Penyesalan

Mencoba untuk tetap fokus mengejar ketinggalannya, Freya di kelompokkan kembali dengan kakak angkatan karena berniat lulus 1 tahun lebih cepat. Tersadar akan Naufal yang mencoba untuk mendekati Freya, tak kala membuat Freya serba salah dengan apa yang harus dia lakukan.

“ Hey, Freya.. Bisakah kau mendiskusikan ini denganku?, apa kau ada waktu?”. Ucap Naufal kepada Freya.

Tertunduk tak berkata, Freya pun berpikir dengan keputusan apa yang harus dia ambil. Jika aku menolaknya, dia akan bertanya alasanku.. Terlebih Dion dan Misca pun seperti mencoba menjodohkanku dengannya.. Tapi jika aku menerima, maka.... Ucap Freya dalam hatinya, merasa bingung saat memikirkan Ardiaz.

Perkuliahan pun di mulai, keadaan semakin membuat Freya gelisah disaat Ardiaz masuk ke dalam ruagan dan menjadi Dosen pengganti di mata kuliah yang wajib dia tempuh.. Ardiaz bersikap seperti biasanya seolah tidak ada yang terjadi dan mencoba berinteraksi dengan mahasiswa lainnya.

Terlihat Ardiaz sedang menyiapkan materi pembelajarannya dan semua pun sudah terduduk dengan begitu antusias dan hening.. Hingga tiba tiba..

“ Kursi ini kosongkan?”. Ucap Naufal yang terlihat antusias dan duduk disebelah Freya.

“ Ka Naufal, biasanya duduk di belakang.. Kenapa tiba tiba duduk di depan?”. Tanya Freya.

“ Karena ingin dekat denganmu..” Balas Naufal.

Sontak perkataan Naufal membuat gaduh seisi kelas dengan siulan serta teriakan dari mahasiswa lain.. Bukan tersipu malu seperti layaknya mahasiswa pada umumnya, Freya merasa bergetar dengan langsung mengarahkan pandangannya kepada Ardiaz.

“ Oke, cukup. Kita mulai.” Ucap Ardiaz dengan sedikit tersenyum.

Syukurlah dia tidak marah.. Kenapa aku harus berada di posisi seperti ini?!... Melelahkan sekali... Ucap Freya dalam hatinya sembari menghembuskan nafas panjang.

Selesai perkuliahan seperti yang dikatakan, kelompok diskusi pun terbentuk dengan beberapa Quissioner yang harus mereka kerjakan. Semua mahasiswa pun berjalan meninggalkan kelas dengan berurutan, Freya pun terlihat sedang berbicara dengan Dion dan Misca..

Tiba tiba Ardiaz berjalan mengikuti barisan untuk keluar ruangan dengan tiba tiba menggenggam tangan Freya di tutupi dengan sebuah buku dan jaket di tangannya. Freya merasa serba salah melihat Ardiaz tampak cuek dengan kembali berbicara dengan mahasiswa di depannya, namun tangannya begitu menggenggam erat tangan Freya saat ini.

“ Mau berdiskusi dimana?”. Ucap Naufal kepada Freya selepas keluar dari ruangan kelas.

“ Di perpustakaan kita tidak boleh berisik, di taman jarang ada fasilitas Wifi, Cafe ga enak kalau terlalu lama juga.. Apa ada rumah yang bisa menyambut kita?”. Ucap kakak kelas lainnya bernada jahil.

“ Rumah Freya ada Wifi, terlebih luas dan ada halaman belakang. Hmmm...” Ucap Misca dengan melirikkan pandangannya kepada Freya seolah menyentilnya.

Freya kembali terdiam untuk berpikir sejenak, namun tatapan dari mereka semua semakin menusuk Freya seolah mengatakan, Cepatlah.. Kenapa lama sekali?!. Dengan Dion yang juga menatap padanya, akhirnya Freya pun menyetujui saran mereka dan berjalan menuju parkiran mobil dan motor.

Disaat bersamaan, terlihat sebuah mobil sedan putih yang terhenti di depan ruangan Dosen dimana Ardiaz keluar dan menghampiri mobil itu.. Semua mahasiswa yang melihat pun menjadi begitu antusias kembali merasa penasaran dengan siapa dibalik kemudi mobil tersebut..

“ KYAAAAA.. Pak Ardiaz di peluk!.. Pak Diaz di peluk wanita itu.. Siapa dia?, tapi mereka kelihatan begitu serasi ya.. Cantik dan Tampan, juga sama sama tinggi.. Keliatannya wanita itu juga pintar..” Ucap Misca dengan polos di samping Freya.

