ENAM.

" Lho.... Katanya mau jalan-jalan? Kok cepet banget sih nak?" , ucap bunda pada Arjuna.

Aku tak ingin memperdulikan mereka , lalu aku segera meninggalkan mereka dan berjalan cepat ke arah kamarku

" Maaf yaa bun, sepertinya Elena marah padaku, mungkin aku membuat Elena tidak nyaman , jadi dia marah", kata Juna.

" Maafkan Elena yaa nak, Maklum, dia anak tunggal di sini, egonya agak sedikit tinggi dan yaa seperti yang nak Juna lihat, Dia sangat manja", Bunda menimpali.

Aku masih bisa mendengar percakapan mereka, dan aku menjadi semakin sebal pada Juna. Dia sungguh sangat pick me.

Aku membanting pintu kamarku, menutup nya dengan kasar. Yaa, aku tak ingin mendengar apapun lagi yang dibicarakan oleh Juna dan bunda ku

Di kamar aku hanya mematung, merebahkan diri di sofa empuk tempatku biasa membaca buku. Aku kesal sekali hari ini, keluar dengan Juna hanya membuat aku marah. Aku sangat menyesal mengajaknya keluar.

Untuk waktu yang sangat lama, aku hanya berdiam diri, entah mengapa aku tak bisa berpikir apa -apa lagi.

Matahari mulai terbenam, semburat cahaya merah terlihat enggan pergi hari ini, ia juga terpaku di batas cakrawala. Aku melihat ke arah luar jendela. Ada bayangan Juna yang sangat tampan, tapi tiba-tiba ada siluet bayangan wanita tinggi semampai di samping Juna.

' Anna ' , aku berbisik dalam diam, meskipun tak pernah melihat wajah wanita itu. Sesaat bayangan imajinasi itupun pudar.

Aku meraih hp ku, membuka peramban dan mencari biodata dari seorang Arjuna Mulya. Ia orang terkenal, pasti ada jejak digital tentang pernikahannya dengan Anna. Tak lama aku menemukan berbagai artikel dan foto Arjuna. Meski sudah berumur kepala tiga, bagiku yang tergolong masih muda, tak bisa ku pungkiri memang ia sangat tampan, terlihat berwibawa dan punya kharisma sendiri yang tidak bisa aku jelaskan.

Foto pernikahan Juna tiba - tiba keluar , Aku melihat sosok Anna yang tadi dibicarakan oleh Arjuna, sangat cantik, tubuhnya ramping dengan tinggi semampai bak model. Pantas saja Arjuna tergila -gila dengan mendiang istrinya itu.

Jika dibandingkan denganku, tentu saja kami sama -sama cantik. Egoku sebagai seorang wanita , tak ingin kalah dengan yang lain. Tapi memang kami memiliki pesona yang berbeda, Anna cantik dengan kesan dewasa nya yang menonjol, sedangkan aku, cantik dengan image kalem dan lugu.

' Hhahhha ' , aku tertawa sendiri.

Sungguh aneh menyadari kalau aku juga narsis 😅

Ketika membaca artikel tentang kematian Anna , disana tertulis keterangan penyelidikan polisi bahwa kabel rem mobil yang Anna tumpangi sengaja dipotong, itulah penyebab utama kecelakaan yang menewaskannya. Sayang sekali tubuh Anna dan supir nya tidak dapat di kenai lagi, hanya kalung dan cincin pernikahan yang menempel di tubuhnya yang meyakinkan jika mayat itu adalah Anna, istri Juna.

Ada sesuatu yang aneh saat aku membaca artikel ini, Tapi aku tak ingin ikut campur lebih dalam, kubuang jauh- jauh rasa penasaran ku.

' Pantas saja Arjuna menyelidiki keganjilan ini ', aku menimbang - nimbang lagi.

Aku tak bisa menikahi dia.

Dia masih belum berakhir dengan masa lalunya. Menikahi nya hanya akan membuat hidupku menderita.

***

Malam pertemuan keluarga secara resmi tiba, malam yang tak ingin ku lewati.

Malam ini nasib perjodohan ku di tentukan. Kali ini bukan di rumahku, kami menyewa sebuah ruangan mewah di salah satu Restaurant terkenal. Seakan ingin mengatakan pada dunia jika kedua keluarga terpandang akan bersatu lalu membuat seisinya menjadi iri.

" Nak Elen, cantik sekali" , tante Sherly menyambut ku dan Bunda ku dengan senyuman tercantik yang pernah kulihat.

Aku bisa melihat jika tante Sherly malam ini tampil sangat elegant dan mewah. Entah mengapa jika aku melihat tante Sherly, aku merasa nyaman dan teduh. Tante Sherly memang mempunyai vibe yang sangat positif.

" Terimakasih tante... Tante juga sangat cantik, sampai aku malu", Aku pun berusaha memujinya.

" Benar, Kamu memang seakan tidak menua lho jeng", sahut Bundaku.

" Ahh, Jeng, jangan membuat aku malu", tante Sherly tertawa lagi.

Tante Sherly lalu tertawa bangga dan berakhir mengobrol dengan ibuku. Kulihat Hendri Mulya juga asyik mengobrol dengan Ayah.

" Maafkan keterlambatan Juna yaa, dia sangat sibuk meeting hari ini" , Hendri Mulya berkata.

" Ahh, Juna memang perkerja keras, sama seperti mu saat masih muda ", Ayah menimpali.

Aku meraih hp dari tas kecilku, sudah jam 19.45, Aku melihat pesan text terakhir kali dengan Juna , ia hanya tertawa saat itu. Aku mendengar Tante Sherly sedang membanggakan Arjuna, yang memiliki rumah sendiri jadi ketika kami menikah aku akan tinggal di rumah Arjuna.

" Juna itu, lebih sering menghabiskan waktunya di apartemen, Jadi meskipun kami orangtuanya , kami juga jarang bertemu dengannya", ucap tante Sherly.

Aku sedikit geli mendengarnya,

' Wajar dong, kalau Juna punya privasinya sendiri, dia sudah pernah menikah dan umurnya juga tak lagi muda', aku bicara dalam hati.

Aku tersenyum kecil.

Lalu aku tiba-tiba teringat kata kata Juna yang mengancam ku dengan konsekuensi jika mau menikahinya adalah harus segera melahirkan anak yang akan jadi penerus Dua keluarga besar ini bersatu.

' Dasar tua-tua keladi, genit dan mesum ' , umpat ku dalam hati.

Beberapa menit berlalu, dan Arjuna pun tiba.

Seperti biasa ia mengenakan jas kerja dan berdandan ala om om di mataku. Tapi aku tak bisa melepaskan fakta bahwa ia memang sangat tampan. Ia meminta maaf atas keterlambatannya, karena banyak yang harus diurus di kantor.

" Maaf kan aku, ternyata rapat kali ini sedikit tertunda, jadi aku telat ", ucap Arjuna. Lalu ia pun duduk tepat di hadapan ku.

" Nahh,, semuanya sudah berkumpul, kini aku ingin menyampaikan maksud keluarga Mulya untuk meminang Elena Wijaya sebagai istri dari Arjuna" , Om Hendry terlihat serius tapi tetap menunjukkan wajah wibawanya.

Aku melihat ke arah Arjuna ia masih memandang kosong dan berekspresi datar. Aku semakin yakin untuk melakukan hal ini, ini untuk kebaikan kami.

" Arjuna, kamu yakin nak, bisa membahagiakan Elena?", tanya Bunda ku.

Bunda meskipun terlihat biasa saja, tapi aku yakin, Ia paling ingin melihat aku bahagia.

" Tentu saja, Juna pasti membuat Elena bahagia, Iya kan Jun", Hendri Mulya menimpali.

Sedangkan Arjuna hanya tersenyum kosong lalu mengangguk.

Aku melihatnya sebagai orang yang pengecut. Lalu aku membuang muka dari nya.

" Syukurlah kalau begitu, meskipun ini adalah ide kami, perjodohan yang kami buat, tapi kebahagian anak- anak tetaplah yang nomor satu", ucap Ayahku.

" Nak Elen, menerima pinangan Arjuna bukan ?", Tante Sherly bicara ke arahku.

Aku sedikit tersentak kaget

Bunda dan Ayah tersenyum memandangku penuh harap, aku yakin mereka tidak akan suka mendengar jawaban ku setelah ini.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!