Ketika Cinta Bertasbih
Bagi sebagian orang, lulus saat sekolah adalah hal paling dinantikan dan membahagiakan. Dimana setiap anak menginginkan sekolah untuk menuntut ilmu, mencari teman sebanyak-banyaknya, banyak hal pula yang ingin di ketahui kala di usia remaja.
Namun terkadang bagi sebagian orang sekolah bukan hal yang utama demi bisa mendapatkan sebuah materi yang ingin di capai. Sebagian banyak yang meninggalkan sekolah kala ekonomi tidak memungkinkan.
Tapi, keberuntungan salah satu pria muda ini merupakan hal yang paling di syukuri. Memiliki orang tua yang lengkap, Ayah, dan Bunda yang selalu ada di sampingnya hingga menjadikan seorang pria bernama Muhammad Azriel Alfauzi menjadi salah satu murid teladan dengan segala prestasinya.
Sorak tepuk tangan mengiringi langkah pemuda tampan nan mempesona dengan hidung bangir, dan juga mata yang tajam nan bening.
Senyum bangga dari kedua orangtuanya mampu mengiringi langkah Azriel untuk berjalan kearah podium yang ada di depan mereka, kala nama Muhammad Azriel Alfauzi di sebut sebagai juara satu umum kelas dua belas.
Dengan langkah yang tegap, Azriel menaiki satu persatu anak tangga dan berdiri diantara jajaran para murid lainnya. Ucapan selamat untuknya di ucapkan oleh guru yang memberikan hadiah kepada Azriel atas keberhasilan sebagai juara satu umum kelas dua belas.
"Selamat ya, Nak Azriel," ucap guru kepala sekolah sambil memberikan hadiahnya pada Azriel.
Pria itu menerimanya, lalu tangan kanannya menyambut uluran tangan sang guru dan mengecupnya sebagai tanda hormat dan baktinya kepada guru. "Terima kasih, Pak. Ini juga berkat Bapak dan guru-guru lainnya yang selalu membimbing saya," tutur Azriel menyudahi salimnya.
Dan beberapa saat kemudian, acara pembagian hadiah sudah selesai. Para murid sudah kembali turun dan juga kembali ke tempat duduknya masing-masing.
Azzura dan Azzam yang kebetulan hadir karena mendapat undangan dari sekolah ikut bangga pada putra pertama mereka.
"Selamat ya sayang, Bunda bangga sama kamu. Semoga kamu mampu mengamalkan segala ilmu yang kamu miliki dan tetap rendah hati ya, Nak." Azzura tersenyum terharu di balik cadarnya. Tangannya memeluk putra yang ia sayangi. Meski bukan darah dagingnya, Azzura sangat menyayangi Azriel layaknya anak kandung. Terbukti dari Azriel yang juga terlihat menyayangi bundanya.
"Makasih Bunda. Makasih sudah menjadi Bunda terhebat yang selalu ada untukku dan selalu menjadi Bunda paling luar biasa. Makasih juga atas didikan Bunda dan kasih sayang yang Bunda berikan padaku. Ini ku persembahkan buat Bunda," ucap Azriel melepaskan pelukannya dan menunjukan piala yang ia pegang.
"Makasih sayang, kamu juga anak Bunda yang terhebat."
"Terus aku enggak gitu?" celetuk seorang perempuan cantik mengenakan hijab sedang memberenggut manyun sambil melipatkan kedua tangannya di dada.
"Kamu juga hebat, Khanza. Kalian sama-sama terhebat," ucap Azzam mengusap kepala putrinya.
KHANZA FATHARANI ALFAUZI, adalah anak kedua dari pasangan Azzura dan Azzam.
"Iya, Nak. Kalian bertiga adalah anak-anak Bunda yang hebat, yang paling bunda banggakan, dan paling bunda sayangi," sambung Azzura yang sedang menggendong anak bungsu mereka yang masih berusia dua tahun.
Waktu berjalan sore, acara perpisahan sekolah telah selesai di selenggarakan, semua murid dan para orangtua satu persatu meninggalkan tempat itu.
"Bunda, Ayah, bolehkah Azriel berkumpul di rumah teman dulu? Salah satu teman Azriel ada yang mengadakan kumpulan syukuran di rumahnya dan kebetulan Azriel di undang ke sana." Azriel meminta izin.
"Boleh sayang, tapi ingat kata Ayah, jangan macam-macam di sana dan kamu harus pulang setelah acara selesai." Azzam menasehati.
"Iya Ayah, Azriel akan ingat pesan Ayah dan Bunda. Makasih sudah mengizinkan." Senyum senang terpancar dari wajah tampan Azriel.
******
Tempat berbeda.
Seorang gadis cantik berambut hitam panjang tengah berkutat di dapur menyiapkan makanan untuk orangtuanya. Gadis cantik berwajah bulat memiliki mata bulat dengan bulu mata lentik serta alis hitam terukir rapi, hidung mancung dan bibir tipis berwarna merah alami, begitu lihai dalam memainkan setiap barang yang ada di dapurnya.
Gadis yang sering disapa Naura itu tengah mempersiapkan menu spesial buat ibunya. Masakan kuliner Nusantara untuk menyambut hari lahirnya sang ibu. Dengan senang hati dan riang gembira, Naura memasak sepenuh hatinya. Hingga beberapa saat telah berlalu, masakan yang di buat Naura sudah siap di hidangkan.
"Akhirnya beres juga. Tinggal menata ke piring lalu siapkan ke atas meja," ucap Naura sambil mengusap bulir keringat di dahinya menggunakan punggung tangan.
"Hmm wangi sekali masakannya, masak apa?" tanya seorang pria berperawakan tinggi tiba-tiba berada di belakang Naura. Pria dewasa seumuran dengan ibunya.
Gadis cantik berusia delapan belas tahun yang baru saja lulus sekolah menengah atas itu terkejut dengan kedatangan pria yang di sapa Om secara tiba-tiba.
"O-Om! Sejak kapan ada di sini?" Naura menggeser posisi tubuhnya ke samping, ia tidak nyaman berada di dekat pria itu. Pria yang baru saja menikah dengan ibunya sekitar dua Minggu yang lalu.
"Baru saja. Sepertinya masakan kamu enak semua. Boleh Om mencicipinya cantik? Tapi Om mau kamu yang melayani Om, Naura." Tangan Pria itu ingin menyentuh pipi Naura, matanya pun menatap nakal gadis remaja yang sangat terlihat menggoda di matanya. Naura menghindari, ia merasa tidak nyaman atas keberadaan pria yang seringkali di sapa Bara
"Maaf Om, tapi Naura masak ini buat menyambut kedatangan ibu. Nanti saja jika Om mau bisa makan sama ibu." Naura tidak ingin melayani pria kurang ajar. Ya, menurut Naura pria itu sangatlah kurang ajar karena sudah berani menatap nakal dirinya. "Dan tolong buang tatapan nakal itu padaku!"
Mata tajam Bara terus menatap Naura, ia yang memiliki sifat keras dan ingin mendapatkan apa yang ia mau merasa marah atas perkataan Naura.
Brak!
Bara menggebrak meja makan. Naura terlonjak kaget.
"Jadi kamu tidak mau melayani saya? Saya ini suami ibu kamu dan kamu harus menurut apa kata saya. Jangan mentang-mentang saya baik, kamu seenaknya bicara tidak sopan sama saya, hah."
Naura tidak mau berurusan dengan Om Bara, ia hendak pergi tapi langkahnya di hadang oleh Bara.
"Mau kemana kamu? Pergi dari sini? Tidak akan saya biarkan kamu pergi sebelum kamu mau menjawab pertanyaan saya!" Bara mencekal pergelangan tangan Naura.
"Lepaskan aku Om! Aku tidak mau menjawab hal tidak penting!" Naura memberontak, ia mencoba melepaskan cekalan tangan Bara. Aura Bara terlihat sangat menakutkan bagi Naura, ia tidak ingin ada hal lain terjadi yang akan membuat ibunya marah.
"Enak saja kamu mau pergi. Kali ini saya tidak akan membiarkanmu keluar dari sini karena hari ini kamu akan menjadi milikku." Bara menyeringai menatap lekat wajah Cantik Naura.
"Maksud Om?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Erni Fitriana
baru mampir di thn 2024 thor
2024-09-06
0
Cah Dangsambuh
aku mampir kak baru mulai dah sport jantung nih
2023-09-15
0
neng Siti rustamaji
mantap author,, semangat
2023-07-06
0