Bab 17

"Alhamdulillah.

Akhirnya, wanita itu menyingkir juga. Dan kamu harus ingat, jangan sekali kali mengurusi kedua anaknya, karena itu bisa saja jadi awal masalah baru buat kalian. Paham?" balas mama dengan wajah serius. Aku dan mas Albin saling tatap, karena kami baru saja membicarakan kedua anak itu dan akan tetap perduli.

Ya Tuhan, apa yang harus kami lakukan, mengikuti perkataan mama, atau menuruti perasaan iba ini. Ah entahlah.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

"Apa apaan kamu , Sofia?

Sampai kapan kamu seperti ini terus, hah?

Muak aku dengan tingkahmu yang menjijikkan ini!" Dadaku terasa panas tiap kali mendapati istriku pulang dalam keadaan mabuk.

Berulangkali diperingatkan tapi sama sekali tidak dia gubris. Hampir tiga tahun kami menikah, tapi belum ada tanda tanda dia akan hamil.

Huh, padahal aku sudah sangat menginginkan kehadiran seorang anak dalam pernikahan kami.

"Kenapa sih, Son, malam malam teriak teriak?

Malu kalau terdengar sama tetangga." mama keluar dari kamarnya sambil mengomel, seperti biasa, dia pasti akan membela menantu kesayangannya itu, sesalah apapun Sofia pasti akan mendapatkan pembelaan dari mamaku.

Mama sangat melindungi istriku itu, hanya karena dia anak dari temannya yang pengusaha ternama dengan harta berlimpah. Entahlah, kenapa dulu aku begitu menggilai wanita itu, Sofia perempuan yang sangat cantik dengan kulit mulus dan body seksinya. Dia lulusan luar negri, dengan gaya hidup yang bebas.

Aku kira semua itu tak jadi soal, setelah jadi istriku dia akan mengurangi kebiasaannya itu, tapi justru dia semakin menggila.

Tiap hari kerjaannya hanya shoping dan bersenang senang dengan geng sosialita nya, arisan atau apalah itu, saling pamer kemewahan. Dan hampir tiap malam juga dia akan pulang dalam keadaan bau alkohol. Lama lama membuatku muak dan hilang rasa.

Aku memang bukan orang baik, tapi sebejad bejadnya seorang lelaki pasti menginginkan perempuan yang baik untuk jadi pasangannya.

"Lihat, menantu kesayangannya mama, tiap malam pulang selalu mabuk. Kapan bisa punya anak, kalau saja dia terus seperti itu.

Lama lama aku muak dengan kelakuannya." teriakku emosi, bahkan mama pun juga kena dampaknya.

Mama terlihat langsung menghampiri Sofia dan memapahnya untuk duduk di sofa ruang tamuku yang empuk. Sepertinya dia sudah benar benar tidak sadar, buktinya dia diam saja saat aku mengomelinya, sialan!

"Soni, mau kemana kamu?

Urus istrimu, jangan malah pergi." teriak mama yang sama sekali tidak aku hiraukan, biar saja mama mengurusnya sendiri, bukannya dia menantu kesayangannya.

Aku langsung pergi tancap gas, mau kemana aku juga tidak tau.

Akhirnya, aku memutuskan berhenti di salah satu hotel dan menginap disana, dari pada dirumah kepalaku makin pusing melihat istri yang tak tau sopan santun.

Mata ini tak dapat terpejam, tiba tiba bayangan Renata mengusikku.

Setelah sekian tahun aku meninggalkannya, bagaimana kabar perempuan itu sekarang.

Aku meninggalkan benih di rahimnya tanpa mau bertanggung jawab.

Dan kini, justru aku kesulitan punya anak dengan perempuan pilihanku. Shiiit, sial!

Aku akan cari waktu bertemu dengannya, Renata dan juga kedua anakku. Bagaimanapun caranya aku harus bisa mendapatkan kedua anakku dari Albinara. Tapi, apakah mereka masih bersama, setahuku Albinara sudah menikah lagi dengan anak pengusaha terkenal. Aah Renata, apakah hidupmu saat ini tengah menderita?

Pukul sepuluh pagi, mata ini masih terasa berat, tapi dering ponsel terus berbunyi, panggilan dari Sonia dan mama terus berulang.

Ada apa lagi dengan mereka, suka sekali menganggu ketenanganku.

"Hallo, ada apa, ma?" sahut ku saat menerima telepon dari mamaku.

"Kamu dimana, Soni?

Istrimu bingung mencari mu, kamu malah sulit dihubungi." omel mamaku, seolah akulah yang paling bersalah di sini, tanpa melihat kelakuan gila menantunya itu.

"Untuk apa dia mencariku, ma?

Bukankah dia sudah cukup puas bersenang senang dengan alkohol dan teman temannya itu?

Jadi, biarkan aku sendiri untuk menenangkan diriku." sahutku ketus, dan tentu saja nama pasti akan mengomel panjang lebar. Namun aku terlanjur mematikan ponselku, dan menonaktifkan datanya. Aku ingin tenang sehari saja tanpa ocehan kedua wanita itu.

Hidupku benar benar buruk setelah mengenal Sonia. Kekayaan dan kecantikan tidak menjamin sebuah kebahagiaan. Memuakkan!

Renata, aku harap saat ini kamu sendiri, dan aku janji akan membahagiakan kamu dan mencukupi kebutuhan kedua anak kita. Tunggu aku Renata, sebentar lagi aku akan datang menemui mu.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

Novel baru :

#Ternyata Aku Yang Kedua

Novel on going :

#Wanita sebatang kara

#Ganti Istri

Novel Tamat :

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]

#Bidadari Salju [ tamat ]

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!