"Pertemuan saya dan istri saya tidak di sengaja Tuan, kamu..."
"Memangnya ada pertemuan yang di sengaja untuk jatuh cintai" sarkas Anston membuat sang asisten terdiam dengan helaan nafas pelan.
"Kenapa diam?! Lanjutkan ceritamu!" Anston menendang kursi yang berada di depannya karena Asistennya itu malah diam.
"Bak Tuan"
"Ya, karena sering bertemu saya jatuh cinta padanya. Sebenarnya saya sudah jatuh cinta padanya sejak pertemuan pertama. Istilahnya adalah jatuh cinta pada pandangan pertama"
"Apa bisa seperti itu? Pertama kali bertemu langsung jatuh cinta? Jangan ngarang kamu"
Anston memang terlalu awam dalam hal percintaan. Dia tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta yang sebenarnya itu. Karena dia belum pernah merasakan hal itu pada setiap wanita yang mendekatinya.
"Benar Tuan, saya merasakannya sendiri. Bagaimana jantung saya berdetak kencang ketika saya melihat wajahnya. Dan saya sering merasa marah dan kesal saat melihat dia bersama dengan pria lain"
Anston terdiam, dia tidak lagi bertanya setelah mendengar ucapan Asistennya itu, dia menatap keluar jendela. Memikirkan tentang pertemuan pertama dia dengan Kemuning, bahkan pertemuan mereka tidak terlalu mengesankan. Tapi anehnya kenapa Anston tidak bisa marah pada pelayan itu meski sudah beberapa kali dia melakukan kesalahan.
Apa benar aku telah jatuh cinta padanya?
Di tempat lain, Kemuning baru saja sampai di depan rumahnya. Dia langsung masuk dan mendapati Riri yang sedang bermain dengan Melati. Kemuning menyimpan tasnya di atas kursi, lalu dia ikut bergabung dengan mereka. Duduk di atas karpet seadanya di rumah ini.
"Gimana Ning?"
Kemuning menatap Riri lalu tersenyum, dia menganggukan kepalanya sebagai jawaban pada Riri jika mantan suaminya mau membantu untuk biaya pengobatan Melati.
"Semoga saja Welly tidak berbohong ya"
"Iya Ri, lagian mana mungkin dia berbohong. Ini juga anaknya dia 'kan"
Riri mengangguk, dia menepuk punggung tangan Kemuning yang berada di atas pangkuannya. "Semuanya akan baik-baik saja Ning"
"Iya Ri, semoga ya"
Kemuning berdiri dan berjalan ke arah dapur untuk memulai masak untuk makan malam nanti sebelum dirinya berangkat bekerja. Harus selalu ada makanan untuk makan malam Melati dan Riri.
Riri membiarkan Melati yang sedang asyik bermain dengan bonekanya, dia menghampiri Kemuning ke dapur. Duduk di kursi kayu yang ada di sana.
"Ning, apa kamu tidak ingin menikah lagi? Mantan suami kamu saja sudah menikah lagi dan bahkan sudah mempunyai anak"
Seorang wanita yang pernah gagal dalam sebuah pernikahan, tentu tidak akan mudah untuk membuka hati kembali pada pria lain. Karena sebuah luka yang dia terima akibat gagalnya sebuah pernikahan, menyisakan trauma yang mendalam. Dan itu juga yang Kemuning rasakan saat ini. Untuk menikah lagi, masih belum ada dalam pikirannya.
"Belum ada yang mau menikah denganku, Ri. Aku ini janda anak satu, akan sangat sulit untuk seorang pria menerima kenyataan itu. Jika pun pria itu menerima, belum tentu keluarganya juga akan menerimanya"
"Ning, kamu itu cantik, kamu baik dan sama sekali tidak ada kesalahan apapun dalam diri kamu saat pernikahan kamu waktu itu gagal. Masalah tidak mempunyai anak laki-laki. Itu bukan sebuah kesalahan, memangnya manusia bisa apa jika Tuhan yang mengatur semuanya"
Kemuning hanya tersenyum mendengar itu, dia tahu tentang itu. Bagaimana dirinya yang tidak pernah ingin mengakhiri pernikahannya, namun semuanya tidak bisa dia pertahankan ketika suaminya sendiri tidak mau mempertahankan pernikahan mereka. Semuanya hanya akan sia-sia jika hanya satu pihak saja yang berjuang.
"Lihat tubuh kamu Ning, kurus kering begini. Kamu butuh sosok pendamping yang bisa melindungi kamu dan bisa kamu jadikan untuk sandaran ketika kamu sedih"
"Sudahlah Ri, kalau memang sudah waktunya pasti akan menemukan jodohnya. Aku masih bisa kok untuk melanjutkan kehidupan ini meski hanya seorang diri"
Riri berdiri dan memeluk sahabatnya itu, dia tahu bagaimana bathin Kemuning yang hancur atas gagalnya pernikahan dia yang pertama.
"Kamu kuat Ning, pasti kamu akan baik-baik saja"
########
"Maaf Tuan, saya yang salah karena tidak memberi tahu Kemuning terlebih dahulu tentang makan malam" ucap Pak Hadi yang merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Tuannya ini.
Asnton menghela nafas pelan, dia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa. "Sudahlah Pak, tapi lain kali bisa lebih teliti lagi. Kesalahan kamu ini bisa menyebabkan orang lain kehilangan pekerjaannya"
"Baik Tuan, saya benar-benar minta maaf"
"Sudahlah, sekarang kau panggilkan Kemuning kesini. Ada yang ingin aku bicarakan dengannya"
"Baik Tuan"
Kemuning yang sedang membantu untuk menyiapkan makam malam, langsung terkejut ketika Pak Hadi memintanya untuk menemui Tuan Muda di kamarnya. Kemuning bingung sendiri kenapa Tuan Muda ingin menemuinya, bukankah masalah kemarin sudah selesai. Atau mungkin sekarang Tuan Muda berubah pikiran. Aaa.. Kemuning jadi was-was sendiri dengan semua pemikirannya itu.
Tok..tok..
"Masuk"
Kemuning masuk ke dalam kamar Tuan Muda dengan kepala menunduk. Jantungnya sudah berdebar kencang, sangat takut dengan apa yang akan Tuan Muda bicarakan padanya.
"A-ada apa ya Tuan memanggil saya?" tanya Kemuning dengan sangat hati-hati
"Kemuning, apa kau mempunyai pacar?"
Hah?
Kemuning benar-benar tidak mengerti dengan ucapan Tuan Muda. "Maksudnya Tuan?"
"Apa kau tidak mengerti apa maksudku?"
Kemuning langsung menundukan kepalanya, dia jelas mengerti apa maksud Tuan Muda, tapi untuk apa Tuan Muda bertanya tentang pacarnya. Karena pertanyaan itu di luar pekerjaan.
"Saya tidak mempunyai pacar Tuan"
Akhirnya Kemuning hanya menjawab seperti itu karena dia tidak mungkin tidak menjawab pertanyaan Tuan Muda padanya.
Sudut bibir Anston berkedut, sepertinya dia sedang menahan senyum. "Kalau begitu kau bisa menjadi pacarku"
Rasanya Kemuning ingin menghilang saat ini juga, bagaimana dia yang jelas mendengar ucapan Anston barusan. Kemuning menatap Anston dengan bola mata yang mengerjap terkejut. Dan ekspersinya ini membuat Anston merasa lucu.
"Maaf Tuan, maksud Tuan bagaimana ya?"
"Kau jadi pacarku? Bagaimana?"
"Maaf Tuan saya tidak bisa"
Kemuning langsung keluar dari kamar Tuan Muda. Mengeluas dadanya yang berdebar kencang. Sudah seperti habis lari kiloan meter saja.
Ya Tuhan, kenapa tiba-tiba Tuan Muda seperti ini. Apa dia sedang menguji aku. Dia pastinya hanya bercanda saja dengan ucapannya itu. Jangan percaya dengan dia Kemuning, mana mungkin dia mau denganmu.
Di dalam kamar, Anston menendang meja dengan kesal. "Kenapa dia menolakku. Aa aku kurang tampan? Atau mungkin aku kurang kaya? Sial, berani sekali dia menolakku. Lihat saja aku akan mendapatkanmu, Kemuning!"
Pertama kalinya jatuh cinta, membuat Anston tidak mungkin melepaskan wanita yang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta. Dia akan mendapatkan Kemuning dengan caranya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments