Awal perkenalan yang penuh kebingungan, sering kali menjadi arti tak menyenangkan dalam suatu hubungan.. Selama batas pengertian dan rasa sayang tumbuh secara perlahan, maka hubungan itu akan indah pada waktunya..
#Setelah acara selesai, tunggu aku. Kita pulang bersama.
Sebuah SMS yang dikirimkan Ardiaz kepada Freya secara diam diam di saat dirinya di minta untuk membawakan 1 buah lagu.. Freya tertegun sebentar membaca pesan itu dan kembali menatap Ardiaz yang sudah bersiap siap naik di atas panggung kecil di depannya..
“ Pak Ardiaz mau menyanyikan lagu apa menurutmu?” . “ Tentu saja yang romantis, suara Pak Ardiaz kan berat dan dalam, pasti pas sekali jika menyanyikan genre lagu itu..” Ucap teman Freya yang berbicara sembari berbisik satu sama lain dengan penuh pengharapan.
Freya yang terduduk hanya kembali menyantap makanannya serta minumannya dengan tatapan dingin dan mengangkat kedua alisnya sembari berkata dalam hati, HA HA HA.. Kalian belum tahu saja apa lagu yang suka dia putar jika sudah bekerja di Gudang kayu..
Tak lama Ardiaz dengan penuh kepercayaan diri langsung memegang Microphonenya dan sebuah nada pun mulai berlantun.. Seketika mereka terdiam, dengan mata dan mulut mereka yang sedikit terbuka lebar disaat Ardiaz menyanyikan lagu bertema Rock asal band Linkin Park.
Lihat?, jangan berharap lebih padanya.. Sudah kuduga dia akan menyanyikan lagu itu dengan nada sumbangnya... Gumam Freya kembali dalam hati, mencoba untuk bersikap tenang dengan semua keribuatan yang Ardiaz nyanyikan hanya dengan menyantap kue ulang tahunnya.
Suara tepuk tangan dan sorak pun mereka arahkan dengan penuh antusias layaknya kepada seorang bintang yang bernyanyi.. Mereka semua pasti sudah hilang akal sehat, Ucap Freya kembali dalam hatinya sembari menggeleng gelengkan kepalanya dan tak terasa waktu pun berlalu cepat.
“ Sudah malam, bagaimana jika ini menjadi penutup acara hari ini. Oke?”. Ucap Ardiaz sebelum turun dari penggung kehormatannya.
Semua yang sempat melakukan perlawanan pun akhirnya menurut kepada Ardiaz dan bersiap siap untuk pulang dan melakukan perpisahan akhir pada Freya sebagai ucapan selamat..
“ Ayo Freya, aku akan mengantarmu..” Ucap Dion.
“ Kau duluan saja, aku juga belum bayar. Antarkan Misca saja, sepertinya dia terlalu lelah melihat lompatan dan suara terikannya sejak tadi..” Balas Freya dengan tersenyum.
“ Baiklah kalau begitu, aku pulang duluan. Hati hati di jalan.” . “ Byeee Freya.. Love Youhhh..” Ucap Dion dan Misca yang memberikan tanda hati dan ciuman jauh sebagai perpisahan.
Selesai semua teman temannya berlalu pulang, Freya berjalan menuju meja Cashier untuk membayar semua tagihan malam ini.. Namun kembali Freya diberikan kejutan dengan Ardiaz yang sudah membayarnya.,
“ Ini acaraku bukan?, kenapa kau yang membayarnya?”. Tanya Freya pada Ardiaz.
“ Kau mau membayarnya?. Oke.. Karena sudah terlanjur aku bayarkan, bagaimana jika kau ganti dengan cara lain?”. Ucap Ardiaz dengan sedikit menari tubuh Freya dan senyuman jahil.
Freya memukul tubuh Ardiaz dan mereka pun tertawa bersama.. Bergandengan tangan dan berjalan mengarah ke mobil, Ardiaz membawa Freya ke arah berlawanan menuju Rumahnya..
“ Ini mau... Kemana?”. Tanya Freya kebingungan.
“ Tunggu dan lihat saja.” Balas Ardiaz secara spontan.
Sepanjang perjalan Freya menyimak arah jalan yang sebelumnya belum pernah dia lewati.. Tak lama Ardiaz berbelok pada suatu kompleks perumahan yang terkenal mewah dari beberapa kompleks perumahan lainnya yang berada di kota.
Kenapa Ardiaz membawaku ke sini?, apa dia berniat membeli rumah di sini?. Gumam Freya dalam hatinya kembali.
Ardiaz melewati beberapa rumah mewah yang 2X lebih besar dari rumahnya dan Tante Maya.. Tertegun dengan sebuah taman kecil yang asri, terlihat arena bermain anak dengan sebuah air mancur di tengahnya.. Freya pun menikmati sepanjang perjalanan ini..
“ Oke kita sampai.” Ucap Ardiaz dengan tersenyum saat menghentikan mobilnya di depan sebuah pagar besi yang tinggi.
“ Kau, tidak turun dan membuka pagar?. Atau harus aku?”. Tanya Freya polos.
Ardiaz tersenyum mendengar pertanyaan Freya, yang dengan seketika Pagar tinggi itu pun terbuka dengan sendirinya.. Ardiaz kembali mengemudikan masuk ke dalam rumah besar dimana terdapat Garasi dan halaman depan yang luas..
“ Tunggu.. Apa ini Rumahmu?, kau membawaku ke rumahmu?”. Tanya Freya dengan begitu terkejut.
Ardiaz kembali hanya tersenyum sembari mematikan mesin mobilnya tanpa berkata apa pun.. Tersadar akan penampilannya yang biasa dan tidak formal, Freya kembali menatap Ardiaz penuh kesal karena tidak memberitahunya.
“ Kau cantik Freya. Percaya dirilah..” Ucap Ardiaz dengan tersenyum jahil.
“ Mudah bagimu karena setiap saat kau berpenampilan Formal.. Kau tidak lihat aku menggunakan celana jeans dan sepatu Sneakers?, bahkan kaos ini pun sudah berbau masakan dan asap rokok.. Rambutku...” Balas Freya yang terlihat panik dengan langsung mengambil kaca dari dalam tasnya.
“ Cukup Freya, mereka sudah mengenalmu.. Terkadang aku mengirim fotomu secara diam diam pada Paman dan Bibiku.” Ucap Ardiaz dengan membuka pintu mobilnya.
“ Tunggu Ardiaz.. Aku belum siap!.. ARDIAZ!!.” Ucap Freya yang gagal menarik baju Ardiaz yang berjalan memutari mobil untuk membuka pintu tempat Freya duduk.
Freya mencoba memblokir Ardiaz untuk membuka pintu, namun Ardiaz bukanlah lawan yang tepat baginya hingga Freya pun turun dan berjalan dengan Ardiaz yang mendorongnya dari belakang.
Freya benar benar merasa gugup dengan apa yang harus dia lakukan dan apa yang harus dia katakan, mengingat ini adalah kali pertama pertemuan mereka..
( BRRAAAKKK ) Suara pintu rumah yang tiba tiba terbuka.
“ FREYAAA.. SELAMAT DATANG, NAK..” . “ Akhirnya bocah nakal ini membawamu juga kemari!”. Ucap Tante Talita yang memeluk Freya dan Om Gibran yang memukul pelan tangan Ardiaz.
“ Freya maafkan Tante.. Saat kau berada di Rumah sakit kala itu, Om dan Tante sedang mengikuti seminar di luar negeri.. Maaf tidak bisa menjengukmu..” Ucap Tante Talita dengan masih memeluk Freya.
“ Bagaimana kondisimu sekarang?. Apa perlu melakukan pemeriksaan ulang?.” Tanya Om Gibran.
“ Baabaikikik Om.. Tiitidak apa apa, terima kasih banyak.” Balas Freya dengan begitu kikuk layak sebuah robot.
Belum selesai di kejutkan dengan pertemuan mereka yang pertama, Freya di kejutkan dengan hadirnya seseorang yang juga begitu penting untuknya yaitu Tante Maya..
