ELENA..ISTRI MUDA, TUAN JUNA

ELENA..ISTRI MUDA, TUAN JUNA

SATU.

Di ruang makan rumah keluarga ku...

" Hahaha... aku senang sekali akhirnya kita bisa menjadi besan ", kata om Hendri.

" Bukankah kita sudah lama merencanakan ini , akhirnya impian kita tercapai , siapa yang tak bahagia ", balas ayahku.

" Tuan Arnold , kita tinggal mencari tanggal yang pas untuk pernikahan anak-anak kita " , Tante Sherly tersenyum manis sambil memandang ke arahku. Mau tak mau aku pun membalas senyumannya.

" Tentu- tentu saja, sesuai kesepakatan, aku akan menentukan tanggal pernikahan anak ku dengan nak Juna kalau mereka sudah siap menikah ", Ayahku tertawa.

" Semakin cepat , tentu saja semakin bagus, nak Elena bagaimana siap menjadi istri Juna kan ?" , om Hendri memandangku, seakan yakin aku akan menerima putranya yang kelihatan lebih cocok menjadi om ku ini.

Aku hanya tersenyum, pura -pura tersipu malu, lalu ayah dan Om Hendri mengobrol lagi, melupakan aku yang tidak bisa menolak ide gila mereka ini karena janji pada ayahku yang harus ku tepati.

Dan mungkin yaa Pura- pura bahagia.Aku harus berpura-pura bahagia di tengah dua keluarga besar ini. Arjuna , dia orang yang akan dinikahkan denganku kini sedang memandang ke arahku, tatapannya dingin seakan tak menyukaiku.

' Giila,. lelaki tua ini sombong sekali, bahkan sinis ke aku. Tatapannya seakan marah ke arah ku, harusnya aku kan yang marah, ' batinku.

Aku rasanya ingin berteriak memaki lelaki yang namanya Arjuna itu, lelaki sombong yang tak tahu malu, mau- maunya dia menerima perjodohan gila ini. Dia memang lebih pantas jadi om ku.

Aku membuang muka , tapi masih bisa kulihat Juna akhirnya tersenyum kecut setelah melihatku dari ujung kaki hingga ujung kepala.

' Memangnya dia boleh memandangku seperti itu, pasti type nya wanita yang sexy, dasar om.om genit' , batinku.

Rasanya aku hampir giila, aku masih muda, banyak hal yang masih ingin ku capai. Tapi ayahku memaksaku menyetujui perjodohan ini. Terlalu gila memang, di zaman modern seperti ini aku harus hidup dalam kungkungan perjanjian konyol orang tua ku.

" Ayah, Bunda dan Om, Tante, Elen izin ke belakang sebentar yaa, aku harus menelpon, kalian mengobrol lah dengan santai ", Bunda dan lainnya tersenyum mengangguk tanda setuju.

" Silahkan nak Elen, apa perlu Juna temani ? " Tante Sherly bertanya padaku dengan suara amat lembut.

Saat melihat tante Sherly, aku membayangkan betapa cantiknya masa mudanya dahulu, dan menerka-nerka sejak umur berapa beliau ini menikah, karena tante Sherly saat ini masih kelihatan sangat muda dan cantik tapi sudah punya anak Arjuna yang sudah berumur sekitar 30 tahun.

" Ahh tidak Tante, biarlah Tuan Juna disini mengobrol dengan kalian , aku ada janji telpon penting yang tak bisa ditinggalkan", jawabku sambil tersenyum.

" Lohh, kok tuan siih , panggil kakak atau mas dong harusnya Len, kalau panggil Nak Juna , " Bunda berkata seakan ingin menggoda ku, aku memelototi Bunda ku dan dirinya hanya tersenyum lebar.

Bunda ku memang seperti itu, suka sekali menjahili aku , katanya ekspresi ku saat marah atau sebal sangat menggemaskan dan tak pernah berubah sejak aku kecil.

" Gapapa loh Tante,gak masalah mau dipanggil tuan, walau memang, kakak, abang, mas,lebih bagus, ahh tapi seharusnya kami menang harus mengakrabkan diri dulu ," Juna akhirnya berkata setelah sekian lama di sana dalam dingin dan diam nya .

Ayah dan Om Hendri tertawa , sedang tante Sherly seakan memperingatkan Juna agar bersikap sopan padaku.

Aku sama sekali tak peduli dengan celotehan nya, aku membungkuk dan berjalan ke arah dapur, aku mengambil kaleng soda dari kulkas dan membawanya gontai ke teras belakang . Samar - samar aku masih bisa mendengar sendau gurau mereka. Jarak ruang makan dan teras belakang ini memang tidak terlalu jauh.

Tiba-tiba aku mendengar Juna yang minta izin Bunda ku untuk menyusul ku.

'ahh sial' , pekikku dalam hati.

Aku duduk di bangku kecil dan memandang langit malam ini, sungguh indah bertabur banyak bintang yang bersinar terang...Tapi malam ini adalah malam yang kelam untuk ku.

Ssstsstd.. suara kaleng soda saat kubuka.

Ku Minum sedikit, rasa getir soda menghantam tenggorokan ku dan kurasakan ada sensasi bergetar di sana, berharap akan menenangkan diri dan batinku yang tengah bergejolak ini.

Lalu terdengar suara Arjuna dari belakang, kini ia menyapaku.

" Kalau kau memanggilku tuan haruskah aku memanggilmu Nona ? ", tanya Arjuna yang langsung duduk di samping ku tanpa meminta izin dariku terlebih dahulu.

Aku memandang nya dengan sebal.

" Terserah " , jawabku singkat. Aku tak ingin berlama - lama bicara padanya.

Dia tersenyum , melihatnya tersenyum sungguh membuatku semakin sebal.

" Kau di dalam tadi sungguh santun nona, tapi disini kau sungguh berbeda, dingin sekali.. ", kata nya sambil memandang ku dan dia juga masih tersenyum.

" Berhenti menggangguku tuan Arjuna yang terhormat , duduk saja dan jangan banyak bertanya, atau kau bisa kembali ke dalam sana ", kataku agak sinis.

" Kenapa nona Elena sepertinya membenciku ? ", tanya Arjuna.

" Haruskah ku jawab ? ", aku memandangnya,

" Kau pasti sudah sangat tau , alasannya bukan? ", jawab ku ketus.

" Kau kenapa mau menerima perjodohan ini? ", Tanya Arjuna lagi.

" Kau tahu? Pertanyaan itu cocok untukmu Tuan, kenapa mau menikah dengan ku, disaat kamu saja tidak cukup baik dalam mengenalku ?" , kataku lagi , masih tanpa memandangnya.

Arjuna, dia hanya tersenyum. Aku minum soda ku lagi. Aku masih tak perduli dengan sosok mematung Arjuna di sampingku.

" Nona Elena , sepertinya kita harus menjernihkan sesuatu diantara kita bukan ? ", kata Arjuna .

" Apa maksudmu ? ", kataku saat ini sambil memandangnya.

" Aku tau kau tidak menyukaiku, begitupun sebaliknya, Ahh maksud ku tidak suka dalam artian cinta untuk menjadi sepasang suami istri. Kalau hanya rekan teman aku merasa kita tidak ada masalah. Aku bahkan baru saja kehilangan istriku. Kau tau tentang istriku bukan ? " , Kata Arjuna mengagetkan ku.

Aku kaget setengah maati, ternyata dia pernah menikah.

'ohh tidak, dia duda ? Ayah dan Bunda kenapa tidak kasih tau aku ?' tanyaku dalam hati.

" Dari ekspresimu kau sepertinya baru tau? ", Arjuna terkekeh menertawakan ku.

" Benar. Ku pikir kau hanya lelaki tua yang belum laku, makanya ayahmu cari ayahku utk menjodohkan mu " , Aku berusaha menyembunyikan kekagetan ku dengan mengatur nada bicaraku agar tetap datar.

" Hhhahahaha" , dia tertawa cukup puas. Entahlah, sepertinya dia sedang menertawakan aku.

" Nona , apa yang sedang kau pikirkan, lelaki tampan dan mapan sepertiku sampai tak laku ? Apa kau sedang bercanda? " , Juna menatap ku .

" Mungkin hanya ibu mu yang menyebutmu tampan " , jawabku ketus karena menolak jujur dengan keadaan.

Tapi, Arjuna memang sosok yang menawan, dia tampan, tinggi, kekar dan proporsional dan sangat sukses. Gak mungkin memang kalau dia sampai tak laku.Setiap wanita yang melihatnya sepertinya akan langsung menyukainya. Apalagi dia sangat tajir melintir. Andai saja aku tidak membencinya karena perjodohan ini, mungkin aku akan sangat mengaguminya juga.

" Bagaimana nona Elena, kita buat perjanjian?", Tanya Juna padaku.

' Perjanjian terus menerus, membuatku gila' , aku membatin.

Ada sudah ada perjanjian dengan Ayahku dan itu pun tentang dia, dan kini dia mau ajukan perjanjian lagi dengan ku. Tidak.. aku tidak akan terjebak apapun lagi.

" Maukah bekerja sama denganku , kita pura-pura menerima perjodohan ini?Ahh, untuk lebih jelasnya Aku ingin bicara empat mata. Bagaimana dengan mengundangmu makan siang besok ," Kini Arjuna terlihat serius.

" Maaf tuan Juna , aku sibuk, dan aku gak peduli dengan apa yang mau kau tawarkan dalam kerjasama ini " , kataku dengan Acuh tak acuh.

" Nona Elena , aku akan memberimu waktu untuk berpikir dulu , aku yakin apa yang aku tawarkan juga akan menguntungkan mu" , kata Juna ingin meyakinkan ku.

Tapi entah mengapa aku malah semakin muak, seakan aku tak mau lagi mendengar kata katanya. Pandangan pertama ku tentang sosok Arjuna ini kacau sekali, rasanya untuk saat ini aku tidak bisa berpikir logis.

~

Arjuna Side

Berada di ruangan ini bersama keluarga calon istri ku? Hahaha, Aku sangat ingin tertawa.

' Bagaimana bisa aku menikah dengan gadis kecil ini , dia seperti keponakan bagiku, usianya masih sangat muda.

Aku tak henti-henti nya berpikir , orang tua kami sangat ambisius ternyata.

' Tapi melihat caranya memandangku, aku yakin dia juga membenciku. Entah mengapa aku malah ingin menggodanya '

' Gadis kecil yang cantik '

' Aku harus membuat nya mengerti, perjodohan ini bukan keinginan ku. Dan kami harus kerja sama untuk membatalkannya.'

---

Terpopuler

Comments

Muhamad Saefulloh

Muhamad Saefulloh

Elena adalah salah satu tokoh di novelku juga.

2023-10-21

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!