Terbangun dengan tidak tersadar ketika mendapati diri bersandar pada sebuah bahu yang terasa lebar dan kokoh.. Meraba pada setiap lekuknya dengan akhirnya terbukanya mata dengan penuh kesadaran merasa malu dan benar benar tak mampu untuk menatap.
“ Maafkan aku!.” Ucap Freya dengan langsung terduduk menutupi wajahnya dengan bantal.
“ Aku baru tahu kau suka menyentuh tubuhku.” Balas Ardiaz tersenyum jahil sembari terbangun dan berjalan menuju kamar mandi.
Apa itu tadi?, bagaimana bisa aku tidur di sampingnya?, bukankah kami sedang bermain games?. Gumam Freya dalam hatinya sembari memastikan apakah pakaian yang dikenakannya terpasang sempurna.
“ Tenang saja, aku tidak akan menyerang wanita yang sudah tidak sadarkan diri..” Ucap Ardiaz dari dalam kamar mandi.
Mendengar perkataan Ardiaz, membuat Freya semakin merasa malu hingga tidak mampu menatap Ardiaz menyadari akan salah satu kakinya yang bersandar tepat pada bagian sensitive Ardiaz menganggap tubuh Ardiaz sebagai sebuah Guling..
Kau sudah gila Freya!!, apa kau tidak bisa menahan dirimu sendiri?... Gumam Freya kembali dalam hati merasa kesal pada dirinya sendiri.
Terdengar Ardiaz sedang membersihkan dirinya, Freya terbangun untuk mengambil beberapa baju dari dalam kopernya untuk dia kenakan karena ada hal yang harus dia kerjakan di kampus. Tersadar akan air pancuran kamar mandi yang terhenti, Freya kembali merasa kikuk..
Ardiaz berjalan keluar dengan hanya menggunakan sebuah handuk dengan dada yang begitu terbuka.. Freya tanpa sadar melihat bagian tubuh Ardiaz dengan pandangan polosnya seolah siap menyerang Ardiaz bagai seekor singa yang kelaparan..
“ Yaa.. FREYA!!. Apa kau melamun?”. Ucap Ardiaz dengan menyentikkan jarinya pada Freya.
Gila.. Aku pasti sudah gila hanya gara gara berada 1 kamar dengannya. Kenapa aku merasa ingin menyerangnya?, apa insting wanitaku sudah mulai tak terkendali?. Gumam Freya dalam hati berjalan melewati Ardiaz menuju kamar mandi dengan tatapan kosong merasa malu.
Ardiaz yang melihat tingkah konyol Freya hanya tersenyum jahil seraya merasa puas dengan menjahili Freya dan tanggapan yang diberikannya.
Selesai membersihkan diri Freya mendapati Ardiaz yang tiba tiba menghilang tidak ada berada di dalam kamar.. Dengan masih merasa canggung dan malu, Freya keluar dari kamar dan berjalan memutari tangga untuk turun ke lantai bawah..
“ Freya, Nak.. Kemarilah.. Kita sarapan bersama..” Ucap Tante Talita yang terlihat sibuk menyiapkan makanan di bantu oleh seorang assisen rumah tangga.
“ Kemana Ardiaz? Masih Mandi?”. Tanya Om Gibran saat Freya sudah terduduk di kursi meja makan.
“ Tidak tahu Om.. Ardiaz mandi duluan tapi tiba tiba menghilang..” Balas Freya sedikit malu.
“ Sepertinya dia sedang bersiap.. Tunggu sebentar lagi..” Ucap Tante Talita kepada suaminya.
Freya pun sarapan bersama dengan keluarga Ardiaz dengan bercerita hal hal yang dapat mencairkan suasana.. Mulai terasa tidak canggung dan malu, Freya pun mencoba bercerita tentang bagaimana dirinya dan Ardiaz bisa bertemu dan galaknya Ardiaz saat itu..
“ Membicarakan suami dari belakang itu sangat tidak bagus Freya.” Ucap Ardiaz yang akhirnya datang dan menyapa Paman dan bibinya.
Melihat Ardiaz yang memeluk Om dan Tantenya, pandangan Freya teralihkan pada Penampilan Ardiaz saat ini yang lebih terlihat Formal dengan sebuah Jas dan Dasi yang dia kenakan.. Apa pria ini suamiku?, bagaimana aku bisa menikahi pria ini?.. Gumam hati Freya dengan terus menatap Ardiaz.
“ Aaah Freya, Tante lupa memberitahumu bahwa hari ini Ardiaz ada urusan bersama Gibran di Rumah sakit hingga sore nanti.. Sedangkan kau bagaimana? Apa kau kosong hari ini?”. Tanya Tante Talita sembari mengisi gelas minum suaminya dengan juice jeruk.
Freya menatap kepada Ardiaz yang terduduk di sampingnya seoalh berkata apakah aku harus menolak atau menerimanya?. Namun melihat expresi Ardiaz sepertinya lebih baik mengatakan yang sebanarnya dari pada memaksakan diri namun tidak bisa..
“ Sebenarnya, Tante.. Freya ada urusan di kampus yang harus di selesaikan karena hari kelulusan sebentar lagi..” Balas Freya dengan sedikit nada kekecewaan.
“ Ooohh oke, Tante antar jika begitu.. Dari situ temani Tante, oke?. Ladies day..” Ucap Tante Talita sembari mengedipkan salah satu matanya pada Freya.
Freya menundukkan kepalanya seraya setuju dan tersenyum malu, begitu juga dengan Ardiaz yang ikut tersenyum tampan dengan mengusap kepala Freya dengan lembut..
Selesai menghabiskan sarapannya, mereka pun mulai beraktivitas dengan kepentingan masing masing dan berpisah dengan menggunakan mobil yang berbeda..
“ Hati hati di jalan dan selamat bersenang senang..” Ucap Ardiaz sembari mengecup kening Freya.
“ Seesemoga pekerjaanmu lancar..” Balas Freya dengan tersipu malu.
Mereka pun berpisah berujung pada Freya yang mengajukan diri untuk mengendarai mobil.. Sepanjang perjalanan Tante Talita bercerita banyak hal dengan Freya yang ikut menanggapi arah pembicaraan hingga tanpa sadar mereka sampai di kampus lebih cepat.
Freya berusaha secepat mungkin mengurus urusannya agar tidak membuat Tante Talita menunggu lama di kantin kampus.. Kembali berlali menuju Kantin, Freya mencoba mencari kesana kemari namun Tante Talita tidak berhasil menemuinya.
Kemana Tante?, apa aku membuatnya lama menunggu?, tapi mobilnya masih ada... Gumam Freya dalam hatinya dengan terus berlari mengitari tempat parkir mobil dan motor.
Seketika langkah Freya terhenti melihat sosok yang tidak dia duga akan datang dan berbicara dengan Tante Talita di lahan parkir yang tertutup sebuah pohon yang rindang.
“ Sedang apa disini?, apa yang kau inginkan?.” Tanya Freya ketus kepada Hendy.
“ Lihat?, lagi lagi dia seperti ini.. Kurasa gadis ini tidak sebaik yang kau pikirkan Nona..” Balas Hendy dengan tersenyum miring.
“ Apa yang kau katakan pada Tante Talita”. Ucap Freya yang mulai merasa marah.
“ Bukan hal yang aneh, aku hanya mengatakan bagaimana kau menyeret pria seperti Ardiaz masuk dalam perangkapmu.. Orang tua mana yang setuju jika anak mereka di manfaatkan bukan?”. Balas Hendy dengan kembali tersenyum licik kepada Freya
Freya pun terdiam mendengar perkataan Hendy, tanpa berkata dan hanya menatap Hendy, dalam hatinya bergumam, Mengapa dia seolah mengetahui kisahku dan Ardiaz?, mau apa sebenarnya pria ini? Untuk alasan apa dia ingin menggangguku?.
“ Nona, apa kau tidak merasa kalau gadis ini hanya ingin agar keponakanmu itu melindunginya?, terlebih dengan kekayaan keluargamu itu.. Sudah dapat di pastikan bahwa gadis ini hanya memanfaatkannya saja..” Ucap Hendy kembali.
Freya semakin menundukkan kepalanya tak berani menatap pada Tante Talita yang saat ini juga sedang menatap Freya penuh kecurigaan.. Melihat expresi yang diberikan olehnya kepada Freya, cukup membuat Hendy merasa puas dan bahkan sedikit tertawa bangga.
Tante Talita pun berjalan mundur meninggalkan Freya begitu saja untuk masuk ke dalam mobilnya.. Freya yang melihat itu tidak mampu lagi untuk berkata dan merasa pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya atau pun pada Ardiaz.
“ Hey Pria tua, apa kau lupa umurmu saat ini?.” Ucap Tante Talita yang tiba tiba berjalan kembali dengan membawa sebuah Handphone di tangannya.
Freya kembali terkejut dengan tingkah Tante Talita yang tidak pernah dibayangkan olehnya.. Berdiri tegap di hadapan Freya, Tante Talita memainkan Handphone di tangannya seolah mencari sesuatu dan langsung mengarahkannya kepada Hendy untuk di lihatnya.
“ Kau pikir aku tidak tahu kau siapa?. Yaa, Maya sudah bercerita semua padaku..” Ucap Tante Talita dengan memperlihatkan sebuah bukti foto bahwa Hendy melakukan tindak kekerasan rumah tangga kepada Tante Maya.
Freya yang melihat itu hanya terdiam dan memandang pada Tante Talita yang saat ini menggenggam tangannya seolah mencoba melindunginya..
“ Dari mana kau....”
“ Dengar, aku ini seorang Dokter!. Dapat aku lihat dengan sangat jelas bahwa saat ini kau memiliki gangguan kejiwaan dan kelainan seksual!.” Ucap Tante Talita dengan tegas.
“ APA KAU BILANG?!. BERANI SEKALI KAU...”
“ Seharusnya kau merasa bersyukur karena saat ini keponakanku tidak berada disini!. Jika dia tahu kau selalu membuntuti Freya, berniat melakukan hal tidak wajar padanya.. Terlebih dengan caramu memandang pada Freya.. Sudah pasti kau sudah berada di Rumah sakit saat ini!.”
“ Kau, mengancamku..??” Balas Hendy dengan mulai merasa kesal.
“ Ya. Karena itu pergi dari sini sebelum aku memanggil Petugas keamanan kampus dan kita selesaikan ini di Pengadilan, dimana dapat dengan jelas terlihat siapa pihak yang akan menang!. Serta jauhi Freya!.”
Hendy terdiam mendengar perkataan Tante Talita yang merupakan suatu Fakta yang tidak dapat di bohongi.. Hendy memilih untuk berjalan mundur dengan masih menyisakan rasa kesal di wajahnya.. Tante Talita yang melihat Freya sedikit ketakutan, langsung memeluknya dan berkata,
“ Tidak apa apa.. Kau wanita kuat, Freya..” Ucap Tante Talita sembari memeluk dan mengusap lembut kepada Freya.
Mendekati siang Tante Talita mengambil alih kemudi dengan mengunjungi sebuah Pemakaman.. Freya yang terkejut akan arah kemana Tante Talita membawanya, dengan tersenyum Tante Talita pun menjelaskan apa maksud membawa Freya kemari..
“ Pemakaman Ayah dan Ibumu ternyata hanya berbeda 3 blok dari Pemakaman Ayah dan Ibu Ardiaz..”
“ Tante Talita... Bagaimana bisa tahu, kalau....”
“ Ardiaz menghubungi Maya tak lama saat kepulangan kalian kembali ke kota.. Anak itu mengajak Aku dan suamiku untuk mengunjungi Makam Ayah dan Ibumu untuk memperkenalkan diri dan mendoakan mereka..” Ucap Tante Talita dengan tersenyum manis pada Freya.
Lagi lagi pria itu melakukan hal yang tidak aku ketahui... Gumam Freya dalam hatinya merasa haru dengan apa yang dilakukan Ardiaz.
“ Tante, tidak memberitahunya kita akan kemari hari ini bukan?”. Balas Freya.
“ Yaa, kau tahu bagaimana Reaksi anak itu bukan.. Seharusnya Freya pergi bersamaku.. Menemui orang tua itu hal penting yang harus blaa, blaaa, dan blaaa...” Ucap Tante Talita dengan sedikit menirukan Ardiaz dan mengejeknya membuat Freya tertawa.
Melewati makam orang tuanya, niat untuk menghampiri pun hadir dalam diri Freya.. Namun, sebelumnya Freya berniat untuk melihat dimana lokasi Pemakaman Ibu dan Ayah Ardiaz..
“ Ternyata tidak jauh..” Ucap Freya sembari melepas Seat Belt.
“ Yaa.. Mau turun menemui mereka?”. Tanya Tante Talita tersenyum kembali.
“ Tentu saja..”
Freya turun dan langsung membeli rangkaian bunga.. Berjalan mengikuti Tante Talita, Freya terhenti pada 2 buah Pemakaman yang baru pertama dia datangi.. Berdoa dengan setulus hati, Freya berucap kembali dalam hatinya..
# Terima kasih sudah mengijinkan Ardiaz untuk bersama denganku.. Meski belum pernah sekali pun bertemu.. Freya harap\, Ayah dan ibu bersedia merestuiku..
Freya menundukkan tubuhnya seraya memohon agar doanya terdengar.. Tante Talita yang melihat itu pun menepuk punggung Freya pelan seraya mengerti apa maksud dari yang Freya lakukan..
“ Oke baiklah, cukup ketegangan dan keseriusan hari ini.. Mari kita bersenang senang..” Ucap Tante Talita dengan menggandeng tangan Freya.
“ Tante maaf, sebelumnya apa Freya boleh untuk...”
“ Tentu saja!. Ayo kita ke Makan ayah dan ibumu baru kita pergi..” Balas Tante Talita dengan mengedipkan salah satu matanya kembali.
Selepas itu Tante Talita dan Freya menghabiskan waktu bersama hingga sore hari.. Keseruan bertambah disaat Tante Maya pun ikut menyusul dan mereka bertiga pun menghabiskan waktu secara bahagia dan tawa lepas..
Waktu tak terasa berlalu, begitu sampai di rumah terlihat Ardiaz sedang terduduk di bangku halaman belakang di depan kolam renang sembari membaca buku.. Tante Talita yang seolah mengerti pun akhirnya meninggalkan Freya dan berjalan menuju kamarnya..
“ Bagaimana pekerjaanmu?”. Tanya Freya saat menghampiri Ardiaz.
“ Baru pulang?, mana Tante?”. Ucap Ardiaz dengan menutup bukunya.
“ Sepertinya masuk ke dalam kamar..” Balas Freya.
Ardiaz kembali melanjutkan membaca bukunya dengan terduduk bersilang kaki, melihat Ardiaz yang santai Freya pun menceritakan kemana dan apa saja yang dilakukannya bersama Tante Talita dan juga Tante Maya.. Ardiaz mendengarkannya dengan seksama, hingga...
“ Kau yakin tidak ada yang kau lewatkan?”. Tanya Ardiaz sembari membuka lembaran buku.
Freya terdiam dan sudah bisa memahami apa maksud dari pertanyaan Ardiaz. Aaahh, pasti Tante Talita tadi sempat menghubungi Ardiaz untuk memberitahu prihal Hendy.. Gumam Freya dalam hatinya.
Mencoba untuk tidak mencari masalah karena Tante Talita pun dapat menangani masalah itu dengan baik, Ardiaz menutup bukunya dan kembali menatap Freya lembut..
“ Belanja apa saja hari ini?”. Tanya Ardiaz sembari melihat 2 tas belanja disamping Freya.
“ Aaahh hampir terlupa.. Aku membelikan sebuah kemeja untukmu.. Dan tas belanja yang agak besar ini berisi sebuah Gaun.. Tante Talita memaksaku untuk membelinya..” Ucap Freya menjelaskan dengan antusias.
