Dinikahi Tuan Muda
Ketukan palu di dalam ruangan sidang ini menjadi awal kisah baru dalam hidup Kemuning. Tetesan air mata itu menetes begitu saja di pipinya, bayi dalam gendongannya juga ikut menangis seolah dia juga merasakan bagaimana Ibunya yang begitu terluka saat ini.
"Iya Nak, ini Ibu tenang ya"
Kemuning langsung menenangkan bayi dalam gendongannya itu. Hancur hati seorang wanita ketika semua perjuangannya sama sekali tidak pernah di hargai.
Kemuning keluar dari ruangan sidang dengan status yang baru. Single parent adalah statusnya sekarang. Dia menatap mantan suaminya yang sedang di kelilingi oleh keluarganya.
Wely datang menghampiri Kemuning, dia menatap wanita yang dia nikahi selama dua tahun lamanya. "Maaf Ning, aku tidak bisa menjaga pernikahan kita. Semua ini karena kamu yang tidak bisa memberikan apa yang aku dan keluargaku inginkan selama ini"
Kemuning menatap mantan suaminya dengan mata yang berkaca-kaca. Bisa-bisanya pria yang menikahinya dua tahun lalu dengan janji untuk membuatnya bahagia selamanya, tapi sekarang apa? Hanya karena keluarganya menuntut seorang anak laki-laki untuk penerus keluarga mereka, sampai Ibu dari mantan suaminya meminta Kemuning untuk rela jika Wely menikah lagi.
Tentu saja Kemuning menolak tegas keinginan Ibu mertuanya itu. Karena menurutnya, dia bisa memberikan anak laki-laki itu kapan-kapan saja. Karena tidak ada yang bisa menentukan tentang seorang anak yang akan lahir ke dunia ini. Tapi keluarga dari suaminya ini malah meminta Kemuning untuk rela jika di ceraikan oleh Wely. Dan akhirnya mereka sampai di titik ini, dimana dia resmi bercerai dengan suaminya.
"Mas tidak perlu meminta maaf, karena memang aku yang salah 'kan? Aku yang tidak bisa memberikan anak laki-laki sesuai keinginan keluarga Mas. Tapi asal Mas ingat, kalau anak itu hanya sebuah titipan dan kita tidak akan bisa menentukan jenis kelamin anak yang akan kita miliki. Kita bukan Tuhan, Mas"
Kemuning berlalu dari hadapan mantan suaminya dengan kekecewaan yang dia bawa. Pernikahan yang pada awalnya dia pikir akan sangat bahagia, namun ternyata Kemuning harus menerima kenyataan pahit. Diceraikan suaminya setelah 3 bulan dia melahirkan anaknya. Alasannya yang benar-benar tidak bisa Kemuning anggap masuk akal.
Kemuning menghapus air mata yang mengalir di pipinya itu. "Ibu akan menjaga kamu sampai kamu besar nanti Nak. Kamu jangan takut, karena Ibu akan menjadi orang tua tunggal untuk kamu"
Yang menjadi tujuan Kemuning saat ini hanya anaknya. Setelah hidupnya benar-benar hancur setelah pernikahannya yang berakhir karena dia melahirkan anak perempuan untuk suaminya.
"Kita akan tetap hidup, meski tanpa Ayah kamu"
######
Kemuning menghapus air mata yang menetes begitu saja di pipinya. Dia mengelus anaknya yang sedang terlelap itu. Tiga tahun berlalu sejak perceraian itu. Dan Kemuning masih bisa menjalani hidupnya ini bersama dengan anaknya. Bersyukur karena ada Riri yang menjadi teman baik Kemuning dan banyak membantu Kemuning dalam segala hal.
Tok..tok..
Kemuning mengusap sisa air mata di pipinya, lalu dia berjalan keluar kamar dan menuju pintu keluar dari kontrakan sempit miliknya itu. Tahu jika itu adalah Riri yang selalu datang setiap sore hari.
"Hai Kemuning yang cantik, aku sudah siap menjadi babysiter anak kamu loh"
Kemuning tersenyum mendengarnya, Riri memang gadis yang ceria. "Yaudah, kalau begitu aku berangkat kerja dulu ya. Melati sedang tidur"
"Siap, kamu kerja saja yang benar biar bisa dapat uang yang banyak. Semoga kamu berjodoh sama Tuan Muda yang kaya ya"
Kemuning memukul lengan sahabatnya itu sambil terkekeh. "Kamu ini, ada-ada aja deh. Mana mungkin akan Tuan Muda kaya yang mau sama janda anak satu kayak aku"
"Loh, kenapa enggak? Kamu cantik dan masih muda. Ingat Ning, gak semua pria dan keluarganya sama dengan mantan suami kamu itu"
Kemuning hanya tersenyum tipis dan tidak menanggapi lagi ucapan dari sahabatnya itu. "Yaudah, aku pergi dulu ya. Tolong jaga Melati"
"Siap"
Kemuning bekerja sebagai pelayan di salah satu mansion besar di kota ini. Dia mengambil jadwal kerja dari malam sampai pagi hari. Karena jika siang, dia akan menemani anaknya. Biasanya dia berangkat pukul 9 malam dan pulang pukul 10 pagi. Namun karena hari ini ada acara di mansion itu, membuat Kemuning harus berangkat dari sore.
Saat Kemuning sampai di mansion itu, dia langsung masuk lewat pintu belakang. Langsung bergabung dengan teman-temannya disana.
"Hai Ning, kamu baru sampai ya?" tanya Mbak Ati yang paling ramah dan baik pada Kemuning.
"Iya Mbak, pada sibuk banget ya. Memangnya ini akan ada acara apa si Mbak?"
"Tuan Muda akan kembali, setelah menyelesaikan kuliahnya di luar negeri. Kok sampai tidak tahu si" sinis Mbak Maya yang memang tidak terlalu suka pada Kemuning sejak Kemuning masuk bekerja di mansion ini.
Kemuning hanya tersenyum dan tidak terlalu menanggapi ucapan dari Mbak Maya itu. Kemuning membawa nampan berisi minuman untuk di tata di atas meja yang sudah di siapkan di ruang tengah Mansion ini.
"Kemuning"
Panggilan dari Nyonya besar di rumah ini membuat Kemuning langsung menoleh dan menghampirinya.Wanita paruh baya, tapi dengan wajahnya yang masih terlihat segar dan cantik di usianya ini.
"Iya Nyonya, apa ada yang bisa saya bantu?"
"Kamu tolong ke kamar utama yang ada di lantai atas. Kamu bereskan dan rapikan semuanya. Nanti Tuan Muda akan kembali menempati kamar itu"
Kemuning mengangguk faham. "Baik Nyonya"
Kemuning naik ke lantai atas dengan membawa alat kebersihan untuk membersihkan kamar utama di lantai atas itu yang hampir tidak pernah Kemuning masuki. Karena tugasnya yang bekerja di malam hari, jadi untuk membersihkan kamar hanya di kerjakan oleh pelayan di bagian kerja siang. Karena mengingat kamar itu yang tidak ada penghninya, jadi merasa cukup untuk di bersihkan satu kali saja sehari.
Ceklek..
Kemuning membuka pintu kamar, dia masuk dengan menatap ke sekeliling kamar ini. Ruangan yang begitu luas dengan berbagai barang mewah yang menghiasi ruangan ini.
Kemuning mulai melakukan pekerjaannya, dia mengganti seprei yang sebenarnya tidak kotor sama sekali karena tidak pernah di pakai. Menyapu dan mengepel lantai hingga bersih, lalu dia mengganti pewangi ruangan disana.
Saat semuanya sudah dia kerjakan, dia menatap sebuah foto yang berada di atas nakas samping tempat tidur. Kemuning mengambil foto itu dan menatapnya. Sebuah foto pria tampan dan muda yang sedang memegang piala kejuaraannya.
"Jadi Tuan Muda yang ini yang akan pulang ya"
Foto pria ini selalu terpajang di setiap ruangan di rumah ini kecuali dapur sepertinya. Jadi tidak mungkin jika Kemuning tidak pernah melihatnya atau tidak tahu siapa Tuan Muda di rumah ini.
"Sedang apa kau?!"
Deg..
Prank...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
mama Al
semangat kemuning
2023-06-24
0
mama Al
lah kan ada anak?
2023-06-24
0