Perkara Gaib

Perkara Gaib

Mimpi Nyata?

Duduk di depan komputer dan mengerjakan pekerjaan dengan cermat supaya tidak ada kesalahan atau sesuatu yang di lewatkan, mungkin itu yang selalu dia kerjaan setiap harinya dengan cara yang sama tentunya.

"Eughhh ... semangat! Kerja-kerja, biar kaya!" lenguhnya pelan seraya merenggangkan badan.

Hari ini terasa begitu lama bagi Audrea. Seolah waktu sedang mengerjainya sekarang, menunggu dan memeriksa waktu setiap saat di jam yang melingkar di pergelangan tangannya itu. Menahan rasa lapar sampai waktu makan siang tiba dan menjalani kewajibannya untuk sholat, hanya itu yang bisa mengistirahatkan otaknya sejenak.

Beberapa jam pun berlalu, waktu yang di tunggunya pun tiba, dia segera merapikan meja kerjanya dan menyimpan data yang baru saja dia kerjakan tadi di komputer.

Baru saja ingin melangkahkan kakinya keluar ruangan, ada seseorang yang memanggilnya dan menghentikan langkahnya.

"Dre, tunggu!" panggil orang itu kepada Audrea.

"Ehh, Mba Sarah. Ada apa?" tanyanya sopan.

"Kamu mau istirahat ya? Aku ikut kamu dong, soalnya Mba lagi males sama yang lain. Gak apa-apa 'kan?" pinta Sarah yang memohon kepada Audrea.

"Tentunya enggak apa-apa dong Mba," balasnya tersenyum tipis.

Akhirnya mereka pun istirahat bersama, namun sebelum istirahat mereka menuju tempat ibadah yang sudah tersedia di kantornya setelah itu mereka lanjut ke kantin untuk melepaskan lapar dan dahaga.

"Hmm, Mba?" panggil Audrea pelan.

"Iya Dre, kenapa?" sahut Sarah sambil memasukkan makanan ke mulutnya.

"Ini soal pimpinan kita Mba, dia itu sebenernya ke mana sih?" tanyanya penasaran.

"Kamu pengen tau masalah ini?" Di balas anggukan mantap dari Audrea.

"Banyak yang bilang kalo pimpinan kita itu orang sesat dan ada yang nambahin kalo pimpinan kita sering menggunakan cara haram untuk mendapatkan kekayaannya, bahkan hilangnya pimpinan kita ada yang bilang juga karna dia jadi tumbal kebusukannya sendiri."

Tangannya memberi gestur supaya Audrea mendekat walau gadis itu tidak bergerak sedikit pun. "Setelah dia hilang kaya ditelan bumi gitu, keluarganya satu persatu juga ikutan hilang dan sampe sekarang gak ada yang tau mereka ke mana," lanjut Sarah dengan nada berbisik sejak tadi.

"Mba, lagi gak boong 'kan sama aku?" Audrea menyipitkan matanya, antara percaya atau tidak.

"Sumpah! Mba gak boong, tapi seterah kamu juga mau percaya atau enggak," sahutnya sambil mengangkat bahunya tak peduli.

Suasana pun menjadi hening dan mereka melanjutkan makan siang yang sempat tertunda karena membicarakan pimpinannya itu. Audrea sebenarnya hanya ingin tahu kenapa seisi kantornya membicarakan pimpinan mereka sampai dia menanyakan hal itu kepada Sarah, dia pun tidak mau ambil pusing dan yang jelas di pikirannya sekarang adalah, 'Gak apa-apa deh tuh orang hilang, yang penting gue tetep di gaji sesuai prosedur di kantor ini.'

Saat waktu sudah menunjukkan jam empat sore, para pekerja kantor itupun mulai keluar meninggalkan gedung dan pergi untuk pulang. Audrea yang baru saja membereskan meja dan mengemasi barangnya langsung bergegas berjalan menuju lift dan menekan tombol untuk menuju lantai dasar.

Pintu lift terbuka dan dia langsung masuk tanpa menghiraukan situasi, keadaan di dalam lift sepi tak ada seorang satu pun. Dia sendirian di dalam lift, merasa ada yang memperhatikan Audrea mengalihkan pandangannya ke belakang namun tak ada apa-apa. Pintu lift terbuka dan dia langsung jalan keluar untuk ke parkiran motor.

Seharusnya dia hari ini pulang bersama Sarah, tapi karena Sarah di jemput oleh kekasihnya mau tak mau dia harus pulang sendiri.

Tibanya dia di rumah, dia mendapati seseorang yang berdiri di depan pintu gerbang dengan pakaian yang menurutnya seperti seseorang yang baru saja selesai acara adat, ya terlihat absurd baginya.

Tak mau basa-basi Audrea langsung bertanya dengan bahasa Indonesia.

"Maaf anda siapa?" tanyanya dengan sedikit sopan.

"Kula nuwun, kula mriki kajeng kepanggih kalih Audrea?" balasnya dengan bahasa Jawa.

(Permisi, saya ke sini ingin bertemu dengan Audrea?)

Audrea pun yang bisa berbahasa Jawa membalasnya dengan bahasa yang sama.

"Nggih, kula Audrea. Wonten punapa sampeyan madosi kula?" balas Audrea bingung.

(Iya, saya Audrea. Ada apa anda mencari saya?)

Lelaki itu bukannya menjawab malah tersenyum hangat pada Audrea, melihat itu reaksinya Audrea hanya menatap dengan tatapan menyelidiki.

'Apa aku mengenalnya? Tapi siapa orang yang enggak aku kenal ini, bahkan dia mengenalku. Ahh, tak jelas!' pertanyaan itu yang terlintas di benaknya sekarang.

"Pangapunten saderengipun, kula mriki kajeng nedha bantuanipun sampeyan, Dre. namung sampeyan ingkang saged ngrencangi lan punapa bilih sedaya sampun dipunlampahaken nanging mboten wonten kasil, sampeyan angsal kesah nilaraken kula sasampunipun puniku." Orang itu pun menjawab pertanyaan yang ada di pikiran Audrea tadi, bukan hanya menjawab namun membuat Audrea terkejut dan menatap tajam ke arah orang itu.

(Maaf sebelumnya, saya ke sini ingin meminta bantuanmu, Dre. Hanya kamu yang bisa membantu dan apa bila semua sudah di lakukan tapi tak ada hasil, kamu boleh pergi meninggalkan saya setelah itu).

"Sebenarnya anda siapa sih? Saya tidak mengenal anda!" tegasnya dengan bahasa Indonesia biasa.

"Kula inggih punika tiyang ingkang mangke sampeyan rencangi, namung sampeyan ingkang saged rencangi kula. Kula nedha tulung rencangi kula mangke bilih kula ical."

(Saya adalah orang yang nanti kamu bantu, hanya kamu yang bisa bantu saya. Saya mohon tolong bantu saya nanti jika saya hilang).

"Tegesipun ical? Kula taksih mboten ngertos maksud sampeyan, langkung sae sampeyan kesah saking ngriki."

Audrea semakin bingung dibuatnya.

(Maksudnya hilang? Saya masih tidak mengerti maksud anda, lebih baik anda pergi dari sini).

Orang yang di tolak itu pun langsung memasang wajah sedih, orang itu adalah seorang pria yang mempunyai postur tubuh yang ideal dan dengan wajah tampan.

Namun Audrea tak akan mudah percaya begitu saja dan menolongnya karena dia sungguh tak mengenal pria tersebut, apa lagi sekarang maraknya penipuan di mana-mana.

Dia pun memilih memasuki rumah dan mengabaikan pria yang terus memanggil namanya, namun pria itu tak beranjak juga dari halaman depan.

Membuat Audrea menjadi geram, tapi dia juga tak bisa mengusir dengan kasar walau sudah memakai cara halus, tanpa dia sadari pria itu kehujanan karena tadi sore cuaca nampak mendung.

Keke bukan boneka, boneka boneka

Keke bukan boneka, boneka boneka ....

(Nada dering)

Ponselnya berbunyi dan Audrea langsung memeriksa, ternyata itu panggilan telepon dari temannya.

"Lama banget sih lo angkat telponnya!" omel temannya di seberang sana.

"Ya udah biasa aja dong ngomongnya, lagian gak punya adab banget jadi orang, enggak ngucapin salam pas telpon, udah di angkat malah gue yang kena omel!" omelnya balik.

"Iya bawel!" ledek temannya sambil terkekeh kecil.

"Tumbenan nelpon, ada butuhnya doang nih pasti," ucapnya ketus sambil menebak.

"Gue denger lo udah kerja, terus lo sekarang pindah ke mana?" tanya lawan bicaranya.

"Gue balik ke rumah lama dan niatnya akan menetap di Jakarta," balasnya.

"Oh." Audrea hanya mendengus kesal terhadap makhluk Tuhan yang menyebalkan satu ini.

"Lo bosen hidup? Nelpon cuma nanya kaya gini doang?" tanyanya kesal.

"Biasa aja dong sayang, gak usah galak-galak gitu," sahut temannya dengan nada terlewat santai.

'Sabar Dre, sabar ... punya temen kaya gini emang cobaan, tadi nanya dan pas udah di jawab malah bikin kesel,' batin Audrea mencoba bersabar.

"Dre, kok diem sih?"

"...." Audrea tak menyahuti orang itu.

"Ya ampun, 'kan gue bercanda doang, lagian gue nelpon karna kangen sama lo. Jadi wajar aja 'kan?" gemasnya yang tahu jika Audrea sedang merajuk.

"Tapi gue enggak kangen tuh!" Sangat ketus balasan dari Audrea, malah membuat temannya terkekeh kembali.

"Ya udah, maaf gue udah ganggu lo. Sebenarnya gue nelpon karena mau kasih kabar ini ke lo, Dre," jelas temannya lalu menghela napas dengan kasar.

"Emang mau ngasih tau apa, Fli?" Nama orang itu adalah Rafli teman baik Audrea sejak awal masuk kuliah dan sampai sekarang.

Sedikit ragu sang teman meringis kecil.

"Lo tau sendiri 'kan kalo lo sama gue bisa ngelakuin atau bisa tau masa depan? Nah, gue lagi dapet gambaran tentang lo dan itu buat gue gak tenang tentang apa yang gue liat ini," jelas Rafli mendadak menjadi merinding seketika.

"Gue liat lo, di datengin sama cowo aneh yang berpakaian adat Jawa gitu, apa lagi tuh orang ngomong pake bahasa Jawa bikin gue merinding, Dre. Walau gue gak tau artinya dan lebih parah lagi gue liat lo hilang sehabis liat ke arah gue yang baru aja manggil nama lo, asli Dre, ini gambaran yang gue dapet tanpa melebihi atau mengurangi apa yang gue liat," lanjutnya dengan panjang lebar.

Pernyataan jelas yang dia dengar dari telinganya membuat Audrea mengernyit bingung tentang apa yang temannya jelaskan, tapi apa ia ceritakan adalah sebuah fakta yang baru saja dia alami.

Mendengar temannya itu yang tidak berhenti berbicara membuat Audrea memutuskan panggilannya dengan sepihak dan memeriksa keadaan luar rumah yang sedang diguyur hujan deras.

Betapa terkejutnya, ia melihat pria tadi masih saja berdiam diri di depan rumah, dengan menatap ke arah rumahnya membuat Audrea merinding.

Entah perasaan apa, ada rasa ketakutan membuat dirinya waspada terhadap pria tersebut.

Terpopuler

Comments

༄𝑓𝑠𝑝⍟🥀⃞🕊️⃝ᥴͨᏼᷛtrisak⃟K⃠👏

༄𝑓𝑠𝑝⍟🥀⃞🕊️⃝ᥴͨᏼᷛtrisak⃟K⃠👏

Seru juga crtanya kak

2023-07-04

0

MasWan

MasWan

sinten piantun kakung punika???

2023-06-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!