Tak kala mencoba untuk tetap berpikir rasional, kedekatan yang mulai terjalin berubah menjadi sedikit berjarak dengan berdirinya sebuah tembok tebal. Kembali merasa ada yang aneh namun juga tidak ingin mencari masalah, terkadang membiarkan semua berlalu dengan sendirinya adalah cara penyampaian diri atas suatu proses dengan hasil yang indah.
(TOKK TOOKK TOKKK) “ Serius sekali, apa kau tidak mendengarkanku memanggil dari tadi?”. Ucap Adhi setelah mengetuk pintu kamar Freya.
“ Adhi, kapan datang?.. Maaf, aku sedang melanjutkan persiapan untuk sidang skripsi akhirku..”
“ Aahhh, oke semoga lancar.. Lalu, kemana suamimu?”. Ucap Adhi tengil dengan mengedipkan salah satu matanya pada Freya.
“ Entah apa yang terjadi, dia tiba tiba menjaga jarak denganku. Sudah 2 hari ini berada di Gudang itu..” Balas Freya dengan berengut asam pada wajahnya kembali memainkan Handphonenya.
“ Baiklah, baiklah aku tidak akan mengganggumu lebih lama kalau begitu.. Bye..” Ucap Adhi melambaikan tangannya dengan Freya yang membalas dengan menyeringai.
Mencoba mengalihkan pikirannya, Freya kembali fokus mengerjakan Skripsinya dengan menghubungi kembali para sahabatnya yang sudah lama tidak ia hubungi.. Mencoba mencari alasan tepat jika mereka mencoba bertanya, Freya mengatur dialog dan skema rencana akan apa yang akan dia katakan dan expresi apa yang akan dia berikan..
“ HALO FREYA! KEMANA SAJA KAU!”.
“ Hey Freya, kenapa kau berlibur lama sekali?, kudengar dari Tante Maya, kau sedang mengunjungi salah satu keluargamu..” Ucap Dion dan Misca, kedua sahabat Freya.
“ Tante Maya... Bilang begitu?”. Tanya Freya sedikit terkejut.
“ Ya, bukankah kau juga sedang meminta data skripsi pada pamanmu disana?”.
“ Paman..??”
Seketika pikiran Freya pun melayang mencoba mengingat atas apa yang dilewatkannya.. Kembalinya ingatan akan perkataan Ardiaz saat menghubungi kala itu pun akhirnya menyadarkan Freya yang meminta Tante Maya untuk tidak menyebarkan Pernikahannya dengan Freya hingga keadaan terlihat normal. Freya pun menundukkan kepalanya dan menggigit salah satu bibirnya karena merasa bodoh.
“ Tunggu dulu, kau menggigit bibirmu seperti itu, pasti menyembunyikan sesuatu kan?”. Tanya Misca dengan penuh rasa penasaran.
“ Tiiidak ada.. Aku hanya sedang sariawan.. Lalu, bagaimana disana? Apa kau sudah menanyakan hal yang kupinta pada bagian Administrasi?”.
“ Aku tidak tahu siapa, tapi pembayaran uang kuliahmu sudah lunas semua jadi kau bisa tenang mengerjakan skripsimu.. Kau bahkan sudah mendapat jadwal tapi aku belum lihat..”
“ Tapi Freya, ada 1 mata kuliah yang belum keluar nilai karena kehadiran dan nilai ujianmu tidak keluar.. Sepertinya kau harus pulang dan menyelesaikannya..”
Perkataan Dion dan Misca kembali membuat pikiran Freya melayang dan merasa bingung dengan apa yang harus dia lakukan saat ini. Haruskah aku memberitahukan ini pada Ardiaz?, apa aku bisa keluar dari pulau ini dan kembali ke kota?. Gumam Freya dalam hatinya sembari melamun.
Dion dan Misca pun harus menutup panggilan karena kelas perkuliahan yang akan segera dimulai. Dengan lambaian tangan dan sedikit kecupan dari jauh, Freya menutup panggilan Video dan langsung melamun dengan pikiran kosongnya merasa bingung dengan apa yang harus dia lakukan..
Di sisi lain Adhi yang menghampiri Ardiaz yang masih melakukan Otopsi terpaksa terhenti saat Adhi berjalan masuk dengan membawa sebuah kertas ditangannya.