“ Kau, bayar menggunakan kartu yang kuberikan padamu kan?”. Tanya Ardiaz dengan memberi pandangan penuh kecurigaan.
“ Eehehehe, Yup..” Balas Freya dengan tertawa layaknya anak kecil.
“ Lalu, apa ini? Kau juga memberiku sebuah Rok?”.
“ Aaahh Maaf, maaf.. Kemejamu dan Rok ini di 1 toko yang sama, jadi mereka menaruhnya di 1 tas yang sama..” Balas Freya kembali tersenyum kecil.
“ Coba kau pakai, di double saja jadi tidak perlu melepas celana jeansmu. Aku mau melihatmu menggunakan Rok panjang itu.”
Freya sedikit memandang sinis karena tahu maksud dari Ardiaz yang menyentil penampilan Freya karena selalu menggunakan Celana jeans dan jauh dari sikap Feminine.. Merasa terkagum dengan penampilan Freya yang terlihat berbeda, Ardiaz tiba tiba berdiri dan kejadian tak terduga terjadi..
( BREETTT BREETTT) Suara kain yang terobek panjang.
Freya seketika terdiam melihat Rok yang baru dibelinya terobek cukup panjang hingga sampai di atas lututnya.. Menatap Ardiaz yang terlihat juga terkejut karena tidak sengaja menginjaknya di saat Freya bergerak, pertengkaran konyol kembali terjadi..
“ DASAR PRIA MENYEBALKAN!. APA KAU TIDAK BISA MELIHAT KEARAH MANA KAU BERJALAN?!. INI BARU AKU BELI!”.
“ Kain murah apa yang kau kenakan?. Apa kau tidak bisa memilih barang?.” Balas Ardiaz santai.
“ Murah??.. Rok ini seharga dengan 3 porsi makan siangmu!!”. Balas Freya kembali marah.
“ SEMAHAL ITU?, Lalu kenapa gampang sekali terobek?”. Tanya Ardiaz polos.
“ Setiap di dekatmu, kenapa selalu saja ada Bajuku yang terobek!!”. Freya yang mendumel kesal sembari mencoba memperbaiki roknya yang terobek.
Disaat Freya menarik, ia melupakan bahwa Ardiaz masih menginjak Rok itu hingga membuat Freya hilang keseimbangan dan hampir terjatuh ke dalam kolam renang..
“ FREYA AWAS!” ( BYYUUURRRR )
Ardiaz menarik tangan Freya dan membiarkan Freya berada diatasnya dan Ardiaz terjatuh ke dalam kolam menahan hentakan air dengan punggungnya sedangkan kedua tangannya memeluk Freya erat..
“ Berpegang padaku Freya!”. Ucap Ardiaz saat melihat Freya yang mulai tenggelam kembali ke bawah kolam.
“ Aku bisa berenang, tidak bisa mengapung dalam air.. “ Balas Freya dengan memeluk Ardiaz erat.
Tertawa bersama tanpa sadar keduanya saling berpelukan erat.. Tubuh mereka pun menempel dengan lekat yang tanpa sadar nafas semakin terasa berat dan keinginan untuk saling menyentuh pun timbul di antara keduanya..
Ardiaz mengarahkan Freya hingga dapat bersender pada dinding kolam, dan dengan nafas yang tidak teratur keduanya pun berciuman hingga tanpa sadar salah satu tangan Ardiaz mendarat pada dada Freya yang membuatnya terkejut..
“ Maamaaf. Aku.. Freya maaf, aku kelepasan dan...”
Freya menarik kembali Ardiaz dan menciumnya dengan semua hasrat yang sudah dia pendam sebelumnya.. Ardiaz membalas ciuman itu kembali dan keduanya semakin larut di dalamnya.. Saling memandang, Malam pun berujung dengan mereka yang Bersin bersin karena terlalu lama berada di atas kolam renang dan tidak mengganti baju mereka yang basah tertiup angin malam, namun cukup membuat keduanya tertawa bersama..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments