Bab 9 - Terpaksa Menerima

Naura tengah bersiap berdandan, ia memoles wajahnya dengan tampilan dewasa. Dia memakai pakaian mini ngepas di tubuh indahnya dengan belahan di paha di setiap pinggirnya dan juga memperlihatkan punggung mulusnya. Rambutnya ia gerai serta mengenakan hak tinggi. Terpaksa Naura menerima pekerjaan ini demi menghidupi kehidupan dirinya sendiri.

Naura menghelakan nafasnya menatap dirinya yang berbeda di cermin. Ada rasa sesak menggelitik relung hati ketika dia menerima pekerjaan ini. Dia berdandan menyerupai wanita dewasa. Ini bukan dirinya, dia terlihat lebih dewasa dan juga sangat berbeda dibandingkan wajahnya asli tanpa makeup. Bisa dibilang Naura sangat cantik dan terlihat bukan seperti Naura yang masih berumur delapan belas tahun, tapi sekarang terlihat wanita dewasa penuh pesona.

Naura kembali teringat percakapannya dengan Melinda tadi sore.

Flashback

"Tapi pekerjaan apa, Tante?" Naura penasaran pekerjaan yang akan diberikan oleh Melinda kepadanya.

"Bicaranya jangan di sini, kita ke cafe yang ada di seberang sana dulu."

Dan Naura menganggukkan kepalanya. Lalu keduanya berjalan menuju cafe, setibanya Melinda mencari tempat duduk kemudian memesan beberapa makanan dan minuman untuk mereka berdua. Sambil makan, Melinda mulai membicarakan tentang pekerjaan yang akan ditawarkan kepada Naura.

"Tante tidak tahu apa yang terjadi kepada kamu dan juga ibumu, tapi Tante tahu satu hal kalau pria bernama Bara bukanlah pria yang baik. Dulu, Tante dan ibumu sangat dekat, kami bahkan bersahabat. Sejak kehadiran Bara di antara kami mengakibatkan Farida membenciku. Farida bilang kalau Tante ini suka menggoda pacarnya, padahal tante tidak tahu apapun. Dan ternyata semua itu berawal dari Bara. Tante sudah mencoba menjelaskannya kalau Bara bukan pria yang baik, tapi ternyata Farida tidak pernah mau percaya dan malah semakin membenci tante."

"Hal itu juga yang sedang saat ini aku alami, Tante. Om Bara memfitnah aku dengan bilang kalau aku suka merayunya, suka bermain dan menjadi pela cur. Ibu marah, dia tidak percaya aku dan lebih memilih pria itu dibandingkan aku. Aku tidak mau tinggal bersama ibu selama pria itu ada di rumah. Aku takut Tante, pria tua dan gila itu terus saja menggangguku dan berusaha melakukan pelecehan terhadapku. Dia juga menawariku sebuah tawaran untuk jadi wanita simpanannya." Mengingat hal itu, Naura sedih, marah, kecewa dan jijik terhadap dirinya sendiri.

"Keputusan kamu keluar dari rumah sudah keputusan yang baik. Bara pria tua yang akan terus menerus melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan kebetulan kita bertemu disini." Melinda tersenyum menatap Naura.

"Tadi Tante mau memberikan aku pekerjaan, kira-kira apa?" Naura ingin tahu.

"Tapi apa kamu mau? Sedangkan pekerjaan yang akan tante tawari kepadamu ada sangkut pautnya dengan club malam."

"Club malam?" Naura terhenyak, tapi ia ingin tahu dulu pekerjaan yang akan ia lakoni.

"Iya, tapi kamu tenang saja. Tante tidak akan menjadikan kamu pelayan para pria-pria hidung belang, tapi Tante menawari kamu sebagai pemandu karaoke. Itupun jika kamu mau, dan soal tempat tinggalnya, di samping club ada rumah bekas Tante tinggal. Kamu bisa tinggal di sana. Bagaimana?"

"Jadi pemandu karaoke, tidak melayani pria hidung belang kan?"