Lepaskan pelukannya. Kubilang, LEPASKAN PELUKAN WINDA!. Ucap Freya dalam hatinya merasa kesal dengan menatap Ardiaz dari kejauhan penuh dengan rasa kesal.

Ardiaz yang tersadar akan Freya yang berdiri tidak jauh darinya dan sedang menatap layak Singa yang siap menerkam bangsanya, langsung melepaskan tangan Winda dan berjalan mundur menjauhinya.

Ciiihh Pura pura terkejut!!. Menyebalkan!. Gumam Freya kembali dalam hatinya dengan sengaja masuk ke dalam mobil Naufal dan duduk di kursi depan.

Mobil Naufal pun mulai berjalan dengan melewati Ardiaz yang sedang menatap kearah dalam mobil dimana Freya tidak menatapnya malah mengacuhkan Ardiaz yang terlihat sedang menikmati waktu mereka berdua.

********

-Sesampainya di Rumah Freya-

Terlihat semua begitu antusias untuk masuk ke dalam Rumah Freya, dimana Tante Maya yang juga masih dalam jam kerja, membuat kondisi rumah menjadi tidak canggung. Assisten rumah tangga pun terlihat membantu Freya untuk menyiapkan cemilan dan minuman, serta menjadi kesempatan besar Naufal yang mencoba untuk melakukan pendekatan kepada Freya.

“ Biar aku saja, ini berat..” Ucap Naufal mengambil paksa baki nampan dari tangan Freya.

“ Aku bisa kak...” Ucap Freya yang diacuhkan oleh Naufal.

Kelompok diskusi pun di mulai, Naufal terlihat begitu mengambil kesempatan dengan duduk disamping Freya bahkan sesekali mengulurkan salah satu tangannya kebelakang seolah terlihat sedang memeluk Freya. Sontak kejadian kekanakan itu pun menjadi bahan lelucon yang ramai dimana menurut Freya itu tidak lucu sama sekali bahkan membuatnya merasa Risih..

Waktu pun berlalu, tak terasa senja datang dan mereka masih belum selesai mengerjakan tugas akibat terlalu banyak bercanda dan bermain.. Tante Maya yang menghubungi akan pulang terlambat, semakin membuat Freya merasa tak nyaman dengan banyaknya lelaki saat ini.

“ Bagaimana jika kita lanjutkan besok?”. Ucap Freya kepada kelompok diskusinya.

“ Besok pasti malas, lebih baik sekarang saja.. Kalau perlu sampai malam kita di sini..” Ucap salah satu kakak kelas Freya sembari tersenyum jahil.

Menjelang malam Freya yang sudah merasa tidak nyaman, mulai merasa bingung bagaimana menyuruh mereka semua pulang.. Hingga akhirnya, Freya mendapatkan sebuah SMS yang berisi, Datang ke halaman samping rumah.

Freya langsung berlari tanpa berkata meninggalkan mereka dan langsung menuju halaman samping rumahnya dimana Ardiaz sudah menunggunya disana.

“ Ada apa?”. Tanya Freya

“ Ada apa?, ini sudah jam 9 malam, dan kalian masih bersama?”. Balas Ardiaz sedikit kesal.

“ Kami sedang mengerjakan Quissioner yang kau berikan tadi siang..” Balas Freya.

“ Apa kau bodoh atau berpura pura bodoh, Freya?”. Ucap Ardiaz kembali kesal.

“ APA?!”.

“ Kau dengan mudah berdiskusi denganku mengenai pasal pasal, aturan, sanksi pelanggaran, dan lainnya. IPK mu 3,85 dan akan lulus 1 tahun lebih cepat. Masih memerlukan alasan bagimu untuk tidak menyelesaikannya dalam waktu singkat?.” Ucap Ardiaz kembali kesal.

Freya yang merasa perkataan yang dikatakan Ardiaz benar, akhirnya hanya menundukkan kepalanya dan menggerakkan kakinya seolah merasa malu dan tidak berguna di depannya.

“ Terlebih dari yang kulihat, dari 10 orang hanya kau dan Misca yang perempuan!. Sisanya lelaki dan senior angkatanmu!.” Ucap Ardiaz kembali dengan kesal.

Belum selesai berbicara, terdengar suara pintu gerbang besi yang terbuka dan suara langkah kaki yang berjalan mendekati Freya dan Ardiaz, yang sontak membuat Freya panik.. Namun Ardiaz menarik tubuh Freya agar bisa memeluknya dan bersembunyi di balik tumpukan barang.

“ Freya?? Kau disini?.... Freya??”. Ucap Naufal sembari melihat sekitarnya.

Freya yang merasa panik, semakin ditarik untuk mendekati Ardiaz hingga tubuhnya menempel dengan sangat lekat pada tubuhnya.. Ardiaz memandang Freya begitu dalam, sehingga membuat Freya merasa malu dan memalingkan wajahnya.

“ Kenapa memelukku?, bukankah nyaman di peluk olehnya tadi siang?”. Ucap Freya sembari sedikit menundukkan kepalanya tak menatap Ardiaz.

Mendengar perkataan Freya, membuat Ardiaz tersenyum dan mendekatkan wajahnya untuk berbisik di telinga Freya.

“ Pelukannya tidak sehangat dan senyaman pelukanmu. Lagipula bukan aku yang mau memeluknya. Cuma tubuh ini yang ingin ku peluk erat.” Ucap Ardiaz berbisik dengan sedikit jahil.

“ Apa yang kalian bicarakan? Kenapa dia datang ke kampus?”. Tanya Freya

“ Karena aku tidak mengangkat panggilannya.. Ada sebuah seminar yang harus ku datangi karena permohonan mereka, dan aku lupa. Oleh sebab itu Winda datang mengingatkanku.”

Tanpa sadar Freya menyandarkan kepalanya pada Dada Ardiaz yang bidang dan lebar, dengan mencium aroma wangi parfum yang biasa Ardiaz kenakan.. Ardiaz mengusap lembut kepala Freya dan tanpa sadar mereka berpelukan cukup lama.

“ Suruh mereka pulang.” Ucap Ardiaz kepada Freya.

“ Baiklah..” Balas Freya sembari berlalu meninggalkan Ardiaz, masuk kembali kedalam rumah.

Dengan alasan Tante Maya, Freya mencoba mencari alasan agar semua teman temannya dapat pulang tanpa menyakiti hati mereka.. Disaat yang sama Ardiaz yang mendapatkan panggilan mendadak dari Rumah sakit pun menutup pertemuan dengan mengecup kening Freya sebelum berlalu pergi.

*******

-Keesokan harinya-

Di sisi lain, Baron sang Pemimpin para Buronan polisi meminta anak buahnya untuk segera melayangkan rencananya tanpa terbaca oleh Ardiaz. Kejadian tak terduga datang menghampiri Freya dimana anak buah Baron menyamar sebagai mahasiswa dan mencoba menculiknya.

Selepas mata kuliah berakhir dan kembali para senior angkatan Freya datang untuk meminta pendapatnya, anak buah Baron pun mencoba mencari celah dengan meminta saran yang tidak berkaitan dengan Quissioner..

“ Aahh begitu, lalu bagaimana sebaiknya?”. Tanya salah satu anak buah Baron pada Freya.

“ Mungkin kak senior bisa mendatangi perpustakaan kampus atau coba mencarinya di website..” Balas Freya polos.

Anak buah Baron mencoba mencari alasan apa pun yang dapat membuat Freya untuk dapat pergi bersama dengan mereka.. Permohonan layaknya keadaan darurat pun mereka gunakan hanya agar menarik simpatik Freya pada mereka.

“ Baiklah, kita coba pergi ke perpustakaan..” Ucap Freya sembari mengikuti mereka berjalan dari belakang.

Sementara itu, Ardiaz yang secara kebetulan baru selesai mengajar, menghampiri Kelompok diskusi Freya dan menanyakan perkembangannya.. Tersadar akan Freya yang tidak ada bersama mereka, Ardiaz mulai kembali merasa ada yang tidak beres.

“ Kau yakin?”. Tanya Ardiaz kepada mereka.

“ Ya Pak, kami baru melihat mereka.. Sepertinya di kelas mana pun mereka belum pernah masuk..” Ucap salah satu senior Freya pada Ardiaz.

“ Pergi ke arah mana mereka?”. Tanya Ardiaz.

“ Ke perpustakaan pak..” Balas Misca.

Perpustakaan?, tunggu bukankah itu melewati parkiran mobil dan motor?. Gumam Ardiaz dalam hati sembari melayangkan pandangannya ke arah area parkiran kampus.

Freya masih polos mengikuti mereka dan tidak menaruh kecurigaan sama sekali.. Tiba tiba Handphone Freya bergetar dimana Ardiaz mencoba mrnghubunginya, namun panggilan itu tidak sempat terangkat akibat Baterai handphone Freya yang habis.

