Om Bara dan wanita yang menyewanya kaget mobil yang mereka tumpangi di gedor orang. Bertambah kaget lagi saat Bara melihat siapa orang yang sudah mengganggu aktivitasnya.
"Farida!" Seakan tidak percaya kalau orang yang memergokinya adalah wanita yang sudah menjadi istrinya. Tidak terbayangkan sebelumnya jika dia bakalan kepergok sedang dalam keadaan bercinta dengan pelanggan yang menyewa jasanya. Bara buru-buru melepaskan miliknya dan segera membenahi pakaiannya.
"Bara ... keluar kau! Beraninya kau mengkhianati ku, hah! Bara ... keluar!"
Bug ... bug ... bug ....
Farida terus menggedor pintunya, ia sudah tidak sabar ingin memarahi Bara yang sudah keterlaluan mengkhianati dirinya.
Bara pun turun.
"Farida, ngapain kamu di sini?"
"Seharusnya aku yang bertanya kenapa kamu ada di sini? Dan tadi apa? Kamu sedang ..." Farida tidak bisa melanjutkan ucapannya, menyebutnya saja begitu terasa sakit, apalagi melihatnya sangatlah menyesakkan dada.
"Karena kamu sudah tahu, jadinya aku tidak perlu lagi menutupi semua kegiatan ku. Ya seperti yang kamu lihat, Farida. Inilah pekerjaan ku," ucap Bara begitu enteng mengakui pekerjaannya.
Plak!
Saking marah, kesal, kecewa, dan juga sakit hati, Farida menampar Bara. "Aku tidak menyangka kalau ternyata begini kelakuanmu di belakangku."
"Ayolah, Da. Jangan jadi orang munafik dan sok tersakiti, kamu aja suka melayani banyak orang aku tidak pernah protes. Jadi kita sama-sama melakukannya bukan? Jangan nangis, jangan sok tersakiti, jangan lebai deh, aku begini juga untuk mencari uang." Begitu mudah Bara mengakui semuanya tanpa merasa bersalah pada Farida.
Farida yang mendengarnya terkejut pria yang ia sangka tidak akan berbuat ini, justru sangat teramat mengecewakannya.
"Jadi selama ini kamu berbohong padaku? Kamu bilang hanya main denganku dan kamu bekerja sebagai seorang pekerja kantoran, tapi ternyata kau hanya seorang gigolo?"
"Ya seperti itulah."
"Honey, kapan dilanjutkan permainannya? Ngapain juga harus mengurusi orang aneh ini? Dia siapa? Orang yang nyewa kamu juga?" tanya wanita yang menjadi pembeli jasa Bara.
"Iya, dia cemburu melihat kita. Padahal dia sama-sama menyewa jasaku untuk memuaskannya."
"Bara, kau benar-benar, ya. Keterlaluan!" Farida geram, ia hendak menampar wajah Bara lagi, tapi di tepis kasar.
"Jangan coba-coba melayangkan tamparan kepadaku. Tidak akan kubiarkan tanganmu ini menyentuh kulitku."
"Sungguh, Aku menyesal telah mempercayaimu. Aku menyesal telah udah makan ucapanmu dan menikah denganmu. Ternyata kau sama saja dengan mereka, Brengsek juga. Aku pikir kok beda dari mereka-mereka yang tukang selingkuh, tapi nyatanya kau bukan hanya sekedar selingkuh tapi lebih ke maniak sexx."
"Hei! kalau bicara ngaca dulu! Siapa kamu dan lihat Apa pekerjaanmu selama ini? Kau juga sama sepertiku, maniak sexx."
Farida tidak habis pikir kelakuan para kini terbongkar di saat usia pernikahan mereka baru saja menginjak dua minggu. Entah ini suatu keberuntungan atau memang suatu kesalahan yang dilakukan dia. Percaya pada pelanggannya yang selalu bilang menyukainya dan ingin menikahinya. Sampai Farida berhenti dari pekerjaan malam demi menghidupi keluarga dengan uang halal. Namun, apa yang terjadi saat ini adalah hal yang tidak terduga olehnya.
"Lalu Kenapa kau menikahi ku? Alasannya apa, hah?" sentak Farida menatap kecewa dan benci secara bersamaan.
"Tidak ada, hanya ingin bersenang-senang saja."
"Kurang ajar, jadi kamu permainkan pernikahan ini? Kalau begitu ceraikan aku sekarang juga!" Farida tidak peduli dengan hubungannya yang baru saja terjalin sebentar. Ia tidak ingin terus merasakan rasa sakit jika harus bersama Bara.
"Ow bagus dong, dan saat ini ku talak kau!"
Farida tertegun, begitu mudahnya para mengucapkan talak seakan pernikahan ini tidak ada artinya. Seakan Semuanya hanyalah permainan semata.
"Apa jangan-jangan kau juga yang telah menuduh putriku? Apa jangan-jangan yang di katakan putriku benar jika kamulah yang duluan mencoba melecehkan putriku?" tebak Farida mulai mencurigai sesuatu.
"Hahahaha kalau iya kenapa? Habisnya anakmu terlalu sayang untuk dilewatkan. Saya tertarik padanya. Oh, dia yang wanita malam memang benar bukan? Sama seperti ibunya sang wanita malam."
"Bara!!" pekik Farida tidak terima putrinya di katai murahan.
Plak!
Kali ini tamparan kena di pipi Bara. "Jangan pernah sekalipun menyebut putriku murahan! Sekarang aku tahu kaulah dalang di balik kekacauan ini!" Farida sudah salah menuduh putrinya, ia salah tidak mempercayai Naura yang bilang kalau Bara lah yang duluan ingin melecehkannya. Namun, ia malah menuduh putrinya sendiri. Penyesalan pun kini datang di saat semuanya sudah terlambat. Ia menyesal tidak mempercayai Naura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments