Rumah Merah

Rumah Merah

Sepuluh bulan yang lalu..

Kejadian di Surabaya sepuluh bulan yang lalu telah menyita perhatian masyarakat sepenuhnya dan ahirnya satu persatu para pelaku kejahatan dibawa kepengadilan dan sudah dijatuhi hukuman seumur hidup.

Dariopun diberikan cuti panjang oleh jajaran kepolisian karena trauma yang dulu telah membekas didirinya begitu juga Pak Narto, pak Bira dan semua anggota tim penyerbu mendapatkan cuti panjang..

"Pak Dario rencana mau kemana cuti panjang ini?" Tanya pak Narto ketika selesai diberikan briefing oleh pak rachim selaku Kabareskrim pusat.

"Aku mau istirahat kerumah kakek diMalang pak"

"Lho saya juga mau kerumah kakek di Malang, Nanti kalau Ada waktu saya mampir pa kesana main"

"Monggo, tapi rumah kakek saya didesa banget Pak..tapi monggo..ini saya kirimkan sharelok whatsApp alamatnya"

"Njjih suwun lho"

"Oke kapan saja mampir pak,kita bincang bincang ditempat kakekku sambil ngopi"

Itulah pembicaraan terahir sebelum mereka berpisah. Dario masih ingat pembicaraan itu ketika ia didalam sebuah kendaraan yang membawanya kedesa Pujon Kidul, Malang.

Ia mengenang kembali perkenalannya dengan sosok halus bernama Nuri yang dulunya pernah menjadi salah satu korban pembunuhan.

Setelah kejadian demi kejadian hingga ahirnya ia dan timnya berhasil menumpas kelompotan pengikut setan diSurabaya dulu sosok itu seperti menghilang begitu saja.

Semoga arwahnya tenang setelah semua masalah itu terungkap dan sisa oelakunya tertangkap. Itulah pemikiran Dario.

begitu banyak pengalaman yang ia dapati, semuanya kembali terbayang tanpa sadar Dario terlena dan tidur.

"Pak! Pak..kita sudah sampai diMalang"

Dario tergugah ketika Pak supir membangunkan dirinya. Ia menoleh kekiri dan Kanan ternyata semua penumpang sudah turun hanya tinggal dia sendirian.

"Ya ampun! Maaf Saya ketiduran, terima kasih mas!" bergegas ia menbereskan tas dan turun.

"Ini pak kopernya" ucap sang supir sambil menyodorkan tas koper kecil.

Sengaja Dario tidak memesan grabcar ia memilih berjalan kaki, udara pagi itu cukup cerah namun tidak panas.

Ahirnya setelah ia berjalan melangkahkan kakinya cukup jauh Dario berhenti disebuah kedai warung Kopi, sambil memesan makanan ringan ia duduk memperhatikan lalu lalang orang yang sibuk dengan kehidupan mereka.

"Aku rasa ini adalah libur panjangku selama karirku dikepolisian, aku akan menghabiskan waktu cutiku dengan mbah Suryo kasihkan dia sudah cukup tua" pikirannya.

"Mas, monggo mie rebusnya" tiba tiba seorang bapak pemilik Warung menyodorkan sebuah mangkuk mi panas lengkap dengan daging tetelannya.

Ketika sedang lahapnya ia menyantap datanglah 2 orang laki laki paruh baya.

"Weh mas Sugik monggo" ucap sang pemilik Warung.

"Biasa pak, 2 kopi sama ubi rebus" ucapnya tanpa memperhatikan sekeliling ia langsung duduk tidak jauh dari tempat Dario.

"Pusing kepalaku gimana ya?" Tanya orang itu kepada temannya.

"Lho ada apa tho mas Sugik?" Kata Pak tua.

"Ini lho pak, tunggakan Pinjol sekarang sudah mau ahir bulan belom keliatan Wang pembayarannya"

"Berapa tho kalo boleh tau? Besar apa jumlahnya?"

"Ya lumayan 3 juta"

"Kenapa ga ke ibu Mon aja, dia kan gampang..aku aja pernah ngambil juga saratnya gampang orangnya baik dan ga pernah memburu customer lagian"

"Lha ini Si Imron juga nyarankan gitu, aku lagi mikir..punya nomor kontaknya?"

"Ada, bentar aku buatkan kopinya dulu"

Pembicaraan itu Dario dengar dengan jelas karena dia duduk tidak jauh dari mereka, masalah Pinjol memang telah menjadi wabah yang berbahaya.

"Selamat pagi mas, keliatannya dari luar kota? Baru sampai?" tiba tiba orang itu bertanya kearah Dario.

"Iya mas, baru saja"

"Tujuan kemana kalau boleh tau?"

Dario berpikir sejenak, ia tidak terbiasa dengan basa basi. Tapi mengingat dia sedang dalam liburan santai saja iapun menjawab.

"Pujon mas, kerumah kakek"

"Ealah, Saya juga kesana, mau kerumah mertua..diMojokerto masnya dimana?"

"Saya Batu mas"

"Kalau mau bisa bareng sama Saya, Daripada order grab ikut saya saja"

Lho..apakah warga Malang sangat ramah dan membantu seperti ini?

"Oh gitu ya..kalau tidak merepotkan boleh juga"

Jawab Dario sambil tersenyum.

"Monggo..kebetulan teman saya Imron mau ketempat lain, saya sendirian. Ikhlas ko ga usah bayar apa apa "

Dario bersukur ternyata masih banyak orang baik dunia modern ini.

Itulah awal pertama kali ia berkenalan dengan mas Sugik, awal dari perjalanan hidup barunya diwilayah Malang.

...~...

Kini sudah berjalan 2 minggu semenjak ia berada dirumah kakeknya, kehidupan yang sederhana tapi menyenangkan. Justru dengan keserdehanan itulah yang membuat pikirannya tenang dan melupakan segala problema dan trauma yang ia alami sebelumnya.

Semenjak ia diantar kerumah kakeknya oleh Sugik sudah dua kali Sugik mampir kerumah kakeknya, ia bahkan kaget setelah mendengar langsung dari Dario bahwa teman barunya ini bekerja dikepolisian sebagai reserse.

"Bagaimana dengan hutangmu? Semua beres?"

"Ya lumayan pinjaman Pinjol sudah selesai, aku pake duitnya bu Mon. Tapi meskipun Pinjol selesai sekarang ganti utang ketempat lain hehe"

"Asalkan pembayaranmu tepat waktu aku rasa tidak ada masalah"

"Ya betul betul..kapan Nanti aku kenalkan sama bu mon siapa tau dia bisa membantu kalau Ada masalah keuangan"

"Wah terima kasih mas, tapi aku rasa tidak perlu dikenalkan. Saya paling takut sama pinjam meminjam"

"Oh nggeh ga apa apa"

"Assalamualaikum!" tiba tiba ada suara orang diberanda luar.

Dario dan Sugik sama sama menoleh kejendela kaca.

"Eh! Ya ampun..sebentar mas ya" Dario bangkit dan berjalan kedepan membuka pintu rumah.

"Lho lho! Ko bisa sampe sini?! Apa kabar pak?"

Ternyata tamunya adalah pak Narto salah satu anggota tim serbu waktu penumpasan dirumah Ratna dulu.

"Haha! Aku sengaja membuat kejutan! Kalau aku bilang duluan,nanti sampeyan siapkan macem macem!" jawab Pak Narto sambil memeluk Dario.

"Ayok masuk..kebetulan ada temen juga didalam"

"Malam ini Ga langsung pulang tho?"

"Belum tau liat dulu Nanti, masalahnya aku dapet kabar dari Nuri"

Dario berhenti sejenak sambil memegang tangan pak Narto.

"Maksudnya gimana? Ada bisikan dari Nuri?"

"Iya betul bahkan sudah 2 Kali kita komunikasi"

"Oke oke..Ga usah dibahas didalam dia ga tau apa apa, malam ini nginep saja disini,kita bicara panjang tentang Nuri. Soalnya sudah lama sekali semenjak masalah Surabaya beres Nuri seakan menghilang gitu saja"

"Itulah, aku juga kaget..aku pikir dia sudah Selesai dan kembali kepalanya. 2 Hari yang lalu dia mengontakku dan bertanya kenapa tidak bisa menghubungi sampeyan"

"Lho ko aneh ya..aku padahal ga buat apa apa, malahan aku pikir juga gitu Nuri sudah pindah alamnya..ya udah Nanti dibicarakan"

Dario mengajak masuk kedalam dan memoerkenalkan kepada Sugik.

"Wah Alhamdulillah aku punya 2 temen polisi sekarang! Kenalkan saya Sugik pak!"

Ketiganya akrab saling bercerita, sampai jam menuju makan siang sugikpun pamit pulang.

...~...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!