“ Bu..??, Ibu sedang apa di....”
“ Apa maksudmu menanyakan itu?.. Tante dan Ibumu ini sering berkomunikasi satu sama lain. Bahkan kami pernah mengunjungi salon kecantikan untuk melakukan Treatment..” Ucap Tante Talita mencoba untuk menjelaskan.
“ Apa??.. Jadi kalian, sudah...”
“ Ardiaz yang menghubungkan kami untuk dapat saling berkomunikasi dan lebih mengenal.. Dia tidak ingin kau merasa Canggung dan tak nyaman..” Ucap Tante Maya tersenyum manis.
“ Bocah nakal ini memang menyebalkan dan keras kepala!. Tapi dia baik..” Ungkap Om Gibran sembari merangkul Ardiaz seperti anak kecil.
Freya tertegun melihat Ardiaz yang tertawa di hadapan Pamannya.. Tak urung Tante Maya yang juga sedang merangkulnya dan Tante Talita yang menggenggam tangan Freya, membuatnya sangat bahagia pada hari ini..
Tatapan Ardiaz pun akhirnya mengarah kepada Freya dengan tersenyum begitu tampan seperti biasanya.. Freya menundukkan kepalanya mencoba untuk menahan tangis yang dia sembunyikan dari balik pundak Tante Maya yang sedang merangkulnya..
“ Sudah, sudah.. Sedikit pesta Barbeque sepertinya pas saat ini.. Freya apa kau mau mencoba masakan Tante?”. Ucap Tante Talita mencoba untuk memeriahkan acara.
“ Dengan senang hati...” Balas Freya dengan tersenyum padanya.
Mereka semua pun berjalan ke arah pekarangan di halaman belakang rumah.. Freya tertegun melihat perlengkapan Barbeque yang sengaja di persiapkan dan banyaknya makanan dan minuman yang sengaja di persiapkan..
Baik Tante Talita dan Om Gibran menyambut Freya dengan sangat terbuka dan ramah.. Kenangan album Ardiaz saat kecil, kesukaan, dan sikap menyebalkan Ardiaz dicceritakan semua kepada Freya dan tak urung membuat tawa dengan Ardiaz yang merasa malu.
“ Maaf, apa aku bisa berbicara sejenak dengan Freya?”. Ucap Tante Maya yang tiba tiba menyela.
“ Aaahh, apa dia sudah datang?.. Silahkan saja, gunakan ruangan baca kami..” Ucap Tante Talita sembari tersenyum pada Tante Maya.
Freya mengalihkan pandangannya pada mereka berdua merasa curiga seperti sudah merencanakan sesuatu sebelumnya. Ardiaz tanpa berkata mengikuti Tante Maya dan Freya dari belakang sembari mengarahkan mereka dimana ruangan baca berada.
( TOOKKK TOOKK TOOKK ) Suara pintu ruangan yang terketuk.
“ Masuklah.” Ucap Ardiaz yang sudah terduduk pada sebuah sofa disamping Freya.
Pintu terbuka dan tertutup dengan hadirnya 2 orang pria dimana salah seorang adalah Komandan Ardiaz di kepolisian yang pernah berbicara dengan Freya sedangkan satunya adalah seorang Pengacara bernama Kris.
“ Sebelum kami mulai, Freya kami memohon maaf karena saat itu terlambat menyelamatkan dan melindungimu.” Ucap Komandan tersebut dengan sedikit menundukkan tubuhnya.
“ Ya, tidak apa apa Pak.. Lalu, kali ini ada apa?. Aku yakin bukan hanya karena tertangkapnya anak buah Baron kemarin bukan?”. Ucap Freya dengan mulai bersikap serius.
“ Freya, sebenarnya aku pun terpaksa mengatakan ini karena Ardiaz pun menolak sebelumnya. Tapi, karena kau terlanjur menjadi Sanksi Kunci dan bersedia memberikan keterangan sebelumnya, maka... Kau jurusan hukum, kau pasti mengerti maksudku bukan?”. Jelas Komandan itu kembali.
