Pelampiasan Emosi

Tertekan batin untuk berkata, ada kalanya bibir tak dapat berucap. Merasa semua akan menghilang, hati pun melakukan pemberontakan.

“ Bu, ijinkan saya melihat kondisi Freya..” Ucap Ardiaz penuh iba.

“ Ardiaz...”

“ Bu, perkataan Freya tidak masuk di akal.. Jujur terakhir kami memang bersinggung kata, atau sayalah yang salah. Tapi tidak seperti ini Bu.”

“ Ardiaz, Freya sedang sakit.. Maafkan ibu, kita bicarakan lagi nanti..” Ucap Tante Maya yang akhirnya menutup pintu rumahnya.

Ada apa ini?. Kenapa jadi seperti ini?. Gumam Ardiaz dalam hati, dengan masih berdiri terdiam di depan pintu.

Tante Maya yang merasa tidak bersalah pada Ardiaz, berjalan ke lantai atas kembali untuk melihat keadaan Freya.. Namun, begitu membuka pintu kamar, terlihat Freya sudah berdiri dan meminum obatnya kembali dengan wajah yang semakin terlihat pucat..

“ NAK! HENTIKAN!. Ada apa denganmu Freya?!. Berikan jeda waktu saat meminum obat!”. Ucap Tante Maya yang langsung mengambil gelas dan obat di tangan Freya.

“ Freya... Harus ke kampus, jam 9 ini bu.. Tapi demam ini, masih saja belum.. Hilang..” Balas Freya dengan menaruh kedua tangannya di atas ranjang untuk menjaga keseimbangan.

“ Freya, sekarang masih jam 6 pagi. Istirahatlah dulu..”

“ Tidak Bu.. Ada perkuliahan akhir yang.. harus Freya....”

( BRUUKKK PRAANNGGG) Suara gelas yang terpecah akibat Tante Maya menopang Freya yang tidak sadarkan diri.

“ Freya?.. Nak.. Freyaa...” Tante Maya pun mencoba memukul pelan berkali kali pada wajah Freya membuatnya untuk tetap tersadar.

(BRRAAKKK) “ Ada apa?”. Tanya Ardiaz yang menerobos masuk begitu mendengar pecahan benda.

“ Nak.. Freya... Dia.. tiba tiba...” Tante Maya yang mulai terlihat Panik dengan memeluk Freya yang tergeletak di lantai.

Dengan segera Ardiaz mengganti posisi Tante Maya untuk menopang tubuh Freya dan disitu Ardiaz akhirnya melihat luka Lebab di leher Freya. Apa itu?. Apa Freya terluka?. Gumam hati Ardiaz dengan langsung menggendong Freya kembali keatas tempat tidur.

“ Ibu ganti baju dulu, selepas itu kita ke rumah sakit.”

Tante Maya pun langsung meninggalkan ruangan tidur Freya, dimana Ardiaz membuka kancing kemeja Freya untuk memastikan apa yang dia lihat sebelumnya.

“ Freya.. Apa yang.. Terjadi padamu?”. Ucap Ardiaz saat melihat leher Freyas sedikit membengkak dengan terdapat bekas tangan seolah mencekiknya.

Freya kembali berkeringat dengan wajah yang semakin memucat dengan tubuh yang terasa dingin. Tiba tiba Freya mengerang dengan wajah penuh menahan rasa sakit saat memegang bagian perutnya yang kembali membuat Ardiaz penasaran dan memutuskan untuk membuka seluruh kancing kemeja yang dikenakan Freya.

“ Ardiaz, ayo kita... Freya?.. Ardiaz, Luka Lebam apa itu?”. Tante Maya sangat terkejut saat memasuki kamar tidur melihat luka lebam pada leher dan perut Freya.

“ Apa dia.. Tidak memberitahu ibu?”. Tanya Ardiaz dengan masih memegang kemeja Freya yang terbuka dengan kedua tangannya.

“ Tiitidak Nak.. Freya sama sekali tidak.... Ibu tidak tahu..” Tante Maya menggelengkan kepalanya dengan penuh kebingungan dan tangan yang ikut bergetar.

