Kemuning kembali ke pekerjaannya setelah banyak drama dengan Anston yang tidak mengizinkan dia untuk kembali pada pekerjaannya. Ketika bertemu dengan temna-temanny, tentu saja semua orang terlihat berbeda sikap padanya. Meski mereka semua tidak lagi membicarakan tentang Kemuning. Namun tatapan mereka cukup mengartikan jika mereka tidak suka dengannya.
"Ning, kenapa kamu bisa membuat Tuan Muda luluh seperti itu?" tanya Mbak Ati
Kemuning langsung menoleh pada Mbak Ati yang sattu-satunya teman kerjanya yang masih bersikap biasa padanya, di saat yang lain tidak begitu.
"Mbak percaya 'kan sama aku? Aku juga tidak tahu Mbak, kenapa Tuan Muda sampai menyukaiku. Aku tidak pernah melakukan apapun kok"
Mbak Ati mengangguk, dia cukup percaya pada Kemuning. Gadis itu adalah gadis baik-baik yang tidak pernah banyak bertingkah. "Mbak percaya, tapi sepertinya yang lain tidak akan percaya. Kamu sudah memutuskan untuk mengambil keputusan ini, maka kamu juga harus siap dengan segala konsekuensi yang akan kamu dapatkan"
Benar, memang itu juga yang Kemuning sangat takutkan. Sudah pasti hidupnya akan berubah sejak hari ini, akan ada banyak hal yang dia lalui sejak hari ini. Pernyataan cinta Tuan Muda padanya akan menjadi sebuah boomerang dalam hidupnya. Namun, Kemuning sudah memilihnya, sebenarnya bukan memilih keputusan ini. Namun dia tidak mempunyai pilihan lain untuk saat ini.
"Kemuning"
Kemuning menoleh dan melihat Pak Hadi yang berdiri tidak jauh darinya. Kemuning langsung menghampirinya dengan wajah yang menunduk. Selalu saja tidak merasa aman jika Pak Hadi memanggilnya.
"Ada apa Pak?"
"Bawakan coklat hangat ini ke kamar Tuan Muda"
Ingin menolak, namun siapa Kemuning? Dia benar-benar tidak bisa menolaknya. Jadinya dia hanya menganggukan kepala dan mengiyakan. Menoleh pada Mbak Ati yang mengepalkan tangannya, memberikan semangat pada Kemuning.
Di dalam kamar, Anston sedang duduk di atas tempat tdiur. Dia tersenyum sendiri mengingat kejadian di taman. Ciuman pertamanya yang dia lakukan pada wanita yang berhasil membuatnya jatuh cinta.
Ternyata sebahagia ini saat kita mempunyai seseorang yang dicintai.
Tok..tok..
Mendengar suara pintu yang di ketuk membuat, Anston tersenyum. Karena dia sudah tahu siapa yang datang. Dia sendiri yang sengaja meminta Pak Hadi untuk membuatkan minuman untuknya dan meminta Kemuning yang mengantarkannya.
"Masuk"
Kemuning masuk ke dalam kamar dengan wajah yang menunduk. Sebenarnya dia masih saja canggung bertemu dengan Tuan Muda. Meski sekarang mereka memang sudah menjalin sebuah hubungan atas keputusan Anston yang tidak bisa di bantah oleh Kemuning.
"Coklat hangatnya, Tuan"
Kemuning menaruh secangkir coklat hangat di atas nakas dekat tempat tidur. Dia berdiri di samping tempat tidur, masih dengan wajah yang menunduk.
"Jam berapa kau tidur?"
"Saya masih harus menyelesaikan cucian di bawah, Tuan. Baru bisa istirahat dini hari nanti"
Jawaban Kemuning membuat Anston meraih tangannya dan menariknya hingga tubuh Kemuning jatuh di atas pangkuannya. Kemuning terdiam dengan jantung yang berdebar kencang. Sangat terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Anston barusan.
"Tu-tuan, saya harus bekerja lagi"
Tidak menghiraukan ucapan Kemuning, dia langsung memeluk tubuh wanita itu dari belakang. Menyandarkan kepalanya di bahu Kemuning. Dia jelas merasakan tubuh Kemuning yang menegang, semuanya karena Kemuning yang takut dan sangat gugup sekarang.
Bukannya dia sudah pernah menikah, kenapa tegang sekali seperti ini.
"Kamu disini saja, temani aku sebentar. Masalah pekerjaan bisa di serahkan pada pelayan yang lain"
Kemuning menghela nafas pelan, tentu saja tidak mungkin dia memberikan pekerjaannya pada yang lain. Semuanya akan semakin menilai Kemuning dengan buruk, meski sekarang saja nama Kemuning sudah buruk di mata mereka semua yang tidak suka dengan Kemuning.
"Tuan, saya tidak bisa melepas tanggung jawab dalam pekerjaan saya. Semuanya juga mempunyai tanggung jawab dalam pekerjaan masing-masing"
Anston mengecup kembali bahunya dengan lembut. Rasa bahagia yang sedang membuncah dalam hatinya saat ini. Kemuning benar-benar telah berhasil membuat Anston yang hampir tidak pernah mengenal cinta dalam hidupnya ini, kini merasakan kebahagiaan karena mencintai. Keluguan Kemuning dan wajahnya yang selalu takut jika berhadapan dengannya. Tangannya yang selalu terlihat bergetar.
"Kalau begitu sebentar lagi saja, aku masih belum tidur"ucap Anston santai, dia mengambil cangkir berisi coklat hangat itu dan meminumnya.
Apa maksudnya berkata seperti itu? Apa dia ingin aku menemaninya sampai dia tertidur?
Kemuning benar-benar mulai bingung dengan keadaan ini. Dia masih banyak pekerjaan, sementara Anston malah menahannya disini sekarang.
"Besok pagi kau pulang jam berapa?" tanya Anston
"Jam 10 pagi, Tuan"
"Biar aku antar"
Kemuning langsung menoleh pada Anston yang sejak tadi terus menatapnya. Jika Anston mengantarnya pulang, maka dia akan tahu tentang Melati. Dan belum tentu Anston akan menerima Melati. Hal yang membuat Kemuning tidak siap untuk menerima pria baru dalam hidupnya. Karena dia mempunyai Melati, dan dia tidak mau mengorbankan Melati hanya demi kebahagiaannya.
"Tidak perlu Tuan, anda 'kan harus bekerja. Saya bisa pulang sendiri saja"
Tatapan Anston langsung menajam, dia tidak suka melihat mendengar sebuah penolakan dari Kemuning. "Kenapa? Kau sedang menolak ajakan ku?"
Kemuning menunduk, tangannya saling bertaut di atas pangkuannya. Tangan Anston masih melingkar di perutnya. "Bukan begitu Tuan, saya hanya tidak mau merepotkan Tuan"
"Apanya yang merepotkan? Kau adalah kekasihku sekarang, jadi aku juga harus tahu dimana tempat tinggalmu"
Kemuning tidak lagi menjawab, dia tahu jika dirinya tidak mungkin bisa membantah keinginan suaminya itu. Karena Kemuning sadar siapa dirinya. Meski sebagai kekasih seperti yang di ucapkan oleh Anston, tapi menurut Kemuning hubungan ini masih belum jelas.
"Saya permisi dulu Tuan, saya harus menyelesaikan pekerjaan terlebih dulu. Anda tidurlah, sudah malam"
Anston menghela nafas pelan, dia tahu jika Kemuning masih menjadi sosok yang ragu padanya. Masih belum bisa sepenuhnya menerima Anston dalam hidupnya. Bagaimana Kemuning tidak ragu, ketika Anston yang tiba-tiba mengatakan cinta padanya di saat mereka belum lama kenal. Apalagi dengan status mereka yang hanya seorang pelayan dan majikan saja.
"Ucapan selamat malam untukku mana?" tanya Anston dengan wajah santainya, menatap Kemuning dengan lekat.
Kemuning menoleh, dan seketika tatapan mereka bertemu. Deg.. Jantung keduanya yang langsung berdetak dengan begitu kencang. Rasanya tidak mungkin jika Kemuning tidak berdebar saat jarak mereka yang terlalu dekat. Tatapan Anston yang terlihat tulus padanya, membuatnya sedikit terhanyut dalam tatapan itu.
"Selamat malam Tuan, semoga tidur anda nyenyak dan mimpi yang indah" ucap Kemuning sambil menundukan wajahnya.
"Sini cium dulu" Anston meraih wajah Kemuning dan mengecup pipinya. Dia menyembunyikan senyumnya yang sangat bahagia ini.
Sebahagia ini mempunyai pacar.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
millie ❣
so cute Aston n kemuning semoga bs bahagia donkk mrk n bs ngebales keluarga mantan'y laki'y kapok2 deh rungkad sekalian dibikin mrk 😈😈😈😡😡
2023-06-07
0