"Iya, hanya pemandu karaoke saja."

"Baiklah, aku terima daripada tidak dapat pekerjaan apapun. Setidaknya aku masih bisa menjaga diri dari para pria hidung belang.

FLASHBACK END

Begitulah pembicaraan Naura dan Melinda tadi sore. dan kini Naura sudah berada di klub yang dimaksud oleh Melinda. Jarak yang cukup jauh dari rumah ibunya cukup membuat Naura aman dari kejaran Om Bara.

Terpaksa ia menerima pekerjaan ini karena tidak ada orang yang mau mempekerjakan dia. "Ayo Naura, kamu pasti bisa. Ini demi kamu sendiri dan demi kebutuhan kamu." Ucapnya menyemangati diri sendiri harus bekerja di club melayani para pelanggannya.

*****

Musik DJ menggema di salah satu club malam, tempat yang saat ini menjadi tempat kerja Naura. Tempatnya yang remang-remang membuat sebagian orang memojok. Banyak orang berjoged bergoyang menikmati alunan musik. Tak banyak juga yang melakukan kissing saling bersentuhan satu sama lainnya.

Banyak pasang mata yang memandang ke arah Naura. Dia sedang berjalan dengan Melinda ke ruangan karaoke.

"Jangan takut, di sini kamu akan mendapatkan perlindungan dari anak buah Tante. Jika nanti ada pelanggan yang kurang ajar kamu bisa bilang sama tante."

"Iya, Tante. Terima kasih sudah mau menjagaku." Ia masih bersyukur ada orang yang baik padanya. Keduanya terus melangkah.

"Hei! kau merebut minumanku."

"Minta, ingin rasanya saya menghilangkan beban pikiran saya dengan berjoged sampai pagi. Saya ingin berpesta malam ini."

"Kau ingin berjoget? kita karaoke saja, bagaimana? kita bisa bernyanyi, berjoget-joget tanpa harus di lihat banyak orang. Seru itu" Ajaknya yang sering mampir ke club dan sering bernyanyi bareng wanita-wanita pemandu karaoke.

"Boleh juga ajakan kau. Baiklah, ayo." Dan mereka beranjak menuju salah satu ruangan karaoke. Lalu seorang wanita menghampiri mereka berdua.

"Selamat malam Pak Criss dan Pak Broto, saya membawa pesanan Anda, kali ini anak saya yang akan menjadi pemandu karaoke kalian. Tapi ingat, jangan kau macam-macam kepada anak saya!" ucap Melinda menatap tajam pria itu penuh peringatan.

Ya, Melinda akan menjaga Naura dari pria hidung belang yang selalu meminta untuk di layani di atas ranjang. Dia tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada anak sahabatnya karena Melinda menyayangi Naura. Meskipun Naura bekerja di club, dia hanya bekerja sebagai pemandu karaoke tidak lebih dari itu.

"Wow, ini kejutan sekali Madam Melinda. Kau membawakan wanita secantik ini pada kami, bagaimana kami bisa mendiamkan dia," kata Pak Criss yang usianya mungkin sekitar tiga puluh tahunan.

"Ini mah lebih mantap menjadi rekanku saja," kata Pak Broto yang juga seumuran dengan Criss.

"Tapi sayangnya saya tidak akan membiarkan siapapun mendekati putri saya!" Melinda terdengar galak.

"Hahahaha kau tenang saja Madam Melinda, saya tidak akan melukai putri kesayanganmu itu. Saya hanya ingin di temani bernyanyi saja," kata Pak Criss sambil menatap Naura dengan tatapan kagum.

"Saya harap kalian bisa menjaga ucapan kalian. Dan ingat, jika kalian macam-macam maka saya tidak segan-segan melaporkan kalian kepada keluarga kalian!"

"Ow ow, Madam mengancam kami? Tidak akan pernah terjadi apapun pada putri kalian," kata Pak Broto.

"Baiklah, saya percaya pada kalian. Hmm Naura," panggil Melinda menatap Naura. "Sekarang kamu layani mereka, Mama jamin mereka tidak akan macam-macam sama kamu."

"Iya." Naura mengangguk, lalu Melinda meninggalkan Naura di sana.

Kedua pria itu menatap Naura. "Kau cantik juga, kami jadi tidak sabar ingin mendengar suaramu. Ayo kita nyanyi."

Dengan terpaksa Naura bekerja di club malam.

Episodes
1 Bab 1 - Prolog
2 Bab 2 - Melarikan Diri
3 Bab 3 - Terima kasih
4 Bab 4 - Mengadu
5 Bab 5 - Dimarahi
6 Bab 6 - Bingung
7 Bab 7 - Mencari pekerjaan
8 Bab 8 - Sebuah Tawaran
9 Bab 9 - Terpaksa Menerima
10 Bab 10 - Mobil Bergoyang
11 Bab 11 - Menyesal
12 Bab 12 - Jebakan
13 Bab 13 - Membantu
14 Bab 14 - Membantu Part 2
15 Bab 15 - Mencari
16 Bab 16
17 Bab 17 - Ingin berubah
18 Bab 18 - Ajakan Azzura
19 Bab 19 - Persiapan
20 Bab 20
21 Bab 21 - Penjara Suci
22 Bab 22 - Tidak ada kata terlambat
23 Bab 23 - Suasana Baru
24 Bab 24 - Sebuah Pertanyaan
25 Bab 25
26 Bab 26 - Mengatur
27 Bab 27 - Masak sambil Belajar
28 Bab 28 - Waktu Cepat Berlalu
29 Bab 29 - Tidak Sesuai Ekspektasi
30 Bab 30 - Menghindari
31 Bab 31 - Sebuah Peringatan
32 Bab 32 - Curhatan Naura
33 Bab 33 - Kabar Baik
34 Bab 34 - Segenggam Rindu Untuk Ibu
35 Bab 35 - Kembali Mondok
36 Bab 36 - Mengintip
37 Bab 37 - Salah Paham
38 Bab 38 - Sebuah Fitnah
39 Bab 39 - Hukuman
40 Bab 40 - Ungkapan Perasaan
41 Bab 41 - Kabar Menyesakkan
42 Bab 42 - Aku akan berjuang
43 Bab 43 - Kabar mengejutkan
44 Bab 44 - Kabar Mengejutkan part 2
45 Bab 45 - Panik
46 Bab 46 - Keadaan yang berbeda
47 Bab 47 - Kabar Duka
48 Bab 48 - Sebuah Permintaan
49 Bab 49 - Kenyataan tentang Naura
50 Bab 50 - Terpaksa Meminangnya
51 Bab 51
52 Bab 52 - Siapa yang menikah?
53 Bab 53 - Terluka luar dalam
54 Bab 54 - Keegoisan Fatimah
55 Bab 55 - Apa hubungan kalian?
56 Bab 56 - Keingintahuan Khanza
57 Bab 57 - Idenya Fatimah
58 Bab 58 - Dia?!
59 Bab 59 - Tentang Masa Lalu
60 Bab 60 - Lontaran Hinaan
61 Bab 61 - Kisah kita cukup sampai disini
62 Bab 62 - Terkejut
63 Bab 63 - Nasihat dari Aditya
64 Bab 64 - Permintaan maaf
65 Bab 65 - Rencana Fatimah
66 Bab 66 - Kedatangan Azriel
67 Bab 67 - Tekad Azriel
68 Bab 68 - Halal secara agama dulu
69 Bab 69 - Pernikahan dadakan
70 Bab 70 - Aku tidak mau!
71 Bab 71 - Pengantin Pengganti
72 Promosi Novel - Khanza ( air mata pernikahan )
73 Bab 72 - Nyaman
74 Bab 73 - Di balik cerita
75 Bab 74 - Ternyata kamu ...
76 Bab 75 - Perasaan Revan
77 Bab 76 - Pembicaraan pria
78 Bab 77 - Halusinasi
79 Bab 78 - Bukti Nyata
80 Bab 79 - Berbicara
81 Bab 80 - Sean
82 Bab 81 - Masa lalu Aditya
83 Bab 82 - Masa lalu Aditya part 2
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 - Prolog
2
Bab 2 - Melarikan Diri
3
Bab 3 - Terima kasih
4
Bab 4 - Mengadu
5
Bab 5 - Dimarahi
6
Bab 6 - Bingung
7
Bab 7 - Mencari pekerjaan
8
Bab 8 - Sebuah Tawaran
9
Bab 9 - Terpaksa Menerima
10
Bab 10 - Mobil Bergoyang
11
Bab 11 - Menyesal
12
Bab 12 - Jebakan
13
Bab 13 - Membantu
14
Bab 14 - Membantu Part 2
15
Bab 15 - Mencari
16
Bab 16
17
Bab 17 - Ingin berubah
18
Bab 18 - Ajakan Azzura
19
Bab 19 - Persiapan
20
Bab 20
21
Bab 21 - Penjara Suci
22
Bab 22 - Tidak ada kata terlambat
23
Bab 23 - Suasana Baru
24
Bab 24 - Sebuah Pertanyaan
25
Bab 25
26
Bab 26 - Mengatur
27
Bab 27 - Masak sambil Belajar
28
Bab 28 - Waktu Cepat Berlalu
29
Bab 29 - Tidak Sesuai Ekspektasi
30
Bab 30 - Menghindari
31
Bab 31 - Sebuah Peringatan
32
Bab 32 - Curhatan Naura
33
Bab 33 - Kabar Baik
34
Bab 34 - Segenggam Rindu Untuk Ibu
35
Bab 35 - Kembali Mondok
36
Bab 36 - Mengintip
37
Bab 37 - Salah Paham
38
Bab 38 - Sebuah Fitnah
39
Bab 39 - Hukuman
40
Bab 40 - Ungkapan Perasaan
41
Bab 41 - Kabar Menyesakkan
42
Bab 42 - Aku akan berjuang
43
Bab 43 - Kabar mengejutkan
44
Bab 44 - Kabar Mengejutkan part 2
45
Bab 45 - Panik
46
Bab 46 - Keadaan yang berbeda
47
Bab 47 - Kabar Duka
48
Bab 48 - Sebuah Permintaan
49
Bab 49 - Kenyataan tentang Naura
50
Bab 50 - Terpaksa Meminangnya
51
Bab 51
52
Bab 52 - Siapa yang menikah?
53
Bab 53 - Terluka luar dalam
54
Bab 54 - Keegoisan Fatimah
55
Bab 55 - Apa hubungan kalian?
56
Bab 56 - Keingintahuan Khanza
57
Bab 57 - Idenya Fatimah
58
Bab 58 - Dia?!
59
Bab 59 - Tentang Masa Lalu
60
Bab 60 - Lontaran Hinaan
61
Bab 61 - Kisah kita cukup sampai disini
62
Bab 62 - Terkejut
63
Bab 63 - Nasihat dari Aditya
64
Bab 64 - Permintaan maaf
65
Bab 65 - Rencana Fatimah
66
Bab 66 - Kedatangan Azriel
67
Bab 67 - Tekad Azriel
68
Bab 68 - Halal secara agama dulu
69
Bab 69 - Pernikahan dadakan
70
Bab 70 - Aku tidak mau!
71
Bab 71 - Pengantin Pengganti
72
Promosi Novel - Khanza ( air mata pernikahan )
73
Bab 72 - Nyaman
74
Bab 73 - Di balik cerita
75
Bab 74 - Ternyata kamu ...
76
Bab 75 - Perasaan Revan
77
Bab 76 - Pembicaraan pria
78
Bab 77 - Halusinasi
79
Bab 78 - Bukti Nyata
80
Bab 79 - Berbicara
81
Bab 80 - Sean
82
Bab 81 - Masa lalu Aditya
83
Bab 82 - Masa lalu Aditya part 2
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!