“ Tentu Pak, saya siap berkolaborasi sampai masalah ini selesai.” Balas Freya.
“ Hanya jika di butuhkan. Ingat itu!. Jika di butuhkan.” Ardiaz menjeda dengan tatapan seriusnya.
Tak lama Kris mengeluarkan Laptop dari dalam tasnya dan memutar rekaman Video yang Freya ambil sebagai bukti atas kasus pembunuhan dan praktek kedokteran ilegal. Freya pun menyimak dengan seksama hingga terhenti pada sebuat menit yang memperlihatkan sesuatu.
“ Freya kau lihat, saat kau berlari secara tidak sengaja kau merekam sebuah Bangunan, tempat dimana mereka menyembunyikan obat obatan dan lainnya. Yang ingin kutanyakan adalah, apakah kau ingat lokasi ini saat berada di kepulauan itu?”. Tanya Komandan padanya.
“ Aku tidak tahu jika melihat langsung.. Karena panik saat itu yang teringat olehku hanya... Aku berlari ke arah bukit belakang pulau dan terhenti pada sebuah 2 belokan yang menjurus pada tebing pantai..” Balas Freya mencoba menjelaskan.
Terlihat Komandan dan Kris pun saling menatap dengan Kris yang langsung mencatat keterangan Freya dan mencoba untuk mencocokan data di dalam Laptopnya.. Tak lama Ardiaz berdiri dan berpindah posisi tempat duduk untuk berdiskusi dengan mereka bertiga..
“ Freya, Kris di sini akan menjadi Pengacaramu bersama rekan timnya. Ibu juga mencoba memeriksa dan mendapat informasi para anak buah Baron memilih Kantor Hukum Khazby untuk mewakili mereka.” Ucap Tante Maya mencoba menjelaskan sembari Ardiaz berdiskusi dengan mereka.
Freya pun terdiam karena tahu akan informasi Kantor bantuan Hukum yang khusus menangani Warga Negara Asing.. Freya terdiam sejenak mencoba untuk berpikir hingga akhirnya bergumam dalam hati, Apa aku berurusan dengan kejahatan multinasional?.
Freya mulai merasa gugup dengan apa yang sedang dia bayangkan saat mendengar penjelasan Tante Maya.. Tante Maya menggenggam erat tangan Freya yang terlihat terkejut dengan tidak bisa berkata.
“ Freya, jika kau kembali ke kepulauan dan melihat langsung, apa kau bisa mengingat ke arah mana kau berlari?”. Tanya Komandan itu pada Freya.
“ Sudah kukatakan, istriku tidak akan kembali ke pulau!.” Balas Ardiaz spontan.
Terjadi adu argumen antara Ardiaz yang mulai terlihat kesal dan Komandannya yang kehabisan akal untuk memecahkan solusi lain.. Kris terlihat mencoba menengahi mereka berdua, hingga akhirnya Freya memberanikan dirinya dengan berkata,
“ Aku bersedia untuk kembali ke kepulauan.” Balas Freya tegas.
“ Freya... Apa yang...!!”. Ucap Ardiaz kesal sembari menatapnya.
“ Aku akan benar benar mengarahkan anak buah selama kau berada di sana. Kau pasti aman Freya..” Balas Komandan itu kembali kepada Freya.
Freya menundukkan kepalanya dengan kembali tidak berkata dan pertemuan singkat itu pun berakhir dengan menimbulkan perasaan pahit dihari bahagianya.
“ Maafkan aku Freya.. Jujur aku tidak ingin merusak acaramu hari ini dan meminta Ardiaz untuk membawamu ke kepolisian mengingat banyak nyawa yang menjadi taruhan dalam kasus ini. Namun Ardiaz memintaku untuk datang kemari, jadi sekali lagi maaf.” Ucap Komandan itu sembari berlalu pergi.
Freya tak dapat berkata saat keluar ruangan, Tante Maya pun merasa bingung dengan apa yang harus dia katakan karena sebagai Jaksa Penuntut Umum, dia pun mengerti akan peranan Freya dalam kasus ini..
