"Maaf ya!
Kok aku jadi curhat begini!" mbak Renata mengusap air matanya lalu salah tingkah sendiri, menyadari dirinya sudah mengutarakan kemelut hidupnya.
"Kenapa kamu jadi ikut nangis, Ra?" mbak Renata menatapku dengan tatapan yang entahlah, aku sendiri tidak bisa mengartikannya.
"Gak papa, mbak. Ikut larut dengan ceritanya mbak, jadi ikut sedih!" sahutku mencari alasan.
"Ra!
Kita pulang sekarang yuk, ini Yuki kayaknya sudah mulai ngantuk.
Dan kamu sudah mendingan, kan?" Intan menatapku penuh arti, tanpa banyak bicara lagi, akupun mengikuti ucapan Intan.
"Sekali lagi, maaf ya mbak!
Aku sudah bikin kacau arisan kita!" sekali lagi aku mengucap kata maaf pada istri siri suamiku itu, tapi entah kenapa, aku melihat ada tatapan aneh di sorot matanya kalau melihatku. Dan saat aku sudah mau memasuki mobil, kembali aku menoleh, terlihat mbak Renata menyunggingkan senyuman sinis. Semoga ini hanyalah perasaanku saja.
"Ra!
Apa kamu merasa ada sesuatu yang disembunyikan Renata?
Maksudku, dia punya maksud tersembunyi.
Entahlah, aku berpikir, ini bukanlah sebuah kebetulan, tapi memang sudah direncanakan. Karena jujur saja aku kaget, dirumahnya Renata ada foto suami kamu, padahal dulu aku pernah datang kerumah itu, mungkin setahun yang lalu, foto itu belum ada. Apakah, sebenernya dia tau, kalau kamu adalah istrinya Albinara?" Intan mengungkapkan pikirannya, namun aku tak mampu mencerna, hatiku masih berantakan, dan otak ini masih belum bisa diajak untuk berfikir.
"Ra!
Sekarang apa yang akan kamu lakukan?
Saranku, jangan dulu gegabah, selidiki dulu kebenarannya. Karena selama ini, Albin begitu menyayangi kamu dan sedikitpun tidak pernah menyakiti kamu, kan?
Aku yakin, pasti ada sesuatu sebab yang membuatnya tega pada Renata." Intan kembali mengeluarkan suaranya, namun bibir ini seolah enggan menanggapi, aku lebih memilih menenangkan hati dan pikiran ini, karena aku tidak mau, emosiku menghancurkan semuanya. Benar kata Intan, aku harus mencari tau lebih dulu tentang kebenarannya.
Merasa tidak aku respon, Intan akhirnya diam dan fokus dengan jalanan di depannya, sedangkan Yuki sudah tertidur di jok belakang yang ditata kasur agar dia tidak terjatuh. Mobil Intan memang sudah didesain kusus untuk membuat anaknya nyaman saat perjalanan.
"Tan!
Menurutmu, apakah aku harus menanyakan langsung sama mas Albin?
Atau aku selidiki dulu?" setelah sekian menit terdiam, aku mulai bersuara, mengungkapkan rasa gelisah dengan apa yang harus kulakukan setelah ini.
"Seperti yang tadi sudah kubilang, selidiki saja dulu.
Entahlah, aku menangkap maksud lain dari Renata tentang kumpulan arisan kali ini. Sepertinya dia tengah merencanakan sesuatu.
Kita memang lama tidak pernah bertemu, tapi kita juga tidak boleh lupa, seperti apa sifat Renata dulu saat masih sekolah!
Kamu ingat kan?" sahut Intan dengan tatapan dalam.
"Iya, tapi entah kenapa rasanya bisa sesakit ini.
Apakah aku sanggup, bersikap biasa saja sama suamiku, Tan?
Sedangkan hatiku tengah tidak baik baik saja.
Jujur, kalau boleh memilih, aku tidak ingin pulang dulu. Tapi itu tidak mungkin, Nesya harus sekolah, dan mamaku pasti akan curiga." lirihku, dengan dada yang terasa kian sesak.
"Pasrahkan semua pada yang di atas.
Insyaallah kamu wanita kuat, Ra!
Aku akan bantu cari tau soal Renata.
Kamu tenang saja, aku punya saudara yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggal Renata. Meskipun mereka beda RT, tapi aku yakin, saudaraku pasti sedikit banyak tau siapa dan bagaimana Renata.
Kamu yang sabar dulu, tenangin diri kamu.
Kasihan Abian, dia masih sangat membutuhkan ibunya untuk kuat." Intan menggenggam tanganku, seolah ingin memberikan kekuatan pada diri ini yang mendadak rapuh.
"Semoga aku mampu, Tan!
Kamu tidak turun dulu?
Istirahat sebentar saja disini, masih jam tiga, suamimu juga belum pulang." sahutku dengan tatapan memohon.
"Aku langsung pulang saja, kasihan Yuki, tuh dia sudah lelap banget tidurnya.
Aku juga harus siapin makan malam buat suamiku, Ra!
Nanti kita lanjut ngobrolnya lewat WA saja ya!
Dan satu lagi, coba deh kamu cek ponsel suami kamu, barangkali kamu bisa menemukan sesuatu disana. Kalau bisa sadap saja, biar kamu tau semua obrolannya." sahut sahabatku itu, dia memang selalu saja punya solusi yang tidak aku pikirkan sebelumnya.
"Oke, aku akan mencobanya.
Terimakasih ya, kamu selalu jadi teman yang bisa diandalkan.
Hati hati di jalan!" setelah puas mengobrol, Intan langsung tancap gas dan mobilnya pun hilang dari pandangan.
Terlihat suamiku sudah berdiri di depan teras dengan senyuman hangat. Wajahnya terlihat sangat tampan, tubuhnya yang atletis selalu membuatku jatuh cinta pada pesonanya. Tapi saat ini, rasa itu mendadak hambar. Bahkan hati ini mendingin.
"Capek, sayang?
Sini, biar Abian sama papa!" sambut mas Albin seperti biasa, selalu hangat dan perhatian.
Dengan cekatan dia mengambil Abian dari gendonganku, lalu menciumi bayi kami dengan gemas, sampai Abian terus tertawa senang dengan perlakuan papanya. Biasanya aku akan senang melihat pemandangan seperti ini, tapi kali ini mendadak hatiku perih dan air mata lolos begitu saja, teringat ada anak wanita lain dari benih suamiku.
"Sayang, you oke?
Kenapa kamu nangis?
Ada masalah saat arisan, kamu ada yang gangguin?" tanya mas Albin dengan raut khawatir.
"Gak papa kok, mas!
Aku baik baik saja, ini tadi kena debu, jadi kelilipan, mata panas rasanya." sahutku mencari alasan dan mengusap air mata ini dengan kasar, memaksakan senyum agar dia tak curiga.
Masih belum saatnya aku membuka kebohongannya, aku harus mencari alasan apa sehingga dia melakukan semua ini pada kami, aku dan mbak Renata.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
Novel baru :
#Ternyata Aku Yang Kedua
Novel on going :
#Wanita sebatang kara
#Ganti Istri
Novel Tamat :
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)
#Coretan pena Hawa (Tamat)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)
#Sekar Arumi (Tamat)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )
#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)
#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)
#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)
#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]
#Bidadari Salju [ tamat ]
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Hanipah Fitri
ternyata asyik juga dibaca
2023-08-16
2