"Ya. Apa maksudmu datang menemuiku setelah kamu berhasil menghancurkan hidupku?" sahutku ketus bahkan enggan untuk sekedar basa basi menanyakan kabarnya.
"Bintang, masuk gih temani adiknya. Mama ada perlu sama om ini, mama mau bicara urusan orang dewasa, masuklah nak." aku meminta Bintang meninggalkan kami, karena tak ingin obrolan kami terdengar olehnya. Dan, tanpa banyak membantah, Bintang langsung masuk lagi ke dalam untuk menemani adiknya.
"Ren, aku kesini ingin minta maaf dan aku juga mau bertemu dengan anak anakku." sahut mas Soni dengan wajah yang, aah entahlah.
"Apa mas, Anak anakmu?
Sejak kapan kamu ingat kalau punya anak dari rahimku, hah?
Bukannya kamu tak mau mengakui mereka, sehingga kamu lari dan menghilang untuk melepas tanggung jawabmu pada kami?
Tapi kenapa kamu tiba-tiba datang dan mencari anak anakku?" sahutku ketus dengan dada naik turun, kebencian dan sakit hati sudah begitu membuat dada ini sesak.
Setelah sekian tahun dia pergi tak ada kabar, kini tiba tiba datang dan mengakui Bulan dan Bintang anak anaknya, sok perduli padahal penjahat.
"Boleh aku masuk, Ren?
Tolong ijinkan aku bicara sebentar saja." sahutnya lirih, entah dimana sikap arogannya itu, mas Soni datang dengan sikap yang sangat berbeda dari biasanya, wajahnya terlihat kuyu dan menyimpan banyak beban di kedua sorot matanya. Apa yang terjadi dengan lelaki itu sebenarnya?
"Masuklah, tapi jangan lama lama.
Aku gak mau, kedatangan kaku menambah susah hidupku dan anak anak." sungutku dengan wajah tak suka tapi tetap membiarkannya masuk, terus terang aku penasaran dengan tujuannya datang menemuiku.
"Ren, maafkan aku.
Aku menyesal sudah berbuat dzalim sama kamu dan anak anakku. Ijinkan aku untuk memperbaiki semuanya. Tolong beri aku kesempatan untuk bertanggung jawab atas hidup mereka. Aku akan mencukupi apapun yang jadi kebutuhan mereka, aku janji." mas Soni nampak serius dengan ucapannya, bahkan matanya terlihat sudah berkaca kaca.
"Angin apa yang membuatmu bisa berubah gini, mas?
Bukankah kamu tak mau mengakui kehadiran Bintang maupun Bulan sebagai darah daging kamu?" sahutku ketus, masih benci jika teringat keangkuhannya saat menolak kehadiran Bintang dan Bulan. Dia hanya mau menikmati tubuhku saja, tanpa ada niat untuk bertanggung jawab.
"Aku minta maaf, dan aku menyesal.
Aku ingin memperbaiki semuanya, ijinkan aku bertemu anak anak dan membayar kesalahanku pada mereka." mas Soni masih gigih meminta maaf dan berharap bisa dekat dengan kedua anaknya.
"Yang mereka tau, mas Albinara adalah papa mereka. Lalu bagaimana kamu mau membuat kedua anak itu dekat dan nyaman dengan orang asing sepertimu?" aku menatap tajam pria yang masih terlihat tampan di usia yang sudah berkepala tiga itu.
"Aku akan berusaha semampuku, yang penting kamu mengijinkan aku untuk mendekati mereka.
Aku janji tidak akan berbuat macam macam.
Karena aku juga sudah pergi meninggalkan keluargaku. Sekarang aku tinggal di kota ini, karena ada beberapa bisnis yang aku kelola disini." jelasnya panjang lebar dengan seulas senyum tipis.
Sebenci apapun aku dengannya, aku tidak mau membatasi hubungannya dengan anak anak. Bagaimanapun Bulan dan Bintang juga membutuhkan sosok figur seorang ayah yang selalu mereka dambakan selama ini.
Semoga dengan kehadiran Soni, rasa rujuk mereka akan sosok mas Albinara bisa terobati. Karena bagaimanapun mas Soni adalah ayah kandung mereka.
"Baiklah, tapi jangan pernah berpikir untuk mengambil mereka dariku. Karena aku tidak akan pernah biarkan siapapun mengambil anak anakku dari tanganku."
"Aku tidak akan melakukan itu, Renata. Percayalah!
Kamu sudah mau memberikan ijin untuk ketemu mereka saja aku sudah sangat bersyukur. Terimakasih ya." sahut mas Soni lembut, baru kali aku melihat sikapnya begitu, biasanya dia akan kasar dan berbuat seenaknya.
"Ini, simpanlah gunakan untuk keperluan kalian." mas Soni menyodorkan kartu ATM serta kertas kecil yang tertulis angka angka pin ATM tersebut padaku.
"Maksudnya?" sahutku pura pura tak mengerti.
"Ini anggap saja uang nafkah yang selama ini aku tunda untuk mereka. Sekarang kamu bisa mempergunakannya untuk kebutuhan kalian. Dan setiap bulannya nanti aku juga akan mentransfer untuk kebutuhan mereka. Mulai sekarang aku tidak akan mengabaikan tanggung jawabku pada anak anakku." sahutnya pasti dengan mengukir senyuman tulus di wajah putihnya.
"Terimakasih." sahutku singkat dan mengambil ATM tersebut, rejeki tidak boleh di tolak bukan.
"Tunggulah sebentar, aku akan memanggil anak anak. Tapi tolong jangan buat mereka bingung dengan status kamu yang sesungguhnya, cukup biarkan mereka tau kalau kamu adalah temanku. Semua butuh proses dan waktu. Aku harap, kamu memahaminya." aku harus mengingatkan mas Soni untuk tidak gegabah dalam bicara pada anak anak, karena mental mereka belum siap menghadapi masalah rumit ini.
"Tenanglah, aku mengerti apa yang harus aku lakukan." sahutnya dengan menatapku dalam, sampai sampai aku dibuat salah tingkah.
"Ren!
Apa kamu masih dengan Albinara?" suaranya kembali terdengar saat aku ingin melangkah meninggalkannya.
"Kami sudah cerai. Mas Albin sudah menikah lagi." sahutku dingin, lalu kembali meneruskan langkah. Terlihat dia menyunggingkan senyuman tipis di bibirnya, entah maksudnya apa dengan senyumannya itu. Menyebalkan.
"Bintang! Bulan!
Sini nak, ayo keluar temui teman mama, Om Soni ingin kenalan sama kalian."
"Om Soni?
Siapa om Soni, ma?" sahut Bulan dengan menyipitkan matanya.
"Temennya mama, orangnya baik kok.
Yuk sini ikut mama." sahutku dengan tersenyum hangat pada kedua anak pintar ku.
Semoga mereka bisa menerima kehadiran Soni dan membuat rindu terhadap mas Albin terobati, kasihan Bintang dan Bulan, mereka sangat menginginkan kasih sayang seorang ayah yang utuh. Bismillah, semoga keputusan yang kuambil ini benar, ya Robb.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
Novel baru :
#Ternyata Aku Yang Kedua
Novel on going :
#Wanita sebatang kara
#Ganti Istri
Novel Tamat :
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)
#Coretan pena Hawa (Tamat)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)
#Sekar Arumi (Tamat)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )
#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)
#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)
#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)
#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]
#Bidadari Salju [ tamat ]
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Nayla Ujji ...
masih menyimak...
next.. Thor
2023-05-29
0