"Gak papa kok, mas!
Aku baik baik saja, ini tadi kena debu, jadi kelilipan, mata panas rasanya." sahutku mencari alasan dan mengusap air mata ini dengan kasar, memaksakan senyum agar dia tak curiga.
Masih belum saatnya aku membuka kebohongannya, aku harus mencari alasan apa sehingga dia melakukan semua ini pada kami, aku dan mbak Renata.
"Kamu yakin gak papa?
Jangan bikin aku khawatir, kalau ada apa apa cerita." mas Albin mengusap pipiku lembut, menatap mata ini dalam. Cintanya tidak pernah memudar, dia seolah tak pernah bosan memperlakukan aku seperti seorang ratu yang begitu dia jaga.
"Gak papa, mas!
Aku oke kok!
Aku nitip Abian dulu ya, mau lihat Nesya, habis itu mau mandi. Gak papakan?" sahutku dengan sikap setenang mungkin, meskipun dada ini bergemuruh menahan sesaknya rasa sakit atas kebohongannya.
"Iya sayang, it's oke!
Biar kamu fresh, gak kuyu gini. Nanti gak usah masak, kita makan diluar atau pesen makanan saja. Tadi bi Iyam ijin pulang karena cucunya masuk rumah sakit." mas Albin bicara dengan nada selembut mungkin, kuakui dia adalah laki laki yang sangat baik, jiwa sosialnya begitu tinggi, meskipun dia terlahir dari keluarga kaya, namun sikapnya sangatlah santun dan selalu menghargai orang lain tanpa melihat status seseorang. Tapi kenapa, dia bisa membohongiku selama ini dengan sangat rapinya.
"Iya, mas!
Makasih ya!" sahutku lirih dengan memaksakan senyum. Sebelum membersihkan diri, aku menyempatkan untuk bertemu dengan putriku, Nesya, usianya masih enam tahun, tapi dia sangat mandiri dan cerdas. Dia tidak menyukai mainan, lebih sering menghabiskan waktu di dalam kamar dengan melukis atau belajar. Bahkan diusianya yang masih dini, Nesya sudah sangat fasih membaca dan bicara bahasa inggris. Bukan itu saja, Nesya juga sudah mulai belajar menghafal ayat ayat Alquran. Aku bangga dengan kecerdasan yang dimiliki Nesya, untuk belajar agama, memang mas Albin sengaja mendatangkan guru khusus untuk putri kami itu. Karena pendidikan agama adalah hal terpenting untuk pondasi dalam mengarungi bahtera kehidupan.
"Asalamualaikum, anaknya mama!
Lagi apa sayang?"
"Waalaikumsallm, mama!
Nesya lagi bikin lukisan kucing, tadi ada teman yang minta dibuatkan lukisan dengan model kucing kesayangannya.
Nih fotonya, lucu ya ma?
Boleh gak, Nesya memelihara kucing dirumah?" sahut putriku ceria, dia menyodorkan ponselnya dan menunjukkan foto kucing yang terlihat menggemaskan untuk dia lukis, dan terlihat hasilnya belum maksimal, tapi aku yakin, dia akan menghasilkan lukisan yang bagus dan mirip dengan foto yang ada di ponselnya.
"Nesya pingin punya kucing?" sahutku memastikan.
"Iya, ma!
Mereka lucu lucu, Nesya suka lihat punyanya Kayla, pokoknya lucu banget!" sahut anakku antusias.
"Boleh, nanti mama bilang papa ya, buat bikinin tempatnya dulu. Tapi Nesya harus janji, kalau punya kucing harus rajin ngerawatnya, memang Nesya mau bersihin kandangnya, nanti?" sahutku ingin memastikan kesungguhan anakku dalam bertanggung jawab dengan apa yang jadi keinginannya.
"Mau Lah, ma!
Nesya tau kok caranya, Keyla waktu itu pernah ajarin aku. Mama tenang saja, Nesya akan bertanggung jawab kok, buat bersihin kucing sama kandangnya!" sahut anakku penuh semangat, terlihat matanya penuh harapan.
"Baiklah. Besok Minggu kita akan membelinya, kamu bisa tanya ke Kayla dimana kita bisa membelinya. Oke sayang?" meskipun rasa di hati masih terasa sakit, setidaknya saat berhadapan dengan buah hati, aku menemukan keindahan dan rasa tenang. Anakku harus tetap baik baik saja.
"Kalau begitu, mama mau mandi dulu ya!
Nanti habis sholat magrib Nesya siap siap ya, kita makan bareng di luar!" kembali aku berusaha untuk tetap menjaga kondisi hatiku, bersikap baik baik saja dan seolah tak terjadi apa-apa.
"Makan diluar?
Wah asik, nanti Nesya mau makan kepiting, boleh kan, ma?" sahutnya bahagia, hal hal sederhana sudah membuatnya begitu bahagia, aku gak boleh merusak kebahagiaan anakku hanya karena ego di hatiku. Biarlah, aku cari dulu sebab musabab kenapa mas Albin melakukan ini padaku dan mbak Renata.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Sedangkan di lain tempat, perempuan cantik yang kini tengah duduk sendirian di belakang rumahnya sambil menikmati secangkir kopi tengah tersenyum penuh kepuasan. Merasa sudah berhasil memporak porandakan hati wanita yang sudah merebut suaminya, Albinara.
Renata, sengaja mencari tau siapa istri Albinara setelah Albinara memergoki perselingkuhannya dengan laki laki lain, sehingga Albin enggan untuk menemuinya lagi. Apalagi, Bintang terbukti bukan anaknya Albinara, setelah diam diam Albinara melakukan test DNA.
"Kamu pikir, akan mudah membuatku mundur?
Tentu tidak, aku tidak akan melepaskan harta berharga sepertimu, Albinara!
Kelemahanmu adalah istri muda mu, maka dari itu, aku akan menghancurkannya berlahan lahan.
Menekan mentalmu, agar kamu pun juga tak bisa hidup tenang. Dan akupun akan mendapatkan hakku kembali sebagai istri pengusaha sukses sepertimu, hanya sedikit drama saja dengan mengeluarkan air mata palsu ini. Sebentar lagi, peperangan akan menimpa rumah tanggamu." Renata tertawa sendiri dalam kesunyian rumahnya, kedua anaknya masih dia titipkan pada temannya. Sedangkan tadi dia mengaku anak anaknya sedang dirumah orang tuanya Albinara. Itu hanya salah satu sandiwaranya saja untuk melukai perasaan Zahra, istri kedua Albinara.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
Novel baru :
#Ternyata Aku Yang Kedua
Novel on going :
#Wanita sebatang kara
#Ganti Istri
Novel Tamat :
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)
#Coretan pena Hawa (Tamat)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)
#Sekar Arumi (Tamat)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )
#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)
#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)
#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)
#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]
#Bidadari Salju [ tamat ]
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Hanipah Fitri
waduh Thor... ternyata peran Renata adalah wanita antagonis, jahat banget
2023-08-16
1