NovelToon NovelToon

ELENA..ISTRI MUDA, TUAN JUNA

SATU.

Di ruang makan rumah keluarga ku...

" Hahaha... aku senang sekali akhirnya kita bisa menjadi besan ", kata om Hendri.

" Bukankah kita sudah lama merencanakan ini , akhirnya impian kita tercapai , siapa yang tak bahagia ", balas ayahku.

" Tuan Arnold , kita tinggal mencari tanggal yang pas untuk pernikahan anak-anak kita " , Tante Sherly tersenyum manis sambil memandang ke arahku. Mau tak mau aku pun membalas senyumannya.

" Tentu- tentu saja, sesuai kesepakatan, aku akan menentukan tanggal pernikahan anak ku dengan nak Juna kalau mereka sudah siap menikah ", Ayahku tertawa.

" Semakin cepat , tentu saja semakin bagus, nak Elena bagaimana siap menjadi istri Juna kan ?" , om Hendri memandangku, seakan yakin aku akan menerima putranya yang kelihatan lebih cocok menjadi om ku ini.

Aku hanya tersenyum, pura -pura tersipu malu, lalu ayah dan Om Hendri mengobrol lagi, melupakan aku yang tidak bisa menolak ide gila mereka ini karena janji pada ayahku yang harus ku tepati.

Dan mungkin yaa Pura- pura bahagia.Aku harus berpura-pura bahagia di tengah dua keluarga besar ini. Arjuna , dia orang yang akan dinikahkan denganku kini sedang memandang ke arahku, tatapannya dingin seakan tak menyukaiku.

' Giila,. lelaki tua ini sombong sekali, bahkan sinis ke aku. Tatapannya seakan marah ke arah ku, harusnya aku kan yang marah, ' batinku.

Aku rasanya ingin berteriak memaki lelaki yang namanya Arjuna itu, lelaki sombong yang tak tahu malu, mau- maunya dia menerima perjodohan gila ini. Dia memang lebih pantas jadi om ku.

Aku membuang muka , tapi masih bisa kulihat Juna akhirnya tersenyum kecut setelah melihatku dari ujung kaki hingga ujung kepala.

' Memangnya dia boleh memandangku seperti itu, pasti type nya wanita yang sexy, dasar om.om genit' , batinku.

Rasanya aku hampir giila, aku masih muda, banyak hal yang masih ingin ku capai. Tapi ayahku memaksaku menyetujui perjodohan ini. Terlalu gila memang, di zaman modern seperti ini aku harus hidup dalam kungkungan perjanjian konyol orang tua ku.

" Ayah, Bunda dan Om, Tante, Elen izin ke belakang sebentar yaa, aku harus menelpon, kalian mengobrol lah dengan santai ", Bunda dan lainnya tersenyum mengangguk tanda setuju.

" Silahkan nak Elen, apa perlu Juna temani ? " Tante Sherly bertanya padaku dengan suara amat lembut.

Saat melihat tante Sherly, aku membayangkan betapa cantiknya masa mudanya dahulu, dan menerka-nerka sejak umur berapa beliau ini menikah, karena tante Sherly saat ini masih kelihatan sangat muda dan cantik tapi sudah punya anak Arjuna yang sudah berumur sekitar 30 tahun.

" Ahh tidak Tante, biarlah Tuan Juna disini mengobrol dengan kalian , aku ada janji telpon penting yang tak bisa ditinggalkan", jawabku sambil tersenyum.

" Lohh, kok tuan siih , panggil kakak atau mas dong harusnya Len, kalau panggil Nak Juna , " Bunda berkata seakan ingin menggoda ku, aku memelototi Bunda ku dan dirinya hanya tersenyum lebar.

Bunda ku memang seperti itu, suka sekali menjahili aku , katanya ekspresi ku saat marah atau sebal sangat menggemaskan dan tak pernah berubah sejak aku kecil.

" Gapapa loh Tante,gak masalah mau dipanggil tuan, walau memang, kakak, abang, mas,lebih bagus, ahh tapi seharusnya kami menang harus mengakrabkan diri dulu ," Juna akhirnya berkata setelah sekian lama di sana dalam dingin dan diam nya .

Ayah dan Om Hendri tertawa , sedang tante Sherly seakan memperingatkan Juna agar bersikap sopan padaku.

Aku sama sekali tak peduli dengan celotehan nya, aku membungkuk dan berjalan ke arah dapur, aku mengambil kaleng soda dari kulkas dan membawanya gontai ke teras belakang . Samar - samar aku masih bisa mendengar sendau gurau mereka. Jarak ruang makan dan teras belakang ini memang tidak terlalu jauh.

Tiba-tiba aku mendengar Juna yang minta izin Bunda ku untuk menyusul ku.

'ahh sial' , pekikku dalam hati.

Aku duduk di bangku kecil dan memandang langit malam ini, sungguh indah bertabur banyak bintang yang bersinar terang...Tapi malam ini adalah malam yang kelam untuk ku.

Ssstsstd.. suara kaleng soda saat kubuka.

Ku Minum sedikit, rasa getir soda menghantam tenggorokan ku dan kurasakan ada sensasi bergetar di sana, berharap akan menenangkan diri dan batinku yang tengah bergejolak ini.

Lalu terdengar suara Arjuna dari belakang, kini ia menyapaku.

" Kalau kau memanggilku tuan haruskah aku memanggilmu Nona ? ", tanya Arjuna yang langsung duduk di samping ku tanpa meminta izin dariku terlebih dahulu.

Aku memandang nya dengan sebal.

" Terserah " , jawabku singkat. Aku tak ingin berlama - lama bicara padanya.

Dia tersenyum , melihatnya tersenyum sungguh membuatku semakin sebal.

" Kau di dalam tadi sungguh santun nona, tapi disini kau sungguh berbeda, dingin sekali.. ", kata nya sambil memandang ku dan dia juga masih tersenyum.

" Berhenti menggangguku tuan Arjuna yang terhormat , duduk saja dan jangan banyak bertanya, atau kau bisa kembali ke dalam sana ", kataku agak sinis.

" Kenapa nona Elena sepertinya membenciku ? ", tanya Arjuna.

" Haruskah ku jawab ? ", aku memandangnya,

" Kau pasti sudah sangat tau , alasannya bukan? ", jawab ku ketus.

" Kau kenapa mau menerima perjodohan ini? ", Tanya Arjuna lagi.

" Kau tahu? Pertanyaan itu cocok untukmu Tuan, kenapa mau menikah dengan ku, disaat kamu saja tidak cukup baik dalam mengenalku ?" , kataku lagi , masih tanpa memandangnya.

Arjuna, dia hanya tersenyum. Aku minum soda ku lagi. Aku masih tak perduli dengan sosok mematung Arjuna di sampingku.

" Nona Elena , sepertinya kita harus menjernihkan sesuatu diantara kita bukan ? ", kata Arjuna .

" Apa maksudmu ? ", kataku saat ini sambil memandangnya.

" Aku tau kau tidak menyukaiku, begitupun sebaliknya, Ahh maksud ku tidak suka dalam artian cinta untuk menjadi sepasang suami istri. Kalau hanya rekan teman aku merasa kita tidak ada masalah. Aku bahkan baru saja kehilangan istriku. Kau tau tentang istriku bukan ? " , Kata Arjuna mengagetkan ku.

Aku kaget setengah maati, ternyata dia pernah menikah.

'ohh tidak, dia duda ? Ayah dan Bunda kenapa tidak kasih tau aku ?' tanyaku dalam hati.

" Dari ekspresimu kau sepertinya baru tau? ", Arjuna terkekeh menertawakan ku.

" Benar. Ku pikir kau hanya lelaki tua yang belum laku, makanya ayahmu cari ayahku utk menjodohkan mu " , Aku berusaha menyembunyikan kekagetan ku dengan mengatur nada bicaraku agar tetap datar.

" Hhhahahaha" , dia tertawa cukup puas. Entahlah, sepertinya dia sedang menertawakan aku.

" Nona , apa yang sedang kau pikirkan, lelaki tampan dan mapan sepertiku sampai tak laku ? Apa kau sedang bercanda? " , Juna menatap ku .

" Mungkin hanya ibu mu yang menyebutmu tampan " , jawabku ketus karena menolak jujur dengan keadaan.

Tapi, Arjuna memang sosok yang menawan, dia tampan, tinggi, kekar dan proporsional dan sangat sukses. Gak mungkin memang kalau dia sampai tak laku.Setiap wanita yang melihatnya sepertinya akan langsung menyukainya. Apalagi dia sangat tajir melintir. Andai saja aku tidak membencinya karena perjodohan ini, mungkin aku akan sangat mengaguminya juga.

" Bagaimana nona Elena, kita buat perjanjian?", Tanya Juna padaku.

' Perjanjian terus menerus, membuatku gila' , aku membatin.

Ada sudah ada perjanjian dengan Ayahku dan itu pun tentang dia, dan kini dia mau ajukan perjanjian lagi dengan ku. Tidak.. aku tidak akan terjebak apapun lagi.

" Maukah bekerja sama denganku , kita pura-pura menerima perjodohan ini?Ahh, untuk lebih jelasnya Aku ingin bicara empat mata. Bagaimana dengan mengundangmu makan siang besok ," Kini Arjuna terlihat serius.

" Maaf tuan Juna , aku sibuk, dan aku gak peduli dengan apa yang mau kau tawarkan dalam kerjasama ini " , kataku dengan Acuh tak acuh.

" Nona Elena , aku akan memberimu waktu untuk berpikir dulu , aku yakin apa yang aku tawarkan juga akan menguntungkan mu" , kata Juna ingin meyakinkan ku.

Tapi entah mengapa aku malah semakin muak, seakan aku tak mau lagi mendengar kata katanya. Pandangan pertama ku tentang sosok Arjuna ini kacau sekali, rasanya untuk saat ini aku tidak bisa berpikir logis.

~

Arjuna Side

Berada di ruangan ini bersama keluarga calon istri ku? Hahaha, Aku sangat ingin tertawa.

' Bagaimana bisa aku menikah dengan gadis kecil ini , dia seperti keponakan bagiku, usianya masih sangat muda.

Aku tak henti-henti nya berpikir , orang tua kami sangat ambisius ternyata.

' Tapi melihat caranya memandangku, aku yakin dia juga membenciku. Entah mengapa aku malah ingin menggodanya '

' Gadis kecil yang cantik '

' Aku harus membuat nya mengerti, perjodohan ini bukan keinginan ku. Dan kami harus kerja sama untuk membatalkannya.'

---

DUA.

Aku, Elena Wijaya. Aku baru berumur 20 tahun. Itu saja masih harus menunggu November, akhir tahun ini.

Selama ini Aku tinggal di Luar negeri , setelah menyelesaikan kuliah aku bekerja sebagai konsultan bisnis. Yaa, aku ikut percepatan saat sekolah dan kuliah jadi di umur yang masih awal 20 tahun ini aku sudah mengakhiri seluruh study ku dan bisa bekerja. Hebat? Yaa, aku belajar bekerja sangat keras untuk mencapai semua ini, karena aku seorang Wijaya.

Aku anak tunggal dari keluarga Wijaya, ayahku Arnold Wijaya dan Ibuku Naya Wijaya. Keluarga Wijaya cukup terpandang karena kami merupakan salah satu dari pemegang kekuatan bisnis terbesar di kota ini. Tentu saja menjadi orang kaya merupakan point plus untukku , banyak orang baik padaku dan mengagung-agungkan aku hanya karna aku seorang Wijaya. Karena itu lah aku lebih suka hidup diluar negeri, di atas kakiku sendiri, dimana hanya sedikit orang yang tau pengaruh Wijaya. Aku bisa bekerja bebas dan aku diakui atas kerja kerasku dan usahaku sendiri. Itulah alasanku sedari dulu lebih menyukai hidup mandiri di luar negeri.

Tapi, kedamaian dan ketenangan itu terusik sampai suatu ketika ayahku menelpon agar aku segera kembali karna aku akan dijodohkan dengan keluarga Mulya.

Keluarga Mulya,juga merupakan keluarga terkaya di kota ini. Hendri Mulya adalah teman lama Ayah ku, mereka bermimpi utk menyatukan Mulya dan Wijaya agar bisa menguasai seluruh perekonomian. Sebenarnya pernikahan bisnis seperti ini sudah wajar dan sering terjadi, hanya saja harus mengalaminya adalah hal yang ternyata sulit sekali untuk ku maklumi.

" Elen sayang. mengertilah, ayah sudah punya hutang janji pada Hendri Mulya, anak nya pun sangat baik dan tampan, aku yakin kau pasti suka " , kata Ayah merayu ku.

" Ayah.. aku terlalu muda untuk menikah, aku gak ingin menikah dalam waktu dekat", Ucap ku tegas.

" Ayah janji, ini hanya pertunangan, kau bisa menikah kapan pun saat kau siap, Bagaimana? Kau tak ingin melihat ayahmu ini melanggar janjinya bukan ? ", Ayahku sedikit menggoyahkan keyakinan ku.

Ayah tahu aku type orang yang berharga diri tinggi dan menjunjung harkat dan martabat keluarga, jika harga diri keluarga ku tercoreng sedikit saja, aku rasanya bisa lebih gila dari ini mungkin. Apalagi harga diri Ayah dan Bundaku sendiri, akan mati -matian aku jaga.

Apalagi Ayahku terkenal sebagai orang yang selalu menepati Janjinya, ga mungkin ia akan melanggar janjinya. Maka dari itu aku mencoba mengerti, ketika ayah sudah berjanji aku pun mau tak mau harus melakukan ini untuk menjaga nama baik ayahku.

 

" Nona Elen, bagaimana ? ", Arjuna bertanya lagi.

" Aku akan menghubungi mu lagi ketika aku ingin bicara dengan mu" , Jawabku .

Arjuna membuyarkan lamunanku.

" Baik,boleh ku minta nomer hape mu, untuk memudahkan kita berkomunikasi", Dia mengeluarkan hpnya,

Aku langsung mengetikkan nomerku sendiri dan mengembalikan hape itu pada Juna.

Arjuna menelepon ku , Ketika yakin nomer tadi benar milikku seketika telepon lalu mati.

" Aku yang akan menghubungi mu, sebelum ku hubungi jangan pernah menghubungiku duluan.Ingat.. ", kataku pada Arjuna.

" Baiklah, deal. " , Kata Arjuna.

" Emm, Nona bolehkah aku bertanya padamu " , Arjuna mendekatkan wajahnya kepadaku.

' Sial, Arjuna memang tampan, tapi ini terlalu dekat ' , ucapku dalam hati.

" Aku juga punya banyak pertanyaan untukmu, kita ngobrol besok saat bertemu saja, ayo kembali, aku ingin mengusir kalian, aku ingin tidur", kataku tanpa basa-basi lagi setelah meneguk soda ku. Aku berusaha mengusir kecanggungan ini. Arjuna memang terlalu mendominasi, dan kini aku tahu apa yang membuat nya begitu. Aura dan kharismanya memang sungguh berbeda.

" Aku bantu mengusirnya, " kata Arjuna puas.

Aku meninggalkannya di belakang, ia menyusul . Tiba di ruang makan mereka masih mengobrol, Ayahku dan om Hendri terlihat bahagia. Aku memakluminya , Mereka memang teman lama dari kecil dan sukses bersama . Wajar kalau mereka punya cita-cita menjadi keluarga besar, sayangnya masa depanku yang harus dikorbankan.

" Ayah, aku sedikit lelah, bisakah aku ke kamar sekarang ? " , kataku sambil terlihat lelah.

" Pa, Ma,. lebih baik kita juga pulang sekarang , lain waktu bisa kita sambung lagi. Ayah Arnold dan Bunda Naya pasti juga sudah sangat lelah," kata Juna.

Semua memandang Juna dan tertawa. Aku memelototinya , Juna tersenyum seakan paham ketidaksetujuan ku.

Bisa - bisanya dia memanggil Ayah dan Bunda pada orang tuaku. Itu hanya menandakan kalo dia setuju atas pertunangan ini. Tapi aku tau dia hanya bersikap begitu untuk menggodaku, membuat ku marah saja.

Setelah keluarga Juna pulang, aku mengintrogasi ayah dan bunda ku.

" Yah, Juna kan duda.. teganya Ayah dan Bunda menjodohkan ku dengan nya ? ", aku merengek

" Istrinya meninggal 3 bulan yang lalu ", Ayahku berkata santai.

" Iyaa sayang, sebenarnya kau dijodohkan dengan Kelvin , adik Juna, tapi Ia masih study di luar negeri . Dan ga bisa pulang jadi mau gak mau Juna lah yang dipaksa om Hendri bertunangan denganmu", Bundaku menimpali.

Aku lemas, aku menjerit dalam hati, kenapa dengan Ayah dan Bundaku, aku seperti tidak laku saja, hingga dilempar- lempar seperti ini.

" Sudahlah sayang , Juna lebih mapan, hampir semua lini bisnis keluarga Mulya dipegang Juna. Jadi kau pasti akan lebih bahagia hidup dengan Juna", Ayahku berkata lagi.

" Setidaknya beri tahu aku dulu, aku sangat malu tadi", kata ku.

" Jika disuruh memilih , Ayah memang lebih suka kau dengan Juna nak.Dia lebih matang , lebih sigap dan lebih berpengalaman dibanding Kelvin yang kekanak-kanakan ", ucap Ayah.

" Wajar.. sesuai umur", kataku.

Aku berpikir jika kami seumuran itu akan lebih mudah bagiku untuk menerima semua ini.

" Pokoknya , terima Juna. Dan kamu akan bahagia" , entah mengapa Ayah terlihat sangat ngotot tentang Arjuna.

Aku sudah tidak bisa berkata apa-apa. Aku bangkit dan berjalan lemah tanpa pamit pada Ayah dan Bunda untuk menuju kamar.

" Elena. sayang ", Bunda ku memanggil, tapi aku sudah tak peduli.

Samar-samar aku mendengar Ayah menyuruh Bunda ku membiarkanku. Aku masuk kamar.

Aku begitu kecewa tapi untuk menangis pun.. aku tak kuasa lagi..

Rasanya semua perjuangan ku dari kecil , usaha ku sia sia. Aku harus menjalani pernikahan di masa muda. Cita- citaku membangun bisnis sendiri akhirnya harus mencair, meleleh seperti salju terkena musim panas.

Aku meratapi nasib.

~

Arjuna Side...

' Menjadi pewaris tunggal keluarga Wijaya yang hidup seperti seorang putri raja, Elena memang ada benih keras kepala'

' Saat ia terkaget dan tak berdaya seperti ini, kenapa dia terlihat sangat manis dan imut'

' Tunggu,..dia memang masih sangat muda kan'

Aku terkekeh.

' Misi malam ini selesai, aku tinggal menunggu Elena bersedia bekerja sama denganku'

***

TIGA.

Di kota ini memang aku hampir tak punya teman, semua kontak di hp ku adalah teman -teman ku di Luar Negeri. Aku memang tak pernah sekolah di sini, sejak kecil aku selalu pindah -pindah dari Luar negeri ke sini, hingga akhirnya aku memutuskan menetap dan sekolah di luar negeri. Meskipun saat itu Bunda menolak keras keinginan ku karena dianggap nya aku masih sangat kecil. Tapi aku sangat keras kepala, hingga ayah mengizinkanku, itu pun aku harus di bawah pengawasan dari kerabat Ayah yang menetap disana.Sekarang, aku sedikit menyesalinya karena bahkan Aku tak ingat dulu bermain dengan siapa saat kembali kesini dan begitupun dengan sekarang.

Semua tempat di kota ini, jalan yang tak ku hafal membuat ku galau.

' Ahh sial, aku ingin jalan-jalan, tapi dengan siapa? bahkan teman pun aku tak punya ' , Aku berkata pada diriku sendiri.

Seminggu di kota ini, tanpa kegiatan dan tanpa teman membuatku merasa bosan dan kesepian.

Aku melihat hp ku lagi, ada nomor Juna disana yang belum ku simpan.

' Haruskah aku menghubunginya ?', pikirku dalam hati.

Ini baru tiga hari berlalu setelah perjamuan makan malam ku dengan keluarga Juna. Sebenarnya kami belum bertukar cincin atau melangsungkan acara pertunangan, kemaren om Hendri hanya datang untuk menyampaikan maksud dan tujuannya dan keluarga ku menyetujuinya. Yahh, hanya sebagai formalitas pertemuan kedua keluarga.

Jam sudah menunjukkan pukul 10.30 pagi, Aku benar-benar ingin me.time.

Aku ingin menghubungi Juna, satu-satunya kenalan yang ku punya. Berada di kota ini seperti kurungan penjara bagiku, karena aku tak kenal siapa pun dan malah hanya om.om duda yang ku kenal.

' hmmm, apa dia sibuk? haruskah ku telpon , ahhh tidak tidak .... aku chat saja ' , aku pun mengiriminya pesan .

~ Yth Tuan Juna , kau sibuk tidak hari ini ?

Isi chat ku pada Arjuna.

Sepuluh menit kemudian, dia membalas chatku.

~ Kenapa?

Balasnya singkat,

~ Ajak aku berkeliling kota ini,

*

~ Haruskah aku? temanmu dimana nona Elena ?

*

~ Aku tak punya teman dan tak kenal siapapun di kota ini , jika tuan Juna bersedia, sungguh merupakan kehormatan untukku..

*

~ Aku sibuk nona, tapi aku bisa menyuruh bawahan ku untuk menemanimu

*

~ Baguslah. Itu lebih baik. Cepat Kirimkan aku salah satu yang paling tampan, seumuran denganku dan juga pandai bicara yang kau punya. suruh jemput aku satu jam lagi.

*

~ Hahahaha...

*

'Sial. Kenapa hanya di balas tertawaan, awas saja kalau satu jam lagi orangnya tidak datang menjemput ku', kataku dalam hati. Lalu aku pergi bersiap-siap.

***

Arjuna Side...

di kantor Juna.

' Dia sangat lucu ' , gumam ku sambil tersenyum nakal.

' Apa dia berpikir aku benar - benar akan menyuruh bawahan ku datang untuk menjemputnya dan membiarkan dia bersenang - senang sendirian '

" Rina.. batalkan semua janjiku siang ini. Aku harus keluar ", kataku menelpon sekretaris ku.

" Baik Pak, " suara Rina di seberang telepon menjawab perintahku.

Arjuna Mulya. Aku seorang lelaki dewasa yang tahun ini genap berusia 32 tahun. Sosok yang mampu dibilang sangat sukses. Sejak umur 24 tahun aku sudah menduduki jabatan CEO di Mulya Group, karena Presiden direktur masih dipegang oleh Hendri Mulya, ayahku.

Aku cukup tinggi, gagah, atletik dan yang paling penting sangatlah tampan. Wanita mana yang tidak terpesona dengan paras ku ini. Sekali tunjuk aku yakin, wanita manapun akan setuju menjadi milik ku.

Di kantor ku saja aku punya banyak fans , ditambah lagi aku sangat murah senyum pada bawahan .Tentu saja semua demi kepentingan pekerjaan. Aku tak mau di cap sebagai bos yang kasar, sombong dan galak.

Tiba-Tiba pintu kantor terbuka,

" Aku dengar dari Rina, kau mau keluar boss, kemana ?", tanya sosok lelaki seumuran ku yang langsung menerobos pintu kantor ku tanpa permisi.

Dia adalah Sony, tangan kanan kepercayaan ku, yang sudah aku anggap sebagai saudara sendiri.

" Elena minta ditemani berkeliling kota", kata ku mengejek nya.

" Sejak kapan kau tunduk pada wanita? Ahh, dia juga masih sangat muda. Memang kesukaan om om kaya kau ini lah Jun", Sony duduk dihadapan ku meski tak disuruh.

Aku tersenyum, Selama ini memang tak pernah aku main wanita. Aku adalah lelaki setia. Hanya Anna yang mampu membuat ku jatuh cinta dan setia hanya padanya. Anna, mantan istriku yang meninggalkan ku begitu cepat. Belum juga kami sempat merasakan kebahagiaan berumah tangga, ia harus pergi.

" Dia sedikit mengingatkan ku pada sosok Anna ", kata ku santai.

" Sudahlah Jun..jangan lagi kau mengingat mendiang Anna, ia sudah tenang disisi-Nya" , kata Sony.

" Andai Papaku yang terhormat tidak memaksaku , aku juga tidak mau dijodohkan dengan Elena, ia lebih pantas dengan Kelvin. mereka sepertinya sangat cocok ", kata ku menerawang, aku menyandarkan punggung ku ke kursi kerja ku.

" Kelvin , adikmu ? Kenapa ia menolak? ", Sony penasaran.

" Bukanya menolak, aku tau jika Kelvin sudah melihat sosok Elena. Dirinya juga pasti tanpa berpikir panjang akan menerima nya. Sayangnya Kelvin tak membalas pesan Papa. Aku yakin dia mematikan seluruh jaringan telepon miliknya dan bersenang -senang disana ", jelas Juna.

" Yahhh, sedikit mirip denganmu bukan ? ", Sony terkekeh.

" Sialnya aku akan dipaksa mundur dari jabatan CEO kalau menolak dijodohkan dengan Elena . Mulya dan Wijaya benar-benar berniat menguasai seluruh lini bisnis di kota ini ", lanjutku lagi.

" Lalu bagaimana dengan Elena ", tanya Sony.

" Apa maksudmu ?", tanya ku.

" Cantik gak ? ", Sony tertawa.

" Tidak bisa dipungkiri, ia sangat cantik. Cantik dan muda, juga sebenarnya sangat sukses. Tapi sangat keras kepala. Kau tahu hari ini dia memintaku mengirim bawahanku yang paling tampan untuk bisa menemaninya berkeliling kota", kata ku kesal.

" Kau bisa mengutus ku Jun.. aku siapp ", Sony berdiri seakan siap diberikan perintah.

" Kalau kau mau tidak digaji bulan ini, kau bisa pergi sekarang" , Aku tertawa puas dan Sony langsung kembali duduk lagi.

" Pernikahan yang dipaksakan seperti ini, akan sangat merugikan pihak wanita, memangnya Wijaya ingin putri semata wayang nya menderita? ", Sony melanjutkan.

" Entahlah, aku juga tidak tahu.. Elena masih sangat muda, 20 tahun. Harus menikahi duda seperti ku, pasti sangat berat bagi nya", Kini aku merapikan berkas -berkas yang ada di atas meja.

" Mungkin , kamu dianggap nya sebagai menantu yang ideal Jun, kamu sangat berpengalaman, Kamu yang seorang Mulya , bisa membuat Wijaya makin bersinar ke depannya", ucap Sony.

" Kau benar, tapi aku gak ingin,gadis kecil seperti Elena yang menjadi korban. Mungkin aku jahat, tapi untuk menyakiti seorang wanita, ku pikir itu tindakan yang bodoh", kata ku.

" Kau memang idaman Jun. Kalau Bos Bos besar lainnya akan sangat senang bermain-main dengan wanita, tapi kau .. hanya mencintai satu orang saja.. ", kata Sony

Aku hanya tersenyum, bangga pada kepribadianku sendiri yang memang sangat baik dan sangat menghormati wanita.

" Oke, aku pergi dulu", kataku sambil berdiri akan keluar ruangan.

" Have fun Jun.. ", kata Sony sambil menutup pintu.

' Haruskah aku belajar untuk melupakanmu Ann? Aku benar- benar merindukanmu sekarang ' kata Juna pada dirinya sendiri.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!