“ Tidak apa apa Nak.. Kau gadis yang kuat Freya..” Ucap Tante Talita yang memeluk Freya begitu keluar dari ruangan.
Acara malam pun berlalu dengan perasaan tak menentu bagi Freya.. Dirinya dihadapakan pada rasa syukur bahagia dan rasa khawatir akan ketakutan yang hadir secara bersamaan.. Ardiaz menggenggam erat tangan Freya dan selalu berada disamping Freya hingga acara pun selesai..
“ Baiklah, saya pulang dulu.. Terima kasih atas jamuan makan malamnya..” Ucap Tante Maya selepas memeluk Tante Talita yang tersenyum padanya.
Freya pun menundukkan kepalanya kepada Tante Talita dan juga Om Gibran yang tersenyum padanya sembari memberikan tanda perpisahan.. Freya berjalan menuju samping mobil Tante Maya dan mencoba untuk membuka pintu mobil.. Namun tiba tiba,
“ Bu, apa ibu mengunci pintunya?”. Tanya Freya pada Tante Maya.
“ Aaahh yaa, Ibu hampir lupa mengatakan bahwa kau tidak ikut pulang bersama Ibu malam ini..” Balas Tante Maya dengan mengedipkan salah satu matanya
“ Aaappaa?”.
“ Dalam koper ini sudah berisi baju dan semua keperluanmu.. Ambillah..” Balas Tante Maya kembali selepas membuka salah satu pintu dan mengambil Koper di dalamnya.
“ Tenang saja Maya.. Kamar mereka pun sudah aku persiapkan dengan sangat rapi..” Balas Tante Talita dengan tersenyum jahil.
“ Kamar apa Tan?”. Tanya Ardiaz yang juga ikut terkejut.
“ Kau.. Tidak mengetahui hal.. ini?”. Tanya Freya pada Ardiaz.
Dengan menatap satu sama lain, baik Ardiaz dan Freya dikejutkan dengan kabar lainnya yang ternyata sudah di rencanakan oleh Tante Maya dan juga Tante Talita. Dengan masih merasa kebingungan, Tante Maya pun langsung berlalu pergi meninggalkan Freya begitu saja..
“ Tunggu apa lagi?, Ayooo masuk masukkk!!.” Ucap Tante Talita yang mendorong Ardiaz dan Freya untuk masuk ke dalam dengan Om Gibran yang membawa koper Freya.
Berjalan menuju lantai 2, mereka berdua di arahkan pada sebuah kamar mewah dimana sebelumnya itu adalah kamar tidur milik Orang tua Ardiaz yang sudah di Renovasi oleh Tante Talita tanpa diketahui oleh Ardiaz.
Semua perabotan di ganti dengan teknologi yang sedang berkembang saat ini.. Perpaduan warna dan barang pun menyesuaikan warna, bahkan 1 ranjang berukuran King Size yang sudah di persiapkan dengan sangat sempurna.
“ Kalian... Segera berikan Cucu untukku!. Apa kalian tidak lihat usaha Tante yang masksimal ini?”.
( UHHUKKK UHHUUKK UHHUKK) Suara batuk Ardiaz dan Freya karena merasa terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Tantenya.
Tanpa berkata banyak lagi, Tante Talita pun langsung menutup pintu selepas menaruh koper Freya di dalam.. Sontak kecanggungan antara Ardiaz dan Freya pun hadir dengan bertingkah layaknya anak kecil yang berjalan kesana kemari tanpa tujuan..
“ Kurasa kita harus 1 Ranjang malam ini. Besok akan aku cari akal untuk menaruh sebuah Sofa multifungsi yang bisa kugunakan sebagai Ranjang untuk menghindari kecurigaan mereka.” Ucap Ardiaz dengan menundukkan kepalanya tak berani menatap Freya.
Belum terbiasa berada dalam 1 kamar yang sama, mereka berdua pun merasa gugup hingga tak dapat tertidur.. Mencari kegiatan lain untuk menahan hasrat pada diri masing masing, mereka memutuskan untuk bermain sebuah Games di handphonenya masing masing hingga tanpa sadar tertidur bersama..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments