ENAMBELAS.

Aku bisa melihat dengan jelas wajah papa Hendri dan mama Sherly semakin menegang, mereka seakan tidak bisa berkata-kata lagi. Juna mengepalkan tangannya, aku yang dibelakangnya merasa ia sedang memendam kekesalan. Aku kembali melihat Kelvin, Ia masih diam seakan menunggu jawaban.

" Ada apa ini? Kenapa kalian hanya diam? ", tanya Kelvin.

" Bukannya kalian yang memintaku segera datang, aku datang tapi kalian kenapa memperlakukan aku seperti ini , Len.. ", sambung Kelvin dengan menatapku seakan juga meminta jawaban dariku, tapi aku pun hanya diam.

" Kelvin sayang, kamu pasti sudah mendengar kabar jika Elena dan Juna yang akan menikah bukan ? Kenapa harus melakukan hal seperti ini ?", Tante Sherly mendekati Kelvin dan memegang bahunya. Kelvin tak menggubris perkataan mamanya itu, ia kini hanya diam.

" Kami sudah mencoba menghubungi selama setahun terakhir bukan? Tapi kamu tak pernah ada kabar sedikitpun, apa yang sebenarnya kamu lakukan?" , Om Hendri menimpali.

" Kuliah lah, apa lagi ?", Kata Kelvin masih terlihat santai.

" Bohong kamu!! Kamu pikir aku tidak tahu, selama ini Kamu sama sekali tidak pernah berada di kampus, tidak pernah kuliah", kata Juna.

Tante Sherly dan Om Hendri tampak kaget, Kelvin tersenyum sinis.

" Sejak kapan kamu tahu?", tanya Kelvin pada Juna.

" Sejak kamu ga bisa dihubungi , aku suruh orang cari kamu, tapi tak pernah berhasil menemukan mu", kata Juna.

" Benar - benar Arjuna Mulya memang hebat, untung aku bisa bersembunyi dengan baik ", kali ini Kelvin tersenyum menang.

" Jadi apa yang selama ini kamu lakukan? Kenapa harus memblok semua akses dan tak pernah bisa dihubungi ? ", tanya Juna.

" Itu tak bisa aku jelaskan sekarang, Tapi yang terpenting gimana tentang pernikahan ku ?" , tanya Kelvin.

" Kamu belum akan menikah" , kata Juna mantap, lalu memalingkan muka dari adiknya itu.

Bel berbunyi, segera Tante Sherly membukakan pintu seakan dari tadi memang sudah menunggu tamu datang.

Bunda dan Ayah melangkah masuk , ada raut kekhawatiran di wajah mereka. Aku tak kuasa memandangnya, hatiku amat perih. Entah kenapa aku harus mengalami kejadian naas seperti ini.

" Mari kita bicarakan ini dengan kepala dingin", akhirnya Om Hendri mengajak kami semua duduk di ruang makan keluarga Mulya.

Kami duduk melingkar mengikuti bentuk meja makan yang cukup besar ini.

" Sebenarnya kami tak ingin kejadian ini terjadi, tapi karena akhirnya jadi begini, kita harus mencari jalan keluarnya", kata Ayah membuka pembicaraan.

" Maaf om, selama ini aku mengerjakan proyek penting, aku harus membatasi akses hubungan ku dengan keluarga atau orang luar. Aku tau apa yang ku lakukan mungkin sangat tidak baik, tapi ini untukku merupakan tugas besar yang harus kulakukan" , kata Kelvin.

" Vin, tolong jujur sama Mama nak? Kamu melakukan apa hingga harus memutuskan hubungan dengan kami?", Mama Sherly agak khawatir.

" Ma, tolong jangan bahas ini sekarang. Saat ini yang terpenting adalah pernikahan ku dan Elena ", kata Kelvin.

" Kamu tidak akan menikahi Elena, Aku calon suami Elena", kata Juna.

Aku memandang Juna yang masih nampak kesal pada adiknya itu.

" Kak, kamu sadar dong, Elena jodohku, untuk apa merebutnya ? Kamu juga selama ini berusaha menghubungi ku agar aku bisa kembali dan menikahi Elena kan? Agar kamu bisa lepas dari tanggung jawab ini. Sekarang apa lagi yang harus dipikirkan ? Sku sudah datang " , kata Kelvin.

" Vin.. kamu harus tau, media dan semua undangan sudah tercetak, sudah tersebar, Juna dan Elena yang akan menikah", Om Hendri menimpali.

" Jangan pikir aku bodoh Pa, semua media ada dibawah kendali Mulya Group, semua bisa diatasi, tinggal bilang Juna hanya mewakili aku yang sedang tidak disini, maka semuanya akan beres" , Kelvin tetap pada keinginan nya.

" Undangan sudah tersebar Vin", Juna kembali terlihat kesal.

" Semua yang kalian undang itu masih bisa ditarik kan ? Bilang saja salah cetak apa susahnya ? " ,kata Kelvin lagi.

Aku seperti mendengar seorang anak kecil yang sedang tantrum , mengesalkan sekali.

" Kalau menurut mu gimana Len?", akhirnya Bunda ku yang sedari tadi diam ikut bersuara meminta pendapat ku .

" Sedari tadi aku diam mendengarkan kalian berpendapat, Sekarang aku hanya ingin tanya, kenapa Kalian berdua sangat berambisi untuk menikahi ku? ", tanyaku.

Perkataan ku membuat semua orang yang ada di meja ini seakan tersentak.

" Aku?? yaa.. Karena ini janji dari orang tuaku dan kakakku sendiri yang memintaku. Dan aku heran kenapa tiba tiba mempelai prianya bisa berubah", kata Kelvin.

" Kamu dengan sadar tau alasannya bukan ? Itu karena kamu yang tidak bisa dihubungi, sedang mereka ingin menyegerakan pernikahan ini", kataku lagi.

Semua orang masih terdiam.

" Kamu tau, Dua bulan lalu juga aku mendapat kabar serupa, bedanya aku langsung datang dan kamu?? Jika saja kamu bisa langsung datang, Arjuna ga akan menggantikan posisi mu", aku kembali bicara.

Kini entah mengapa aku hanya ingin marah. Darahku mendidih, aku merasa kesal karena mereka semua.

Aku merasa malu karena diperlakukan seperti ini, seakan aku barang lelangan yang sedang promo siapa cepat dia dapat.

" Itu karena urusan pribadi, aku gak harus membuka masalah ku disini", Kelvin kembali membela diri.

" Kakakmu , Arjuna yang terhormat itu mengatakan jika kamu gak mungkin kembali , kamu memblokir segala akses untuk menghubungimu bukan? Lalu kenapa sekarang kembali ?", tanyaku lagi.

" Sekarang aku jadi sangat penasaran. Ini seperti drama, Adik yang meninggalkan perjodohan lalu Sang kakak yang dengan sukarela menggantikan adiknya menjadi mempelai pria , dan sang adik yang tiba -tiba datang ingin statusnya kembali. Apa aku punya hak untuk menanyakan kenapa? Sebenarnya apa yang telah direncanakan keluarga kalian terhadapku? " , semua orang memandang ku dengan tatapan lebih kaget.

Mereka kaget bagaimana mungkin aku bisa punya pikiran seperti ini.

" Tuan Juna? Bagaimana? Apa yang Mulya ingin lakukan pada Wijaya? Sabotase? " , kata ku marah.

Semua orang nampak masih terdiam.

" Emm, Atau apa Kalian berdua menikah saja denganku, Bagaimana? Hahahha?" , aku tertawa parau.

" Leennnn" , Juna berteriak keras seakan ingin menggebrak meja.

" Kenapa ? Kalian , sama-sama ingin menikahi ku bukan ? Atau Keluarga Mulya benar sudah mempermainkan aku!!!" , aku sama marahnya dengan juga , Lalu tanpa sengaja meninggikan suaraku.

" Kalian pikir aku tidak bisa membatalkan perjodohan ini? Membatalkan pernikahan ini sama mudahnya saat aku menerima nya juga ", ucapku

" Nak Elen, ini bukan seperti yang kamu pikirkan, kamii... " , Mama Sherly tak bisa melanjutkan kata katanya seakan dirinya ingin menangis.

" Tuan Juna , kalau tahu begini seharusnya kita tetap pada rencana awal saja bukan ? menunggu Kelvin. Tapi karena mempercayai orang seperti mu aku jadi seperti orang naas yang bodoh " , kataku seraya memandang Arjuna yang terlihat termenung.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!