Bab 2 - Melarikan Diri

"Jangan sok polos, Nau. Saya tahu kamu juga sama seperti ibumu itu, seorang wanita malam." Bara berbisik menyeringai dengan tatapan mata yang berkilau gairah.

"Jaga bicara mu Om!" Naura membentak keras dan menghentakkan tangannya secara kasar guna melepaskan cekalan tangan Om Bara.

"Hahaha kamu marah saya bicara seperti itu? Kamu merasa tersinggung saya berkata demikian? Ayolah Naura sayang, jangan munafik. Saya tahu kalau diam-diam kamu sering memperhatikan saya. Saya tahu pesona saya mampu membuatmu tertarik."

Naura menatap benci pria di hadapannya. "Asal Om Bara tahu, aku memperhatikan Om bukan karena aku tertarik pada pria tua seperti Om, tapi aku tidak suka Om menikah dengan ibuku! Sekalipun aku anak dari wanita malam, bukan berarti saya juga seperti mereka. Ingat itu baik-baik!" Kehidupan Naura tidaklah normal layaknya kehidupan para remaja seusianya. Memiliki orang tua lengkap, kehidupan yang layak, terlahir dari keluarga baik-baik, hidup terlihat baik-baik saja, tapi tidak dengan Naura.

Naura memang lahir dari rahim wanita yang bekerja di klub malam sebagai salah satu wanita penghibur. Dibesarkan pula di tempat kotor yang di mana sekeliling tempatnya kebanyakan para pekerja malam, pemabuk, bahkan ada para pecandu narkoba. Naura juga tidak memiliki ayah alias terlahir dari hasil hubungan gelap ibunya dengan salah satu pelanggan.

Kehidupan yang terbilang jauh dari kata baik-baik membuat Naura sering bermain dengan orang pemabuk, bahkan teman-temannya kebanyakan sering terjun ke dunia gelap. Dari segi penampilan pun terlihat seperti wanita nakal. Jadi tidak heran kalau teman-temannya banyak yang sudah tidak virgin lagi demi kata uang.

"Benarkah begitu? Saya tidak percaya, hahaha." Lalu Bara memperhatikan penampilan Naura dari atas sampai bawah. Penampilan yang cukup terbuka untuk anak seusianya Naura.

Dress tanpa lengan bermotif bunga-bunga sakura berwarna pink dengan panjang seatas lutut. Rambut panjang yang di cepol asal dengan beberapa helai rambut menjuntai di area wajah menambah kesan manis pada diri Naura.

Sejak pertemuan pertama dengan Naura, Bara tertarik pada gadis itu. Namun, ia belum berani menunjukkan ketertarikannya karena ia hanya sebatas gigolo ibunya Naura. Namun, dengan adanya pernikahan antara Bara dan ibunya Naura membuat Bara perlahan menunjukkan rasa sukanya. Seakan lupa pada usianya yang sudah berkepala empat, Bara tidak memperdulikan hal itu. Nafsu inggin menjadikan Naura wanita simpanan sangatlah diinginkannya.

Merasa tatapan Bara semakin menjadi, Naura berlari. Namun lagi-lagi Bara mengejarnya. "Mau lari lagi dari saya? Tidak akan ku biarkan! Kamu dan ibumu sama saja, sama-sama seorang wanita malam jadinya sekarang kamu layani saya!" Bara menarik tangan Naura menyeret paksa ke sebuah ruangan.

"Lepaskan aku!" Aku tidak sudi! Ibuku akan pulang akan ku adukan sikap mu yang brengsek ini Om, lepaskan!" Naura berteriak melindungi dirinya sendiri dari tarikan paksa Bara.

"Kalau kamu nggak mau saya paksa lebih baik kamu terima tawaran saya. Jadilah kita simpanan saya?" Bara menghempaskan tangan Naura secara kasar sampai gadis itu tersungkur ke lantai kamar.

"Cuihh, sampai kapanpun aku tidak sudi menjadi wanita simpananmu. Dari awal aku sudah yakin kalau kau bukan pria baik untuk ibuku! Mendingan kau pergi dari rumah ini!" sergah Naura mencoba berdiri hendak melarikan diri dari pandangan mata jahat Bara.

"Saya tidak akan pernah meninggalkan rumah ini. Ayolah Naura sayang, Om ini menyukaimu, kita jadi partner di ranjang saja, kalau perlu menikah saja. Saya tertarik sama kamu cantik." Bara menyeringai sambil membuka setiap kancing baju yang di kenakannya.

Naura bertambah panik, ia mundur memutar dengan harapan bisa keluar dari kamar itu. Dalam hatinya berdoa semoga ibunya cepat pulang dan melihat kelakuan suaminya yang bejad. Naura tidak akan membiarkan pria gila itu menguasai dirinya. Naura juga tidak akan membiarkan Bara menyentuh dirinya meski hanya seujung kuku.

Naura memperhatikan kondisi sekelilingnya guna mencari barang untuk melindungi diri dari tindakan tak senonoh dari Bara. Pandangannya tertuju pada sebuah benda tajam yang sering di gunakan menggunting barang. Tangan Naura cepat-cepat menggapainya lalu mengarahkannya pada Bara.

"Jangan coba-coba mendekatiku atau gunting ini aku tusukkan pada Anda!" Naura mengancam Bara dengan harapan pria gila itu tidak berani melawan.

"Ow ow ow, berani sekali melawan saya." Bara mengangkat tangannya, namun ia tidak semudah itu menyerah untuk mendapatkan Naura, gadis cantik incarannya.

"Mundur atau aku bunu h kau!" Sungguh Naura di buat ketakutan oleh sikap Bara yang sudah sangat keterlaluan.

"Uhh takut," ledek Bara sambil tangannya menepis tangan Naura kemudian mencekal kedua tangan Naura, lalu menguncinya di belakang.

"Aw!" Naura memekik kesakitan tangannya di pelintirkan ke belakang. "Lepaskan aku, Om! Aku mohon lepaskan! Ingat ada ibu yang sudah menjadi istrimu!" Naura memohon seraya menahan sakit di pergelangan tangannya.

"Tidak semudah itu sayang." Bara semakin menjadi, ia mengendus leher Naura yang terasa harum menggoda.

Naura menghindar, ia jijik kepada pria tua itu. Tubuh Naura terus memberontak melakukan perlawanan. Kakinya menginjak kasar kaki Bara sampai pria tua itu memekik melepaskan cekalannya.

"Aw! Brengsek! Beraninya kamu melawanku hah!"

Naura cepat-cepat keluar dari kamar itu dan berlari melarikan diri.

"Naura, kemari kamu!" Bara pun tidak tinggal diam, ia tidak ingin Naura mengadu pada ibunya dan ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Naura menoleh ke belakang, hari yang sudah gelap membuat penerangan di sekitar tempat remang-remang.

"Ya Tuhan, aku tidak mau pria tua itu macam-macam padaku, lindungi aku, ya Tuhan," ucapnya sambil berlari menjauhi Bara.

"Brengsek, dia kabur. Saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Naura harus membayarnya." Bara mengambil motornya, ia mengejar Naura menggunakan motor.

Lari di menggunakan kedua kakinya dengan lari menggunakan motor lebih cepat pakai motor. Meski Naura sudah sekuat tenaga berlari, tapi nyatanya ia bisa di kejar oleh Bara.

"Dia mengejar ku."

Ckiiit.

Motor yang di kendarai Bara menghalangi Naura. Gadis itu terjengkang terduduk saat kuda besi itu hampir saja ia tubruk.

"Mau lari kemana kau? Ikut saya!"

"Aku tidak mau!" sentak Naura.

"Kamu melawanku, hah?" sentak Bara semakin murka dan melayangkan tamparan keras ke pipi Naura.

Plak!

"Aw." Naura merintih kesakitan. Untuk pertama kalinya ia mendapat tamparan dari orang dan itu dari pria gila yang menjadi suami ibunya.

"Lebih baik aku mati daripada menjadi wanita simpanan pria gila seperti mu. Sudah tua seharusnya mikirin neraka bukan malah jadi pendosa!" sentak Naura menatap benci pria tua di hadapannya.

"Kurang ajar! Kau semakin menjadi." Bara tersulut emosi, dia ingin memukul Naura lagi, tapi tiba-tiba tangannya ada yang mencekal.

"Jangan pernah sekalipun Anda melayangkan tamparan pada wanita!"

Naura mendongak.

Deg

Terpopuler

Comments

Cah Dangsambuh

Cah Dangsambuh

pertolongan udah datang minggir kao bandot tua,,,uuuuh aku yg greget maaf kak thor

2023-09-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Prolog
2 Bab 2 - Melarikan Diri
3 Bab 3 - Terima kasih
4 Bab 4 - Mengadu
5 Bab 5 - Dimarahi
6 Bab 6 - Bingung
7 Bab 7 - Mencari pekerjaan
8 Bab 8 - Sebuah Tawaran
9 Bab 9 - Terpaksa Menerima
10 Bab 10 - Mobil Bergoyang
11 Bab 11 - Menyesal
12 Bab 12 - Jebakan
13 Bab 13 - Membantu
14 Bab 14 - Membantu Part 2
15 Bab 15 - Mencari
16 Bab 16
17 Bab 17 - Ingin berubah
18 Bab 18 - Ajakan Azzura
19 Bab 19 - Persiapan
20 Bab 20
21 Bab 21 - Penjara Suci
22 Bab 22 - Tidak ada kata terlambat
23 Bab 23 - Suasana Baru
24 Bab 24 - Sebuah Pertanyaan
25 Bab 25
26 Bab 26 - Mengatur
27 Bab 27 - Masak sambil Belajar
28 Bab 28 - Waktu Cepat Berlalu
29 Bab 29 - Tidak Sesuai Ekspektasi
30 Bab 30 - Menghindari
31 Bab 31 - Sebuah Peringatan
32 Bab 32 - Curhatan Naura
33 Bab 33 - Kabar Baik
34 Bab 34 - Segenggam Rindu Untuk Ibu
35 Bab 35 - Kembali Mondok
36 Bab 36 - Mengintip
37 Bab 37 - Salah Paham
38 Bab 38 - Sebuah Fitnah
39 Bab 39 - Hukuman
40 Bab 40 - Ungkapan Perasaan
41 Bab 41 - Kabar Menyesakkan
42 Bab 42 - Aku akan berjuang
43 Bab 43 - Kabar mengejutkan
44 Bab 44 - Kabar Mengejutkan part 2
45 Bab 45 - Panik
46 Bab 46 - Keadaan yang berbeda
47 Bab 47 - Kabar Duka
48 Bab 48 - Sebuah Permintaan
49 Bab 49 - Kenyataan tentang Naura
50 Bab 50 - Terpaksa Meminangnya
51 Bab 51
52 Bab 52 - Siapa yang menikah?
53 Bab 53 - Terluka luar dalam
54 Bab 54 - Keegoisan Fatimah
55 Bab 55 - Apa hubungan kalian?
56 Bab 56 - Keingintahuan Khanza
57 Bab 57 - Idenya Fatimah
58 Bab 58 - Dia?!
59 Bab 59 - Tentang Masa Lalu
60 Bab 60 - Lontaran Hinaan
61 Bab 61 - Kisah kita cukup sampai disini
62 Bab 62 - Terkejut
63 Bab 63 - Nasihat dari Aditya
64 Bab 64 - Permintaan maaf
65 Bab 65 - Rencana Fatimah
66 Bab 66 - Kedatangan Azriel
67 Bab 67 - Tekad Azriel
68 Bab 68 - Halal secara agama dulu
69 Bab 69 - Pernikahan dadakan
70 Bab 70 - Aku tidak mau!
71 Bab 71 - Pengantin Pengganti
72 Promosi Novel - Khanza ( air mata pernikahan )
73 Bab 72 - Nyaman
74 Bab 73 - Di balik cerita
75 Bab 74 - Ternyata kamu ...
76 Bab 75 - Perasaan Revan
77 Bab 76 - Pembicaraan pria
78 Bab 77 - Halusinasi
79 Bab 78 - Bukti Nyata
80 Bab 79 - Berbicara
81 Bab 80 - Sean
82 Bab 81 - Masa lalu Aditya
83 Bab 82 - Masa lalu Aditya part 2
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 - Prolog
2
Bab 2 - Melarikan Diri
3
Bab 3 - Terima kasih
4
Bab 4 - Mengadu
5
Bab 5 - Dimarahi
6
Bab 6 - Bingung
7
Bab 7 - Mencari pekerjaan
8
Bab 8 - Sebuah Tawaran
9
Bab 9 - Terpaksa Menerima
10
Bab 10 - Mobil Bergoyang
11
Bab 11 - Menyesal
12
Bab 12 - Jebakan
13
Bab 13 - Membantu
14
Bab 14 - Membantu Part 2
15
Bab 15 - Mencari
16
Bab 16
17
Bab 17 - Ingin berubah
18
Bab 18 - Ajakan Azzura
19
Bab 19 - Persiapan
20
Bab 20
21
Bab 21 - Penjara Suci
22
Bab 22 - Tidak ada kata terlambat
23
Bab 23 - Suasana Baru
24
Bab 24 - Sebuah Pertanyaan
25
Bab 25
26
Bab 26 - Mengatur
27
Bab 27 - Masak sambil Belajar
28
Bab 28 - Waktu Cepat Berlalu
29
Bab 29 - Tidak Sesuai Ekspektasi
30
Bab 30 - Menghindari
31
Bab 31 - Sebuah Peringatan
32
Bab 32 - Curhatan Naura
33
Bab 33 - Kabar Baik
34
Bab 34 - Segenggam Rindu Untuk Ibu
35
Bab 35 - Kembali Mondok
36
Bab 36 - Mengintip
37
Bab 37 - Salah Paham
38
Bab 38 - Sebuah Fitnah
39
Bab 39 - Hukuman
40
Bab 40 - Ungkapan Perasaan
41
Bab 41 - Kabar Menyesakkan
42
Bab 42 - Aku akan berjuang
43
Bab 43 - Kabar mengejutkan
44
Bab 44 - Kabar Mengejutkan part 2
45
Bab 45 - Panik
46
Bab 46 - Keadaan yang berbeda
47
Bab 47 - Kabar Duka
48
Bab 48 - Sebuah Permintaan
49
Bab 49 - Kenyataan tentang Naura
50
Bab 50 - Terpaksa Meminangnya
51
Bab 51
52
Bab 52 - Siapa yang menikah?
53
Bab 53 - Terluka luar dalam
54
Bab 54 - Keegoisan Fatimah
55
Bab 55 - Apa hubungan kalian?
56
Bab 56 - Keingintahuan Khanza
57
Bab 57 - Idenya Fatimah
58
Bab 58 - Dia?!
59
Bab 59 - Tentang Masa Lalu
60
Bab 60 - Lontaran Hinaan
61
Bab 61 - Kisah kita cukup sampai disini
62
Bab 62 - Terkejut
63
Bab 63 - Nasihat dari Aditya
64
Bab 64 - Permintaan maaf
65
Bab 65 - Rencana Fatimah
66
Bab 66 - Kedatangan Azriel
67
Bab 67 - Tekad Azriel
68
Bab 68 - Halal secara agama dulu
69
Bab 69 - Pernikahan dadakan
70
Bab 70 - Aku tidak mau!
71
Bab 71 - Pengantin Pengganti
72
Promosi Novel - Khanza ( air mata pernikahan )
73
Bab 72 - Nyaman
74
Bab 73 - Di balik cerita
75
Bab 74 - Ternyata kamu ...
76
Bab 75 - Perasaan Revan
77
Bab 76 - Pembicaraan pria
78
Bab 77 - Halusinasi
79
Bab 78 - Bukti Nyata
80
Bab 79 - Berbicara
81
Bab 80 - Sean
82
Bab 81 - Masa lalu Aditya
83
Bab 82 - Masa lalu Aditya part 2
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!