Bab 16

"Aku dimana?" Naura memperhatikan sekeliling tempat. Ia yang baru saja sadar dari tidur panjangnya masih merasakan kaku di sekujur tubuhnya.

"Kak, aku panggilkan dokter dulu. Kakak ini baru sadar dan harus di periksa dulu." Khanza senang orang yang ia tunggu akhirnya bangun juga. Khanza yang biasanya tidak begitu dekat dengan orang baru, begitu sulit beradaptasi dengan orang baru, tapi dengan Naura berbeda. Khanza bersikap lebih dewasa dari usinya dan mudah sekali mau merawat orang yang tidak di kenalnya.

"Iya, cepat buruan panggilkan dokter." Azriel juga ingin tahu kondisinya. Khanza mengangguk, kemudian berlalu dari sana.

"Kamu jangan banyak gerak dulu, kamu baru sadar setelah sekian lama terbaring." Azriel mencegah Naura yang hendak bangun.

"Berapa lama?" Suara Naura begitu pelan dan bicaranya pun masih terbata. Mulutnya terasa kaku dengan wajah terlihat masih pucat.

"Satu Minggu, selama itu kamu tidur. Dan sekarang Allah memberi kamu kesempatan kedua."

Naura berpikir selama itu ia terbaring tidak sadarkan diri. Selama itu pula dia terbaring lemah tidak sadarkan diri, tapi apa selama itu ada yang menjenguknya?

"Apa ada yang mencari ku?" lirih Naura dengan suara tercekat menahan tangis. Ia teringat ibunya dan hanya satu orang yang ia miliki, ibunya.

"Tidak ada. Kami juga tidak bisa menemukan keluarga kamu dan selama itu pula tidak ada yang mencarimu. Mungkin kamu bisa bilang alamat rumah ibumu, nanti aku coba mencarinya."

"Apa tidak merepotkan kamu? Sudah banyak bantuan yang kamu dan keluarga mu lakukan." Naura tidak enak hati.

"Tidak sama sekali. Aku justru senang membantu mu."

Setelah di desak, Naura bilang alamat rumah ibunya dengan harapan sang ibu mau menjenguknya.

Naura memejamkan matanya, ia memaksa tersenyum untuk menahan sesak yang rasa. Di saat begini tidak ada satupun yang mencarinya. Lalu ibunya?

"Ibu, apa ibu tidak merindukan aku? Apa ibu melupakan aku sampai tidak mencari ku? Segitu tidak pedulinya sama aku dan segitu marahnya sama aku?" batin Naura begitu sesak. Dan air mata pun menetes begitu saja.

"Kamu menangis?" Azriel mendadak panik.

"Tolong periksa keadaannya, Dokter." Khanza sudah masuk bersama seorang dokter. Azriel menyingkir dulu membiarkan dokternya memeriksa keadaan Naura.

"Saya periksa dulu keadaan kamu, ya." Dokternya mulai memeriksa Naura. Beberapa saat kemudian, Dokter itu sudah memeriksa keadaan Naura.

"Semuanya normal, tidak ada luka serius yang kamu alami. Ini mukjizat karena sebelumnya kami merasa tidak ada harapan untuk mu hidup. Dan besok pun kamu bisa pulang."

Ada rasa lega di hati Naura mendengar dirinya baik-baik saja, namun juga ada rasa kecewa karena ibunya tidak memikirkan dia. Jika pulang pun, kemana harus pulang? Tidak punya rumah, tidak punya sanak saudara, dan tidak punya siapa-siapa. Balik ke rumah Melinda tidak mau karena tidak ingin terjebak lagi oleh orang-orang seperti Sisil dan Joanna.

"Ini berkah dari ayat-ayat Alquran dan juga berkat kuasa Allah, yang tadinya mustahil menjadi mustahil," kata Khanza.

"Kamu benar, Khanza. Ini adalah kuasa Allah. Bersyukurlah pada yang maha kuasa karena berkatnya kamu bisa kembali sadar," kata Azriel pada Naura.

"Kalau begitu saya tinggal dulu. Kamu sudah boleh pulang besok karena tidak ada hal yang serius." Dokternya juga takjub oleh kuasa tuhan yang menunjukan kekuasaannya. Segala macam pemeriksaan sudah di lakukan dan Naura tidak mengalami hal yang serius, mungkin hanya lecet biasa saja.

"Alhamdulillah." Ucap syukur Azriel, Khanza, dan Naura ucapkan atas kuasa Allah.

"Kalau kita percaya adanya Allah, pasti semuanya akan baik-baik saja." Khanza duduk di dekat Naura.

"Kamu siapa?" Tanya Naura.

"Aku Khanza, Kak. Adiknya Kak Azriel. Ini kakak aku." Khanza menunjuk kakak laki-lakinya.

"Kalian yang menolongku?"

"Sebenarnya para warga, tapi kami bantu membawa kamu kesini. Karena tidak ada sanak saudara yang menjenguknya, kita menunggu kamu hingga sadar," kata Azriel dan diangguki oleh Khanza.

Naura semakin berkaca-kaca. Di saat seperti ini orang lainlah yang membantunya, bukan orangtuanya.

"Kenapa kalian mau menolongku? Aku ini orang lain, tapi kalian malah bersedia membantuku."

"Sesama manusia harus saling tolong menolong. Kita makhluk Allah dan digariskan untuk saling membantu. Aku dan adikku juga sangat senang bisa membantu kamu."

"Iya, Kak. Makanya kita bantu tungguin kakak sampai sadar," sahut Khanza.

"Lalu siapa yang memasangkan aku kerudung?" ya, sejak bangun dari tidur panjangnya, kepala Naura sudah terbalut kerudung.

"Itu Bunda yang memasangkan. Kata Bunda, aurat Kakak tidak boleh di lihat orang yang bukan mahramnya. Berhubung kak Azriel juga suka menunggu, jadinya Bunda berinisiatif menutup aurat kakak," jelas Khanza membuat Naura semakin terenyuh ada keluarga yang tidak ia kenal mau membantunya.

"Ya Allah, di saat seperti ini aku di pertemukan dengan keluarga yang sangat baik dan mau merawat ku."

"Apa kamu lapar? Aku belikan sesuatu dulu."

"Aku juga lapar, Kak. Tolong belikan Khanza makanan ya."

"Ye ... kamu mau makan terus. Gak lihat perut kamu sudah buncit isinya makanan terus."

Khanza menggembungkan pipinya. "Sama adik sendiri pelit."

Azriel tersenyum. "Iya, kakak belikan makanan buat kamu. Kamu tunggu di sini, ya."

"Terima kasih," ucap Naura tulus.

Terpopuler

Comments

Chintiya Mins

Chintiya Mins

𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚘𝚛, 𝚖𝚞'𝚓𝚒𝚣𝚊𝚝 𝚒𝚝𝚞 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚙𝚊𝚛𝚊 𝚗𝚊𝚋𝚒 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐3 𝚋𝚒𝚊𝚜𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚔𝚒𝚝𝚊2 𝚒𝚗𝚒

2023-07-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Prolog
2 Bab 2 - Melarikan Diri
3 Bab 3 - Terima kasih
4 Bab 4 - Mengadu
5 Bab 5 - Dimarahi
6 Bab 6 - Bingung
7 Bab 7 - Mencari pekerjaan
8 Bab 8 - Sebuah Tawaran
9 Bab 9 - Terpaksa Menerima
10 Bab 10 - Mobil Bergoyang
11 Bab 11 - Menyesal
12 Bab 12 - Jebakan
13 Bab 13 - Membantu
14 Bab 14 - Membantu Part 2
15 Bab 15 - Mencari
16 Bab 16
17 Bab 17 - Ingin berubah
18 Bab 18 - Ajakan Azzura
19 Bab 19 - Persiapan
20 Bab 20
21 Bab 21 - Penjara Suci
22 Bab 22 - Tidak ada kata terlambat
23 Bab 23 - Suasana Baru
24 Bab 24 - Sebuah Pertanyaan
25 Bab 25
26 Bab 26 - Mengatur
27 Bab 27 - Masak sambil Belajar
28 Bab 28 - Waktu Cepat Berlalu
29 Bab 29 - Tidak Sesuai Ekspektasi
30 Bab 30 - Menghindari
31 Bab 31 - Sebuah Peringatan
32 Bab 32 - Curhatan Naura
33 Bab 33 - Kabar Baik
34 Bab 34 - Segenggam Rindu Untuk Ibu
35 Bab 35 - Kembali Mondok
36 Bab 36 - Mengintip
37 Bab 37 - Salah Paham
38 Bab 38 - Sebuah Fitnah
39 Bab 39 - Hukuman
40 Bab 40 - Ungkapan Perasaan
41 Bab 41 - Kabar Menyesakkan
42 Bab 42 - Aku akan berjuang
43 Bab 43 - Kabar mengejutkan
44 Bab 44 - Kabar Mengejutkan part 2
45 Bab 45 - Panik
46 Bab 46 - Keadaan yang berbeda
47 Bab 47 - Kabar Duka
48 Bab 48 - Sebuah Permintaan
49 Bab 49 - Kenyataan tentang Naura
50 Bab 50 - Terpaksa Meminangnya
51 Bab 51
52 Bab 52 - Siapa yang menikah?
53 Bab 53 - Terluka luar dalam
54 Bab 54 - Keegoisan Fatimah
55 Bab 55 - Apa hubungan kalian?
56 Bab 56 - Keingintahuan Khanza
57 Bab 57 - Idenya Fatimah
58 Bab 58 - Dia?!
59 Bab 59 - Tentang Masa Lalu
60 Bab 60 - Lontaran Hinaan
61 Bab 61 - Kisah kita cukup sampai disini
62 Bab 62 - Terkejut
63 Bab 63 - Nasihat dari Aditya
64 Bab 64 - Permintaan maaf
65 Bab 65 - Rencana Fatimah
66 Bab 66 - Kedatangan Azriel
67 Bab 67 - Tekad Azriel
68 Bab 68 - Halal secara agama dulu
69 Bab 69 - Pernikahan dadakan
70 Bab 70 - Aku tidak mau!
71 Bab 71 - Pengantin Pengganti
72 Promosi Novel - Khanza ( air mata pernikahan )
73 Bab 72 - Nyaman
74 Bab 73 - Di balik cerita
75 Bab 74 - Ternyata kamu ...
76 Bab 75 - Perasaan Revan
77 Bab 76 - Pembicaraan pria
78 Bab 77 - Halusinasi
79 Bab 78 - Bukti Nyata
80 Bab 79 - Berbicara
81 Bab 80 - Sean
82 Bab 81 - Masa lalu Aditya
83 Bab 82 - Masa lalu Aditya part 2
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 - Prolog
2
Bab 2 - Melarikan Diri
3
Bab 3 - Terima kasih
4
Bab 4 - Mengadu
5
Bab 5 - Dimarahi
6
Bab 6 - Bingung
7
Bab 7 - Mencari pekerjaan
8
Bab 8 - Sebuah Tawaran
9
Bab 9 - Terpaksa Menerima
10
Bab 10 - Mobil Bergoyang
11
Bab 11 - Menyesal
12
Bab 12 - Jebakan
13
Bab 13 - Membantu
14
Bab 14 - Membantu Part 2
15
Bab 15 - Mencari
16
Bab 16
17
Bab 17 - Ingin berubah
18
Bab 18 - Ajakan Azzura
19
Bab 19 - Persiapan
20
Bab 20
21
Bab 21 - Penjara Suci
22
Bab 22 - Tidak ada kata terlambat
23
Bab 23 - Suasana Baru
24
Bab 24 - Sebuah Pertanyaan
25
Bab 25
26
Bab 26 - Mengatur
27
Bab 27 - Masak sambil Belajar
28
Bab 28 - Waktu Cepat Berlalu
29
Bab 29 - Tidak Sesuai Ekspektasi
30
Bab 30 - Menghindari
31
Bab 31 - Sebuah Peringatan
32
Bab 32 - Curhatan Naura
33
Bab 33 - Kabar Baik
34
Bab 34 - Segenggam Rindu Untuk Ibu
35
Bab 35 - Kembali Mondok
36
Bab 36 - Mengintip
37
Bab 37 - Salah Paham
38
Bab 38 - Sebuah Fitnah
39
Bab 39 - Hukuman
40
Bab 40 - Ungkapan Perasaan
41
Bab 41 - Kabar Menyesakkan
42
Bab 42 - Aku akan berjuang
43
Bab 43 - Kabar mengejutkan
44
Bab 44 - Kabar Mengejutkan part 2
45
Bab 45 - Panik
46
Bab 46 - Keadaan yang berbeda
47
Bab 47 - Kabar Duka
48
Bab 48 - Sebuah Permintaan
49
Bab 49 - Kenyataan tentang Naura
50
Bab 50 - Terpaksa Meminangnya
51
Bab 51
52
Bab 52 - Siapa yang menikah?
53
Bab 53 - Terluka luar dalam
54
Bab 54 - Keegoisan Fatimah
55
Bab 55 - Apa hubungan kalian?
56
Bab 56 - Keingintahuan Khanza
57
Bab 57 - Idenya Fatimah
58
Bab 58 - Dia?!
59
Bab 59 - Tentang Masa Lalu
60
Bab 60 - Lontaran Hinaan
61
Bab 61 - Kisah kita cukup sampai disini
62
Bab 62 - Terkejut
63
Bab 63 - Nasihat dari Aditya
64
Bab 64 - Permintaan maaf
65
Bab 65 - Rencana Fatimah
66
Bab 66 - Kedatangan Azriel
67
Bab 67 - Tekad Azriel
68
Bab 68 - Halal secara agama dulu
69
Bab 69 - Pernikahan dadakan
70
Bab 70 - Aku tidak mau!
71
Bab 71 - Pengantin Pengganti
72
Promosi Novel - Khanza ( air mata pernikahan )
73
Bab 72 - Nyaman
74
Bab 73 - Di balik cerita
75
Bab 74 - Ternyata kamu ...
76
Bab 75 - Perasaan Revan
77
Bab 76 - Pembicaraan pria
78
Bab 77 - Halusinasi
79
Bab 78 - Bukti Nyata
80
Bab 79 - Berbicara
81
Bab 80 - Sean
82
Bab 81 - Masa lalu Aditya
83
Bab 82 - Masa lalu Aditya part 2
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!