"Sudah dramanya, hm?
Atau masih ada lagi karangan yang belum kamu katakan?
Katakan saja, mumpung aku masih punya sedikit waktu untuk mendengarkan ocehan omong kosong mu itu!" sinis mas Albin dengan sudut bibir terangkat sebelah.
"Aku tau, pasti kamu mengira aku mengada ada, bukan?
Itulah kenapa aku memilih diam dan menerima semua tuduhan mu itu selama ini.
Kamu pikir, aku mau diperlakukan seperti ini?
Aku mencintaimu Albinara, aku ingin hidup normal seperti pasangan diluar sana.
Aku benci kamu, Zahra. Aku benci!" teriaknya dengan tubuh berguncang.
Air matanya terus menderas, entah kenapa aku merasakan semua ucapannya itu fakta.
Dari sorot matanya yang terluka dan penuh dengan beban.
"Diam!
Berhentilah menyudutkan Zahra, dia istriku.
Wanita terhormat yang menjaga kehormatannya hanya untukku, suaminya.
Hanya aku lelaki yang bisa menyentuhnya.
Dia bukan kamu, yang begitu naif dan mudah mengobral nafsu pada pria lain.
Jadi, cukup kamu menyalahkan Zahra. Atau aku akan membuatmu menyesal." tekan mas Albin dengan dada naik turun.
Sedangkan aku, tak mampu bicara apapun, semua terlalu rumit untuk aku cerna dengan akal sehat. Fakta ini sungguh membuatku tak sanggup berpikir jernih.
"Kamu tau, mas?
Selama ini, aku berusaha patuh padamu, aku menerima apapun yang jadi keputusanmu.
Dan aku juga sudah mengalah untuk tidak menuntut pada keluargamu. Tapi, semakin lama kamu semakin keterlaluan, kamu benar benar kaki kaki yang tak punya perasaan.
Kamu memberikan nafkah dan fasilitas yang jomplang padaku dan Zahra.
Kamu ratu kan wanita itu dengan kemewahan, sedangkan aku kamu suruh menekan semua keinginan. Apakah itu adil untukku, hah?"
panjang lebar mbak Renata mengungkapkan perasaannya, sebagai wanita aku bisa memahami rasa sakit itu. Entah mana yang benar diantara mereka, aku hanya merasa aku yang paling berdosa disini, aku secara tidak langsung sudah merebut milik mbak Renata. Sungguh ini semua diluar dugaan. Ternyata suamiku menikahiku saat dia sudah menjadi suami wanita lain.
"Tidak ada lelaki yang Sudi menerima seorang istri yang sudah penuh noda, Renata!
Bahkan kamu sanggup mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya, hadirnya Bulan adalah bukti bagaimana hinanya kamu.
Bukannya memperbaiki dan insaf, tapi kamu justru mengulang kesalahan yang sama.
Apa kamu pikir, aku tidak tau dengan tujuan kamu menikah denganku?
Bukankah kamu hanya inginkan hartaku saja, hmm?" sahut mas Albin dengan senyuman sinis.
"Ya, kamu benar, mas!
Aku inginkan hartamu, aku ingin hidup enak tanpa harus bekerja keras. Itu adalah prinsip semua wanita bukan?
Tapi dibalik semua itu, aku sangat mencintaimu, sangat!" balas mbak Renata dengan air mata yang kembali menderas.
Tubuhku lemas, tak lagi sanggup menopang kedua kakiku. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan.
"Aku akan berikan uang lima ratus juta seperti yang kamu inginkan, Renata.
Tapi jangan bermimpi, kamu akan mendapatkan seluruh hartaku, karena semua aset sudah berpindah atas namanya Zahra dan anak anakku." Mas Albin mengatakan semua itu dengan nada tegas, kedua tangannya dia masukkan dalam saku celananya.
Sedangkan mbak Renata terlihat menatapnya tanpa ekspresi, senyum tipis terukir di wajah ayunya.
"Baiklah, semoga kalian bahagia.
Rekeningku, masih sama.
Pergilah, bawa pelakor itu sekalian!" ucapnya dingin, bahkan air matanya langsung ia usap dengan kasar. Mas Albin nampak mengerutkan wajahnya menatap perubahan sikap mbak Renata yang berubah begitu cepat. Tadi saja dia menjerit dan meraung penuh emosi, tapi kini dia bersikap tanpa ekspresi, dingin dan datar. Sungguh, aku semakin bingung menghadapi situasi ini.
"Tunggu." mas Albin nampak menghentikan langkah mbak Renata yang hendak membuka pintu.
Seketika wanita itu menoleh, dan menatap dingin kearah kami.
"Mulai detik ini, kamu bukan lagi istriku. Aku jatuhkan talak padamu Renata Ayu Kesuma.
Dan detik ini juga lepas sudah tanggung jawabku padamu." mas Albin mengucapkan kata talaq pada istri pertamanya dengan lancar dan tenang.
Hatiku ikut perih mendengarnya.
Namun mbak Renata hanya diam saja, membeku Tania satupun kalimat yang terucap dari bibirnya.
Namun ada tetes bening yang kembali mengalir di wajah ayunya.
"Jangan lupa, transfer uang yang lima ratus juta padaku. Pergilah!" sahutnya kemudian.
Lalu membuka pintu dan menghilang di baliknya.
Sesaat mas Albin nampak tertegun melihat ekspresi dari cinta pertamanya. Sepertinya masih ada sisa cinta di hati suamiku untuk mbak Renata. Karena tatapan matanya terlihat juga tengah terluka.
"Ayo." mas Albin menggandeng tanganku dan mengajakku pergi dari rumahnya mbak Renata.
Namun saat kami akan memasuki mobil, terdengar tangisan dia bocah memanggil nama mas Albin dengan sebutan papa.
Mas Albin terlihat mengurungkan niatnya memasuki mobil.
Lalu berjalan menghampiri kedua anak itu yang tengah menangis.
"Papa kenapa pergi sama tante itu?
Papa gak sayang kami lagi?
Papa mau ninggalin mama ya?" nampak Bulan tengah menangis sesenggukan dengan pertanyaan yang begitu menyayat hati.
Mas Albin menatapku dengan wajah lesu, mungkin bingung ajan memberikan jawaban apa untuk kedua anak itu. Karena bagaimanapun mereka adalah anak anak tanpa dosa, masih polos yang tak pantas merasakan sakitnya perpisahan karena masalah kami orang dewasa.
"Kenapa papa diam saja?
Apa papa akan pergi dan tidak akan pernah kembali lagi?" lontar Bintang dengan wajah sedihnya.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
Novel baru :
#Ternyata Aku Yang Kedua
Novel on going :
#Wanita sebatang kara
#Ganti Istri
Novel Tamat :
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)
#Coretan pena Hawa (Tamat)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)
#Sekar Arumi (Tamat)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )
#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)
#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)
#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)
#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]
#Bidadari Salju [ tamat ]
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Hanipah Fitri
terpukau aku membacanya, lancar benar ucapan Renata
2023-08-18
1