Bab 11 - Menyesal

Om Bara dan wanita yang menyewanya kaget mobil yang mereka tumpangi di gedor orang. Bertambah kaget lagi saat Bara melihat siapa orang yang sudah mengganggu aktivitasnya.

"Farida!" Seakan tidak percaya kalau orang yang memergokinya adalah wanita yang sudah menjadi istrinya. Tidak terbayangkan sebelumnya jika dia bakalan kepergok sedang dalam keadaan bercinta dengan pelanggan yang menyewa jasanya. Bara buru-buru melepaskan miliknya dan segera membenahi pakaiannya.

"Bara ... keluar kau! Beraninya kau mengkhianati ku, hah! Bara ... keluar!"

Bug ... bug ... bug ....

Farida terus menggedor pintunya, ia sudah tidak sabar ingin memarahi Bara yang sudah keterlaluan mengkhianati dirinya.

Bara pun turun.

"Farida, ngapain kamu di sini?"

"Seharusnya aku yang bertanya kenapa kamu ada di sini? Dan tadi apa? Kamu sedang ..." Farida tidak bisa melanjutkan ucapannya, menyebutnya saja begitu terasa sakit, apalagi melihatnya sangatlah menyesakkan dada.

"Karena kamu sudah tahu, jadinya aku tidak perlu lagi menutupi semua kegiatan ku. Ya seperti yang kamu lihat, Farida. Inilah pekerjaan ku," ucap Bara begitu enteng mengakui pekerjaannya.

Plak!

Saking marah, kesal, kecewa, dan juga sakit hati, Farida menampar Bara. "Aku tidak menyangka kalau ternyata begini kelakuanmu di belakangku."

"Ayolah, Da. Jangan jadi orang munafik dan sok tersakiti, kamu aja suka melayani banyak orang aku tidak pernah protes. Jadi kita sama-sama melakukannya bukan? Jangan nangis, jangan sok tersakiti, jangan lebai deh, aku begini juga untuk mencari uang." Begitu mudah Bara mengakui semuanya tanpa merasa bersalah pada Farida.

Farida yang mendengarnya terkejut pria yang ia sangka tidak akan berbuat ini, justru sangat teramat mengecewakannya.

"Jadi selama ini kamu berbohong padaku? Kamu bilang hanya main denganku dan kamu bekerja sebagai seorang pekerja kantoran, tapi ternyata kau hanya seorang gigolo?"

"Ya seperti itulah."

"Honey, kapan dilanjutkan permainannya? Ngapain juga harus mengurusi orang aneh ini? Dia siapa? Orang yang nyewa kamu juga?" tanya wanita yang menjadi pembeli jasa Bara.

"Iya, dia cemburu melihat kita. Padahal dia sama-sama menyewa jasaku untuk memuaskannya."

"Bara, kau benar-benar, ya. Keterlaluan!" Farida geram, ia hendak menampar wajah Bara lagi, tapi di tepis kasar.

"Jangan coba-coba melayangkan tamparan kepadaku. Tidak akan kubiarkan tanganmu ini menyentuh kulitku."

"Sungguh, Aku menyesal telah mempercayaimu. Aku menyesal telah udah makan ucapanmu dan menikah denganmu. Ternyata kau sama saja dengan mereka, Brengsek juga. Aku pikir kok beda dari mereka-mereka yang tukang selingkuh, tapi nyatanya kau bukan hanya sekedar selingkuh tapi lebih ke maniak sexx."

"Hei! kalau bicara ngaca dulu! Siapa kamu dan lihat Apa pekerjaanmu selama ini? Kau juga sama sepertiku, maniak sexx."

Farida tidak habis pikir kelakuan para kini terbongkar di saat usia pernikahan mereka baru saja menginjak dua minggu. Entah ini suatu keberuntungan atau memang suatu kesalahan yang dilakukan dia. Percaya pada pelanggannya yang selalu bilang menyukainya dan ingin menikahinya. Sampai Farida berhenti dari pekerjaan malam demi menghidupi keluarga dengan uang halal. Namun, apa yang terjadi saat ini adalah hal yang tidak terduga olehnya.

"Lalu Kenapa kau menikahi ku? Alasannya apa, hah?" sentak Farida menatap kecewa dan benci secara bersamaan.

"Tidak ada, hanya ingin bersenang-senang saja."

"Kurang ajar, jadi kamu permainkan pernikahan ini? Kalau begitu ceraikan aku sekarang juga!" Farida tidak peduli dengan hubungannya yang baru saja terjalin sebentar. Ia tidak ingin terus merasakan rasa sakit jika harus bersama Bara.

"Ow bagus dong, dan saat ini ku talak kau!"

Farida tertegun, begitu mudahnya para mengucapkan talak seakan pernikahan ini tidak ada artinya. Seakan Semuanya hanyalah permainan semata.

"Apa jangan-jangan kau juga yang telah menuduh putriku? Apa jangan-jangan yang di katakan putriku benar jika kamulah yang duluan mencoba melecehkan putriku?" tebak Farida mulai mencurigai sesuatu.

"Hahahaha kalau iya kenapa? Habisnya anakmu terlalu sayang untuk dilewatkan. Saya tertarik padanya. Oh, dia yang wanita malam memang benar bukan? Sama seperti ibunya sang wanita malam."

"Bara!!" pekik Farida tidak terima putrinya di katai murahan.

Plak!

Kali ini tamparan kena di pipi Bara. "Jangan pernah sekalipun menyebut putriku murahan! Sekarang aku tahu kaulah dalang di balik kekacauan ini!" Farida sudah salah menuduh putrinya, ia salah tidak mempercayai Naura yang bilang kalau Bara lah yang duluan ingin melecehkannya. Namun, ia malah menuduh putrinya sendiri. Penyesalan pun kini datang di saat semuanya sudah terlambat. Ia menyesal tidak mempercayai Naura.

Episodes
1 Bab 1 - Prolog
2 Bab 2 - Melarikan Diri
3 Bab 3 - Terima kasih
4 Bab 4 - Mengadu
5 Bab 5 - Dimarahi
6 Bab 6 - Bingung
7 Bab 7 - Mencari pekerjaan
8 Bab 8 - Sebuah Tawaran
9 Bab 9 - Terpaksa Menerima
10 Bab 10 - Mobil Bergoyang
11 Bab 11 - Menyesal
12 Bab 12 - Jebakan
13 Bab 13 - Membantu
14 Bab 14 - Membantu Part 2
15 Bab 15 - Mencari
16 Bab 16
17 Bab 17 - Ingin berubah
18 Bab 18 - Ajakan Azzura
19 Bab 19 - Persiapan
20 Bab 20
21 Bab 21 - Penjara Suci
22 Bab 22 - Tidak ada kata terlambat
23 Bab 23 - Suasana Baru
24 Bab 24 - Sebuah Pertanyaan
25 Bab 25
26 Bab 26 - Mengatur
27 Bab 27 - Masak sambil Belajar
28 Bab 28 - Waktu Cepat Berlalu
29 Bab 29 - Tidak Sesuai Ekspektasi
30 Bab 30 - Menghindari
31 Bab 31 - Sebuah Peringatan
32 Bab 32 - Curhatan Naura
33 Bab 33 - Kabar Baik
34 Bab 34 - Segenggam Rindu Untuk Ibu
35 Bab 35 - Kembali Mondok
36 Bab 36 - Mengintip
37 Bab 37 - Salah Paham
38 Bab 38 - Sebuah Fitnah
39 Bab 39 - Hukuman
40 Bab 40 - Ungkapan Perasaan
41 Bab 41 - Kabar Menyesakkan
42 Bab 42 - Aku akan berjuang
43 Bab 43 - Kabar mengejutkan
44 Bab 44 - Kabar Mengejutkan part 2
45 Bab 45 - Panik
46 Bab 46 - Keadaan yang berbeda
47 Bab 47 - Kabar Duka
48 Bab 48 - Sebuah Permintaan
49 Bab 49 - Kenyataan tentang Naura
50 Bab 50 - Terpaksa Meminangnya
51 Bab 51
52 Bab 52 - Siapa yang menikah?
53 Bab 53 - Terluka luar dalam
54 Bab 54 - Keegoisan Fatimah
55 Bab 55 - Apa hubungan kalian?
56 Bab 56 - Keingintahuan Khanza
57 Bab 57 - Idenya Fatimah
58 Bab 58 - Dia?!
59 Bab 59 - Tentang Masa Lalu
60 Bab 60 - Lontaran Hinaan
61 Bab 61 - Kisah kita cukup sampai disini
62 Bab 62 - Terkejut
63 Bab 63 - Nasihat dari Aditya
64 Bab 64 - Permintaan maaf
65 Bab 65 - Rencana Fatimah
66 Bab 66 - Kedatangan Azriel
67 Bab 67 - Tekad Azriel
68 Bab 68 - Halal secara agama dulu
69 Bab 69 - Pernikahan dadakan
70 Bab 70 - Aku tidak mau!
71 Bab 71 - Pengantin Pengganti
72 Promosi Novel - Khanza ( air mata pernikahan )
73 Bab 72 - Nyaman
74 Bab 73 - Di balik cerita
75 Bab 74 - Ternyata kamu ...
76 Bab 75 - Perasaan Revan
77 Bab 76 - Pembicaraan pria
78 Bab 77 - Halusinasi
79 Bab 78 - Bukti Nyata
80 Bab 79 - Berbicara
81 Bab 80 - Sean
82 Bab 81 - Masa lalu Aditya
83 Bab 82 - Masa lalu Aditya part 2
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 - Prolog
2
Bab 2 - Melarikan Diri
3
Bab 3 - Terima kasih
4
Bab 4 - Mengadu
5
Bab 5 - Dimarahi
6
Bab 6 - Bingung
7
Bab 7 - Mencari pekerjaan
8
Bab 8 - Sebuah Tawaran
9
Bab 9 - Terpaksa Menerima
10
Bab 10 - Mobil Bergoyang
11
Bab 11 - Menyesal
12
Bab 12 - Jebakan
13
Bab 13 - Membantu
14
Bab 14 - Membantu Part 2
15
Bab 15 - Mencari
16
Bab 16
17
Bab 17 - Ingin berubah
18
Bab 18 - Ajakan Azzura
19
Bab 19 - Persiapan
20
Bab 20
21
Bab 21 - Penjara Suci
22
Bab 22 - Tidak ada kata terlambat
23
Bab 23 - Suasana Baru
24
Bab 24 - Sebuah Pertanyaan
25
Bab 25
26
Bab 26 - Mengatur
27
Bab 27 - Masak sambil Belajar
28
Bab 28 - Waktu Cepat Berlalu
29
Bab 29 - Tidak Sesuai Ekspektasi
30
Bab 30 - Menghindari
31
Bab 31 - Sebuah Peringatan
32
Bab 32 - Curhatan Naura
33
Bab 33 - Kabar Baik
34
Bab 34 - Segenggam Rindu Untuk Ibu
35
Bab 35 - Kembali Mondok
36
Bab 36 - Mengintip
37
Bab 37 - Salah Paham
38
Bab 38 - Sebuah Fitnah
39
Bab 39 - Hukuman
40
Bab 40 - Ungkapan Perasaan
41
Bab 41 - Kabar Menyesakkan
42
Bab 42 - Aku akan berjuang
43
Bab 43 - Kabar mengejutkan
44
Bab 44 - Kabar Mengejutkan part 2
45
Bab 45 - Panik
46
Bab 46 - Keadaan yang berbeda
47
Bab 47 - Kabar Duka
48
Bab 48 - Sebuah Permintaan
49
Bab 49 - Kenyataan tentang Naura
50
Bab 50 - Terpaksa Meminangnya
51
Bab 51
52
Bab 52 - Siapa yang menikah?
53
Bab 53 - Terluka luar dalam
54
Bab 54 - Keegoisan Fatimah
55
Bab 55 - Apa hubungan kalian?
56
Bab 56 - Keingintahuan Khanza
57
Bab 57 - Idenya Fatimah
58
Bab 58 - Dia?!
59
Bab 59 - Tentang Masa Lalu
60
Bab 60 - Lontaran Hinaan
61
Bab 61 - Kisah kita cukup sampai disini
62
Bab 62 - Terkejut
63
Bab 63 - Nasihat dari Aditya
64
Bab 64 - Permintaan maaf
65
Bab 65 - Rencana Fatimah
66
Bab 66 - Kedatangan Azriel
67
Bab 67 - Tekad Azriel
68
Bab 68 - Halal secara agama dulu
69
Bab 69 - Pernikahan dadakan
70
Bab 70 - Aku tidak mau!
71
Bab 71 - Pengantin Pengganti
72
Promosi Novel - Khanza ( air mata pernikahan )
73
Bab 72 - Nyaman
74
Bab 73 - Di balik cerita
75
Bab 74 - Ternyata kamu ...
76
Bab 75 - Perasaan Revan
77
Bab 76 - Pembicaraan pria
78
Bab 77 - Halusinasi
79
Bab 78 - Bukti Nyata
80
Bab 79 - Berbicara
81
Bab 80 - Sean
82
Bab 81 - Masa lalu Aditya
83
Bab 82 - Masa lalu Aditya part 2
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!