“ Ayo Freya, kenapa lama?”. Ucap salah satu anak buah Baron pada Freya.

Freya kembali memasukkan Handphonenya kedalam kantung celananya dan kembali berjalan mengikuti mereka semua.. Freya tidak merasa curiga sama sekali, hingga...

“ Maaf, aku meninggalkan buku di dalam mobilku. Bagaiamana jika kita ambil dulu?”. Ucap salah satu anak Buah Baron lainnya.

“ Kalau begitu ambillah, aku akan menunggu di sini..” Balas Freya yang mulai merasa ada yang tidak benar.

Seketika salah satu anak buah Baron melayangkan salah satu tangannya keatas seraya memberi perintah kepada rekan lainnya yang sudah berada di dalam mobil untuk menjemput mereka. Freya yang terkejut saat melihat mobil sedan hitam yang dikenalinya, langsung melangkah mundur sedikit demi sedikit..

“ Siapa kalian?”. Ucap Freya dengan mulai merasa takut.

“ Ada apa Freya? Bukankah kita mau berdiskusi bersama?”.Ucap salah satu anak buah Baron.

Mobil sedan hitam itu terlihat semakin mendekati Freya dimana ia sudah merasa semakin cepat untuknya melarikan diri, maka ia akan selamat dari apa yang akan menimpanya. Freya akhirnya menyadari bahwa Baron dan anak buahnya menyadari akan kedatangan dirinya kembali ke kota dan mencoba untuk menculiknya.

(BRAAKKK BRAAKK BHAANNGG) Suara tempat sampah yang di tendang dan di lempar Freya ke arah anak buah Baron.

Mereka melakukan tangkisan dengan sangat baik sehingga Freya pun berlari secepat mungkin yang dia bisa, dan mereka pun mengejar Freya dengan sangat cepat. Tersadar akan belokan di depan yang merupakan jalan buntu, mobil sedan hitam itu mengarah dengan sangat cepat ke arah Freya yang terlihat sengaja untuk menabrak dirinya.

“ ARDIAZ...!!”. Teriak Freya sembari melompati pembatas palang yang terhubung pada turunan tebing kampus.

Freya mencoba menahan dirinya sekuat mungkin karena jika jatuh ke bawah, dapat di pastikan kakinya akan patah mengingat ketinggian yang lumayan menjulang.  Tangan Freya mulai terasa bergetar dengan anak buah Baron yang kini sudah berada di atas Freya dan berniat menginjak tangan Freya agar terlepas dan terjatuh.. Namun,

(BHAAKK BHAAKK BHUAAKK) Suara pukulan berkali kali pada tubuh seseorang.

“ Freya kau tidak apa apa?”. Tanya Ardiaz sembari menarik tubuh Freya.

“ ARDIAZ AWAS!!”

Freya yang terkejut, dengan tangan Ardiaz yang menahan pukulan batang kayu yang dilakukan anak buah Baron untuk memukul Freya pun dapat dihentikan dengan tangkisan yang Ardiaz berikan. Seorang anak buah Baron terhempas ke belakang di saat Ardiaz melayangkan tendangannya yang membuat mereka melarikan diri karena menganggap tidak mampu melawan Ardiaz.

“ Ardiaz tanganmu.. Tanganmu.. Maafkan aku..” Ucap Freya yang mulai menangis melihat tangan Ardiaz yang mulai terlihat bengkak dan goresan batang kayu yang menggoresnya.

“ Ini?, Tidak apa apa. Tenanglah..” Balas Ardiaz dengan mengelus kepala Freya.

Tanpa berkata Freya mengambil kunci mobil yang berada dalam kantung saku celana Ardiaz dan membawanya menuju rumah sakit tempatnya bekerja untuk melakukan pemeriksaan..

“ ARDIAZ ADA APA DENGAN TANGANMU?!”. Ucap Winda dengan sedikit histeris

“ Aku tidak apa apa. Berhenti bersikap berlebihan.” Balas Ardiaz.

“ APA KAU BODOH?! TANGAN ADALAH HAL PENTING BAGI SEORANG DOKTER!”. Winda pun langsung memeriksa kondisi Ardiaz.

Freya berdiri dengan lemas mendengar perkataan Winda yang benar, pikiran dan hatinya pun bergumam.. Tangan adalah hal penting bagi seorang Dokter. Freya, apa yang sudah kau lakukan?! Kenapa kau selalu membuat masalah untuknya?!.

Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!