Kesalahpahaman

Terdiam, hanya bisa melihatnya dari kejauhan dengan tidak dapat melakukan apa pun, terasa seperti membakar amarah yang haus akan rasa kesal pada diri sendiri. Tatapannya yang sesekali mengarah untuk memastikan kondisi apakah baik baik saja, semakin membuat rasa bersalah semakin menjadi.

(BZZTT BZZTT BZZTT) Suara panggilan dari Handphone Ardiaz bergetar.

“ Halo Diaz, apa kau sibuk?.” Tanya pria yang melakukan panggilan.

“ Ada apa?, katakan.”

“ Diaz, rekam medis yang kau berikan padaku hasil Otopsi sebelumnya, apa bisa ku pinta lagi dan aku ingin kau memeriksa sesuatu..” Balas Pria itu kembali.

“ Memeriksa kembali?, apa ada yang salah?”. Tanya Ardiaz

“ Tidak ada yang salah, hanya berkas file yang kau berikan sepertinya ada sesuatu yang kau lewatkan, serta pada bagian kanan tubuh korban sepertinya ada sesuatu yang...”

“ Berkas sudah ku kirimkan semua, lalu tubuh kedua korban tidak terdapat luka. Apa yang kau temukan?”. Tanya Ardiaz yang mulai terlihat khawatir dan begitu serius.

“Mungkin lebih baik kau lihat secara langsung.” Balas Pria itu kembali.

“ Maaf, data itu aku simpan di kepulauan, aku harus kembali dulu.” Ucap Ardiaz.

“ Baiklah, hubungi aku jika kau sudah disana.” Balas pria itu kembali dengan menutup panggilannya.

Dari kejauhan Freya melihat raut wajah Ardiaz berubah.. Akhirnya setelah Winda selesai membalut luka Ardiaz, Freya memberanikan diri untuk mendekati untuk bertanya padanya.. Ardiaz pun menjelaskan sebaik mungkin yang bisa dia jelaskan pada Freya.

“ Jadi kau akan kembali ke pulau sekarang?. Sendirian?.” Tanya Freya khawatir.

“ Aku akan kembali setelah urusanku selesai.. Kau fokuslah membereskan studimu.” Balas Ardiaz sedikit tersenyum mencoba menghubungi Adhi untuk menjemputnya.

Freya terdiam mendengar perkataan Ardiaz yang hanya sebagai Dosen pengganti di kampusnya.. Ardiaz masih sibuk berbicara dengan Adhi hingga terputuskan Adhi segera berlayar untuk menjemput Ardiaz kembali.

“ Aku akan mengantarmu.” Ucap Winda yang tiba tiba datang.

“ Tidak perlu. Terima kasih.” Tolak Ardiaz spontan.

“ Dengan luka ditanganmu itu kau tidak akan bisa memegang pisau bedah atau alat lainnya secara benar.. Ardiaz, biarkan aku membantumu.. Oke?.”

Ardiaz terdiam sejenak untuk berpikir dan merasa bahwa yang Winda katakan adalah benar. Tanpa melihat kearah Freya, Ardiaz menyetujui saran Winda dan tanpa memerlukan waktu lama Winda segera bersiap siap untuk kembali menjempur Ardiaz.

Freya terdiam dari kejauhan melihat Ardiaz dan Winda yang begitu kompak bahkan terlihat serasi untuk mengisi satu sama lain, beda dengannya yang hanya menimbulkan masalah.. Freya yang menyadari bahwa tidak ada yang dapat dia lakukan, memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka dan berjalan kembali pulang ke rumahnya.

“ Apa kau melihat Freya?”. Tanya Ardiaz pada salah satu Perawat saat tersadar bahwa Freya tidak ada di sekelilingnya.

“ Sudah pulang sepertinya Dok..” Balas Perawat itu.

“ Ardiaz, tunggu apa?. Ayo!.” Ucap Winda dengan membuka pintu mobilnya.

Sepanjang perjalanan Ardiaz mencoba menghubungi Freya, namun baik SMS atau panggilan darinya di alihkan karena Handphone Freya yang dimatikan. Kenapa dia tidak bisa dihubungi?. Apa aku tadi menyinggungnya?. Gumam Ardiaz dalam hatinya.

*******

-Keesokan harinya-

Kepergian Ardiaz yang jauh dari Freya, membuat beberapa personil kepolisian yang merupakan rekan kerja Ardiaz berjaga jaga dengan melihat Freya dari kejauhan saat berada di luar rumahnya.. Freya yang tidak ingin mencari masalah pun memilih mengikuti alur cerita.

Hari berganti, tak terasa seminggu berlalu dan Freya tetap fokus pada studinya, dengan mulai menjaga jarak dari Naufal.. Perlakuan Freya yang begitu kontras terlihat itu membuat Dion dan Misca yang sudah lama mengenalnya pun mempertanyakan Freya yang menjadi terlihat aneh semenjak pergi berlibur.

“ Freya, ada apa denganmu?”. Tanya Dion penuh kecurigaan.

“ Aku.. Sebenarnya.. Sudah Menjalin hubungan dengan seseorang..” Balas Freya.

“ Apa?. Lalu menjalin hubungan apa?, pacaran?, tunangan?.. Kau tidak mungkin menikahkan!. “ Ucap Misca menanggapi perkataan Freya

Freya yang hanya terdiam mendengar perkataan kedua sahabatnya merasa bingung dengan apa yang harus dia jelaskan.. memilih untuk terdiam sepertinya lebih tepat untuk saat ini, karena kepastian akan hubungannya dengan Ardiaz pun belum begitu jelas..

Dion dan Misca yang akhirnya mencoba mengerti Freya, memutuskan untuk mendukungnya meski sempat merasa kecewa karena Freya menyembunyikan hubungannya.

“ Lalu siapa pria itu?”. Tanya Dion.

“ Aku juga.. Belum bisa mengatakannya.. Tapi, kalian mengenalnya..” Balas Freya.

“ Ayolah Freya.. Kau menyebalkan sekali!.” Balas Misca sembari menghentakan gelasnya ke meja.

“ Jika sudah waktunya, akan aku ceritakan kepada kalian..” Balas Freya dengan kembali memberikan senyumannya.

Waktu kembali berlalu, dengan 2 waktu pagi ke malam terlewatkan, Freya semakin merasa khawatir terlebih Ardiaz yang juga tidak memberikan kabar padanya.. Apa dia baik baik saja? Apa aku harus menghubunginya?. Bagaimana jika dia sedang sibuk?. Gumam Freya dalam hati mengingat waktu yang dihabiskan Ardiaz di gudang kayu.

Freya memberanikan diri untuk menghampiri salah satu rekan kerja Ardiaz yang sedang menyamar untuk melindunginya, hingga membuat personil polisi terkejut saat Freya mengetahui bahwa dia adalah polisi yang di mintai tolong oleh Ardiaz.

“ Ayolah Freya, aku tidak bisa memberitahukan apa pun padamu.. Jangan ganggu aku.” Ucap Pria itu.

“ Tidak bisakah memberiku 1 alasan saja agar aku tidak merasa khawatir?”. Balas Freya padanya.

“ Ternyata Ardiaz benar, kau sedikit keras kepala.. Baiklah jika begitu, Ardiaz saat ini sedang mencari bukti lainnya dimana 2 korban yang saat itu di Otopsi oleh Ardiaz seketika membusuk.. Dalam tubuhnya ditemukan cairan mematikan yang bisa menyembunyikan pembengkakan, namun akan terlihat lebih parah setelah beberapa hari.”

“ APA??”. Balas Freya terkejut.

“ Freya, Kelompok Buronan ini bukan hanya mengenai membunuh, mencuri.. Tapi dengan obat obatan ilegal dan tumbuh gelap di bawah naungan sebuah Rumah sakit ternama selama beberapa tahun, tidakkah jauh lebih berbahaya?.” Balas pria itu dengan sedikit tersenyum pada Freya.

Terdiam mendengar perkataan pria itu, Freya menundukkan kepalanya seraya berterima kasih dan meninggalkannya kembali berjalan menuju kantin kampus menyusul Dion dan Misca yang juga sedang menunggunya..

Jadi, seperti itu?. Kasus ini menjadi semakin sulit untuk ditangani.. Tunggu dulu!. Jadi, yang ku rekam saat itu.. Bukan hanya kasus pembunuhan tapi praktek kedokteran ilegal yang dilakukan salah satu Dokter?. Gumam Freya dalam hatinya yang tersadar dan merasa terkejut pada dirinya sendiri.

*******

“ Hey Freya, lusa tanggal merah.. Kebetulan besok perkuliahan di liburkan karena ada seminar.. Apa kau mau jalan jalan?”. Tanya Misca pada Freya

Freya membalas dengan tertunduk malu di hadapan Misca dan Dion, seperti sudah memiliki niat hati tersendiri dalam dirinya membayangkan liburan panjang yang akan dihabiskan.

“ Aaahhh.. Kau akan mengunjungi Pria itu?.. Yang menjalin hubungan denganmu?”. Tanya Dion.

“ Yaa..” Balas Freya tersipu malu.

“ Tingkahmu Menyebalkan sekali Freya.. Aku malas melihatnya..” Ucap Misca yang merasa risih dengan sikap malu malu yang Freya perlihatkan.

“ Kalau begitu, kalian berpacaranlah.. Dengan begitu kalian akan mengerti posisi dan perasaanku..” Balas Freya dengan tersenyum jahil pada Dion dan Misca.

Mendengar perkataan Freya, sontak Misca dan Dion melakukan perlawanan besar besaran padanya dengan saling menatap malu.. Freya yang melihat gelagat mereka pun hanya tersenyum dan akhirnya mereka menghabiskan waktu mereka dengan bertingkah konyol dan tertawa lepas..

Keesokan harinya Adhi yang menjemput Freya secara diam diam tanpa diketahui oleh Ardiaz pun menyambutnya dengan begitu antusias dan Freya pun tidak sabar untuk memberikan kejutan dan melihat Ardiaz yang tanpa sadar begitu dia rindukan..

Begitu sampai di pelabuhan, Freya pun meminta Adhi untuk segera mengambil mobilnya yang terparkir dan segera berkendara menuju Cottage.. Aaah, sepertinya aku pergi  belum terlalu lama.. Tapi kenapa aku merindukan tempat ini?. Gumam Hati Freya saat turun dari mobil di depan Cottage.

Adhi yang melambaikan tangannya dengan senyuman jahil pun dibalas Freya dengan kerutan di wajahnya yang tersenyum.. Freya melangkahkan kakinya masuk ke dalam, namun baik di kamar, ruangan tengah, atau Dapur pun Ardiaz tidak terlihat sama sekali..

“ Apa dia di gudang kayu?”. Ucap Freya sembari kambali berjalan menuju Gudang kayu.

Tiap langkah Freya lakukan secara diam diam, hanya untuk membuat Ardiaz terkejut saat melihatnya.. Namun ternyata pengharapan tidak sesuai dengan kenyataan dimana Freya mendapati kejadian tak terduga yang tidak ingin dilihatnya.

( BRAAKKK TRAANGG ) Suara kotak makan yang terjatuh dengan semua makanan yang berserakan di lantai.

“ Fre..yaa...” Ucap Ardiaz yang terkejut menatapnya.

“ Apa yang.. Sedang kalian... Lakukan?”. Tanya Freya saat melihat Winda yang memeluk Erat Ardiaz disaat kancing Baju kemeja Ardiaz tak tertutup sempurna.

“ Ini, aku...”

“ Freya kenapa kau datang kemari?!.” Tanya Winda dengan sedikit kesal.

“ Aappaa?.”

Winda menatap Freya dengan sedikit merasa kesal karena merasa kehadiran Freya mengganggu waktu yang dia habiskan bersama dengan Ardiaz.. Freya menundukkan kepalanya dengan kedua tangan yang mengepal menahan emosi di hatinya kemudian menatap Winda dengan Topeng tersenyum bahagia..

“ Aku.. Ingin pergi berlibur.. Jadi, aku kemari..”

“ Bukankah aneh seorang keponakan melakukan hal ini?, kemana orang tuamu?.” Tanya Winda dengan kembali terlihat kesal.

“ Mereka sudah meninggal.” Balas Freya secara spontan menatap serius pada Winda.

Freya yang terlihat tidak lagi merasa takut dan gugup, kini menatap Winda dengan begitu serius. Winda yang terintimidasi dengan Aura Freya yang begitu kuat, menundukkan kepalanya dan tidak melakukan perlawanan kata kembali.

“ Maaf aku menjatuhkan makanan disini. Akan aku bereskan nanti. Maaf mengganggu.” Ucap Freya dengan langsung pergi meninggalkan Gudang kayu.

Freya berjalan dengan sedikit berlari merasa kesal.. Gumam hatinya yang begitu ingin dia keluarkan jika bisa pun akan sangat terdengar nyaring saat dia berkata, PONAKAN?!. YAA.. AKU KEPONAKAN YANG MENIKAH DENGANNYA!!.

Merasa bingung mau kemana, Freya memutuskan untuk mengitari pantai menggunakan sepeda Ardiaz hingga tanpa sadar waktu berlalu menuju Senja.. Apa yang kulakukan disini?. Untuk apa aku kembali kesini?... Freya kau bodoh sekali.. Gumam hati Freya kembali sembari berjalan mendorong sepeda disampingnya karena lelah mengayuh.

“ Kemana saja?”. Tanya Ardiaz tersenyum dengan berjalan menghampiri Freya saat memarkirkan sepedanya.

“ Kancing bajumu dengan benar!.” Balas Freya dengan nada kesal dan pandangan dingin pada Ardiaz saat berjalan melewatinya.

“ Tunggu, mau kemana?”. Tanya Ardiaz dengan menarik salah satu tangan Freya.

“ Masuk ke dalam!.”

Melihat expresi wajah Freya yang kesal, Ardiaz kembali tersenyum kecil dan menarik tangan Freya agar dapat memeluknya.. Belaian lembut pun Ardiaz berikan saat mengusap rambut panjang Freya dan tangan yang melingkar sempurna dengan erat di pinggang Freya.