Tanpa berkata banyak, Ardiaz kembali mengancing kemeja Freya dan menggendongnya menuju mobil untuk dibawa ke rumah sakit tempatnya bekerja. APA YANG TERJADI?!. BUKANKAH AKU SUDAH MEMINTA MEREKA UNTUK MELINDUNGI FREYA?!. Gumam Ardiaz dalam hati merasa kesal.

Ardiaz mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata melihat wajah Freya yang terlihat semakin pucat.. Sesampainya di rumah sakit, Ardiaz langsung memeriksa kondisi Freya dengan langsung dibantu beberapa Perawat dan Dokter yang sedang berjaga di ruang UGD.

“ Tekanan darahnya rendah, dia harus dilarikan ke ICU.. Ardiaz, apa kau mendengarku?.. Ardiaz... Diaz..?... ARDIAZ CUKUP!! Serahkan padaku!! Tenanglah..” Ucap salah rekan Dokter yang mendorong Ardiaz karena terlihat panik memegang alat alat medis.

“ Selain Tercekik, berikan diagnosamu.” Tanya Ardiaz dengan menahan amarahnya.

“ Sepertinya bagian belakang kepalanya terhantuk sesuatu namun tidak parah.. Bagian perutnyalah yang ku khawatirkan, karena seperti terkena pukulan atau tendangan yang sangat keras hingga terjadi luka dalam..”

“ Efek apa yang akan dia alami?”.

“ Jika sampai demam seperti ini, maka akan di perlukan observasi lanjutan.. Aku hanya menyarankan jika dia tersadar nanti untuk mengurangi berbicara mengingat trauma pada persendian sekitar lehernya dan akan menyakitkan jika dia berbicara panjang lebar setidaknya seminggu.”

“ Apa?. Tapi dia harus mengikuti ujian akhir yang...” Ardiaz terdiam dengan semakin merasa kesal,  menundukkan tubuhnya dengan wajah penuh amarah.

“ Akan aku pindahkan dia ke ruang ICU. Tunggu kabar dariku..” Balas Dokter itu kembali dengan menepuk pundak Ardiaz seraya menyuruhnya untuk bersabar.

Dari kejauhan Ardiaz melihat Tante Maya begitu terkejut hingga hampir tidak sadarkan diri mendengar kondisi Freya dan harus dilarikan pada ruangan ICU.. Hal itu sontak semakin membuat Ardiaz kesal dan memutuskan untuk pergi ke kantor kepolisian.

“ Hey Ardiaz.. Apa yang... “ (BHAAKKK BHAAKK BHUAAKKK TRAANNGGG) Ardiaz yang tiba tiba masuk ke dalam ruangan, memukul komandannya hingga terhempas mengenai tiang penyangga besi tanpa melihat sekelilingnya.

“ KAU SUDAH GILA?!. ARDIAZ APA YANG KAU LAKUKAN?!.” Teriak salah satu rekan kerjanya dengan menghadang Ardiaz menarik tubuh Ardiaz ke belakang.

“ Aku mengikuti semua perintah dan menyelesaikan semua sesuai dengan Prosedur. Dari semua itu, Aku hanya meminta 1 permohonan yaitu UNTUK MENJAGA ISTRIKU!!”. Teriak Ardiaz dengan dihadang tubuhnya untuk bergerak maju.

“ KAMI SUDAH LAKUKAN ITU ARDIAZ! ISTRIMU AMAN!” Balas komandan itu padanya.

“ Sudah kalian lakukan?. Oke lalu apa ini.. JELASKAN PADAKU!!”. Teriak Ardiaz kembali dengan membanting Handphonenya di atas meja.

Baik komandan dan rekan kerja lainnya melihat 2 buah foto yang memperlihatkan kondisi Freya saat ini dimana leher dan perut Freya mengalami pembengkakak hingga harus berada di ruang ICU.

“ Apa ini?.. Bagaimana bisa?”. “ Ardiaz, aku menemukan istrimu sedang berlari saat itu dan dia berjalan seperti biasanya.. Kapan dia mendapatkan luka ini?”. “ Ya, istrimu baik baik saja kala itu..” Ucap beberapa rekan kerja Ardiaz lainnya.

“ Pukul berapa kalian sampai di Perpustakaan?”. Tanya Ardiaz yang masih merasa kesal.

Mendengar pertanyaan Ardiaz, para rekan kerjanya pun terdiam tak berani berkata karena merasa bersalah, tersadar akan keberangkatan mereka yang terlambat untuk sampai ke lokasi, berbeda dengan yang dijanjikan kepada Ardiaz.

Saling menatap dan hanya terdiam, tingkah mereka semakin membuat Ardiaz merasa kesal. Tak urung berjalan keluar meninggalkan ruangan, Ardiaz membanting sebuah kursi yang membuat mereka semua semakin merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Freya.

Di satu sisi Tante Maya yang selalu siap sedia di sisi Freya, merasa kemarahan dalam dirinya yang sama seperti Ardiaz rasakan. Bekerja sebagai Jaksa Penuntut Umum, Tante Maya pun mengeluarkan kekuasaannya karena menganggap ini sudah di luar batas..

“ Berikan laporan mereka padaku. Aku yang akan mengambil alih.” Ucap Tante Maya pada seseorang pria melalui panggilan telephone.

“ Bu Maya, ku dengar mereka akan menggunakan jasa pengacara Khazby..” Balas pria tersebut.

“ Benarkah?, sepertinya mereka tahu siapa yang akan menjadi lawan.”

“ Ya Bu. Sepertinya kelompok ini bukan hanya sekelompok penjahat kecil..”

“ Baiklah. Aku tunggu, kau kirimkan melalui email..”

“ Baik Bu..”

Kantor Hukum Khazby?. Apa mereka melakukan penjualan Multinasional?. Gumam Tante Maya dalam hatinya karena Kantor Hukum Khazby merupakan Pengacara khusus yang menangani para warga asing yang bermasalah.

Selagi Tante Maya mencoba menggai informasi, Freya mulai mengerang kembali dengan wajah menahan sakit.. Dengan perawatan Dokter dan Perawat yang cepat, kondisi Freya pun menjadi lebih baik dan dapat meninggalkan ruangan ICU menuju kamar pasien..

“ Bu.. Kenapa.. Ruangan.. ini.. Seperti.. Sedang.. Berada.. Di.. Hotel?.” Ucap Freya dengan terbata bata mengingat rasa sakit di tenggorokannya ketika berbicara.

“ Ardiaz yang mengganti kelas kamar menjadi VVIP..”

Mendengar penjelasan Tante Maya, Freya langsung memalingkan pandangannya kembali bergumam dalam hatinya dan berkata, Aaahh.. Akhirnya dia tahu kondisiku..

“ Maafkan ibu Nak.. Ibu merasa perlu memberitahunya akan kondisimu..”

Freya yang melihat Tante Maya merasa serba salah dan juga kebingungan akhirnya memberikan senyumannya yang manis tanpa berkata apa pun.. Tak lama kedua sahabat Freya datang dengan kebingungan Freya pun terkejut akan kedatangan mereka.

“ Kenapa.. Kalian.. Bisa.. Tahu.. Aku.. Di.. Sini..?” Ucap Freya pada Dion dan Misca.

“ No. Telephone tidak di kenal menghubungi kami dan mengatakan bahwa kau berada di Rumah sakit akibat terjatuh di tangga rumahmu.. Apa kau baik baik saja?”. Ucap Misca

Tanpa berkata Freya pun langsung bisa menebak bahwa itu adalah perbuatan Ardiaz melihat reaksi Tante Maya yang juga ikut terkejut melihat kedatangan Dion dan Misca.

“ Aku.. Tidak.. Apa.. Apa..”

“ Sudah, jangan berbicara lagi. Jika kau ingin bicara, ketiklah di handphone atau tulis di kertas ini..” Ucap Dion.

