Tidak ingin membiasakan diri dengan kemanjaan, penolakan pun terpaksa dilakukan. Entah ini baik atau buruk, setidaknya cukup untuk menyembunyikan suatu rahasia pada detik detik terakhir.
“ Kubilang masuk, Freya!”.
“ Aku bilang akan naik kendaraan online, Ardiaz!”.
“ Kau lebih memilih naik motor, kepanasan dan berdebu, dibanding naik mobilku?”.
“ Yup..”
“ Luar biasa, baru kali ini aku melihat wanita sepertimu!. Freya, kau serius?... Freya!! FREYA!!”.
Pertengkaran kecil yang terjadi pada pukul 09.00 pagi, dimana hal kecil menjadi perdebatan sepasang pria dan wanita yang membuat semua mata memandang ke arah mereka.. Ardiaz, bodoh! Untuk apa dia berteriak seperti itu?!. Apa dia tidak merasa malu dilihat para tetangga?. Gumam Freya dalam hati sembari mengenakan Helm milik Ojek Online.
Apa yang di pikirkannya?. Jelas jelas aku menjemput untuk mempermudahnya, kenapa dia memilih menggunakan Ojek Online dan meninggalku begitu saja?. Gumam Ardiaz dalam hatinya mulai merasa risih dengan lirikan ibu ibu saat sedang berbelanja sayur yang lewat.
Freya yang juga sangat ingin untuk bisa meluangkan waktu dengan Ardiaz merasa perlu waktu untuknya menjaga jarak mengingat sedikit lagi detik detik hari kelulusannya.. Freya tidak ingin sandiwara yang dilakukannya bersama Ardiaz terbongkar begitu saja dengan percuma..
(TOOKKK TOOKK TOOKKK) Suara ketukan Ruangan Dosen Penguji oleh Freya
“ Masuk...” Ucap salah satu Dosen di dalamnya.
Freya kembali berjalan masuk dan menutup pintu ruangan. Dengan seketika ia mencoba menyembunyikan Rasa terkejutnya karena melihat Ardiaz sudah terduduk disana dengan fokus memandang layar di handphonenya.. Bagaimana bisa dia bisa lebih dulu sampai dibandingkan aku yang menggunakan motor?, apa dia terbang?. Gumam hati Freya.
“ Freya, jadi bagaimana?, sudah kau pertimbangkan?”. Tanya salah seorang Dosen Penguji.
“ Kesempatan ini tidak datang 2X Freya, jika aku seusiamu pasti aku setuju..” Ucap Dosen lainnya.
Freya mencuri pandang untuk melihat Ardiaz, namun Ardiaz sama sekali tidak bergeming atau bahkan menatapnya.. Ciihh, masih saja kau memainkan games itu dari handphonemu?!. Gumam Freya dalam hatinya sembari memalingkan pandangannya.
“ Maafkan Bu, Pak.. Setelah saya pertimbangkan dan berbicara dengan keluarga saya.. Saya memang berniat untuk meneruskan studi kembali.. Tapi...”
“ Keluarga mana yang kau maksud?, karena seingatku terakhir kali wali orang tuamu... Maksudku Tantemu.. Setuju saat kami menyarankan ini padanya, bahkan terlihat Antusias..” Ucap salah satu Dosen lainnya kepada Freya dengan mengangkat kedua alisnya.
“ Aaappa??.. Kaluarga saya.. Yang.. Maksudnya.. Itu lawan jenis yang....”
“ PUUFFF... Aaahhh maaf. Maafkan aku. Silahkan lanjutkan..” Balas Ardiaz menahan tawanya.
Freya memandang Ardiaz dengan dingin dari tengah ruangan kepada Ardiaz yang terduduk pada salah satu bangku dosen di sampingnya dan berkata dalam hatinya, Oooh baiklah, kau berpura pura polos.. Oke akan aku balas Ardiaz!!.
“ Sebenarnya.. Saya memiliki kekasih yang berkuliah di luar negeri dan saya berniat menyusulnya untuk berkuliah disana..” Balas Freya dengan tersenyum polos.
“ Apa?, jadi kau mau melanjutkan Studimu di luar negeri?,”. Tanya Dosen itu kembali.
