CINTA GAVESHA

CINTA GAVESHA

Taruhan

Di sebuah cafe terlihat tiga pemuda sedang berbincang-bincang sambil tertawa bersama. Namun seketika tawa ketiganya terhenti saat seseorang melempar kotak bekal di atas meja mereka.

[Dug…]

Ketiga pemuda itu menatap bingung dan heran pada pemuda yang baru saja datang. Bahkan mereka menatap benda yang baru saja pemuda itu taruh dengan sedikit membanting di atas meja mereka.

"Kau kenapa, Ga? datang-datang muka udah ketekuk gitu, kayak kanebo kering dipaksa dilipat sama emak-emak," celetuk salah satu pemuda yang sedang duduk itu.

Saga berdecak kesal. "Sialan kau, Vin. Muka ku ganteng begini dikata kanebo kering kelipet," sahut Saga yang semakin bad mood dengan sahabatnya itu.

Semuanya tertawa mendengar jawaban Saga yang terdengar sangat tidak terima kalau wajahnya dibanding-bandingkan dengan suatu benda yang tidak bernyawa.

"Ya, kamunya juga salah! Datang-datang mukanya kayak kesel begitu, kenapa lagi? apa ada yang cari gara-gara sama kamu?" tanya Chandra yang sangat ingin tahu apa yang terjadi.

Saga menghela nafasnya dengan kasar. "Biasa tuh cewek nggak tahu malu, masih saja suka ngejar-ngejar. Tuh, dia ngasih gituan tadi," ketus Saga sambil menunjuk kotak makan yang dilemparnya di atas meja tadi.

"Dikata aku ini bocah TK, pakai dibawain bekal ke sekolah," sambung Saga yang masih sangat kesal.

Ketiga sahabatnya berusaha menahan tawa mereka, memang sudah tidak asing lagi kalau Saga kesal dengan seorang gadis yang sama, gadia yang setiap hari selalu mengganggunya. Seorang gadis yang selalu mengejar-ngejar cinta Saga, namun sayangnya Saga tidak menyukai gadis itu.

"Ya, sudahlah! dimakan saja, mubazir kalau nggak dimakan," kata Langit.

Chandra dan Marvin mengangguk setuju. "Yang diucapkan Langit benar, Ga. Mendingan dimakan saja, setidaknya hargai pemberiannya. Walaupun kamu gak suka sama orang yang memberikannya," cetus Chandra yang terlihat sangat dewasa dalam berpikir.

Ya, memang kalau diakui Chandra lah yang paling dewasa dan bijak dalam berpikir daripada ketiga sahabatnya itu. Walaupun terlahir dari keluarga yang kurang mampu, Chandra mampu melanjutkan kuliahnya sendiri walau melalui jalur beasiswa. Berbeda dengan ketiga sahabatnya yang terbilang orang berada.

"Kalau begitu kamu saja yang makan," Saga menyodorkan kota bekal itu kepada Chandra.

Marvin yang ada di sebelah Chandra langsung menyerobotnya. "Buat aku saja, Chandra sudah kenyang. Baru saja dia habis makan nasi padang bareng Langit," sosor Marvin yang langsung membuka kotak bekal tersebut.

Chandra dan Langit hanya tertawa kecil seraya menggelengkan kepalanya. Kotak bekal pun terbuka, kedua mata Marvin menatap berbinar pada isian bekal makannya.

"Wah, menu Hokben geys. Ini dia bikin apa beli online terus ditaruh di dalam kotak bekal?"

Saga, Chandra dan Langit saling melirik. Saga mengangkat kedua bahunya pertanda ia juga tidak tahu. Mungkin sangat tidak ingin tahu mengenai makanan tersebut.

"Kalau penasaran coba saja tanya ke Gavesha nya langsung," celetuk Chandra.

Yang memberikan kotak bekal berisikan menu makan siang untuk Sagara adalah Gavesha. Gadis yang sangat mencintai dan mengharapkan Saga untuk membuka hatinya hanya untuk gadis itu.

"Ck, kayak nggak ada kerjaan saja. Sudahlah jangan ganggu aku dulu, aku mau makan," sahut Marvin yang langsung melahap menu makan siang yang seharusnya menjadi milik Saga.

Marvin sekilas melirik kearah Saga. "Kamu beneran nggak mau, Ga?" tanya Marvin.

Saga menggeleng dengan cepat. "Nggak!" jawabnya dengan singkat.

"Oke,"

Tanpa memperdulikan yang lainnya Marvin pun segera kembali melahap makanannya. Sambil mengunyah makanannya, Marvin nampak berpikir. Saat melihat ke arah Saga, saat itu juga ide cemerlang dan gila hinggap di pikirannya.

"Kenapa kamu nggak terima saja si Gavesha?" tiba-tiba Marvin bertanya seperti itu padahal ia tahu apa yang akan di jawab Saga.

Saga menaikkan satu alisnya. "Kamu tahu kan, aku nggak suka sama cewek yang terlalu agresif. Ya, walau aku akui si Vesha itu cantik. Tetapi tetap saja minus di mataku," jawab Saga.