“ Ini...”

“ Saat berada di depan pintu ruanganmu kami menemukan benda ini, jadi kami pikir ini pasti untuk kau gunakan..” Balas Misca.

Freya kembali terdiam dan tak berkata lagi.. Kedatangan Dion dan Misca setidaknya dapat menghibur Freya dengan sebuah senyuman atau tertawa kecil di wajahnya.. Tante Maya pun merasa lega dengan meilhat Freya yang dapat tersenyum seperti itu..

(KRINGG KRINGG KRINGG) Suara Handphone Tante Maya yang berbunyi.

“ Maaf, aku harus mengangkat panggila ini..” Ucap Tante Maya dengan berlalu pergi keluar ruangan.

“ Halo Ardiaz..”

“ Bu, saya mohon maaf karena ada pekerjaan tidak dapat menjenguk dan menemani Freya saat ini..”

“ Kau hanya tidak ingin Freya merasa tidak nyaman bukan?”.

“. . . . . . . .” Ardiaz yang terdiam mendengar perkataan Tante Maya.

Ardiaz terduduk pada sebuah kursi di depan suatu ruangan yang tidak jauh dari kamar Freya dengan bergumam dalam hatinya mengatakan, Jika Freya menginginkanku untuk berada di sisinya maka aku akan segera datang. Tapi, perpisahan?. Kenapa Freya mengatakan hal itu.

“ Sudah, sudah Ibu mengerti.. Kau istirahatlah, ibu akan selalu memberikan kabar perkembangan Freya padamu..” Ucap Tante Maya.

“ Terima kasih Bu..”

Selepas itu Freya melakukan perawatan selama beberapa hari hingga di perbolehkan untuk pulang meski kondisinya saat ini masih sulit untuk berbicara dan berjalan.. Sudah banyak sekali kesempatan yang ku lewatkan, aku pasti bisa!. Gumam Freya dalam hatinya saat bersiap menuju kampus.

(TOOKK TOOKK TOOKK) Suara ketukan kamar Freya

“ Mau ke kampus?”. Ucap Tante Maya sembari tersenyum.

Freya mengambil Handphonenya dan mulai mengetik untuk berkata, #Yaa Bu.. Freya ingin bertanya apakah masih bisa melakukan susulan ujian kemarin yang terlewat..

“ Baiklah.. Dengan apa ke sana? Mau menggunakan mobil Ibu?”.

Tidak Bu, terima kasih.. Freya akan menggunakan kendaraan online saja.. Balas Freya dengan ketikan di Handphonenya kembali.

“ Jangan terlalu malam dan pulanglah tepat waktu, Oke?”. Balas Tante Maya sembari mengedipkan salah satu matanya kemudian berlalu pergi.

Freya kembali bersiap dan dengan segera memesan kendaraan online untuknya. Sesampainya di kampus secara kebetulan mobil Ardiaz melewatinya begitu saja hingga membuat Freya terkejut dan menghentikan langkahnya.

Ada apa denganku?. Bukankah aku berniat ingin berpisah dengannya?. Gumam Freya dalam hatinya yang kembali melangkah menuju kampus.

(TOOKK TOOKK TOOKK) Suara ketukan pintu ruangan Dosen Penguji.

“ Masuklah..” Ucap salah satu Dosen di dalam.

Freya berjalan masuk dengan menutup pintu ruangan, kemudian melihat Ardiaz sudah terduduk bersama dengan para Dosen Penguji dengan tidak memandang Freya dan sibuk memainkan Handphone di tangannya.

“ Pa.. Gi.. Pak.. Bu..”

“ Freya, kami tahu kondisimu.. Jika sulit berbicara, tulis atau ketiklah..” Balas Dosen itu kembali dengan tersenyum kepada Freya.

Freya mengalihkan pandangannya sesaat kepada Ardiaz karena tahu pasti dia yang memberitahu kondisinya kepada para Dosen Penguji yang membuatnya semakin merasa sesak di hati.

