SEMBILANBELAS.

##

Lima hari telah berlalu sejak kejadian perginya Elena, tapi aku masih belum menemukan nya.

" Ahhh.. brenggsek. Kemana sih kamu Len... " , aku berteriak sendiri di kamar karena frustasi.

Sony mengabarkan jika dia dan anak buahnya juga belum mendapatkan hasil yang berarti. Aku semakin menggila.

" Jun... Arnold sudah hubungin kamu lagi ? Gimana Elen sudah pulang?" , tanya Papa yang tiba - tiba masuk ke kamarku.

" Belum Pa, Ayah juga sama Pa .. belum ada kemajuan. Anak buah mereka juga udah nyari tapi belum ada hasil", kata ku.

" Jun.. Jun.. " , Mama berlari menuju kamarku juga,

" Ada apa Ma ? Jangan lari lari ", kata papa menegur mama.

Mama memang bermasalah sedikit dengan keseimbangan nya, ia mudah sekali jatuh . Dan papa tentu saja selalu memarahi mama seperti itu.

" Jeng Naya barusan telpon mama, katanya ada titik terang soal Elen", kata mama.

" Apa ma ? ", Aku segera berdiri menghampiri mamaku.

" Itu, jeng Naya bilang,. Mungkin saja Elena itu ke hotel yang gak terkenal, dan dengan pemikiran Elena gak mungkin dia pergi jauh deh" , kata mama.

" Maksudnya gimana nih?", tanya papa Hendri

" Maksud mama....." , Aku langsung mengingat-ingat sesuatu.

" Ma... Pa... Juna pergi dulu", Aku langsung berlari mengambil kunci mobil dan pergi ke kantor.

Tut... Tut... Tut...

" Hallo Jun.. kenapa?" , Suara Sony di seberang.

" Son... Hentikan pencarian di hotel di luar pusat kota, segera cari ke hotel dalam kota saja. Persempit pencarian ke hotel yang tidak ada ikatan bisnis dengan Wijaya dan Mulya. Segera!!!", kataku.

" Oke Siap bos, segera aku list dan kirim orang ke semua hotel itu", suara Sonny di seberang

" Ingat.. semua hotel tak terkecuali" , teriakku.

" Iyaa Jun.. aku mengerti, losmen dan hotel melati juga kan!! ", Sony bertanya

" Semuanya Son" , aku menutup teleponnya.

Ahh sial , ternyata kamu mainnya sangat rapi yaa sayang, kenapa aku tak terpikirkan yaa... Mungkin saja kamu sangat dekat dengan ku, Ahh, kamu memang berbeda dengan orang kebanyakan.

Sebentar, Sebentar lagi, aku akan menemukan mu, tunggu saja hingga malam ini, Kau akan segera ku temukan. Dan aku akan memberikan pelajaran padamu karena telah berani menghilang dariku.

Tunggu saja Elena...

***

~Elena~

Pagi ini aku melihat acara gossip di Televisi dan sebagian besar beritanya masih seputar pernikahan keluarga Wijaya dan Mulya, yang memang akan berlangsung 3 hari lagi.

" Hahaha... Pernikahan itu ga bakal terjadi", kataku sambil tertawa .

Tapi yang aku rasakan di dalam hatiku adalah sedikit kekecewaan.

Yaaa.. Ku akui aku kecewa karena gagal menikah dengan Juna.

Aduhh.. Aku lapar sekali. Cacing- cacing di perutku rasanya meronta-ronta ingin segera diberikan makanan. Mana Stok makanan ku juga sudah habis, yang ada tinggal air mineral setengah botol.

" Ahh... Aku harus keluar cari persediaan lagi" ,

Sudah Empat hari memang, wajar jika semua stok makanan ku sudah habis. Dan sayangnya di hotel kecil ini tidak ada minimarket , atau warung , aku harus keluar ke jalan raya untuk membeli makanan.

Aku mengganti baju memakai topi dan masker wajah lalu segera pergi ke toko swalayan di dekat hotel ini. Suasana Hotel masih sepi dan hanya beberapa mobil customer yang terparkir. Hotel dengan bangunan kuno ini benar benar menyamarkan diri, mirip seperti museum daripada sebuah hotel. Apalagi papan nama nya sudah banyak mengelupas dan tidak jelas.

" Benar benar tempat persembunyian yang bagus",

Aku berjalan ke arah jalan raya memasuki toko swalayan dan mengambil banyak makanan dan minuman.

" Wahh... Neng ngeborong jajan yaa? Mau piknik neng? " , kata nenek penjaga toko ini kelihatannya ingin mengakrabkan diri dengan pelanggan nya.

Empat hari yang lalu aku juga kesini , tapi bukan nenek ini yang jaga melainkan wanita muda , mungkin cucu nenek ini.

" Ehh.. bukan nek, buat persediaan saja kok. Saya memang suka ngemil" , kataku asal menjawab.

" Ahh.. begitu yaa", nenek ini tersenyum lalu menghitung dan memasukannya belanjaan ku ke kantong plastik.

" Kamu tinggal di daerah mana? Belum pernah liat eneng cantik begini yang tinggal daerah sini", tanya nenek itu .

" Saya memang bukan orang sini nek, sedang menginap di hotel sebelah sana", ucap ku.

" Heleuh...Heleuh ... Neng cantik tapi mainnya ke hotel melati", sahut wanita muda yang melayani ku kemaren.

" Atuh jangan ngomong yang aneh-aneh, maafin anak nini yaa neng", ucap nenek itu.

" Gapapa nek, yang penting saya tidak seperti yang dipikirkannya ", ucapku

Setelah melakukan pembayaran aku pamit pada nenek itu dan pergi berjalan kaki.

Ternyata wanita muda itu membenciku, mungkin mengira aku ini simpanan om om yang dibawa ke hotel melati.

"Hahahhaha",

Rasanya aku ingin menertawakan diriku sendiri.

Karena kali ini belanjaan ku cukup banyak aku sedikit terbebani.

" Ahh.. berat juga sih" ,

Aku melangkah pelan, tapi entah mengapa dari jauh terlihat seperti ada seseorang yang sedang mengawasi ku. Aku menatap sekeliling , dan jalanan cukup ramai jadi aku merasa lebih aman jika sewaktu-waktu ada orang jahat aku akan berteriak. Pikirku.

Tapi mungkin memang cuma perasaan ku saja, tidak ada orang yang mengikuti ku.

Aku hanya melihat sebuah mobil yang cukup mencurigakan , beberapa kali aku melihat si sopir menengok keluar dan mengeluarkan hp nya, seakan memotret ku. Tapi aku tak begitu yakin, jadi aku mempercepat langkahku untuk segera memasuki hotel.

" Ahh akhirnya sampai"

Aku menyalakan Televisi lagi, untuk mengusir keheningan di dalam kamar ini. Setelah selesai makan roti yang baru saja ku beli tiba-tiba rasa kantuk menyerang ku, Entah berapa lama aku tertidur.

Aku bangun di malam hari, yaa, sudah sekitar jam 8 malam, aku memutuskan untuk mandi. Baru selesai keluar dari kamar mandi ada suara pintu di ketuk.

" Siapa ya ? Apa petugas hotel ya? Tapi ngapain kesini? Aku kan gak minta servis khusus " ,

Aku segera merapikan rambut dan mengambil masker wajahku. Pintu masih saja diketuk dengan tidak sabar, anehnya orang itu juga tidak mengatakan apapun. Aku segera melangkah mendekati pintu, tak lupa masker wajah juga kupakai. Saat kubuka pintu aku melihat sosok lelaki yang ku kenal, 'Juna'.

" Len", katanya menyapaku dengan tersenyum puas.

Aku mematung di ambang pintu. Aku sama sekali tidak bisa memikirkan apapun, kenapa tiba-tiba ada dia disini.

" Oke baiklah... Kalian semua sudah bisa beristirahat, kembalilah... Kalian dan terima kasih", kata Juna, ternyata ia sedang menelpon seseorang di seberang sana.

Ahh sial, aku jadi teringat sore tadi aku merasakan ada yang aneh saat aku membeli makanan, dan ternyata benar, mungkin saja itu adalah orang suruhan Juna.

Ternyata aku hanya bisa bersembunyi darinya selama empat hari saja

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!