Kesayangan Bang Kapten.

Kesayangan Bang Kapten.

1. Keputusan singkat.

"Sendirian saja Mbak?" Tanya Bang Arma sembari menoleh ke kanan dan ke kiri. Ada sebuah tas besar di sampingnya.

Wanita itu meremas pakaiannya, tangannya bergetar, wajahnya sendu menahan tangis yang kembali ia tahan.

"Sayaa.......!!"

Batita kecil itu menangis dalam gendongan Bang Arma. Tangis itu mengundang perhatian orang di sekitar. Paham suasananya begitu tidak enak, wanita itu mengambil batita dalam gendongan Bang Arma.

"Maaf Pak..!!"

Baru saja tiba dalam pelukan wanita itu, batita Bang Arma seketika tenang.

"Hmm.. bisakah saya minta bantuan, kira-kira susu apa yang cocok untuk putri saya?"

Wanita itu menatapnya bingung tapi kemudian segera melangkah masuk ke minimarket di sampingnya.

~

"Riri ngantuk?" Wanita bernama Rhena itu menyandarkan Riri di bahunya.

Bang Arma melihat Rhena begitu telaten menenangkan Riri.

"Maaf kalau saya lancang Rhen, saya penasaran kenapa suamimu tega mengambil rumah yang sebenarnya juga menjadi hak mu."

"Suami Rhena tentara Bang. Apalagi orang tua Bang Setyo selalu ada di belakang punggungnya."

"Begitu ya, apa pangkatnya?" Tanya Bang Arma.

"Sertu Bang." Jawab Rhena.

"Surat akta cerai mu sudah keluar?"

"Sudah."

"Bukankah kamu pergi ke kota besar untuk mencari pekerjaan, jaga saja putri saya..!!" Saran Bang Arma.

Tanpa berpikir panjang Rhena yang memang sangat butuh pekerjaan langsung mengangguk bersamaan dengan perutnya yang keroncongan.

Bang Arma tersenyum mendengar jeritan kecil dari perut Rhena. "Kita makan dulu. Saya juga lapar..!!" Ajak Bang Arma.

...

Rhena tersentak kaget saat Bang Arma membawanya memasuki kawasan tentara.

"Tunggu Bang, Abang tentara???" Tanya Rhena dengan panik.

"Bukan, Abang tukang kebunnya." Jawab Bang Arma.

Saat tiba di gerbang penjagaan kesatrian Bang Arma membuka jendela mobilnya. "Saya bawa Rhena. Catat saja..!!"

"Siap..!!"

Rhena semakin panik karena para anggota menaruh hormat pada Bang Arma.

"Nggak mungkin mereka seperti itu kalau Abang bukan orang yang berpengaruh."

Bang Arma hanya menebar senyum dan tak menjawab apapun. Sesaat kemudian mereka tiba di rumah dinas yang bisa di katakan berbeda dengan yang lainnya.

Sungguh kaget Rhena melihat papan nama yang tertulis di dinding. Lettu L. Armayudha.

"Maaf.. lebih baik saya tidak jadi bekerja disini..!!" Kata Rhena berubah pikiran.

"Tolong saya, saya tidak tau lagi bagaimana menjaga putri saya kalau saya sedang bekerja."

"Istri Abang kemana?" Tanya Rhena.

"Saya sedang proses sidang cerai."

Rhena menunduk cemas tapi tidak tega dengan Riri yang ada dalam gendongannya.

"Tolong saya Rhena..!!"

Mau tidak mau Rhena mengangguk meskipun hatinya terasa tidak pasti.

***

Pagi ini rumah Bang Arma sudah ramai dengan suara Rhena dan Riri. Makanan sudah tersedia di atas meja makan, rumah sudah rapi dan kini Rhena berlarian mengejar Riri usai mandi pagi. Keceriaan yang tidak pernah di rasakannya selama pernikahannya dengan Celia.

"Riri.. awas jatuh..!! Pakai baju dulu..!!"

Riri tetap berlari dengan tawa riangnya. Bang Arma sampai tersenyum melihat tingkah keduanya. Tak terasa satu piring nasi goreng pun sudah habis. Baru kali ini dirinya merasakan sarapan pagi karena dulu memang selain Celia tidak pandai memasak juga Celia hanya suka duduk di depan cermin.

"Kenaa ya..!!" Rhena menangkap tubuh Riri. "Sekarang kita pakai baju apa??"

"Pakai baju wana pin" ucapnya belum terlalu pintar karena Riri memang begitu jelas dalam hal berbicara.

"Mau warna pink.. okeey..!!" Rhena mengambil baju dari lemari Riri yang berantakan tak karuan.

Rhena sedikit tertegun melihat pakaian Rhena yang jauh dari kata indah, warnanya luntur, banyak terkena noda, kusut dan jauh dari kata cantik.

"Maaf, kalau saya harus merepotkanmu."

Tak perlu banyak penjelasan, Rhena sedikit banyak bisa menangkap kemungkinan yang terjadi dalam rumah tangga Bang Arma dan istrinya dulu. Melihat badan Riri yang sangat kecil sudah menunjukan bahwa gadis kecil itu kurang mendapatkan perhatian dari Mamanya.

"Nggak apa-apa Bang. Asal Abang percaya sama Rhena.. itu sudah cukup." Jawab Rhena.

Bang Arma mengeluarkan sebuah kartu ATM dari dompetnya. "Nanti ada mudi saya yang akan mengantarmu. Saya.. pasrah Riri ada dalam asuhanmu."

"Sebegitu percayakan Abang dengan orang baru?" Tanya Rhena.

"Seperti kamu yang percaya pada saya yang membawamu bersamaku." Jawab Bang Arma.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

tiatiandra

tiatiandra

aku pindah lagi❤️

2024-10-26

0

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

lanjut semangat mba nara...👍👍👍💪💪💪

2023-10-08

3

Ade Safitri

Ade Safitri

🤦‍😭 aq kok gak tau klo ada karya baru mba Nara...
👍👍 semoga sukses selalu ya mba...& 💪 semangat...

2023-07-07

4

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 57 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!