKK)

“ Nak Diaz.. Kau ada dirumahkan? Boleh kami masuk? Kami melalui pintu belakang yaa..” Ucap Pak Danu, Kepala Desa kepulauan yang sudah menganggap Ardiaz sebagai anak.

“ Diaz, aku berhasil menangkap banyak udang, cumi cumi, dan ikan kesukaanmu. Kita adakan Barbeque malam ini, oke? Dimana alat pembakaranmu yang mahal itu?. . . . Hoy, Ardiaz?”. Ucap Adhi salah satu sahabat Ardiaz yang juga merupakan nelayan dan anak pemilik saudagar kapal.

Hembusan nafas Ardiaz begitu terasa hangat mengibas rambut Freya yang panjang karena secara tiba tiba berlari masuk kembali kedalam kamar. Terlebih tiba tiba dada Ardiaz yang tegap dan kekar bersandar menutupi Freya dengan menyandar pada sebuah dinding yang terhalang pintu masuk agar tidak ada yang melihat Freya.

“ Jangan bersuara. Akan bahaya jika mereka tahu kau ada di sini.” Ucap Ardiaz dengan menutup mulut Freya pelan menggunakan tangannya dan langsung mengarahkan pandangannya keluar.

Wangi aroma parfum yang dikenakan pak Ardiaz seolah membiusku. Terdiam menuruti perkataannya, tak sadar aku tak mampu menopang diri sendiri mengingat kaki kiriku yang terluka.. Berkeringat dingin menahan sakit, Maaf Pak.. Aku sudah tidak sanggup lagi karena terasa begitu menusuk tulang dan seluruh kaki kiriku.

( ZRRRTTTTT BRUUUKKKK BRUUKKKK)

Suara keras atas robekan kemeja Ardiaz dimana Freya menariknya karena hilang keseimbangan hingga akhirnya terjatuh ke lantai kamar dengan Ardiaz yang mencoba melingkarkan tangannya mencoba melindungi benturan pada Kepala Freya yang juga terluka

“ ADA APA?? DIAZ, KAU TIDAK. . . apa. . . . apa. . . .?”. Ucap Adhi yang langsung berlari menuju ruangan tidur Ardiaz yang terbuka, terkejut secara tidak sengaja melihat Ardiaz yang seolah sedang memeluk Freya dengan kemejanya yang terobek

“ Bunyi suara keras apa itu tadi? Adhi, kenapa menghalangi pintu! Nak Diaz? Apa yang. . . . .” Ucap Bu Nisa, istri Pak Danu, terkejut setelah memukul pelan pada Adhi yang mencoba menghalanginya untuk melihat seperti apa yang Adhi lihat

“ Sedang apa kalian berdua? Jelaskan saat ini juga.” Ucap Pak Danu yang akhirnya ikut melihat.

Ardiaz langsung bangkit dengan setengah terduduk\, melepas kemejanya yang terobek lalu membantu Freya untuk terduduk. Dengan memberikan pandangan serius pada Freya\, Ardiaz seperti memberikan isyarat yang belum dimengerti oleh Freya hingga akhirnya berbisik *Bekerja samalah denganku.*

Mendengar perkataan Pak Ardiaz dengan berbisik, aku tidak mengerti apa yang harus aku lakukan. Namun Pak Ardiaz tanpa segan dan seperti kami sudah mengenal lama, tiba tiba tersenyum dan melingkarkan kedua tangannya pada pinggangku, mendekap erat dan membantuku berdiri.. Selepas itu tangan itu tak berniat terlepas dengan semakin menarik erat diriku agar bersandar padanya..

“ Aaahhh.. Kau kekasih Ardiaz. Jadi kau tunangan yang dimaksud oleh Paman dan Bibimu tempo hari? Apa kalian akan menikah disini?”. Ucap Adhi mencoba berpura pura mendinginkan suasana, seolah mengerti dengan raut wajah yang Ardiaz berikan.

“ Apa? Kenapa ibu tidak tahu Nak Diaz sudah memiliki kekasih dan bertunangan? Lalu, bukankah gadis itu adalah salah satu mahasiswi yang melakukan KKN kemarin? Ibu mengingatnya, karena gadis itu membantu ibu setiap harinya..” Tanya Bu Nisa penuh curiga pada Ardiaz.

Apa hanya perasaanku saja atau memang tatapan mereka berbeda?. Selama berada di pulau ini baru kali ini aku melihat Pak Danu, Bu Nisa mengerutkan dahinya dengan raut wajah mengerikan. Lalu, apa yang harus kukatakan?. Freya berkata pada dirinya sendiri dengan menatap pada Ardiaz.

“ Bu, Freya adalah tunanganku.” Balas Ardiaz dengan wajah serius agar tidak menimbulkan kecurigaan.

“ AHAAHAHA.. Syukurlah, Bagus! Bagus! Hampir saja kami salah paham padamu, Nak.. Lalu, kapan pernikahan kalian di pulau ini akan berlangsung?.” Pak Danu seketika langsung tertawa lepas diikuti Bu Nisa bernafas lega, yang kembali menatap Ardiaz dan Freya penuh harap.

“ Secepatnya Pak. Seperti yang kita tahu, Freya masih menempuh pendidikannya. Saya berniat tidak mau mengganggunya. Namun siapa sangka dia bersikeras kemari sampai mendapat Luka di tubuhnya akibat terjatuh dari kapal karena tidak ingin pulang.” Ardiaz menjelaskan dengan memakai topeng tersenyum tulus, masih merangkul erat Freya yang akhirnya juga memakai topeng seperti Ardiaz..

“ Yaa yaa, itulah pengorbanan cinta.. Nak Freya, kau pasti ingin segera menikah dengannya bukan? Siapa yang tidak mau menikah dengan pemuda tampan dan serba bisa seperti Diaz? Kau juga pintar dan cantik.. Kalian akan sangat berkilau seperti berlian saat upacara pernikahan nanti.” Balas Pak Dana kembali tertawa bersama dengan semua orang, bahagia akan kabar dari Ardiaz dan Freya.

* * * * *

Menjelang Malam Hari

Apa Pak Ardiaz kehilangan akal sehatnya? Apa? Aku terjatuh dari kapal hanya karena ingin bersama dengannya? Otaknya benar benar bermasalah, karena seingatku dia berkata aku adalah pembuat masalah. Lalu kenapa dia seperti ini? Apa dia tahu akibat dari yang dia katakan saat ini?!.

Freya yang merasa kesal akhirnya terduduk lemas tak menyangka dengan apa yang terjadi padanya hari ini. Tersadar pada sebuah cermin di depannya, Freya menghembuskan nafas panjangnya kembali dengan tertunduk dan berkata, “Bagaimana bisa aku menikah dengan Par Ardiaz?.” Kembali tertunduk tak berdaya mengingat ketidakpantasan dirinya yang akan menikah dengan Ardiaz..

(BRRAAKKK)

“ Memang kenapa jika harus menikah denganku?.” Suara pintu yang tertutup dengan Ardiaz yang masuk kedalam ruangan.

“ Ma, maksud Bapak.. Pernikahan ini harus tetap berlangsung? Tidak bisakah kita berpura pura saja sudah menikah, tanpa harus ada upacara pernikahan disini?”. Freya dengan gugup bertanya dengan menatap kearah Ardiaz.

“ Penduduk sekitar sudah sangat mengenalku. Terlebih nenekku berasal dari sini. Freya, kau tahu di pulau ini melarang ketat pria dan wanita yang tidak memiliki hubungan, berada dalam 1 atap terlebih sampai bermalam. Dari sini kau tentu cukup mengerti bukan?” Ardiaz berjalan memutari tempat tidur dengan sesekali menatap Freya penuh keseriusan.

Freya terdiam mendengar perkataan Ardiaz, mengingat Hukum Adat yang masih sangat kental di kepulauan ini. Alih alih alasan itu, dibalik pagar besi tinggi sebagai pembatas Hutan Liar dibelakangnya, terdapat beberapa tiang yang dibawahnya terdapat pakaian manusia serta pecut dan pancungan yang ditutupi dedaunan lebat. Hukuman yang diberikan masih sangat primitif.

“ Aku tahu Pernikahan hal sakral. Karena itu aku tidak akan langsung mendaftarkan Akta surat pernikahan kita nanti. Aku akan meminta pendapatmu jika itu memang perlu dilakukan. Freya, kembali ke kota selepas acara pernikahan. Aku akan tetap berada disini untuk bekerja.”

“ Ma, maksud Bapak.. Bapak tidak keberatan dengan status pria menikah oleh penduduk sekitar meski saya tidak ada?”. Freya tiba tiba berdiri menahan sakit di kakinya menatap kearah Ardiaz.

“ Tidak masalah. Setidaknya aku hanya harus melingkarkan sebuah cincin pada salah satu jariku ini setiap harinya. Aku tidak ingin membebani masa depan dan juga impianmu.” Ardiaz menatap Freya semakin dalam dan menunggu jawaban darinya.

Jika memang berjodoh, kemana pun kaki melangkah dan dengan siapa kita berhubungan sebelumnya, pada akhir akan kembali pada yang akan memiliki. Namun dalam cerita hidupku ini, maka ungkapan seperti apa yang dapat menggambarkannya?. Tentu kita semua tahu pernikahan adalah sakral dan tidak dapat dipermainkan. Ardiaz Fawwas, kenapa aku harus terikat benang merah tak beralasan?

Terpopuler

Comments

Melisa Author

Melisa Author

Hai Neng, kakak mampir! untuk sinopsisnya udah cocok, hanya saja kata terpaut itu sebaiknya di ganti dengan terikat ya. kalau terpaut cocoknyabuntuk usia. maaf, kalau kamu nggak suka. menurut kakak, itu yg leboh cocok! sukses selalu Neng!

2023-08-09

2

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Ardiaz sepertinya orang yang baik. Semoga kalian berdua berjodoh

2023-06-28

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!