“ Bagaimana kabarmu?”. Tanya Ardiaz lembut.

“ Kau tidak menghubungiku, untuk apa aku memberitahumu?!”. Balas Freya yang masih kesal.

Ardiaz hanya tersenyum kembali melihat tingkah Freya saat ini.. Tanpa sadar Freya yang juga merindukannya, melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Ardiaz hingga mereka pun memeluk erat satu sama lain tanpa perlu berkata lebih..

“ Senja yang indah..” Ucap Freya sembari bersandar di Dada Ardiaz yang memeluknya.

“ Kau benar..” Balas Ardiaz dengan kembali membelai rambut Freya dengan lembut.

Matahari pun tenggelam, baik Freya dan Ardiaz melepaskan pelukannya masing masing dan saling memandang satu sama lain.. Dengan tersenyum manis, tiba tiba expresi Freya berubah mengingat hal yang ingin dia tanyakan kepada Ardiaz..

“ Suntikan itu.. Apa benar?. Cairan apa itu?”. Tanya Freya pada Ardiaz.

“ Darimana kau, mengetahui hal ini?. Apa kau...”

“ Ehehehe.. Aku memaksa salah satu rekan kerjamu untuk berbicara dengan mengikutinya kesana kemari..”

Mendengar pengakuan Freya, Ardiaz hanya bisa menghembuskan nafasnya dan mencubit hidung Freya karena merasa sedikit kesal padanya.

“ Jangan lakukan itu lagi.” Ucap Ardiaz

“ Siap Boss!.” Balas Freya sembari tersenyum pada Ardiaz.

“ Cairan itu awalnya dikembangkan oleh ibuku yang merupakan Dokter Kecantikan.. Aku pun masih menelusuri bagaimana berkas data milik ibuku bisa diketahui oleh mereka, karena sejauh yang kutahu hanya ayah yang mengetahui hal itu.” Balas Ardiaz dengan menggenggam tangan Freya berjalan masuk menuju Cottage.

“ Jadi maksudmu, mereka menyalahgunakan inti racikan dari obat itu dan melakukan eksperimen ilegal?”. Tanya Freya dengan penuh rasa penasaran.

“ Ya. Itu juga awal kesalahanku karena memberikan bukti yang berlawanan.” Balas Ardiaz.

“ Apa kau mempunyai berkas file itu?, Maksudku file milik ibumu untuk meracik obat, apa saja bahan yang di gunakan atau sebagainya?”. Tanya Freya kembali dengan penuh Antusias.

“ Ya, ada di kotak tua yang menyebabkan kita bertengkar saat itu.”

“ Bolehkah aku melihatnya?”.

Ardiaz dan Freya kembali membuka Kotak kayu itu dan mengeluarkan semua yang berada didalamnya.. Ardiaz membiarkan Freya untuk membaca selembar demi selembar dari berkas file itu dengan penuh keseriusan, hingga akhirnya...

“ Ardiaz, bisa kau cari di website mengenai tanaman tumbuhan ini?”. Ucap Freya sembari memberikan secarik kertas berisi file milik ibu Ardiaz.

Dengan cepat Ardiaz mengambil Handphone dari dalam sakunya untuk mencari jenis tanaman serta bahan lainnya yang tertera didalamnya.. Dalam sekejap Ardiaz menemukan dan memberikan Handphonenya kepada Freya untuk dilihat olehnya..

“ Sudah kuduga.. Tante Maya memiliki hobby berkebun, jadi sesekali aku membantunya.. Meski aku belum begitu yakin, sepertinya 2 tumbuhan ini tumbuh di sekitar gedung tua di tengah kota pulau. Saat berlari dan bersembunyi saat itu, aku melihat ada sebuah lahan yang tertutup bukit dan pohon lebat.. Sepertinya aku melihat sebuah perkebunan kecil..”. Jelas Freya

“ Kau yakin?”.

“ Sudah kubilang daya ingatku bagus sejak kecil.. Bagaimana jika kita coba untuk memeriksa kesana?”. Ucap Freya dengan wajah penuh Antusias.

“ Tidak. Kau diam di rumah!.” Balas Ardiaz secara spontan.

“ Kau tahu sifat keras kepalaku bukan?”. Balas Freya dengan tersenyum jahil padanya.

Merasa tidak dapat melawan Freya, Ardiaz meninggalkannya begitu saja dan masuk ke dalam Cottage dengan Freya yang mengejarnya, tersenyum dan memohon layaknya anak kecil yang meminta untuk ikut bepergian dengan menarik narik lengan kemeja Ardiaz.. Kesalahpahaman pun teratasi dengan indah malam ini..

Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!