Marvin mengangguk paham setelah mendengar jawaban dari Saga.

"Hati-hati, Ga! jangan sampai kamu menyesal karena sudah menyia-nyiakan gadis seperti Gavesha, sepertinya dia sangat mencintaimu. Aku juga bisa lihat kalau Gavesha sangat serius sama kamu, Ga. Biasanya perempuan yang seperti itu yang paling setia sama pasangannya," kata Chandra.

Sagara menaikkan satu alisnya seraya tersenyum sinis. "Aku nggak suka cewek agresif seperti itu, Chan. Terlihat murahan dan gampangan sebagai seorang perempuan," cetus Sagara seraya berdecak kecil.

"Kalau kamu ikut tantangan bagaimana?" tiba-tiba Marvin berceletuk membuat pertanyaan yang sedikit ambigu.

"Tantangan bagaimana maksud kamu, Vin?" tanya Langit.

Marvin mengerutkan dahinya sembari memberi kode melalui tangannya agar semuanya menunggu dirinya. Ia mengambil air minum yang sejak tadi sudah ada di meja. Setelah meminum air tersebut, Marvin mengelap bibirnya dengan tisu sebelum melanjutkan kembali ucapannya.

"Bagaimana kalau kita buat tantangan? terutama tantangan ini buat kamu, Ga."

Sagara menautkan kedua alisnya dan menatap bingung pada sahabatnya itu. "Apa tantangannya?" tanya Sagara.

Marvin tersenyum tipis. "Tantangannya adalah… kamu harus menerima Gavesha buat jadi pacar kamu dalam 6 bulan," kata Marvin.

Baru saja Saga ingin menjawab, tiba-tiba saja Chandra langsung memprotes usul Marvin.

"Aku kurang setuju soal itu. Itu sama saja kamu mempermainkan perasaan seseorang, apalagi ini seorang perempuan. Sebaiknya jangan lakukan itu!" protes Chandra yang diangguki oleh Langit dan Saga.

Marvin berdecis. "Cuma 6 bulan aja, biar si Gavesha itu nggak penasaran sama si Saga. Lagian nanti akan aku kasih hadiah taruhannya. Kalau Saga mau, tapi kalau tidak ya sudah, tidak jadi!" ucap Marvin.

Sagara nampak berpikir, lalu ia menatap Marvin dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Apa hadiahnya?" tantang Sagara yang merasa sedikit tertantang saat mengetahui taruhan itu ada imbalannya.

Marvin tersenyum lebar. "Aku akan belikan motor H*nd* CBR1000RR SP1 dalam taruhan ini," jawab Marvin yang terus mengompori Sagara.

Saga, Langit dan Chandra membulatkan matanya. Pasalnya mereka sangat tahu harga baru dari motor tersebut, harganya masih terbilang cukup mahal bagi ketiganya. Terkecuali Marvin sendiri. Apalagi bagi Chandra, harga baru dari motor tersebut bisa untuk dirinya membeli 1 rumah di Jakarta.

"K-Kau yakin akan memberikan itu?" tanya Langit yang masih tercengang.

Marvin tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. "Tentu, kalian tahu bagaimana aku. Aku tidak mungkin berbohong soal hadiah taruhan ini," jawab Marvin.

"Oke, deal!" sahut Saga yang terlihat sangat semangat.

Chandra tercengang dengan ucapan Sagara, ia pun menatap Langit yang juga sedang meliriknya. Langit memasang wajah ketidakberdayaannya. Ia tahu bagaimana Sagara jika ia sudah memutuskan sesuatu. Apalagi hadiah yang diimingi Marvin sangatlah mahal, dan kebetulan sekali Sagara memang sangat ingin mengganti motor lamanya dengan yang baru.

"Deal! Kita sepakat, kamu harus menjadi pacar Gavesha selama 6 bulan. Tapi, kalau sebelum 6 bulan kalian putus kesepakatan kita batal," Marvin tersenyum menyeringai ke arah Sagara.

"Sip, aku terima tantanganmu!"

"Ga," tegur Chandra

Saat Chandra ingin berbicara, Langit sudah menepuk pundak Chandra seraya menggelengkan kepalanya. Chandra hanya mendesah kesal karena dirinya tidak bisa berbuat atau mencegah apa yang dilakukan Sagara. Chandra mengepalkan kedua tangannya, ia tahu dirinya hanya orang biasa yang tidak memiliki kekuasaan apapun. Namun sebagai seorang sahabat bukankah wajar jika menegur sahabat lainnya, agar tidak melakukan suatu hal yang dapat merugikan dirinya di suatu hari nanti.

Sementara itu, di sebuah kamar seorang gadis sedang tersenyum lembut sambil bersenandung kecil. Gadis itu menatap lembut pada sebuah sapu tangan yang tersimpan rapi di dalam sebuah kotak.

"Sagara," ucapnya lembut.

"Aku mencintaimu," gumamnya lagi.

Episodes
1 Taruhan
2 Menyatakan Cinta
3 Kencan Pertama
4 Kedatangan Shena
5 Sikap Freezer
6 Pengkhianatan
7 Mengakhiri
8 Perubahan Vesha
9 Sakit Hati
10 Menemui Vesha
11 Meminta Maaf
12 Berseteru
13 Perubahan Sikap
14 Sudah Tidak Gila
15 Fitnah
16 Rasa Malu atas Kebodohan
17 Keusilan Bryan
18 Ancaman Bunuh Diri
19 Aksi Gila Aurel
20 Kemarahan Ayah Darel
21 Pilihan Terbaik
22 Permintaan Maaf Sagara
23 Si Mulut Pedas
24 Kecemburuan Aurel
25 Sarang Semut
26 Bryan Heinzee
27 Pasar Malam
28 Ungkapan Perasaan
29 Syulit Bobo
30 Modus Sagara
31 Insiden Kecil
32 Kecemburuan Sagara
33 Perasaan Chandra
34 Penangkapan
35 Keputusan Orang Tua
36 Masa Lalu Aurel
37 Keputusan Hakim
38 Face To Face
39 Kecurigaan Naura
40 Menjadi Sekretaris Bryan
41 Bertemu Marvin
42 Pembegalan
43 Perjodohan
44 Tetap Dalam Pendirian
45 Kegundahan Hati
46 Kedatangan Gricella
47 Pertemuan Gricella & Chandra
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Mencari Vesha
58 Usaha Bryan Mencari Vesha
59 Keterkejutan Naura
60 Permintaan Maaf Naura
61 Kedatangan Bryan Ke Surabaya
62 Bicara Berdua
63 Kedatangan Sagara & Marvin
64 Merindu
65 Rasa Gugup
66 Diskusi
67 Tukar Cincin
68 Pendekatan (Gricella-Chandra)
69 Tebing Koja
70 Fitting Baju
71 Menjelang Pernikahan
72 Pernikahan
73 Sagara
74 Status Baru
75 Aruna Yang Galau
76 Makan Siang Bersama Gara
77 Aku Lebih Mencintaimu
78 Pesta
79 Musibah (Sagara & Aruna)
80 Melamar (Sagara & Aruna)
81 Fitting Baju (Sagara & Aruna)
82 Harta Warisan
83 Resepsi Pernikahan (Sagara & Aruna)
84 Kebahagiaan
85 Akhir Kisah
86 Bonus Chapter
87 Pengumuman Buku Baru
88 Bonus Chapter 2
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Taruhan
2
Menyatakan Cinta
3
Kencan Pertama
4
Kedatangan Shena
5
Sikap Freezer
6
Pengkhianatan
7
Mengakhiri
8
Perubahan Vesha
9
Sakit Hati
10
Menemui Vesha
11
Meminta Maaf
12
Berseteru
13
Perubahan Sikap
14
Sudah Tidak Gila
15
Fitnah
16
Rasa Malu atas Kebodohan
17
Keusilan Bryan
18
Ancaman Bunuh Diri
19
Aksi Gila Aurel
20
Kemarahan Ayah Darel
21
Pilihan Terbaik
22
Permintaan Maaf Sagara
23
Si Mulut Pedas
24
Kecemburuan Aurel
25
Sarang Semut
26
Bryan Heinzee
27
Pasar Malam
28
Ungkapan Perasaan
29
Syulit Bobo
30
Modus Sagara
31
Insiden Kecil
32
Kecemburuan Sagara
33
Perasaan Chandra
34
Penangkapan
35
Keputusan Orang Tua
36
Masa Lalu Aurel
37
Keputusan Hakim
38
Face To Face
39
Kecurigaan Naura
40
Menjadi Sekretaris Bryan
41
Bertemu Marvin
42
Pembegalan
43
Perjodohan
44
Tetap Dalam Pendirian
45
Kegundahan Hati
46
Kedatangan Gricella
47
Pertemuan Gricella & Chandra
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Mencari Vesha
58
Usaha Bryan Mencari Vesha
59
Keterkejutan Naura
60
Permintaan Maaf Naura
61
Kedatangan Bryan Ke Surabaya
62
Bicara Berdua
63
Kedatangan Sagara & Marvin
64
Merindu
65
Rasa Gugup
66
Diskusi
67
Tukar Cincin
68
Pendekatan (Gricella-Chandra)
69
Tebing Koja
70
Fitting Baju
71
Menjelang Pernikahan
72
Pernikahan
73
Sagara
74
Status Baru
75
Aruna Yang Galau
76
Makan Siang Bersama Gara
77
Aku Lebih Mencintaimu
78
Pesta
79
Musibah (Sagara & Aruna)
80
Melamar (Sagara & Aruna)
81
Fitting Baju (Sagara & Aruna)
82
Harta Warisan
83
Resepsi Pernikahan (Sagara & Aruna)
84
Kebahagiaan
85
Akhir Kisah
86
Bonus Chapter
87
Pengumuman Buku Baru
88
Bonus Chapter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!