"Iya sayang, aku mengerti.
Besok kita pergi ke notaris, untuk alihkan semua aset atas nama kamu!" sahutnya yang tersenyum hangat dengan menatapku dalam.
Setidaknya aku sudah tau, hubungan seperti apa antara suamiku dan Renata, meskipun Renata istri pertamanya, namun mereka menikah karena memang jebakan Renata, sudah tau jika anak yang dikandungnya anak dari laki laki lain, tapi Renata justru menunjuk mas Albin agar bertanggung jawab dengan foto foto yang memang sengaja Renata buat dalam melancarkan aksinya, dan parahnya Renata kembali berselingkuh dengan mantannya sampai kembali hamil anak kedua, padahal mas Albin tidak pernah menyentuhnya. Benar benar keterlaluan!
"Sayang, setelah dari notaris kira temui anak anaknya Renata ya?
Kamu gak papakan?" mas Albin menatapku dengan lekat, mata itu berharap aku mau memahami keadaan ini.
"Iya, mas. Gak papa kok.
Lagian aku juga penasaran bertemu mereka.
Oh iya, mas. Kenapa ada foto keluarga yang sepertinya dibuat masih baru ya, dirumah Renata.
Sepertinya aku merasa aneh saja, katanya kamu tidak menerima Renata di hati kamu, kok bisa kalian melakukan foto keluarga dan kayaknya itu diambil masih baru, karena anak anak Renata sudah pada besar kok." aku menumpahkan rasa penasaran ini pada mas Albin, dia terlihat mengerutkan wajahnya.
"Foto?
Aku gak pernah melakukan foto keluarga sama mereka kok." sahut mas Albin bingung.
"Sebentar, aku kemarin sempat ambil fotonya kok dari ponselku. Coba mas lihat ini deh, ini kan wajahmu mas." aku menyerahkan ponsel pada mas Albin, dan menunjukkan foto tersebut.
"Foto kapan ini, kok aneh.
Sumpah sayang, mas gak pernah kok melakukan foto ini. Bahkan baju ini yang dipake foto gak punya loh, mas.
Sebentar sebentar, ini kok gak sama ya, coba lihat sayang, di tangan laki laki ini nampak ada bulunya kan, sedang mas gak punya bulu kayak ini. Terus perhatikan kuku jempol tangannya, kok panjang, sedangkan aku gak pernah memanjangkan kuku sedari dulu. Fix, ini editan. Nekad sekali sih Renata, astaga, huuuuft!" keluh suamiku panjang lebar, dan akupun juga ikut memastikan apa yang dia katakan barusan, memang benar tangan pria di foto ini punya bulu halus, gak kelihatan kalau kita melihatnya sekilas, tapi kalau diperhatikan dan layar agak di perbesar, maka akan kelihatan jelas, kuku tangannya yang jempol juga kelihatan panjang, sedangkan mas Albin selama ini sama sekali tidak pernah memanjangkan kukunya.
Akupun kembali memperbesar bagian wajah dan leher, sedikit janggal sih, antara leher dan wajah beda warna kulit, sungguh Renata memang sengaja ingin membuat hubunganku dengan mas Albin berantakan. Kini aku semakin yakin, dengan apa yang diceritakan suamiku. Meskipun ada perasaan sakit oleh kenyataan jika suamiku punya istri lain, namun aku juga tidak boleh egois, karena faktanya mas Albin hanyalah di jebak. Mungkin terdengar munafik, tapi inilah yang sedang aku rasakan.
"Mas!
Kenapa selama ini kamu menutupi masalahmu dengan Renata dariku?" aku menatap wajah kuyu suamiku, entahlah meskipun aku tau cerita yang sebenarnya, tapi aku masih membutuhkan penjelasan, lagi dan lagi.
"Bukankah sudah aku jelaskan sayang, ini tidak sesuai dengan yang dipikirkan. Aku gak mau kamu salah paham dan pergi meninggalkan aku. Toh aku pikir, aku tidak pernah menyentuh Renata selama ini, aku hanya melakukan kewajibanku memberinya nafkah dan melihat anak anaknya, itupun aku tidak pernah menginap." sahutnya dengan membuang nafasnya kasar. Terlihat sekali lelah di kedua matanya.
"Sayang, aku sungguh sangat mencintai kamu.
Aku beruntung bisa menikahi kamu dan memiliki dua anak yang cantik dan tampan darimu.
Maafkan aku jika harus mencintaimu dengan cara seperti ini, aku memang menghadirkan kamu jadi yang kedua, tapi percayalah kamu adalah satu satunya yang ada di hatiku, kamu selalu yang utama bagiku sayang, percayalah." sahut suamiku yang meraih kedua tangan ini untuk digenggamnya, ada satu titik bening yang meluncur di wajah tampannya. Selama kami menikah, baru kali ini aku melihat mas Albin meneteskan air mata. Ya Tuhan, apakah keraguanku begitu melukai perasaannya sampai dia meneteskan air matanya. Maafkan aku ya Robby, aku tidak bermaksud menyakitinya dengan ucapanku, aku hanya ingin memastikan perasaan itu padaku.
#Part yang ini gak panjang, karena waktunya nyiapin anak sekolah.
Nanti agak siangan up bab lagi yang agak panjang. 🙏☺🤩
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
Novel baru :
#Ternyata Aku Yang Kedua
Novel on going :
#Wanita sebatang kara
#Ganti Istri
Novel Tamat :
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)
#Coretan pena Hawa (Tamat)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)
#Sekar Arumi (Tamat)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )
#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)
#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)
#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)
#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]
#Bidadari Salju [ tamat ]
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Nayla Ujji ...
makasih... othor.
positive vibes nya...
su'udzon itu tidak baik...
tapi saya membaca novel mu, saya mengenal berbagai macam karakter...
untuk lebih bijak .
maklum, saya emak² kerjaan dapur kerjaan dapur mulu yg di fikir'n
2023-05-27
1
Diana Susanti
terjawab dah,,,,,,banyak wanita yg egois,,, nanti pun yg jd korban anak anaknya juga
2023-05-25
1