Bab 8.

Walau melelahkan tapi sungguh menyenangkan hati, itulah yang dirasa Han Yoori saat ini. Hari terasa begitu singkat, mengapa rasa senang itu hilang ketika Park Shinjoo mengajaknya pulang dari panti asuhan. Apa mungkin karena ia merasa bila ajakan pulang tersebut merupakan akhir dari Park Shinjoo untuk menemui Han Yoori. Mereka memang tinggal di satu gedung apartemen yang sama, mereka bisa saja sering berpapasan. Tapi, bila Park Shinjoo enggan untuk menemui Han Yoori lagi berarti misi Han Yoori sudah berakhir, maka Han Yoori pun akan pindah dari apartemen Kim Jioh.

Han Yoori sama sekali tidak merasa senang bila harus tak bertemu kembali dengan Park Shinjoo. Hatinya seakan-akan tak bisa menerima bila harus di pisahkan dengan pria yang berprofesi sebagai dokter tersebut.

Apa lagi di saat Park Shinjoo tiba-tiba saja memberikan pelukan hangat untuk Han Yoori ketika mereka keluar dari mobil seusai sampai di parkiran apartemen.

"Apa memelukmu ini terlalu berlebihan? Aku hanya ingin memberikanmu salam perpisahan, tidak lebih dari itu."

Pelukan yang terasa hangat tersebut mampu membuat jantung Han Yoori berdegup kencang. Hatinya semakin merasa enggan untuk pergi menjauh dari sosok pria yang mampu menggetarkannya. Tiga kali pertemuan dengannya adalah waktu yang sebentar, tapi mampu membuat hati Han Yoori tak mau terlepas darinya.

Namun, dipikiran Han Yoori pelukan yang diberikan Park Shinjoo bukanlah perpisahan untuk dirinya, melainkan perpisahan untuk sosok wanita yang ingin dilupakannya. Karena wajah Han Yoori terlihat mirip dengan perempuan yang entah siapa itu. Oleh sebab itu, Han Yoori tak merasa bila pelukan yang di berikan Park Shinjoo untuk dirinya.

"Apa pelukan ini merupakan bentuk perpisahan untuk perempuan selalu berada dalam ingatanmu?"

Park Shinjoo melepas pelukannya, ia menatap Han Yoori dengan raut sendunya. "Ku pikir memang begitu. Wajah yang sama persis ini harus ku lupakan agar kenangan buruk tentangnya hilang dalam ingatanku. Tapi untuk hari ini, untuk pertama kalinya aku benar-benar melihat dirimu yang sebenarnya. Aku melihatmu sebagai dirimu sendiri, bukan wajah dari wanita yang ku rindukan selama ini."

Pelukan tersebut bukanlah tertuju untuk Han Yoori, hati pun terasa sakit setelah mengetahuinya. Tapi ia sedikit senang, karena Park Shinjoo dapat memandang Han Yoori sebagai sosok Han Yoori yang sebenarnya, walau ia hanya mengetahui Han Yoori dengan nama Kim Jioh.

"Walau aku tak akan lagi berada di dekatmu, bukan berarti kita tak mungkin berpapasan. Aku ingin kau menyapaku bila kita bertemu di manapun itu. Karena kita sudah saling mengenal, ku pikir lebih baik saling menyapa bila kita bertemu," ucap Park Shinjoo.

"Bukankah lebih baik kau maupun aku tak saling menyapa saat berpapasan. Hubungan kita sudah berakhir, jadi lebih baik akhiri semuanya," imbuh Han Yoori.

"Hubungan kita memang berakhir, bukan berarti kita harus berpura-pura tak saling mengenal."

"Aku hanya ingin kau bisa menghindari ingatan yang ingin kau hilangkan. Bukankah bila kau melihatku, kau akan teringat dengannya. Jadi lebih baik kau pura-pura tak melihatku di saat kita berpapasan, aku pun akan menghindarimu."

Bukan tak mau Han Yoori menyapa di saat bertemu dengan Park Shinjoo, tapi berpura-pura tak mengenalnya itu jauh lebih baik. Baik untuk Park Shinjoo sendiri juga jauh lebih baik untuk Han Yoori. Karena sewaktu-waktu bisa saja kebohongan Han Yoori akan diketahui oleh Park Shinjoo. Jika semakin menjauh maka akan semakin melupakan, karena bila suatu saat Park Shinjoo mengetahui identitas asli Han Yoori, ia mungkin tak akan terlalu kecewa.

Han Yoori pun pulang dengan raut sendunya, ia termenung di atas tempat tidurnya. Pikirannya kalut, ia bimbang mengapa hatinya seakan enggan bila harus menjauh dari pria yang hanya di kenalnya dalam waktu tiga hari tersebut. Bila saja sikap Park Shinjoo tak terlalu baik terhadap Han Yoori, mungkin saja hatinya akan terlepas darinya. Han Yoori tak bisa terlepas dari ingatan di mana dirinya memperlakukan Park Shinjoo dengan buruk, hingga akhirnya di beri balasan kebaikan oleh Park Shinjoo. Pria sebaik dan senghangat Park Shinjoo mungkin akan menjadi kenangan indah untuk Han Yoori.

**

Pagi pun telah tiba, Han Yoori mengemasi semua barang-barangnya di apartemen. Karena misinya telah usai, maka sudah saatnya Han Yoori mengosongkan apartemen milik Kim Jioh.

Sesaat Han Yoori tengah berjalan keluar dari gedung apartemen, ia mendapati Park Shinjoo tengah berjongkok sembari menundukan kepalanya. Park Shinjoo nampak seperti tengah kesakitan, hingga membuat Han Yoori pun dengan panik menghampirinya.

"Park Shinjoo ssi, apa kau baik-baik saja?"

"Hm, aku baik-baik saja," jawabnya dengan wajah yang nampak pucat pasi.

Han Yoori pun spontan meraba kening Park Shinjoo. "Sepertinya kau demam, apa mau ku antarkan kembali ke apartemenmu. Dan bila sudah sampai di apartemen, kau bisa menuliskan resep obat, agar aku bisa pergi membelikanmu obat di apotek."

"Tidak perlu, aku harus segera ke rumah sakit, hari ini ada pasien yang harus ku tangani," ucapnya sembari berusaha berdiri.

Han Yoori menghela, dan dengan cepat ia meraih lengan Park Shinjoo. "Kau ini sedang sakit, kau tak bisa memaksakan diri untuk pergi bekerja. Kau bisa menyuruh dokter lain untuk menggantikan shiftmu."

"Tidak bisa, aku harus pergi."

Han Yoori dengan kuat memegang lengan Park Shinjoo, agar dapat menahannya untuk tak melangkahkan kakinya. "Dasar keras kepala. Aku akan menahanmu di sini sampai kau menelpon pihak rumah sakit, untuk menyuruh dokter lain menggantikanmu.

Park Shinjoo menghela, ia pun dengan pasrah menuruti permintaan dari Han Yoori tersebut.

"Aku sudah meminta orang lain untuk menggantikanku. Sekarang kau sudah puas, dasar keras kepala," cetus Park Shinjoo ketika usai menelpon.

Han Yoori seketika tergelak. "Aku memaksamu bukan karena keras kepala, tapi demi kebaikanmu. Jadi sekarang, aku akan mengantarmu kembali ke apartemen. Tolong tunjukan arah ke apartemenmu."

Selepas mereka sampai di apartemen, Han Yoori pun langsung membantu Park Shinjoo berbaring di tempat tidur.

"Apa kau ada kertas dan pena?" Tanya Han Yoori selepas membantu membaringkan Park Shinjoo.

"Untuk apa kau meminta kertas dan pena?" Tanya balik Park Shinjoo.

"Kau harus menuliskan resep obat untuk dirimu, agar aku bisa bergegas pergi membelikanmu obat di apotek."

Park Shinjoo tergelak. "Kau tak perlu repot-repot membelikanku obat, aku ada persedian obat di kotak P3K. Kau bisa mengambilnya di ruang tengah."

Han Yoori pun langsung saja pergi mengambil kotak P3K, dan tak lupa ia juga terlebih dahulu mengambil air sebelum kembali ke kamar Park Shinjoo. Selepas kembali, ia langsung meletakan segelas air putih dan kotak yang berisi obat tersebut di meja sebelah tempat tidur.

"Aku sudah membawakanmu obat dan segelas air. Hm, sebelum kau meminum obatnya aku ingin bertanya terlebih dahulu, apa kau sebelumnya sudah makan?"

Park Shinjoo seketika menggaruk tengkuknya. "Hm, sebenarnya tadi aku tidak sempat sarapan."

Han Yoori menghela. "Kau ini seorang dokter tapi tidak bisa menjaga tubuhmu. Aku akan membuatkanmu bubur, jangan meminum obatnya sebelum aku selesai membawakanmu bubur." Han Yoori dengan cepat pergi ke arah dapur.

Terpopuler

Comments

Kaila

Kaila

ahhh penasaran sma kelanjutannya

2023-06-16

5

Rossa

Rossa

aku msih penasaran siapa mantan pcrnya park shinjoo

2023-06-16

6

caca

caca

ga bkal yakin han yoori bsa ngejauhin park shinjoo

2023-06-16

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!