DUA.

Aku, Elena Wijaya. Aku baru berumur 20 tahun. Itu saja masih harus menunggu November, akhir tahun ini.

Selama ini Aku tinggal di Luar negeri , setelah menyelesaikan kuliah aku bekerja sebagai konsultan bisnis. Yaa, aku ikut percepatan saat sekolah dan kuliah jadi di umur yang masih awal 20 tahun ini aku sudah mengakhiri seluruh study ku dan bisa bekerja. Hebat? Yaa, aku belajar bekerja sangat keras untuk mencapai semua ini, karena aku seorang Wijaya.

Aku anak tunggal dari keluarga Wijaya, ayahku Arnold Wijaya dan Ibuku Naya Wijaya. Keluarga Wijaya cukup terpandang karena kami merupakan salah satu dari pemegang kekuatan bisnis terbesar di kota ini. Tentu saja menjadi orang kaya merupakan point plus untukku , banyak orang baik padaku dan mengagung-agungkan aku hanya karna aku seorang Wijaya. Karena itu lah aku lebih suka hidup diluar negeri, di atas kakiku sendiri, dimana hanya sedikit orang yang tau pengaruh Wijaya. Aku bisa bekerja bebas dan aku diakui atas kerja kerasku dan usahaku sendiri. Itulah alasanku sedari dulu lebih menyukai hidup mandiri di luar negeri.

Tapi, kedamaian dan ketenangan itu terusik sampai suatu ketika ayahku menelpon agar aku segera kembali karna aku akan dijodohkan dengan keluarga Mulya.

Keluarga Mulya,juga merupakan keluarga terkaya di kota ini. Hendri Mulya adalah teman lama Ayah ku, mereka bermimpi utk menyatukan Mulya dan Wijaya agar bisa menguasai seluruh perekonomian. Sebenarnya pernikahan bisnis seperti ini sudah wajar dan sering terjadi, hanya saja harus mengalaminya adalah hal yang ternyata sulit sekali untuk ku maklumi.

" Elen sayang. mengertilah, ayah sudah punya hutang janji pada Hendri Mulya, anak nya pun sangat baik dan tampan, aku yakin kau pasti suka " , kata Ayah merayu ku.

" Ayah.. aku terlalu muda untuk menikah, aku gak ingin menikah dalam waktu dekat", Ucap ku tegas.

" Ayah janji, ini hanya pertunangan, kau bisa menikah kapan pun saat kau siap, Bagaimana? Kau tak ingin melihat ayahmu ini melanggar janjinya bukan ? ", Ayahku sedikit menggoyahkan keyakinan ku.

Ayah tahu aku type orang yang berharga diri tinggi dan menjunjung harkat dan martabat keluarga, jika harga diri keluarga ku tercoreng sedikit saja, aku rasanya bisa lebih gila dari ini mungkin. Apalagi harga diri Ayah dan Bundaku sendiri, akan mati -matian aku jaga.

Apalagi Ayahku terkenal sebagai orang yang selalu menepati Janjinya, ga mungkin ia akan melanggar janjinya. Maka dari itu aku mencoba mengerti, ketika ayah sudah berjanji aku pun mau tak mau harus melakukan ini untuk menjaga nama baik ayahku.

 

" Nona Elen, bagaimana ? ", Arjuna bertanya lagi.

" Aku akan menghubungi mu lagi ketika aku ingin bicara dengan mu" , Jawabku .

Arjuna membuyarkan lamunanku.

" Baik,boleh ku minta nomer hape mu, untuk memudahkan kita berkomunikasi", Dia mengeluarkan hpnya,

Aku langsung mengetikkan nomerku sendiri dan mengembalikan hape itu pada Juna.

Arjuna menelepon ku , Ketika yakin nomer tadi benar milikku seketika telepon lalu mati.

" Aku yang akan menghubungi mu, sebelum ku hubungi jangan pernah menghubungiku duluan.Ingat.. ", kataku pada Arjuna.

" Baiklah, deal. " , Kata Arjuna.

" Emm, Nona bolehkah aku bertanya padamu " , Arjuna mendekatkan wajahnya kepadaku.

' Sial, Arjuna memang tampan, tapi ini terlalu dekat ' , ucapku dalam hati.

" Aku juga punya banyak pertanyaan untukmu, kita ngobrol besok saat bertemu saja, ayo kembali, aku ingin mengusir kalian, aku ingin tidur", kataku tanpa basa-basi lagi setelah meneguk soda ku. Aku berusaha mengusir kecanggungan ini. Arjuna memang terlalu mendominasi, dan kini aku tahu apa yang membuat nya begitu. Aura dan kharismanya memang sungguh berbeda.

" Aku bantu mengusirnya, " kata Arjuna puas.

Aku meninggalkannya di belakang, ia menyusul . Tiba di ruang makan mereka masih mengobrol, Ayahku dan om Hendri terlihat bahagia. Aku memakluminya , Mereka memang teman lama dari kecil dan sukses bersama . Wajar kalau mereka punya cita-cita menjadi keluarga besar, sayangnya masa depanku yang harus dikorbankan.

" Ayah, aku sedikit lelah, bisakah aku ke kamar sekarang ? " , kataku sambil terlihat lelah.

" Pa, Ma,. lebih baik kita juga pulang sekarang , lain waktu bisa kita sambung lagi. Ayah Arnold dan Bunda Naya pasti juga sudah sangat lelah," kata Juna.

Semua memandang Juna dan tertawa. Aku memelototinya , Juna tersenyum seakan paham ketidaksetujuan ku.

Bisa - bisanya dia memanggil Ayah dan Bunda pada orang tuaku. Itu hanya menandakan kalo dia setuju atas pertunangan ini. Tapi aku tau dia hanya bersikap begitu untuk menggodaku, membuat ku marah saja.

Setelah keluarga Juna pulang, aku mengintrogasi ayah dan bunda ku.

" Yah, Juna kan duda.. teganya Ayah dan Bunda menjodohkan ku dengan nya ? ", aku merengek

" Istrinya meninggal 3 bulan yang lalu ", Ayahku berkata santai.

" Iyaa sayang, sebenarnya kau dijodohkan dengan Kelvin , adik Juna, tapi Ia masih study di luar negeri . Dan ga bisa pulang jadi mau gak mau Juna lah yang dipaksa om Hendri bertunangan denganmu", Bundaku menimpali.

Aku lemas, aku menjerit dalam hati, kenapa dengan Ayah dan Bundaku, aku seperti tidak laku saja, hingga dilempar- lempar seperti ini.

" Sudahlah sayang , Juna lebih mapan, hampir semua lini bisnis keluarga Mulya dipegang Juna. Jadi kau pasti akan lebih bahagia hidup dengan Juna", Ayahku berkata lagi.

" Setidaknya beri tahu aku dulu, aku sangat malu tadi", kata ku.

" Jika disuruh memilih , Ayah memang lebih suka kau dengan Juna nak.Dia lebih matang , lebih sigap dan lebih berpengalaman dibanding Kelvin yang kekanak-kanakan ", ucap Ayah.

" Wajar.. sesuai umur", kataku.

Aku berpikir jika kami seumuran itu akan lebih mudah bagiku untuk menerima semua ini.

" Pokoknya , terima Juna. Dan kamu akan bahagia" , entah mengapa Ayah terlihat sangat ngotot tentang Arjuna.

Aku sudah tidak bisa berkata apa-apa. Aku bangkit dan berjalan lemah tanpa pamit pada Ayah dan Bunda untuk menuju kamar.

" Elena. sayang ", Bunda ku memanggil, tapi aku sudah tak peduli.

Samar-samar aku mendengar Ayah menyuruh Bunda ku membiarkanku. Aku masuk kamar.

Aku begitu kecewa tapi untuk menangis pun.. aku tak kuasa lagi..

Rasanya semua perjuangan ku dari kecil , usaha ku sia sia. Aku harus menjalani pernikahan di masa muda. Cita- citaku membangun bisnis sendiri akhirnya harus mencair, meleleh seperti salju terkena musim panas.

Aku meratapi nasib.

~

Arjuna Side...

' Menjadi pewaris tunggal keluarga Wijaya yang hidup seperti seorang putri raja, Elena memang ada benih keras kepala'

' Saat ia terkaget dan tak berdaya seperti ini, kenapa dia terlihat sangat manis dan imut'

' Tunggu,..dia memang masih sangat muda kan'

Aku terkekeh.

' Misi malam ini selesai, aku tinggal menunggu Elena bersedia bekerja sama denganku'

***

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Aq mampir Kak

2023-10-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!