Bab 10

"Makasih sayang, aku memang beruntung memilikimu, terimakasih sudah memberikan jalan keluar yang sama sekali tidak aku pikirkan sebelumnya. Aku akan pindahkan aset aset milikku, tapi bukan atas nama mamaku, tapi nama kamu dan Nesya. Makasih ya sayang, aku semakin mencintai kamu, pokoknya!" sambungnya yang langsung menghujani diri ini dengan ciuman dan berakhir adegan panas di ranjang.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

POV Renata

Aku yakin saat ini mereka pasti bertengkar, Zahra pasti sangat marah dengan suaminya. Bodoh amat dengan hubungan mereka. Aku hanya ingin menyelamatkan diriku sendiri.

Sejak Soni pergi ke luar negri, aku tidak punya apapun untuk diandalkan. Albinara satu satunya harapanku. Maka dari itu aku harus bisa mendapatkan cintanya kembali.

"Mama!" suara Bintang dan Bulan terdengar memasuki rumah ini. Tadi aku sengaja meminta bik Minah, ART ku untuk mengajak mereka jalan jalan di taman yang tak jauh dari rumah, agar bisa pergi sendirian dan ternyata aku bertemu dengan orang yang aku harapkan. Memang takdir sedang memihak ku.

"Hey sayang.

Sudah pulang, gimana jalan jalannya, asik gak tadi?" tanyaku menyambut kedua anakku yang lucu lucu.

"Seru, ma.

Tadi adek jatuh tapi gak nangis loh, pas main lompat tali. Hebat tuh adik." jawab Bintang yang begitu bangganya menceritakan sang adik.

"Wah, beneran itu, adek jatuh tapi gak nangis?

Kuat dong ya?" sahutku yang ikut mengimbangi bagaimana serunya mereka. Aku mungkin bukan wanita yang baik, tapi aku adalah ibu yang baik untuk anak anakku. Mereka anak yang penurut dan sopan, bahkan tidak pernah menuntut apa-apa. Mereka hanya tau, kalau Albinara adalah papa nya.

"Papa kapan pulang, ma?

Kok lama papa gak pulang pulang, Bulan kangen tau!" timpal si bungsu dengan wajah cemberut.

"Sabar ya sayang, papa kan kagi kerja, cari uang buat Bulan sama kak Bintang. Papanya di doain saja ya, biar sehat, dan usahanya diberi kelancaran terus cepet pulang deh!" sahutku yang memang selalu menanamkan pikiran positif pada kedua anakku. Bagaimanapun mereka adalah berlian yang pantas untuk aku jaga agar tidak rusak. Aku selalu memberi pemahaman pemahaman yang melatih hati mereka senantiasa bersabar, iklas dan bisa bersikap santun pada semua orang. Cukup aku saja yang rusak, kedua anakku tidak harus ikut rusak.

"Tapi kita boleh kan, Vidio call sama papa, ma?

Bintang juga kangen banget sama papa!" Bintang juga ikut menyuarakan isi hatinya. Ya Tuhan, apa aku sudah sangat jahat, membawa anak anak ke dalam masalahku?

Soni adalah ayah mereka, tapi dia justru kabur keluar negri melepaskan tanggung jawab. Sedangkan anak anakku hanya tau jika mas Albin lah papa mereka. Aku terjebak dalam permainanku sendiri.

"Boleh sayang.

Tapi kalian bersih bersih dulu ya, terus makan.

Habis itu, mama akan telpon papa." sahutku memberi harapan pada mereka. Padahal aku sendiri tidak tahu apakah Albinara mau angkat telepon ku atau tidak, huh menyedihkan!

"Ma aku mau ikan sama sayur asemnya!" celoteh Bulan yang menyodorkan piringnya padaku.

Sedangkan Bintang dia tidak suka makan sayur, dia memilih makan sama ikan dan begedel saja tanpa mau di kasih sayur.

"Jak Bintang kenapa gak pernah makan sayur sih?" celoteh Bulan yang sudah mulai kritis dengan hal hal yang membuatnya penasaran.

"Gak suka!" sahut Bintang cuek. Dua memang tidak banyak bicara, sifatnya mirip sekali dengan Soni, papanya. Sedangkan Bulan, cerewet nya minta ampun.

"Ma kita sudah selesai makan, telponin papa dong!" rengek Bulan dengan wajah memelas.

"Iya sayang, sebentar ya, mama coba hubungi papa dulu." sahutku ragu, tapi tak urung mengotak Atik ponselku mencari nomor mas Albin.

Panggilan hingga yang ke empat kali tak kunjung dia angkat.

Lalu aku mengirim pesan untuk memberitahu kalau anak anak ingin bicara dengannya.

Tak menunggu lama, mas Albin menghubungi balik, ternyata dia masih perduli dengan kedua anakku. Syukurlah!

"Asalamualaikum, papa!" sapa Bintang dengan tersenyum lebar.

"Papa, Bukan kangen. Papa kenapa gak pernah pulang?" sambung Bulan yang protes pada papanya.

"Papa masih banyak pekerjaan, nanti kalau sudah selesai papa akan temui kalian. Sabar dulu ya sayang!" sahut mas Albin basa basi, dia memang tidak pernah tega mengabaikan rengekan Bukan dan Bintang, itulah kenapa aku kadang membawa anak anak untuk membuatnya pulang. Meskipun dia hanya sibuk pada kedua anakku dan sedikitpun tidak mau menyentuhku saat pulang.

Mereka asik mengobrol, dan akhirnya mas Albin menyudahi obrolan mereka, dan meminta anak anak untuk istirahat, lalu menutup telponnya Rania mau bicara padaku sama sekali, sungguh sialan, dia benar benar sudah tak lagi menganggapku.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

"Mereka kelihatannya sangat sayang sama kamu, mas?" aku menatap wajah suamiku yang menyunggingkan senyum tipis. Terlihat dia tengah menanggung beban yang membuatnya bingung harus bagaimana bersikap.

"Mereka anak anak yang polos, Ra.

Yang mereka tau, aku adalah papanya, karena Renata yang mengenalkan mereka akulah papanya. Mau tidak mau, akupun harus menerimanya. Bintang dan Bulan tidak tau apa apa, dia masih polos untuk memahami masalah kita orang dewasa." sahut mas Albin yang menarik nafasnya dalam. Dan aku tau apa yang dia pikirkan, memang anak anak itu tidak bersalah, Renata lah yang membawa mereka dalam kemelut ini.

"Iya, mas!

Aku paham kok, dan aku tidak melarang kamu menyayangi mereka. Tapi ada baiknya kamu tatap jaga jarak, dan selesaikan masalah kamu dengan Renata. Karena aku tidak mau, anak anak kita juga jadi korban keegoisan kalian." sahutku lemah, bagaimanapun, aku memang tidak rela, membagi cinta suamiku pada siapapun.

"Iya sayang, aku mengerti.

Besok kita pergi ke notaris, untuk alihkan semua aset atas nama kamu!" sahutnya yang tersenyum hangat dengan manatapku dalam.

Setidaknya aku sudah tau, hubungan seperti apa antara suamiku dan Renata, meskipun Renata istri pertamanya, namun mereka menikah karena memang jebakan Renata, sudah tau jika anak yang dikandungnya anak dari laki laki lain, tapi Renata justru menunjuk mas Albin agar bertanggung jawab dengan foto foto yang memang sengaja Renata buat dalam melancarkan aksinya, dan parahnya Renata kembali berselingkuh dengan mantannya sampai kembali hamil anak kedua, padahal mas Albin tidak pernah menyentuhnya. Benar benar keterlaluan!

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

Novel baru :

#Ternyata Aku Yang Kedua

Novel on going :

#Wanita sebatang kara

#Ganti Istri

Novel Tamat :

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)

#Coretan pena Hawa (Tamat)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)

#Sekar Arumi (Tamat)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )

#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)

#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)

#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)

#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]

#Bidadari Salju [ tamat ]

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Terpopuler

Comments

Diana Susanti

Diana Susanti

terkadang hidup itu pilihan,,,,, seandainya kamu punya SUAMI sudah nggak cinta,,,jng dipaksa sakit,,,, tapi kalau datang pelakor beda lg diam diam SUAMI punya gebetan atau digoda atau menggoda paling tidak berjuang itu perlu,,karena rata rata yg baru datang yg di sayang sayang yg lama dianggurin MUNGKIN kah kisah Renata berselingkuh dengan Soni seperti ini cinta SUAMI ke lain hati

2023-05-24

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!