TUJUBELAS.

Suasana hening sejenak, aku tak berani menatap wajah kedua orang tuaku. Aku takut mereka akan kecewa padaku. Terlebih menatap Juna yang hanya tertunduk lesu membuat ku semakin ingin marah saja. Ia yang selama ini terlihat cukup percaya diri hanya bisa diam membisu seperti ini.

" Jadi kamu bersedia menungguku Len ? " , tanya Kelvin.

Ia berbahagia, seakan aku benar-benar ingin menunggu nya, padahal ini semua adalah rencanaku dan Juna untuk menggagalkan pertunangan ini dulunya.

Aku masih diam dan berusaha mencari -cari mata Juna. Juna masih saja enggan berpaling, ia seakan sibuk mencari solusi untuk masalah ini. Tapi aku tak tahu, apa dia akan punya solusi untuk maslah ini

" Kalau memang begitu , gimana kalau Papa mengklarifikasi media jika memang aku calon suami Elena. Yang akan menikah adalah aku, Juna hanya wakil ku. Mewakili aku karena belum bisa datang kemaren" , sambung Kelvin dengan antusias

" Nak Kelvin, undangan sudah tersebar, tidak mungkin membatalkan begitu saja", Ayahku menimpali dengan berat usul Kelvin.

Aku tahu ayah lebih memilih sosok Juna yang dewasa dan mapan. Apalagi Juna sangat ahli mengurus segala urusan bisnis. Ayah akan sangat diuntungkan jika memiliki menantu seperti Juna.

" Gapapa om, kita bisa mengkonfirmasi jika terjadi kesalahan cetak", semua masih hening tak ada yang menggubris perkataan Kelvin.

" Kau pikir hanya dengan alasan salah cetak semua bisa teratasi? Kelvin.... Tolong dewasalah ", ucap papa Hendri.

" Aku minta maaf jika membuat situasi ini sulit, Aku tau aku salah dengan tidak memberi kabar, tapi aku yakin untuk menikahi Elena adalah hal yang benar yang memang sudah ditakdirkan untuk kami sejak awal" , sambung Kelvin.

" Cukup!!" , Kataku seraya berdiri, semua orang memandang ku.

Kini aku melihat wajah Juna dalam dalam.

Wajah tampannya dibalut dengan kekhawatiran dan ketidak berdaya an. Aku paham ini sulit juga untuknya, Kelvin adalah adiknya. Dan aku, hanya sosok luar yang baru datang ke kehidupannya.

" Tuan Juna, tidak ada yang ingin kamu katakan? ", tanyaku.

Aku masih ingin Juna mempertahankan aku, memukul adiknya yang bodoh itu, atau apa saja, semua tindakannya akan aku dukung. Asal dia mempertahankan ku

Tapi tidak, Juna tidak bergeming. Dia hanya diam saja seperti orang bodoh. Benar saja , apa yang aku harapkan darinya. Dia tidak menyukai ku. Dari awal dia hanya seorang duda yang masih mencintai istrinya... Dan aku?

Apalah aku, mungkin hanya sekedar mainan saat dia bosan atau sedang merindukan istrinya itu

Malangnya aku...Aku meratapi nasib ku yang sial ini.

" Cukup semuanya. Tidak perlu ada lagi perdebatan. Maaf aku ingin membatalkan perjodohan ini, antara Juna atau Kelvin tidak ada yang bisa sepadan dengan Elena Wijaya. Memang harusnya kutolak saja ide gila ini dari awal ", aku membungkuk , berusaha memberikan permintaan maaf yang layak untuk kedua keluarga.

Dari jauh kulihat sudut bibir Juna akhirnya terangkat menunjukkan senyum simpulnya.

' sial...kenapa dia malah tersenyum!!!' pekikku dalam hati.

Memang ada perasaan aneh di hati ku, harusnya aku senang jika harus menikahi Kelvin, setidaknya dia seumuran denganku dan mengerti situasi ini. Daripada harus menikah dengan duda yang masih saja teringat mendiang istrinya. Duda yang menikahi ku hanya untuk mempertahankan status dan kedudukan bahkan uang untuk mencari tahu sebab dibalik kematian istrinya.

Tapi, jika tidak menikahi Juna kenapa hatiku seakan sakit dan aku tak rela. Aku serasa hanya ingin menikahi Juna bukan yang lain.

Tapi Kelvin juga tidak salah, ia hanya menginginkan janji dari orangtuanya dan orangtuaku. Jika akhirnya jadi begini , memang takdir tidak berpihak pada kami.

Aku akhirnya melangkahkan kaki keluar dari rumah keluarga Mulya. Tanpa berpamitan lagi , aku melangkah keluar dengan sedikit terburu-buru. Di depan pintu luar ada suara yang memanggil ku dari dalam.

" Lenn... Tunggu dulu" , Aku menoleh, Kelvin berdiri disana.

" Kenapa kamu melakukan ini, kenapa tidak mau menikah denganku ? ", tanya Kelvin lagi.

" Maaf " , kataku pelan.

Tidak ada alasan kenapa aku harus menjelaskan semuanya pada Kelvin.

" Apa kamu sudah mencintai Kak Juna ?", pertanyaan Kevin membuatku terkejut.

Apa ini jawaban dari kegelisahan hatiku kini. Apa aku mulai mencintai Juna ?

Aku tak menggubris pertanyaan Kelvin.

" Kalau iya... Kamu akan sangat menyesal Len..." , ucap Kelvin.

Aku hanya memandang nya tanpa berkata apa-apa.

" Kakak ku itu, masih sangat mencintai Anna, mendiang istrinya, kau tahu soal Anna?", tanya Kelvin.

" Aku tahu tentang itu", jawab ku.

" Kau tahu dan kau masih mau menikahinya? Sepertinya kau memang sudah gila yaa", kata Kelvin.

" Apa yang ingin sebenarnya kamu katakan?", tanyaku.

" Kalau kau masih ingin menikahi Juna, ku pastikan kau pasti akan sangat menyesal Elena Wijaya", ucap Kelvin.

Ada nada mengancam disana.

" Terima kasih", ucapku.

Aku langsung berlari menuju jalan raya, mencari sesuatu yang bisa ku naik ki. Menghindari tatapan Kelvin yang masih saja mengawasi ku dari kejauhan.

***

~Juna~

Kelvin kembali masuk ke dalam ruang makan dengan tatapan sedih, seperti nya ia gagal meyakinkan Elena.

" Elena ?" , tanya Mama Sherly.

" Sudah pergi!!" , Jawab Kelvin.

Aku tersenyum bahagia, secercah harapan jika Elen benar benar mulai mencintaiku akhirnya membuatku besar kepala.

" Vin, tolong sudahi saja dan relakan Elena. Ayah , Bunda aku pastikan Elena tetap akan menikah denganku", kataku mantap menatap wajah Bunda dan Ayah Elena di depanku.

Ayah dan Bunda nampaknya cukup tenang.

" Tapi Elena.... " , mama Sherly berkata dengan khawatir.

" Aku akan mencari dan menyakinkan Elen... Aku janji. Tolong percaya saja padaku" , kataku.

" Om.Tante . Ma.. Pa.. maaf aku sudah membuat keributan. Aku tidak akan memaksa Elena lagi. Juna sepertinya memang sudah merebut hati Elena" , Kata Kelvin yang disambut pelukan dari mama Sherly

Kini Bunda dan ayah Elena sudah bisa tersenyum lagi.

Kini tugasku hanya mencari Elena , meyakinkannya sekali lagi.

Aku yang tadi hanya diam sebenarnya hanya ingin menguji Elena, akankah dia menerima Kelvin atau tetap ingin bersama denganku. Dan yaa... Aku mendapatkan jawaban yang aku mau... Elena mungkinkah dia juga mulai mencintaiku?

Aku tahu ini adalah hal yang gila ... mendapatkan hati gadis itu membuatku melayang , aku merasa sangat bahagia. Aku merasa dia adalah cinta sejati ku. Meskipun aku pernah jatuh cinta sebelum nya, tapi kali ini sangat berbeda rasanya.

Dulu... Anna lah yang memperjuangkan aku, yaa.. sekarang aku yang memperjuangkan Elena. Jika dulu aku mencintai Anna karena terbiasa dicintai. Kini aku yang akan membuat Elena jatuh cinta padaku karena kucintai.

Aku harus segera mencari Elena dan meyakinkan dirinya, kalau aku jatuh cinta padanya. Aku mencintai dirinya.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!