# Pak.. Bu.. Apakah saya bisa mengajukan permohonan untuk melakukan susulan ujian?. Ketik Freya dalam handphonenya yang diberikan kepada salah satu Dosen.

“ Sebenarnya akan sulit di lakukan.. Tapi ternyata ada 2 Dosen yang bersedia membantumu yaitu Pak Ardiaz dan Pak Gani. Mereka bersedia menjadi Dosen Pengujimu. Kapan kau siap untuk melakukan ujian?”. Balas Dosen tersebut.

#Kapan pun pak.. Saat ini pun saya siap. Balas Freya kembali dalam ketikannya.

Ardiaz yang sudah memahami sifat keras kepala Freya hanya tersenyum sembari terus memainkan Handphone ditangannya. Dengan perginya beberapa Dosen dan hanya meninggalkan Ardiaz dan Dosen bernama Gani, ujian susulan pun berhasil dilaksanakan dengan Freya yang akhirnya lulus untuk dapat mengikuti sidang skripsinya.

Freya terduduk pada sebuah kursi pada ruangan kosong kelas dimana tidak terdapat 1 mahasiswa pun didalamnya.. Mencoba mengabari kabar baik akan dirinya yang sudah mendapatkan Jadwal Sidang Skripsi pada Tante Maya, tiba tiba...

(TOOKK TOOKK TOOKK) Suara ketukan pintu ruangan

“ Ini Aku. Tidak perlu berdiri.” Ucap Ardiaz yang berbicara dari luar ruangan.

“ Ardiaz.. Ada.. Yang.. A..”

“ Diam dan dengarkan aku. Untuk saat ini, tidak ada Perpisahan apa pun yang akan terjadi. Tapi jika kau bersikeras untuk berpisah, maka lahirkan dan berikan seorang anak padaku.”

“ Aappaa..?”

“ Jika tidak bisa, maka pernikahan ini terus terjalin atau jika perlu aku akan segera mendaftarkan akta pernikahan kita yang tertunda sebelumnya.”

“ Ardiaz...”

“ Hanya itu yang ingin kukatakan. Semoga Sidang skripsimu lancar.. Maaf ada pekerjaan yang harus aku kerjakan.” Ucap Ardiaz dengan langsung berlalu pergi.

Selepas itu Ardiaz kembali menghilang dan tidak terlihat oleh Freya.. Dalam kondisi itu Freya akhirnya menyadari akan Pelampiasan perasaannya yang tidak beralasan dimana sebenarnya dia sangat membutuhkan Ardiaz dalam hidupnya.

Tak termakan oleh rayuan Hati yang ingin memberontak, akal pikiran yang rasional memaksa Freya untuk Fokus mendekati hari Sidang Skripsinya. Hari berganti dengan Freya yang semakin yakin dan percaya diri akan adanya hari besar yang ditunggunya sejak lama..

“ Freya berjuanglah.. Kami akan menunggumu disini.” . “ Semoga berhasil Freya. Kau pasti bisa”. Ucap Misca dan Dion mencoba memberikan dukungan.

Tak lama sebuah SMS dari Tante Maya pun datang dengan memberikan sebuah kata kata motivasi yang semakin membuat Freya merasa yakin untuk melangkah. Hingga akhirnya,

“ FREYAAA.. KYAAAA!! GELAR *S.H* SUDAH RESMI KAU DAPATKAN!!.” Ucap Misca dengan mengacungkan kedua jarinya kepada Freya.

“ Selamat Freya, nilaimu pun memuaskan..” Ucap Dion yang juga ikut tersenyum.

“ Tante Maya barusan menghubungiku, katanya kita makan makan malam ini.. Dan kita bebas memilih mau dimana tempatnya..” Ucap Misca dengan penuh antusias.

Tersadar akan sebuah pesan dari seseorang yang hanya mengucapkan beberapa kata namun cukup membuat tersenyum, setidaknya cukup alasan untuk merasa kebahagiaan bertambah.

Selamat Freya.. Semoga harimu menyenangkan.

Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!