“ Apa kau masih belum mendaftarkan Akta Pernikahan kalian?”. Tanya Adhi dengan menadahkan kertas dari tangannya ke atas.
“ Belum. Apa kau bisa membantuku membereskannya?”. Balas Ardiaz dengan kembali melanjutkan pekerjaannya.
“ Kau serius?, bagaimana jika ada yang bertanya?”.
“ Karena itulah aku memohon bantuan darimu lagi kali ini. Aku tidak memiliki kuasa di Pulau ini, sedangkan kau punya.. Jadi tolong bantu aku.”
Adhi menatap tajam pada Ardiaz yang mencoba memalingkan pandangannya.. Adhi akhirnya berjalan semakin mendekati Ardiaz dengan tatapan curiga dan senyuman jahilnya.
“ Apa terjadi sesuatu diantara kalian?”. Tanya Adhi sembari mengangkat kedua alisnya.
“ Pergilah, aku sedang bekerja.”
“ Aku serius bertanya ini Diaz.. Kau tahu, aku pun bingung karena harus berbohong pada Pak Danu prihal kau yang belum mendaftarkan data pernikahan kalian..” Balas Adhi dengan mencoba duduk pada sebuah bangku disamping Ardiaz.
“ JANGAN DUDUK DI SITU!. Aku baru menemukan bukti baru.” Ucap Ardiaz yang secara spontan menarik tangan Adhi agar tidak terduduk.
Ardiaz kemudian memperlihatkan bagian tubuh korban yang terdapat bekas Tatto akan sebuah simbol yang sebelumnya belum pernah dia lihat. Adhi yang terkejut langsung mencoba mencari tahu dan berharap jika ada data atau informasi untuk membantu Ardiaz.
Sedang serius bekerja, mereka pun dikejutkan dengan suara ketukan pintu yang dilakukan oleh Freya yang tiba tiba datang dan berdiri dihadapan mereka.
“ Ardiaz, aku sepertinya harus kembali ke kota.. Ada masalah dengan skripsiku..” Ucap Freya pada Ardiaz dengan mencoba berjalan mendekatinya.
“ Ooke aku tahu. Berdiri saja disana.” Balas Ardiaz dengan melangkah mundur.
“ Apa aku memiliki Virus mematikan?, kenapa kau menjauhiku?. Bahkan setiap setelah aku mengobati lukaku, kau selalu menghilang begitu saja!. Apa kau marah?”. Ucap Freya yang mulai merasa kesal atas tingkah Ardiaz.
“ Tidak.” Jawab Ardiaz spontan.
“ Jika tidak marah, kenapa kau membuatku seolah benda menjijikan yang harus kau jauhi?!”.
“ Apa?? Kenapa kau berpikir seperti itu??. Aku hanya... Hanya.. Intinya, kau jangan terlalu dekat denganku.” Balas Ardiaz dengan kembali bekerja, mengacuhkan Freya.
Adhi yang mengerti akan tindakan dan maksud dari yang Ardiaz lakukan, sontak mengundang tawa lepas yang sangat nyaring hingga membuat Ardiaz menundukkan kepalanya sedangkan Freya menatap dengan penuh kebingungan. Namun, Freya tidak ingin mengambil pusing dan hanya terdiam, berdiri dengan jarak yang sengaja Ardiaz berikan.
“ Tatto Kalajengking..” Freya yang tiba tiba berbicara saat melihat alat bukti lainnya.
“ Kau, tahu arti simbol ini?, bagaimana bisa?”. Ucap Ardiaz dengan penuh terkejut.
“ Tante Maya sempat menangani kasus dan membawa berkasnya ke rumah.. Kami memang biasa berdiskusi bersama, dan saat itulah aku melihat simbol Tatto ini..” Balas Freya.
“ Lanjutkan.” Balas Ardiaz sembari membuka masker dan sarung tangan karetnya, berjalan mendekati Freya seolah melupakan jarak yang di ciptakannya.
“ Dari yang kutahu, mereka terkenal suka menyembunyikan apa pun di tempat yang sulit ditebak.. Dalam kasus Tante Maya, salah seorang yang memiliki Tatto itu membunuh salah satu Pengusaha terkenal dan menaruhnya di bawah bangunan rumah yang tertutup semen..”
“ Freya, apa pria yang berlari saat di gedung tua memiliki Tatto ini?”.
“ Aku tidak tahu, karena jaraknya sedikit jauh dariku.. Yang kuingat hanya dia memakai Topi dan juga kacamata.. Serta sticker Logo dimobilnya.. Itu saja.”
Ardiaz seketika terdiam dan melayangkan pandangannya pada kedua tubuh korban yang sedang dia lakukan Otopsi. Ardiaz merasa ada yang aneh dan kejanggalan yang semakin membuatnya penasaran. Namun Ardiaz menjadi merasa begitu terheran, karena disaat dia membutuhkan sesuatu, Freyalah yang menjadi kunci informasi yang dia butuhkan.
Kenapa dia harus terlibat begitu jauh denganku?. Freya, apa kau tidak tahu bahaya apa yang mengincarmu jika kau terlalu dekat denganku?. Gumam hati Ardiaz sembari menatap kepada Freya yang terlihat polos menjelaskan dan tersenyum melihat tingkah Adhi yang tengil.
“ Masalah perkuliahanmu akan aku pikirkan jalan keluarnya, namun untuk sementara ada hal yang harus aku lakukan, kau tunggulah di sini dan jangan keluar sebelum lukamu benar benar sembuh.” Ucap Ardiaz dengan langsung berlari meninggalkan Freya dan Adhi menggunakan mobilnya.
“ Kemana dia pergi?, kenapa terburu buru sekali?”. Ucap Adhi penuh kebingungan.
“ kemana lagi, selain pergi ke Gedung tua itu..” Balas Freya.
Ardiaz menemukan sedikit titik cerah untuk kasus yang sedang dia selidik, terlebih juga berkaitan dengan alasan penyebab kematian kedua orang tuanya.. Dengan melaju begitu kencang dan penuh keberanian diri, Ardiaz langsung berlari masuk ke dalam gedung tua dan melihat sekelilingnya dengan begitu detail mencoba menemukan bukti baru.
“ Dimana itu?!. Apa yang disembunyikan mereka di sini?!.” Ucap Ardiaz dengan terus menatap sekitarnya dan berlari kesana kemari.
Merasa menemukan titik buntu dan mulai merasa lelah, Ardiaz mencoba terduduk sejenak dengan masih melihat sekitarnya. Dan tiba tiba, Ardiaz pun dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang tia harap tidak datang dan mendengarkan perkataannya.
“ Apa yang kau lakukan disini?, Adhi kenapa kau membawanya kemari?!”. Ucap Ardiaz bernada dingin, berjalan mendekati Freya dan mulai merasa marah.
“ Maaamaafkan aku Diaz.. Istrimu mengambil kunci mobilku begitu saja dari kantong celanaku dan langsung menyalakannya..” Jelas Adhi sedikit ketakutan.
“ Jangan marah padanya.. Aku yang mengancamnya, jika dia tidak mau mengantarku maka akan aku tinggalkan dia di Cottage..” Balas Freya dengan wajah polos, berjalan melewati Ardiaz.
Ardiaz menarik tangan Freya dengan sedikit kasar hingga Freya merasa sedikit kesakitan.. Freya menatap wajah Ardiaz yang terlihat begitu marah, namun Freya tahu bahwa maksud dari kemarahan Ardiaz, tak lain hanya karena dia yang begitu mengkhawatirkan kondisinya.
“ Jangan marah.. Aku bisa membantumu menemukan bukti lainnya karena aku sebelumnya pernah terlibat dengan para BerTatto kalajengking itu..”
“ Apa kau tahu apa maksud yang kau katakan ini? Bahaya apa yang mengancammu?”.
“ Aku sudah beberapa kali berhadapan dengan keadaan genting yang mengancam nyawaku.. Jadi aku sepertinya sudah mulai terbiasa..”
Mendengar perkataan Freya, Ardiaz mulai kehilangan kesabarannya dan membuat Adhi menepuk pundak Ardiaz dan mendorong tubuhnya agar membuat Ardiaz tetap tersadar dan tidak lagi meluapkan amarahnya pada Freya, berujung pada rasa penyesalan.
“ Pulang. Kau masih terluka!”. Ardiaz mulai emosi dengan sedikit meninggikan suaranya.
“ Aku bisa mengobati lukaku sendiri!”. Balas Freya seolah menantang.
“ Sendiri? Kau bisa obati lukamu sendiri?.. Tiap malam aku menyentuh punggungmu dengan menahan diri saat mengobati lukamu!”. Balas Ardiaz spontan.
“ Siapa yang menyuruhmu menahan diri?”. Balas Freya spontan kembali.
“ Apa?. Apa kau tahu maksud dari perkataanmu itu?!.”
Ardiaz dan Freya pun bertengkar layaknya suami istri yang sedang mempeributkan akan siapa yang memuaskan dan siapa yang tidak memuaskan hasrat mereka berdua.. Adhi yang mendengar itu merasa begitu malu dan canggung berada di antara keduanya hingga memutuskan untuk menjaga jarak dan membiarkan mereka berdua berdebat dengan melihat dari kejauhan.
“ Jika aku menikah.. Apa akan seperti mereka?”. Ucap Adhi sembari terduduk dengan pandangan kosong dan menghembuskan nafas panjang.
Perdebatan pun terhenti seketika disaat Freya secara tidak sengaja mengalihkan pendangannya pada tumpukan keramik usang yang sudah tidak terpakai. Dengan mengacuhkan Ardiaz yang masih mengomel padanya, Freya berlari kearah tumpukan keramik itu yang menurut pandangan mata hanya merupakan tumpukan barang kotor yang tidak terpakai.
“ Apa yang kau lakukan Freya?”. Tanya Adhi saat mengikuti Freya dari belakang.
“ Pria dengan Tatto kalajengking terkenal menyembunyikan benda yang menurut mereka penting pada tempat yang tidak disangka, bahkan dianggap sebagai tumpukan barang kotor yang tak berharga agar tidak menimbulkan kecurigaan..”
“ Lalu apa yang akan kau lakukan”. Tanya Adhi pada Freya.
Dengan tidak berkata, Freya langsung mencoba memindahkan satu demi satu keramik usang itu dengan tenaganya.. Namun karena punggungnya masih terluka, Freya dihentikan oleh Ardiaz yang tiba tiba datang mengganti posisi Freya tanpa banyak bicara.
“ Apa yang harus aku lakukan dengan sikap keras kepalamu itu!.” Ucap Ardiaz mendumel pada Freya sembari memindahkan keramik satu demi satu.
Tak lama saat Ardiaz mengeluarkan luapan perasaannya pada Freya, sebuah tas kulit yang terbungkus plastik transparant pun terlihat.. Menatap satu sama lain, Ardiaz dan Adhi pun langsung mengambil tas itu dan membuka apa isi dari tas itu.
“ Keras kepalaku sepertinya membuahkan hasil..” Ucap Freya mencoba menyentil Ardiaz.
Ardiaz terlihat begitu Fokus untuk membuka tas itu dan akhirnya setelah usaha yang dilakukan, Ardiaz menemukan beberapa lembar Dokumen dengan adanya catatan bukti transaksi ilegal yang dilakukan oleh para Buronan polisi itu. Bahkan Ardiaz menemukan beberapa titik tempat yang selalu mereka jadikan untuk sebagai pertemuan rahasia.
“ Kita kembalikan seperti semula.” Ucap Ardiaz setelah selesai mengambil foto gambar dari Handphonenya.
Selesai membereskan seperti semula, mereka bertiga pun kembali kedalam mobilnya masing masing dan langsung berlalu pergi meninggalkan gedung tersebut.. Merasa pengap dan perasaan luar biasa atas apa yang sudah mereka lakukan dan dapatkan, Ardiaz menghentikan mobilnya pada sebuah taman yang terdapat pada kota tengah pulau.
“ Mau membeli ice cream?”. Tanya Ardiaz pada Freya yang terlihat senang.
Kemarahan pun seketika menghilang dengan genggaman tangan yang saling terikat erat satu sama lain seolah tidak ingin melepaskan.. Senyuman pun kembali terlihat diwajah Ardiaz dan Freya dengan menikmati sebuah Ice cream dengan pemandangan senja di sore hari yang indah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments