14. Mulai banyak kegiatan.

Bang Arma yang saat itu menjemput para wanita menggunakan mobil melihat ibunya tengah bersilat lidah dengan mantan mertua Rhena hanya tersenyum saja. Sang ibu memang salah satu spesies tak terkalahkan dan mungkin setelah ini Rhena yang akan melanjutkan bakar terpendam sang ibu.

"Bu, ayo naik..!! Aku harus berangkat kerja. Nanti siang aku jemput Rhena untuk kontrol kandungan." Ajak Bang Arma.

Ibu langsung menggandeng kedua menantunya. "Sebenarnya dulu dua lahir dari apa?? Apa saat lahir dia itu di ludahi banyak orang sampai moralnya hilang??" Gumam ibu.

Mbak Geeta tergelak mendengarnya namun Rhena hanya diam saja masih tak berani berkomentar apapun yang berhubungan dengan ibu mertua.

Bang Arma membuka dua pintu kiri untuk ibunya dan Rhena tapi Ibu memutar arah dan duduk di bagian kanan.

"Kedua bumil lebih penting untuk di tolong. Memangnya ibumu ini tua renta????" Sindir sang ibu.

Bang Arma menggeleng kemudian membantu Rhena. Rhena masuk perlahan kemudian Mbak Geeta pun masuk dan Bang Arma menutup pintunya.

//

Sertu Setyo baru saja tiba di rumah usai memenuhi panggilan penyidik karena kasus yang telah di laporkan oleh Lettu Armayudha. Rasa lelah masih bergelayut di raga.

"Ini minumnya Bang..!!" Mira membawakan segelas air untuk suaminya.

"Letakan disana..!!" Bang Setyo sungguh kecewa karena Mira mengandung bukan dari benihnya.

"Mira tau Abang sangat kecewa dengan Mira. Mira tidak ingin Abang terbebani lagi dengan masalah ini. Ceraikan Mira saja Bang..!!"

"Apa kau pikir setelah menceraikanmu semua masalah akan selesai begitu saja??" Tanya Bang Setyo. "Aku malu Mira. Kehidupan rumah tanggaku hancur, tercerai berai."

"Maka Abang tidak harus melanjutkan pernikahan ini dengan Mira. Mira sudah salah. Mira wanita yang kotor." Kata Mira.

"Kau memang wanita yang hina. Bisa-bisanya kau mengkhianati anakku, kau juga tidak membawa apapun dalam pernikahan kalian. Dasar wanita pembawa sial..!!" Ibu berteriak hendak menampar Mira tapi Bang Setyo menepis tangan ibunya.

"Ibuuuu.. tolong jangan ikut campur lagi dalam masalah rumah tanggaku..!!! Aku sudah pernah kehilangan Rhena dan aku tidak mau kehilangan Mira juga..!!!!!" Bentak Bang Setyo dalam tangisnya. "Apa yang aku alami ini adalah hasil dari tindakanku dulu, yang tidak pernah memuliakan istriku. Aku memperk**a Rhena dan kini Mira mengandung benih pria lain yang juga melecehkannya. Aku sanggup menerimanya Bu. Ini adalah teguran dari Tuhan..!!!"

"Apa kamu tidak waras mau menerima anak yang bukan dari darah dagingmu?????"

"Anak yang keluar dari rahim istriku adalah anakku..!!!!!!!!"

//

Di rumah Bang Arma, Rhena kembali lemas usai muntah hebat. Adaptasi awal kehamilannya memang termasuk sulit. Tidak mau makan dan terus saja mual.

Ibu lumayan panik dan berniat menghubungi Bang Arma yang baru saja berangkat berdinas tapi Rhena melarangnya. Ibu begitu tidak tega melihat menantunya begitu tersiksa di awal masa kehamilannya.

"Arma harus tau keadaanmu. Bagaimana kalau ibu besok sudah kembali ke Jawa. Siapa yang akan membantumu?? Sekedar berdiri saja kamu tidak sanggup ndhuk." Ibu masih terus mengurus Rhena.

"Ibu jangan cemas, bukankah semua ibu hamil mengalaminya? Rhena sangat menikmatinya Bu. Banyak pasangan suami istri yang menantikan saat seperti ini jadi hanya mual begini saja Rhena masih bisa mengatasi." Jawab Rhena menenangkan hati ibu mertuanya.

Ibu tersenyum dan mengusap punggung menantunya penuh arti. "Baiklah, nanti malam ibu dan ayah menginap di rumah Bang Renash. Nggak apa-apa ya?" Tanya ibu.

"Iya Bu.. Nggak apa-apa, Mbak Geeta pasti juga pengen sama ibu."

-_-_-_-_-

Rhena berbaring menghadap dinding, ia mengingat kehidupannya yang berbanding terbalik dengan masa lalunya. Hatinya terus mengucap syukur memiliki ibu mertua yang baik seperti ibu Bang Arma.

Rhena termenung sampai tidak menyadari Bang Arma yang sudah ikut berbaring di sampingnya.

"Tidak tau Abang datang, salam tidak di jawab. Sebenarnya kamu mikir apa?" Tegur Bang Arma.

"Baaang.. Abang sudah lama disini??" Tanya Rhena.

"Lumayan. Memangnya mikir apa?"

"Nggak ada. Terima kasih banyak ya Bang, Abang sudah memberikan kehidupan yang indah ini untuk Rhena." Kata Rhena.

"Abang juga terima kasih banyak karena kamu mau menerima duda yang banyak kurangnya ini." Jawab Bang Arma menanggapi ucap Rhena. Ia kemudian mengarahkan Rhena agar menghadap ke arahnya. "Sudah berapa lama istri Abang ini tidak di belai sayang?"

***

Rhena bersiap akan mengikuti kegiatan kepengurusan dan arisan rutin di Batalyon. Pagi sekali ibu sudah pulang. Sekelebat rasa sedih menggelayuti pikirannya.

Menggunakan sepatu wedges lima centimeter membuat penampilannya begitu anggun. Ia menutup rapat pintu rumahnya.

Pratu Wahyu menghampiri Rhena. "Selamat pagi ibu, Pak Arma meminta saya menjemput dan membantu ibu sebelum beliau datang."

"Oohh Om Wahyu, terima kasih Om."

"Siap ibu.. sama-sama." Jawab Om Wahyu.

...

Melengkapi tugasnya, Rhena berdiri di hadapan para istri anggota dan memberikan pengumuman terkait kegiatan beberapa hari lagi. Tak ada lagi reaksi dari para istri anggota yang membuatnya depresi seperti beberapa waktu yang lalu, mungkin Bang Arma sudah memberikan peringatan tegas.

"Mohon perhatian ya ibu-ibu. Lusa kita akan mengadakan olahraga bersama dan bergabung dengan dinas. Pakaian olahraga kita memakai pakaian yang terbaru. Nanti lokasinya di lapangan Markas jam enam tiga puluh pagi paling lambat. Tolong jangan telat karena kita akan bergabung dengan Matra lain juga..!!" Pesan Rhena penuh wibawa.

Bang Arma tersenyum kecil melihat Rhena sudah bisa bangkit dan menempatkan diri sebagai istri dari Lettu Armayudha.

"Ijin ibu, apa boleh yang membawa anak menunggu di pinggir lapangan?" Tanya seorang istri anggota.

"Silakan ya, senyamannya ibu-ibu. Yang penting absen pagi dulu karena kita akan bergabung dengan Matra lain. Nggak enak kalau kita sebagai tuan rumah tidak menyambut tamu." Jawab Rhena dengan ketegasannya kemudian ia meraih kursi di sampingnya dan segera duduk.

Bang Arma yang tau kondisi Rhena segera menghampiri dan mengantar air mineral untuk istrinya itu tidak peduli mata seisi ruangan menatapnya.

"Kenapa pakai sepatu tinggi sekali?" Bang Arma berjongkok menegur Rhena dengan gumam kesal. Ia melepas sepatu Rhena.

"Rhena belum punya sepatu flat Bang."

"Wahyu.. tolong ke bagian kepengurusan istri anggota..!! Ambilkan sepatu yang hak nya paling rendah..!! Nomer tiga puluh delapan." Perintah Bang Arma.

"Siap Danki..!!"

"Nggak usah Bang, Rhena bisa pakai sepatu ini..!!" Tolak Rhena.

"Ganti sepatu atau kamu pakai sepatu 'jenggel' ( jungle ) nya Abang??" Tatapan mata Bang Arma lumayan menakutkan bagi Rhena.

"Ganti sepatu." Jawab Rhena pelan tapi cukup membuat Bang Arma menahan tawa melihat ekspresi wajah Rhena.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

love you bang arma...😍😍😍

2023-10-09

1

Samsuna

Samsuna

bang Arma😍😍

2023-07-05

1

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

lah habis rhena si Mira lagi sasaran nya

2023-06-05

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 57 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!