"Jangan sok polos, Nau. Saya tahu kamu juga sama seperti ibumu itu, seorang wanita malam." Bara berbisik menyeringai dengan tatapan mata yang berkilau gairah.
"Jaga bicara mu Om!" Naura membentak keras dan menghentakkan tangannya secara kasar guna melepaskan cekalan tangan Om Bara.
"Hahaha kamu marah saya bicara seperti itu? Kamu merasa tersinggung saya berkata demikian? Ayolah Naura sayang, jangan munafik. Saya tahu kalau diam-diam kamu sering memperhatikan saya. Saya tahu pesona saya mampu membuatmu tertarik."
Naura menatap benci pria di hadapannya. "Asal Om Bara tahu, aku memperhatikan Om bukan karena aku tertarik pada pria tua seperti Om, tapi aku tidak suka Om menikah dengan ibuku! Sekalipun aku anak dari wanita malam, bukan berarti saya juga seperti mereka. Ingat itu baik-baik!" Kehidupan Naura tidaklah normal layaknya kehidupan para remaja seusianya. Memiliki orang tua lengkap, kehidupan yang layak, terlahir dari keluarga baik-baik, hidup terlihat baik-baik saja, tapi tidak dengan Naura.
Naura memang lahir dari rahim wanita yang bekerja di klub malam sebagai salah satu wanita penghibur. Dibesarkan pula di tempat kotor yang di mana sekeliling tempatnya kebanyakan para pekerja malam, pemabuk, bahkan ada para pecandu narkoba. Naura juga tidak memiliki ayah alias terlahir dari hasil hubungan gelap ibunya dengan salah satu pelanggan.
Kehidupan yang terbilang jauh dari kata baik-baik membuat Naura sering bermain dengan orang pemabuk, bahkan teman-temannya kebanyakan sering terjun ke dunia gelap. Dari segi penampilan pun terlihat seperti wanita nakal. Jadi tidak heran kalau teman-temannya banyak yang sudah tidak virgin lagi demi kata uang.
"Benarkah begitu? Saya tidak percaya, hahaha." Lalu Bara memperhatikan penampilan Naura dari atas sampai bawah. Penampilan yang cukup terbuka untuk anak seusianya Naura.
Dress tanpa lengan bermotif bunga-bunga sakura berwarna pink dengan panjang seatas lutut. Rambut panjang yang di cepol asal dengan beberapa helai rambut menjuntai di area wajah menambah kesan manis pada diri Naura.
Sejak pertemuan pertama dengan Naura, Bara tertarik pada gadis itu. Namun, ia belum berani menunjukkan ketertarikannya karena ia hanya sebatas gigolo ibunya Naura. Namun, dengan adanya pernikahan antara Bara dan ibunya Naura membuat Bara perlahan menunjukkan rasa sukanya. Seakan lupa pada usianya yang sudah berkepala empat, Bara tidak memperdulikan hal itu. Nafsu inggin menjadikan Naura wanita simpanan sangatlah diinginkannya.
Merasa tatapan Bara semakin menjadi, Naura berlari. Namun lagi-lagi Bara mengejarnya. "Mau lari lagi dari saya? Tidak akan ku biarkan! Kamu dan ibumu sama saja, sama-sama seorang wanita malam jadinya sekarang kamu layani saya!" Bara menarik tangan Naura menyeret paksa ke sebuah ruangan.
"Lepaskan aku!" Aku tidak sudi! Ibuku akan pulang akan ku adukan sikap mu yang brengsek ini Om, lepaskan!" Naura berteriak melindungi dirinya sendiri dari tarikan paksa Bara.
"Kalau kamu nggak mau saya paksa lebih baik kamu terima tawaran saya. Jadilah kita simpanan saya?" Bara menghempaskan tangan Naura secara kasar sampai gadis itu tersungkur ke lantai kamar.
"Cuihh, sampai kapanpun aku tidak sudi menjadi wanita simpananmu. Dari awal aku sudah yakin kalau kau bukan pria baik untuk ibuku! Mendingan kau pergi dari rumah ini!" sergah Naura mencoba berdiri hendak melarikan diri dari pandangan mata jahat Bara.
"Saya tidak akan pernah meninggalkan rumah ini. Ayolah Naura sayang, Om ini menyukaimu, kita jadi partner di ranjang saja, kalau perlu menikah saja. Saya tertarik sama kamu cantik." Bara menyeringai sambil membuka setiap kancing baju yang di kenakannya.
Naura bertambah panik, ia mundur memutar dengan harapan bisa keluar dari kamar itu. Dalam hatinya berdoa semoga ibunya cepat pulang dan melihat kelakuan suaminya yang bejad. Naura tidak akan membiarkan pria gila itu menguasai dirinya. Naura juga tidak akan membiarkan Bara menyentuh dirinya meski hanya seujung kuku.
Naura memperhatikan kondisi sekelilingnya guna mencari barang untuk melindungi diri dari tindakan tak senonoh dari Bara. Pandangannya tertuju pada sebuah benda tajam yang sering di gunakan menggunting barang. Tangan Naura cepat-cepat menggapainya lalu mengarahkannya pada Bara.
"Jangan coba-coba mendekatiku atau gunting ini aku tusukkan pada Anda!" Naura mengancam Bara dengan harapan pria gila itu tidak berani melawan.
"Ow ow ow, berani sekali melawan saya." Bara mengangkat tangannya, namun ia tidak semudah itu menyerah untuk mendapatkan Naura, gadis cantik incarannya.
"Mundur atau aku bunu h kau!" Sungguh Naura di buat ketakutan oleh sikap Bara yang sudah sangat keterlaluan.
"Uhh takut," ledek Bara sambil tangannya menepis tangan Naura kemudian mencekal kedua tangan Naura, lalu menguncinya di belakang.
"Aw!" Naura memekik kesakitan tangannya di pelintirkan ke belakang. "Lepaskan aku, Om! Aku mohon lepaskan! Ingat ada ibu yang sudah menjadi istrimu!" Naura memohon seraya menahan sakit di pergelangan tangannya.
"Tidak semudah itu sayang." Bara semakin menjadi, ia mengendus leher Naura yang terasa harum menggoda.
Naura menghindar, ia jijik kepada pria tua itu. Tubuh Naura terus memberontak melakukan perlawanan. Kakinya menginjak kasar kaki Bara sampai pria tua itu memekik melepaskan cekalannya.
"Aw! Brengsek! Beraninya kamu melawanku hah!"
Naura cepat-cepat keluar dari kamar itu dan berlari melarikan diri.
"Naura, kemari kamu!" Bara pun tidak tinggal diam, ia tidak ingin Naura mengadu pada ibunya dan ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Naura menoleh ke belakang, hari yang sudah gelap membuat penerangan di sekitar tempat remang-remang.
"Ya Tuhan, aku tidak mau pria tua itu macam-macam padaku, lindungi aku, ya Tuhan," ucapnya sambil berlari menjauhi Bara.
"Brengsek, dia kabur. Saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Naura harus membayarnya." Bara mengambil motornya, ia mengejar Naura menggunakan motor.
Lari di menggunakan kedua kakinya dengan lari menggunakan motor lebih cepat pakai motor. Meski Naura sudah sekuat tenaga berlari, tapi nyatanya ia bisa di kejar oleh Bara.
"Dia mengejar ku."
Ckiiit.
Motor yang di kendarai Bara menghalangi Naura. Gadis itu terjengkang terduduk saat kuda besi itu hampir saja ia tubruk.
"Mau lari kemana kau? Ikut saya!"
"Aku tidak mau!" sentak Naura.
"Kamu melawanku, hah?" sentak Bara semakin murka dan melayangkan tamparan keras ke pipi Naura.
Plak!
"Aw." Naura merintih kesakitan. Untuk pertama kalinya ia mendapat tamparan dari orang dan itu dari pria gila yang menjadi suami ibunya.
"Lebih baik aku mati daripada menjadi wanita simpanan pria gila seperti mu. Sudah tua seharusnya mikirin neraka bukan malah jadi pendosa!" sentak Naura menatap benci pria tua di hadapannya.
"Kurang ajar! Kau semakin menjadi." Bara tersulut emosi, dia ingin memukul Naura lagi, tapi tiba-tiba tangannya ada yang mencekal.
"Jangan pernah sekalipun Anda melayangkan tamparan pada wanita!"
Naura mendongak.
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Cah Dangsambuh
pertolongan udah datang minggir kao bandot tua,,,uuuuh aku yg greget maaf kak thor
2023-09-15
1