“ Ya Pak, siapa tau saya berjodoh dengannya dan berhasil menikah dengan PEMUDA TAMPAN DAN PINTAR, yang tentunya masih sangat sangat muda... Tapi, tentunya niat saya murni untuk menambah pengalaman dan pengetahuan saya Pak..” Balas Freya dengan sedikit tersenyum jahil melihat expresi wajah Ardiaz yang mulai terlihat mengerut tua.
“ Ya ya, memang jika ada kesempatan seperti itu, akan lebih baik untuk masa depanmu.. Baiklah jika begitu, semoga keputusanmu ini yang terbaik untukmu..”
“ Semoga kau sukses Freya..”
“ Terima kasih Pak.. Bu..” Balas Freya dengan membalas senyuman mereka dan menundukkan sedikit tubuhnya.
Freya keluar dari ruangan dan berjalan menuju kantin kampus dimana Dion dan Misca sedang menunggunya.. Keadaan terlihat begitu ramai dengan 2 meja yang dijadikan 1. Mereka berteriak pada Freya agar duduk di tengah tengah mereka.
“ Oke, ada apa ini..?” Tanya Freya kebingungan dengan pandangan penuh curiga.
“ Jadi Freya.. Sebentar lagi kau akan lulus dengan 2 prestasi yaitu Cum laude dan waktu tercepat dengan usiamu yang 1 tahun di bawah kami.. Setidaknya, rayakan prestasi itu..”
“ Yaa yaa.. Apa kau akan pergi begitu saja dengan tidak meninggalkan kesan?”
“ Ayolah Freya, dimana kesenangannya?... Bahkan kudengar kau akan melanjutkan jenjang Studimu lagi.. Ayoolah Freya..”.
Teriakan dan sambutan yang meriah pun di lontarkan dari semua teman temannya dimana Dion dan Misca yang menjadi dalang utama atas keramaian ini.. Tersenyum tertunduk malu Freya pun menyetujui saran mereka hingga tercetuslah keputusan yang ternyata sudah mereka persiapkan..
“ Cafe High Season.. Kita sudah sewa 2 ruangan sekaligus bahkan kita bisa karaoke disana karena ada panggung kecil di depannya.. Kita bertemu pukul 17.00.. Oke?, Oke?”. Ucap Misca dengan mengedipkan salah satu matanya pada Freya yang terkejut atas sikapnya dan Dion.
“ O K E...” Teriakan dari mereka semua.
Freya yang akhirnya hanya bisa ikut tertawa dan menghembuskan nafas panjang merasa pasrah dengan kelakuan mereka semua, mengikuti alur cerita yang sudah di persiapkan oleh mereka yang ingin memiliki kenangan indah pada masa mudanya..
Perpisahan pada siang hari pun terjadi sejenak disaat mereka berniat untuk mempersiapkan keperluan dan juga berhias untuk acara nanti malam.. Penuh dengan rasa antusias dan juga tawa mereka pun pulang menuju rumah masing masing..
“ Hey Freya...” Ucap seorang pria dari arah belakangnya.
Freya membalikkan tubuhnya dan begitu terkejut mendapati sang Paman, Hendy datang menghampiri dan berdiri tepat dihadapannya.. Tersenyum tanpa dosa, Freya merasa muak dengan Expresi mesum yang selalu terpancar darinya.
Freya yang mengacuhkan dengan meninggalkannya, membuat Hendy kembali berlari dan berdiri tepat dihadapan Freya kembali dengan menatapnya seolah memiliki suatu rahasia yang dapat menyudutkan Freya..
“ Apa yang kau inginkan?”. Tanya Freya dengan sangat dingin.
“ Apa mereka tahu bahwa kau, sudah memiliki suami?.”
Freya terdiam dengan kedua tangannya yang mengepal. Merasa marah, kesal, dan bingung dengan apa yang harus dia lakukan saat ini. Mencoba menahan emosinya, Freya memalingkan pandangannya dan kembali berjalan melewatinya..
“ Apa yang akan terjadi jika mereka tahu, bahwa suamimu yang tampan itu adalah Dosen yang mereka kagumi dan hormati?”. Ucap Hendy pada Freya.
“ Apa maksudmu?. Kau mengancamku?.” Balas Freya.
“ Tidak, tidak.. Maksudku adalah, selain kau yang terkena dampak.. Bukankah Ardiaz juga akan menerima ganjarannya?.. Pikirkan Freya, bukankah kau wanita pintar?”. Ucap Hendy.
Freya terdiam sejenak dan benar benar bisa membayangkan dengan apa yang akan terjadi jika itu semua benar.. Namun Freya mencoba untuk bersikap tegar dan berlalu meninggalkan Hendy begitu saja dengan tatapan penuh ingin memiliki Freya seutuhnya..
Senja mulai terlihat, Freya kembali bersiap siap menuju Cafe yang sudah di rencanakan.. Terlihat Dion menjemputnya dengan Misca yang juga sudah berada di dalamnya melambaikan tangannya di bangku depan samping Dion..
“ Hey, hey, Freya apa kau tahu sesuatu?”. Ucap Misca dengan membalikkan tubuhnya ke belakang.
“ Tidak tahu..” Balas Freya spontan.
“ Ayolah jangan merasa kesal karena merasa kita rampok uangmu.. Tapi di satu sisi kau pasti akan senang mendengar ini..” Balas Misca kembali.
“ Apa itu?”. Tanya Freya
“ Aku sengaja memilih Cafe ini karena ku dengar para Dosen Dosen muda yang masih melajang mengadakan suatu pertemuan di sana.. Jadi...” Ucap Misca dengan melayangkan pandangannya mencoba membayangkan sesuatu.
Freya yang masih perlu mencerna perkataan Misca sedikit telat untuk mendapatkan informasi.. Yang dipikirkan oleh Freya adalah kata kata Handy yang begitu terasa penat dan sesak dalam hatinya, merasa bingung dengan apa yang harus dia lakukan..
“ Oke kita sampai.. Masuk dan lihatlah, apa kau suka dekorasinya..” Ucap Dion pada Freya.
“ Dekorasi?... Dekorasi apa yang dimaksud kalian?”. Tanya Freya kebingungan.
Belum selesai bertanya, pintu mobil Freya tiba tiba terbuka dengan beberapa teman yang sudah menunggunya.. Dikalungkan layaknya Ratu Kecantikan, Freya semakin merasa malu saat di pakaikan sebuah Mahkota dan Sebouquet bunga mewah untuk berjalan masuk ke dalam Cafe..
“ SELAMAT FREYAAAA DAN SELAMAT ULANG TAHUNNN...” Ucap Teman temannya dengan melepas Confetti Popper.
Freya yang terkejut sudah tak bisa lagi menahan perasaannya dengan mulai menitikkan air matanya.. Merasa haru dan bahagia, Freya tidak menyangka mereka tahu dan mengingat hari ulang tahunnya.
“ Bagaimana, kalian bisa tahu?”. Tanya Freya dengan mengusap Air matanya.
“ Ayolah Freya, aku dan Dion bersamamu sejak SMA.. Perlu kau tanyakan lagi?”. Ucap Misca sembari tersenyum dan memeluk Freya.
Dion yang menghampiri dengan sengaja mengacak acak rambut Freya layaknya anak kecil, membuat Freya semakin tak kuasa menahan rasa tangisnya terlebih dengan beberapa temannya yang lain ikut memberikan kado kepadanya..
Suasana sangat meriah, semua terlihat bahagia dan menikmati waktu bersama.. Hingga sesuatu yang tidak Freya sadari hadir dan membuat suasana menjadi semakin ramai dan juga meriah..
“ PAK ARDIAZ... PAK GANI.... BU ANYA..” Ucap teman temannya yang berteriak kearah tangga.
Sontak Freya memalingkan pandangannya dan berdiri merasa terkejut dengan kehadiran Ardiaz yang juga berada di Cafe itu.. Tanpa sadar ingin berlari untuk memeluk Ardiaz, langkah Freya terhenti di saat teman temannya berlari mendahuluinya dengan sangat cepat dan membuat lingkaran sempurna yang seolah memblokir Freya untuk mendekati Ardiaz..
Freya yang menyadari sudah tidak ada ruang lagi baginya untuk menghampiri Ardiaz, kembali berjalan mundur menuju mejanya dan terduduk dengan meminum sebuah Juice yang sudah dia pesan sembari ikut tersenyum melihat kelakuan teman temannya yang begitu histeris..
“ PAK.. KAMI SEDANG MENGADAKAN ACARA DI SANA.. LIHAT PAK, LUAS BUKAN..” . “ BETUL PAK, BAGAIMANA JIKA ANDA IKUT BERGABUNG, PASTI AKAN MEMBUAT ACARA SEMAKIN SERU!”. Ucap beberapa teman Freya kepada Ardiaz.
“ Apa ada yang sedang berulang tahun? Kulihat ada spanduk kecil..” Tanya Anya.
“ Iya betul Bu, selain untuk merayakan Freya yang lulus Cum Laude dan termuda, dia berulang tahun hari ini..” Balas Misca pada Anya.
“ Oya?.. Bukankah lebih baik kami tidak ikut, karena ini...”
“ TIDAK PAK! ANDA HARUS IKUT!.. AYO BU.. PAK GANI.. PAR ARDIAZ AYO, PAK...” Ucap seorang mahasiswa yang di ikuti mahasiswi lain menarik tangan Gani, Anya, dan juga Ardiaz.
Berjalan mendekat Freya berdiri dan menundukkan tubuhnya seraya dengan hormat menyapa mereka.. Baik Gani maupun Anya mengucapkan selamat ulang tahun untuk Freya, berbeda dengan Ardiaz yang terlihat bersikap dingin dan acuh dengan memainkan Handphonenya..
Melihat kelakuan Ardiaz yang memang terkenal seperti itu, Gani dan Anya yang merasa tidak enak kepada Freya menyuruh Ardiaz duduk di samping Freya untuk meminta maaf sementara mereka semua terlihat mulai menikmati waktu dengan Karaoke bersama teman teman Freya.
“ Pertemuan apa tadi?”. Tanya Freya dengan sedikit berbisik.
“ Persiapan penerimaan Mahasiswa baru. Mereka memintaku untuk ikut berpartisipasi.” Ucap Ardiaz dengan masih bersikap Acuh memainkan Handphonenya.
Ciiihh.. Lama lama aku delete Games itu biar dia tahu bagaimana rasanya merasa kesal!!. Gumam hati Freya dengan memalingkan pandangannya dari Ardiaz dan kembali meminum Juicenya.
Melihat kondisi tidak begitu ramai dengan mereka yang asik menyanyi dan menari di depan, Ardiaz seketika menghentikan memainkan Handphonenya dan tiba tiba menggenggam tangan Freya untuk bergandengan di bawah meja agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Freya yang merasa terkejut serta takut ketahuan, mencoba menarik tangannya namun Ardiaz semakin menggenggam erat tangan Freya.. Merasa tidak mungkin melawan tenaga Ardiaz, Freya mengikuti keinginan Ardiaz yang ingin bergandengan tangan.
Apa yang dilakukan Ardiaz?, apa dia tidak sadar kita sedang berada di tempat umum?. Gumam Freya dalam hatinya kembali dengan pura pura meminum Juicenya kembali dengan tangan satunya.
Ardiaz tiba tiba melepaskan genggamannya dan terlihat membuka sebuah kotak kecil di bawah meja.. Terasa sebuah gelang yang dipasangkan Ardiaz melingkar sempurna di tangan Freya yang membuatnya terkejut dan memandang Ardiaz..
Ardiaz kembali menggenggam tangan Freya mencoba untuk tidak menimbulkan kecurigaan, menutup mulutnya dengan tangan satunya, Ardiaz berkata sembari berbisik, Selamat ulang tahun Freya.. Aku menyayangimu.
Kata kata yang di ucapkan begitu mudah namun memerlukan keberanian dan ketulusan untuk mengucapkannya.. Mencuri pandang melihat kearah wajah putihnya yang memerah karena malu, kurasa mencuri kesempatan ini tidak begitu buruk..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments