12. Ibu.

"Sayaaaaang..!!!!!" Bang Arma membuka pintu kamarnya berniat mengejutkan Rhena dengan membawa bucket bunga yang cantik namun ternyata dirinya lah yang terkejut melihat sang istri begitu sangat cantik memakai gaun yang belum pernah sekalipun di lihatnya. "Waaaooww.. darimana kamu dapat baju seperti itu? Abang nggak pernah antar kamu beli baju macam ini sayang."

"Hadiah dari Mbak Geeta. Katanya Bang Renash nggak sanggup berangkat kerja kalau Mbak Geeta sudah pakai pakaian seperti ini." Kata Rhena dengan ucap polosnya.

"Jangankan Bang Renash, mungkin setelah ini Abang yang jadi korbannya." Jawab Bang Arma kemudian mengobrak abrik pakaiannya sendiri. Tak ingin kehilangan kesempatan, Bang Arma langsung menerkam Rhena.

***

Bunyi suara burung terdengar nyaring, Bang Arma melipat sajadah usai beribadah kemudian membantu Rhena untuk berdiri. Meskipun perut Rhena belum besar tapi tetap ada rasa khawatir menghampiri batinnya.

"Apa hari ini Riri sekolah?" Tanya Bang Arma.

"Pelajaran resmi belum di mulai, tapi perkenalan dulu dengan teman dan ibu guru." Jawab Rhena.

"Nggak usah berangkat lah dek. Abang takut ada apa-apa lagi seperti beberapa hari yang lalu. Dada Abang sampai nyeri mikir kamu." Kata Bang Arma.

"Abang tenang saja, siapa yang berani ganggu Rhena lagi. Abang sudah marah besar, sudah pasti para istri anggota bisa menjaga sikap dan lisan karena tidak mau suami mereka bermasalah nantinya."

"Berarti mereka hanya manis di wajah tapi di hati tidak tulus?????" Jelas sekali Bang Arma tidak suka dengan kenyataan yang ada.

"Kita tidak bisa memaksa siapapun untuk suka dengan kita Bang. Semua berasal dari hati, jika mereka memang bisa memahami dan memiliki hati yang bersih maka mereka tidak akan mencaci kita lagi." Jawab Rhena.

Bang Arma hanya terdiam. Sang istri memang sangat lembut dan berhati salju, tidak ingin membalas apapun yang sudah terjadi padanya.

"Cepat jemput Riri Bang. Sebentar lagi dia harus sekolah."

"Ya ampun, anak masih pengen main kenapa harus sekolah PAUD??" Gumam Bang Arma berniat menjemput Riri tapi ternyata Bang Renash sudah berdiri di depan pintu dan Riri sudah cantik dengan kuncir dua yang cantik di kepala. "Waduuuhh.. cantiknya anak Papa."

"Cantik lah, siapa dulu yang kuncir rambutnya. Sudah sarapan pula." Bang Renash menurunkan Riri dari gendongannya. "Ayah dan ibu mau datang."

"Oya? Jam berapa?"

"Ini sudah mau datang. Aku harap Rhena nggak kaget." Bang Renash dan Bang Arma pun saling pandang.

-_-_-_-_-

Pukul sepuluh lewat tiga puluh menit Rhena pulang dari sekolah dan menggandeng Riri sampai masuk ke halaman rumah.

Rhena lumayan kaget melihat seorang pria sedang memancing ikan di kolam depan rumahnya bersama Bang Ojaz.

"Assalamu'alaikum, selamat siang, mohon maaf Pak. Bapak dari mana?" Tanya Rhena.

"Ya dari tadi."

"Kamu masuk saja Rhen, biar Abang yang temani." Kata Bang Ojaz tapi melirik Riri dan keduanya tersenyum bersama kemudian ikut bergabung.

Rhena masuk ke dalam rumah dan melihat rumahnya sudah lebih rapi dari biasanya.

"Kalau kalian memang tau membantu istri, seharusnya kalian lakukan. Tadi di rumah Renash begitu, sekarang di rumah Arma." Suara keras seorang wanita juga cukup mengagetkan Rhena tapi di ruang tamunya Mbak Geeta sedang duduk santai sambil menyantap buah melon dan di meja masih ada satu mangkok potongan melon lagi.

"Assalamu'alaikum." Sapa Rhena dengan takut.

"Wa'alaikumsalam.. Duduk.. habiskan melonnya..!!" Perintah ini tersebut.

Rhena yang sangat takut langsung duduk. Ia menatap Bang Arma yang juga memintanya agar segera makan buah melon tersebut. Saking takutnya Rhena sampai tersedak.

"Bu.. kalau mau marah sama aku saja, Rhena penakut.. kehamilannya belum terlalu kuat." Kata Bang Arma.

"Memangnya ibu sekeras apa?? Kamu khan tau bagaimana nada bicara ibu." Ibu Bang Arma kemudian berjalan dan mengambil posisi duduk di antara Mbak Geeta dan Rhena. "Apa kalian takut sama ibu??" Tanyanya.

"Nggak Bu." Jawab Mbak Geeta santai.

Hal tersebut tidak berlaku bagi Rhena, tangannya gemetar, keringatnya mengucur. Tubuhnya panas dingin. Satu potongan melon di mulutnya belum habis di telannya sampai ibu mengambil mangkoknya.

"Ibu nggak menyangka kedua anak laki-laki ibu menikah tanpa memberi kabar. Apa mereka pikir ibu ini sudah tidak ada????" Gerutu sang ibu. "Lihat tangan menantu ibu, kosong tanpa perhiasan. Entah mereka memberi mas kawin apa saat menikah pantas atau tidak. Setelah menikah mereka malah membuat menantuku seperti b*bu. Tidak ikut membersihkan rumah, taunya makanan matang. Lihat air terciprat di biarkan saja. Menantuku sedang hamil, kalau terpeleset.. jatuh.. mereka akan menyesal seumur hidup." Tak hentinya ibu mengomel. "Buka mulutnya..!!!" Pinta ibu pada Rhena dan akhirnya ibu menyuapi Rhena.

Rhena mengunyah tapi beriringan dengan air matanya yang mengalir deras.

"Kenapa nangis?? Nanti tersedak..!!" Ibu mengambil segelas air di meja lalu meminumkan pada Rhena.

"Ibuu.. Rhena minta maaf." Rhena sangat takut sampai akhirnya duduk di lantai.

"Duduk di atas..!!!" Pinta ibu hendak membantu Rhena tapi Rhena menjauh dan terlihat sangat ketakutan hingga menyenggol air minumnya.

"Maaf ibu.. biar Rhena bersihkan..!!" Dengan pakaiannya Rhena membersihkan kaki ibu lalu mengepel lantai dan meja yang basah.

Seketika itu juga ibu mengajak Rhena berdiri, ia menatap mata menantunya. "Lukamu sudah usai, statusmu sudah berganti. Ibu sayang sama Rhena sama seperti ini sayang sama Geeta. Kalau sampai Arma memperlakukan kamu dengan buruk.. Ayah dan ibu yang akan menghukumnya karena itu berarti ayah dan ibu gagal mendidik anak. Kami memang bukan orang kaya, tapi juga tidak miskin akhlak. Sini peluk ibu..!!"

Rhena menghambur menangis memeluk ibu mertuanya. Hanya pelukan itu yang begitu ia inginkan.

"Ibu tidak ingin macam-macam dari anak-anak dan menantu, hanya ingin di do'akan agar selalu sehat dan bisa bermain dengan cucu."

Saking sedihnya, Rhena sampai tidak sadarkan diri.

"Armaaa.. tolong Rhenaa..!!!!" Ibu sangat panik karena tidak bisa menahan tubuh Rhena.

"Bu, ikannya seberapa banyak lagi?" Tanya ayah sambil membawa ember berisi ikan.

"Ya Allah ayaaah.. ambilnya di sungai belakang rumah, bukan di kolam depan rumah Arma.. itu ikan hias yaaaahh..!!!!" Teriakan ibu langsung membuat para pria tertunduk.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

😝😝🙈🙈🙈🙈

2023-11-22

1

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

ibu galak tapi sayang dan perhatian...😊😊

2023-10-08

2

Nurul Kosidah

Nurul Kosidah

sakit perrrut

2023-09-24

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 57 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!