Jodoh Pengganti Dokter Tampan
Pria yang selalu membuatnya marah, namun sulit di benci oleh Han Yoori meninggalkan hutang yang berjumlah fantastis. Pria tersebut Han Songjoo, yang merupakan ayah dari Han Yoori. Dia meninggalkan hutang senilai dua ratus juta won kepada seluruh anggota keluarga yang ditinggalkannya. Ketika hidup saja sudah membuat susah anak dan istrinya, setelah meninggal pun, dia masih saja membuat istri dan anak-anaknya kesusahan. Semasa hidupnya, Han Songjoo kerap kali sering bermabuk-mabukan dan berjudi dibandingkan harus bekerja menghidupi istri dan anaknya. Jadi bisa di bilang, hutang yang di tinggalkannya itu merupakan hutang bekas bermain judinya.
Dua hari setelah pemakamannya, orang-orang berwajah seram dengan perawakan tinggi besar datang ke rumah. Tentu saja kedatangan mereka ingin menagih hutang suami dari Choi Shin'e tersebut.
"Saya memberi waktu sampai minggu depan, bila anda tidak melunasi hutang suami anda, jaminannya putri bungsu anda," ancam salah satu pria bertubuh tinggi besar tersebut.
Selepas preman-preman itu pergi, Choi Shin'e tak hentinya menangis, begitu pula dengan Han Yejin putri bungsu dari Han Songjoo.
Han Yoori tak habis pikir bila ayahnya akan meninggalkan hutang yang berjumlah sangat banyak, sampai-sampai ia menghela kasar nafasnya karena terlalu kesal terhadap pria yang sudah membuat keluarganya kesusahan.
"Bukannya meninggalkan warisan, dia malah meninggalkan hutang untuk kita," gerutunya.
"Apa lebih baik kita jual saja rumah ini untuk melunasi hutangnya," lontar Choi Shin'e.
"Biarpun menjual rumah, kita tetap saja tak dapat melunasinya. Begitu pun dengan tabungan yang ku miliki tak bisa menambahkannya dengan uang hasil jual rumah. Aku bahkan tak bisa menjual toko bunga, karena bangunan yang ku tempati merupakan hasil menyewa."
"Setidaknya bila kita menjual rumah, kita dapat membayar sebagian hutangnya. Sisanya kita dapat mencicilnya," ucap Choi Shin'e.
Han Yoori menghela. "Lalu, kita tinggal di mana bila rumah di jual. Menyewa tempat tinggal di Seoul sangat mahal. Kita banyak kebutuhan, apa lagi tahun depan Yejin akan masuk universitas. Kita butuh banyak uang untuk biaya sekolah Yejin dan untuk biaya kuliahnya nanti.
"Ibu akan berusaha mencari pekerjaan agar bisa membantu melunasi hutang dan membantumu mencari uang untuk kebutuhan kita sehari-hari."
Han Yoori menggeleng cepat. "Tidak... tidak. Mana bisa aku membiarkan ibu bekerja. Dari aku kecil ibu sudah banyak bekerja, sudah seharusnya ibu beristirahat dan menikmati masa tua ibu."
Choi Shin'e menghela. "Bila ibu hanya berdiam saja, hutang ayahmu tak akan cepat lunas."
"Sebagai tulang punggung, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari uang agar bisa melunasi hutang. Jadi ibu dan Yejin tak perlu khawatir, aku pasti akan berusaha untuk mendapatkan uang." Han Yoori pun beranjak pergi memasuki kamarnya.
Tubuhnya terbaring, namun matanya tak sedikit pun bisa menutup dengan tenang. Pikirannya yang berantakan tak bisa membuatnya tidur nyenyak. Ia terus berpikir, bagaimana dirinya harus mendapatkan uang dua ratus juta won dalam waktu satu minggu. Ia sangat takut bila dalam satu minggu ini dirinya tak bisa mendapatkan uang sebesar itu, apa lagi para preman yang menagih hutang mengancam dirinya dan ibunya, bila dalam satu minggu ini tak dapat melunasi hutang, maka sebagai jaminannya Han Yejin akan di bawa oleh preman-preman tersebut.
**
Satu hari setelahnya, tiba-tiba saja Kim Jioh datang ke toko bunga dengan raut sendu. Wajahnya sangat berantakan dan bahkan matanya sangat sembab seperti habis menangis.
"Jioh, apa kau baik-baik saja?" Tanya Han Yoori menatap heran temannya itu.
"Bisakah kita bicara sebentar," jawab Kim Jioh.
Han yoori menggangguk. "Tentu saja, tapi setelah aku menutup tokoku."
