Teman terbaik adalah status baru dari Park Shinjoo untuk Han Yoori. Di beri predikat sebagai teman terbaiknya adalah suatu hal yang membanggakan. Namun, di balik itu semua ada hal yang membuat Han Yoori merasa khawatir, yaitu mengenai statusnya sebagai Kim Jioh palsu.
Tapi ini lebih baik walau nanti akan membuat Park Shinjoo kecewa. Dan ini adalah niat baik Han Yoori agar membuat Park Shinjoo melupakan kenangan buruknya, walau Han Yoori harus menjadi seorang yang menipunya.
"Aku hanya membantumu untuk melupakannya, setelah kau dapat melupakannya, maka aku akan pergi menjauh darimu. Kuharap niat baikku ini dapat menyembuhkan lukamu."
"Kau mendapatkan predikat sebagai teman terbaikku, mana bisa seorang teman terbaik akan meninggalkan temannya sendiri," cetus Park Shinjoo.
Raut wajah Han Yoori pun berubah menjadi sendu, ia menatap Park Shinjoo dengan raut sendunya itu. "Aku memiliki sebuah keburukan, dan aku tak ingin kau kecewa dengan keburukan yang kumiliki."
Park Shinjoo tersenyum begitu manisnya menatap penuh wajah Han Yoori. "Seorang teman sejati tak akan hanya menerima kelebihan temannya saja, tapi kekurangnya pun akan diterima dengan baik. Seburuk apapun kau, aku akan tetap menjadi temanmu."
Lagi-lagi Park Shinjoo selalu saja membuat hati Han Yoori tersentuh. Apa dia merupakan pria baik, dia selalu saja bersikap baik walau Han Yoori memiliki sebuah keburukan. Walau keburukan tersebut tak dikatakan secara jelas oleh Han Yoori. Tapi Han Yoori yakin, bila Park Shinjoo merupakan pria yang sangat baik. Karena bisa dilihat di kali pertama Han Yoori bertemu dengan Park Shinjoo di restoran.
Bila Park Shinjoo selalu bersikap baik, bagaimana Han Yoori bisa mengontrol perasaannya. Ia yang tak berniat jatuh cinta, malah merasakan jatuh cinta kepada pria yang selalu memperlakukannya dengan baik itu.
Di kala Han Yoori tengah berdebar olehnya, pria yang berprofesi dokter itu terus tersenyum di saat matanya tertuju menatap pernuh wajah Han Yoori.
"Sekarang kau adalah temanku, akan lebih nyaman bila kita memiliki panggilan yang lebih akrab. Karena aku jauh lebih tua tiga tahun darimu, bagaimana bila kau memanggilku kak Shinjoo.
Wajah Han Yoori pun memerah seketika. "Karena kau berprofesi sebagai dokter, aku lebih suka memangilmu dengan sebutan dokter Park."
Park Shinjoo berdecak. "Ck, itu terlalu formal. Aku tak suka bila kau menyebutku dengan panggilan itu."
"Tapi aku lebih suka memanggilmu dengan panggilan dokter Park," ucap Han Yoori sembari mengalihkan tatapannya.
Park shinjoo pun memicingkan matanya menatap Han Yoori. "Mengapa wajahmu memerah dan mengapa pula kau mengalihkan tatapanmu dariku? Apa kau merasa malu terhadapku."
Han Yoori refleks menelan salivanya. "Mengapa aku harus malu."
Park Shinjoo tersenyum lalu spontan memegang kedua pipi Han Yoori. "Coba katakan, kak Shinjoo.
Wajah Han Yoori pun semakin memerah saja, matanya tak berhenti bergerak menghindari tatapan Park Shinjoo. "Aku tak mau melakukannya."
Park Shinjoo pun semakin ingin menggoda perempuan yang wajahnya tengah memerah tersebut. "Bila kau tak mengatakannya, aku akan menciummu," ancamnya.
"Bukankah kita berteman, mana ada teman yang mau mencium temannya sendiri," ucap Han Yoori bernada gugup.
Park Shinjoo tergelak. "Tentu saja ada, di Amerika ada sebutan friend banefit. Memiliki status pertemanan tapi melakukan hal yang dilakukan sepasang kekasih."
Han Yoori pun kembali menelan salivanya. "Ini di korea, budaya Amerika dan Korea berbeda. Walau kau tinggal lama di Amerika, tapi kau tak bisa samakan budaya Amerika dengan budaya di sini."
Park Shinjoo menghela. "Tapi aku tetap akan menciummu bila kau tak mau memanggilku kakak. Coba katakan, kak Shinjoo. Bila kau tak mau mengatakannya, dalam hitungan ketiga aku akan langsung menciummu. Satu, dua...
Han Yoori terpaksa melakukannya, ia dengan cepat memanggil Park Shinjoo dengan sebutan kakak sebelum hitungan ketiga keluar dari mulut Park Shinjoo. "Kakak Shinjoo."
Park Shinjoo pun tersenyum girang. "Biasakan itu ketika kau memanggilku, mengerti!"
Han Yoori menghela dengan raut wajahnya yang di tekuk kesal. "Terserah kau saja."
Tak lama Han Yoori dan Park Shinjoo berbincang, tiba-tiba suara bel pintu berbunyi. Park Shinjoo pun bergegas melangkahkan kakinya.
"Tunggu sebentar, aku akan mengecek orang yang telah menekan bel pintuku."
Bukannya menunggu, Han Yoori pun ikut melangkahkan kakinya mengikuti Park Shinjoo. Sesaat pintu di buka, seorang wanita paruh baya tengah berdiri di depan pintu.
"Mengapa kau lama sekali membukanya," ucap wanita tersebut sembari menerobos masuk.
Kemudian wanita tersebut spontan menatap Han Yoori dengan terheran-heran.
"Tak biasanya Shinjoo membawa wanita ke apartemennya." Wanita tersebut menatap Han Yoori seakan tengah mengingat sesuatu di kepalanya. "Hm, seorang wanita yang masuk ke apartemen Shinjoo." Ia seketika tersenyum menatap Han Yoori. "Apa kau Kim Jioh?"
"I..ya saya Kim Jioh. Anda siapa?" Tanya balik Han Yoori terbata-bata.
"Aku ibunya Park Shinjoo, bibi Lee Miran. Sudah lama tak bertemu, kau jadi secantik ini. Terakhir bertemu saat kau masih duduk di sekolah dasar," ucap Lee Miran tersenyum girang.
Han Yoori gelisah setengah mati, ia benar-benar sangat gugup ketika berhadapan dengan ibunya Park Shinjoo.
Han Yoori pun refleks menelan salivanya. "Saya minta maaf karena saya tidak bisa mengenali anda."
"Tidak apa-apa. Lagi pula kita sudah lama tak bertemu, wajar bila kau lupa dengan rupaku." Lee Miran seketika menatap Park Shinjoo. "Kamu bilang tak ingin menikahi Jioh. Tapi ternyata kamu tinggal bersama dengan Jioh, apa kamu malu mengakui hubunganmu."
Park Shinjoo melambaikan cepat kedua tangannya. "Kita tidak tinggal bersama. Jioh berada di sini, karena dia habis membatuku."
"Kamu tak usah berbohong, ada koper di sana. Apa ini hari pertama kepindahan Kim Jioh ke apartemenmu?" Tanya Lee Miran menunjuk koper yang terletak tak jauh dari tempat Han Yoori berdiri.
"Kami memang tidak tinggal bersama. Saya membawa koper karena saya habis pulang liburan dari luar kota," sela Han Yoori.
Bukan habis liburan Han Yoori membawa koper, tapi niatnya yang akan pindah dari apartemen Kim Jioh. Bila ia berkata jujur tentang kepindahannya, mungkin ibu Park Shinjoo akan kecewa bila tahu Kim Jioh palsu pindah karena ingin menghindari anaknya. Apa lagi bila ia berkata jujur dengan identitasnya atau mengatakan bila Kim Jioh yang asli sedang berada di paris. Ia mungkin tak hanya akan terkena marah ibunya Park Shinjoo saja, tapi juga akan terkena marah dari Park Shinjoo.
"Maaf, sepertinya saya tidak bisa berlama-lama di sini. Saya pamit pulang sekarang," ucap Han Yoori.
"Mengapa kau harus pulang sekarang. Aku membawa banyak makanan, bagaimana bila kau makan terlebih dahulu," ucap Lee Miran.
"Tidak bisa bu, Kim Jioh harus pulang sekarang. Dia sepertinya sangat lelah dan ingin segera tidur, dia harus pulang sekarang," sosor Park Shinjoo lalu berbisik ke arah telinga Han Yoori. "Lekaslah pergi, bila kau masih berada di sini, ibuku pasti akan membahas tentang pernikahan kita."
"I..ya sepertinya saya harus pulang sekarang. Maaf tidak bisa ikut makan bersama dengan anda." Han Yoori pun bergegas menarik kopernya, lalu bergegas pergi meninggalkan apartemen Park Shinjoo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
kai
up yg bnyak thor
2023-06-18
0
ayu
aku msih penasaran sma cewe yg udh ninggalin park shinjoo
2023-06-18
0
maya mutia
gas lanjut ke episode slnjutnya
2023-06-18
2