Han Yoori pun bergegas menutup toko bunganya, karena memang saat ini sedang memasuki jam istirahat, dan toko pun juga sepi dengan pengunjung. Setelah selesai menutup toko, Han Yoori dan Kim Jioh pun pergi ke kafe yang tak jauh dari toko bunga.
"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan padaku?" tanya Han Yoori.
Kim Jioh seketika meraih tangan Han Yoori. "Bisakah kau membantuku."
Han Yoori mengerutkan alisnya. "Membantumu dalam hal apa?"
"Tolong gantikan aku pergi kencan buta," jawab Kim Jioh dengan cepat.
Han Yoori menghela. "Aku tak ada waktu untuk pergi kencan buta. Saat ini aku sangat sibuk mencari uang untuk melunasi hutang ayahku."
"Kumohon bantulah aku." Kim Jioh seketika menitikan air matanya. "Kau tahu kan bila aku memiliki pria yang sangat kucintai, aku tak bisa menikahi pria lain terkecuali Nam Hyunsik. Hari ini ayahku memintaku untuk pergi kencan buta dengan pria pilihannya. Dan dia juga berniat menikahkanku dengan pria yang sama sekali tak kucintai itu."
Han Yoori pun kembali menghela nafasnya. "Lalu untuk apa kau memintaku untuk menggantikan kencan butamu. Apa kau juga memintaku untuk menggantikanmu jadi pengantin dari pria yang sama sekali tak ku kenal."
"Tentu saja tidak. Kau hanya perlu membuatnya merasa jijik agar dia memutuskan untuk membatalkan perjodohannya."
Han Yoori merasa ragu bila harus menggantikan Jioh pergi ke tempat kencan buta. "Bagaimana jika dia tahu bila aku bukanlah Kim Jioh yang sebenarnya."
"Dia tak akan mengetahuinya. Aku memang pernah bertemu dengannya, itu pun sewaktu aku masih kecil. Dia sudah lama tinggal di luar negeri dan baru-baru ini dia kembali ke korea."
Han Yoori masih tetap ragu untuk membantu Kim Jioh, ia terlalu takut jika harus menipu orang. Apa lagi harus membuat sikapnya tercoreng, karena permintaan Jioh yang memintanya untuk membuat partner kencan butanya merasa jijik. Ya, walaupun Han Yoori datang dengan nama Kim Kim Jioh. Tapi tetap saja wajah Han Yoorilah yang akan di ingat si pria.
Han Yoori pun seketika beringsut dari tempat duduknya. "Aku tetap tak bisa. Bagaimana jika ayahmu tahu, bila aku menggantikanmu untuk menemui pria pilihan ayahmu itu."
Kim Jioh pun dengan cepat menghentikan langkah Ham Yoori. "Sudah dua tahun ayahku tinggal di Swiss, dia tak akan pernah tahu bila kamu datang menggantikanku untuk menemuinya."
Han Yoori menggeleng. "Aku tetap tak bisa."
"Bukankah kau memiliki hutang dua ratus juta won, aku akan melunasinya bila kau mau menuruti permintaanku," paksa Kim Jioh sembari memohon.
"Dua ratus juta won bukanlah sedikit. Memangnya kau mau menanggung hutang yang kumiliki."
"Aku punya tabungan dengan jumlah yang banyak, bahkan lebih banyak dari hutang yang kau miliki." Kim Jioh berusaha membujuk Han Yoori, agar temannya itu mau menggantikannya pergi ke tempat kencan buta.
Han Yoori pun seketika terdiam. Dengan ia pergi menggantikan Kim Jioh, maka hutang yang bernilai fantastis itu akan lenyap. Kim Jioh tak mungkin hanya sekedar berbicara omong kosong belaka, secara dia merupakan putri dari keluarga yang kaya. Uang dua ratus juta won baginya mungkin tak ada apa-apanya. Dan satu minggu untuk mendapatkan uang senilai dua ratus juta won tidaklah mudah. Akhirnya Han Yoori pun terpaksa menerima permintaan dari Kim Jioh, walaupun nanti resikonya ia akan di benci atau di jadikan bahan gosip oleh si pria yang akan menjadi partner kencan buta Kim Jioh.
"Hm, baiklah. Jadi kapan aku harus pergi menemui partner kencan butamu?"
"Malam ini." Kim Jioh seketika menarik pergi Han Yoori dari kafe. "Sebelum pergi menemuinya, kita harus pergi ke apartemenku terlebih dahulu."
Han Yoori mengerutkan alisnya. "Untuk apa?"
"Tentu saja untuk berganti pakaian, aku akan memilihkan pakaian yang tepat untuk kau pakai ketika menemuinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
PORREN46R
terimakasih sarannya ya
2023-07-25
1
Tetik Saputri
semangat kak
2023-06-18
1
私は君が好きだと思う
Hallo kak saya mampir😚👋
2023-06-13
1