Sakit terus menghantam

Sakit dan gelisah menggelayuti hati yang terombang- ambing laksana sebutir debu yang terhempas menempel pada batu lalu terdiam, mengharapkan corak jiwa yang menyelinap relung kalbu yang merana, dalam kesejukan dawai cinta yang terus menjelma.

Begitulah gambaran mereka dengan kehancuran hidupnya, tapi hati dan rasa tidak tertutup oleh dendam yang membekas dalam hatinya.

Ibu Juariah tampak duduk sendiri sambil merenung akan nasibnya, benturan dan hantaman yang menghantamnya seolah ingin membuat dirinya hancur, apalagi bila Ia melihat sosok anaknya Salsa sekarang, rasa sakit dalam hatinya seolah menusuk tanpa ampun dan merobek relung jiwanya, saking terbuai dengan pikirannya Ia dikagetkan oleh panggilan Salsa dari dalam kamar,

"Ibu! Ibu kemari cepat!" teriak Salsa pada Ibu Juariah seolah menahan rasa sakit,

Dengan cepat Ibu Juariah berlari kedalam kamar,

"Ada apa lagi, Nak?" tanya Ibu Juariah pada Anaknya Salsa dengan rasa khawatirnya,

"Tolong Aku mohon, Bu! Perutku semakin sakit rasanya." ucap Salsa pada Ibunya Juariah sambil menangis menahan rasa sakitnya,

mendengar Salsa menangis Ibu juariah menjadi sangat panik, dia langsung mencari Darwis ke dapur yang sedang memasak air untuk minum,

lalu Ibu Juariah menghampiri,

" Nak Darwis, Apakah Ibu bisa minta tolong?" tanya Ibu Juariah pada Darwis dengan rasa khawatirnya,

"Mau minta tolong apa, Bu?" jawab Darwis pada Ibu Juariah dengan rasa penasarannya,

"Ibu mau minta tolong untuk mengantar Salsa ke bidan sekarang, bisa?" ucap Ibu Juariah pada Darwis dengan segenap perasaannya,

"Boleh, tapi kenapa lagi dengan Salsa?" jawab Darwis pada Ibu Juariah tak mengerti,

"Nanti saja Ibu ceritakan, pokoknya sekarang juga Ibu minta antar Salsa ke bidan, Cepat!" ucap Ibu Juariah pada Darwis dengan paniknya,

"Baik, sekarang juga kita berangkat." jawab Darwis pada Ibu Juariah sambil berlari ke arah Salsa,

Lalu Darwis langsung menggendong tubuh Salsa menuju mobilnya dengan Ibu Juariah bersiap membukakan pintu mobilnya, dan dengan sangat hati- hati Darwis meletakkan Salsa di bangku belakang, lalu Ia beserta Ibu Juariah pun naik ke dalam mobil, terus memacu mobilnya menuju bidan terdekat, saking paniknya Darwis bingung mencari bidan mana yang akan mereka tuju,

"Bu, kita mau ke bidan mana?" tanya Darwis pada Ibu Juariah dengan gugupnya,

"Yang paling dekat disini, dimana?" jawab Ibu Juariah pada Darwis dengan rasa gelisah yang tinggi,

"Kalau begitu kita ke bidan Hana aja, tuh sudah kelihatan kliniknya," ucap Darwis dengan gugupnya pada Ibu Juariah pula,

Ibu Juariah hanya mengangguk, lalu mobil Darwis pun memasuki pelataran parkir bidan Hana, lalu mereka semua pada turun, lalu Salsa dibawa dengan lori klinik menuju ruang periksa, saking kikuknya mereka lupa untuk mengurus administrasi, suster jaga menegurnya,

"Maaf, Bu! Yang satu orang mendampingi putrinya, dan satu orang lagi segera mengurus administrasinya,

"Nak Darwis Kamu urus dulu administrasi, Ibu mendampingi Salsa ke dalam!" ucap Ibu Juariah pada Darwis menyuruh dengan rasa gelisahnya,

Darwis pun segera mengurus administrasinya, sedangkan Ibu Juariah ikut bersama Salsa yang sedari tadi tanpa henti menangis karena menahan rasa sakit di perutnya, dan akhirnya Salsa pun memasuki ruang periksa, terlihat bidan Hana sedang menunggunya,

Bidan Hana langsung memeriksa Salsa dengan cekatan dan teliti, sedangkan Ibu Juariah menunggu di depan pintu masuk karena tidak diperbolehkan untuk mendampingi Salsa, tampak Ibu Juariah gelisah tak menentu, lalu dengan tidak sabar Ia cepat bertanya pada bidan Hana yang baru selesai memeriksa anaknya Salsa,

"Bagaimana keadaan anak saya, Bu?" tanya Ibu Juariah pada bidan Hana dengan tergesa- gesa karena rasa khawatirnya,

"Ini akibat rahimnya tidak dijaga, Ibunya depresi membuat anaknya stress, dan rahimnya ikut tegang, jadi sudah jangan diganggu dulu biarkan dia tidur untuk beristirahat, tadi saya sudah memberikan obat tidur dan obat penguat kandungannya, nanti setelah dia bangun kita lihat perkembangannya, sekarang Ibu mohon untuk menunggu di luar." jawab Ibu Bidan Hana pada Ibu Juariah dengan memperingatkannya.

Tak lama Ibu Juariah dengan gontai berjalan keluar dan langsung menemui Darwis yang dengan sabar menunggunya,

"Gimana keadaan Salsa, Bu?" tanya Darwis pada Ibu Juariah dengan rasa penasaran yang tinggi,

"Dia mengalami peregangan rahim, Karena masalahnya yang berat Salsa mengalami depresi hingga anak yang di kandungnya ikut stress, tapi Ibu bidan sudah memberikan obat tidur supaya Salsa bisa Istirahat dan obat penguat rahim, kita tak boleh menemani disana, tapi disini." jawab Ibu Juariah pada Darwis dengan sepenuh perasaanya,

"Kasian sekali dengan keadaan Salsa," ucap Darwis lagi pada Ibu Juariah pula,

"Kita doakan saja agar Salsa dan calon bayinya bisa sehat kembali." jawab Ibu Juariah pafa Darwis memberi masukan sayangnya,

setelah mereka bercakap tentang kondisi Salsa, tiba- tiba Ibu Juariah berkata lagi pada Darwis,

"Nak Darwis kamu harus pulang dulu, dari tadi pagi Ibu lihat kamu belum istirahat, pulang dulu sana nanti kamu jatuh sakit!" ucap Ibu Juariah pada Darwis dengan perhatiannya yang dalam,

"Aku masih ingin disini menemani Ibu untuk Salsa, Aku gak tega melihat Ibu menunggu disini sendirian." jawab Darwis pada Ibu Juariah dengan sedihnya.

Baru saja Darwis hendak pergi ke kamar mandi, tiba- tiba hpnya berbunyi, kring kring kring, dan tak menunggu lama telpon diangkat,

"Halo Ovi, ada apa?" tanya Darwis pada adiknya Ovi ingin tahu,

"Ini Aku sama Mama, Papa sudah di depan rumah Kakak, Kakak dimana? Cepetan pulang kasihan Papa dan Mama menunggu lama!" ucap Ovi adiknya pada Darwis dengan rasa jengkelnya,

Mendengar Ovi bicara, terbayang omelan Mamanya pada Darwis, dan bawelnya adiknya yang selalu ikut- ikutan kalau Mamanya menasihati, lalu Darwis pun terlihat semakin gelisah sampai- sampai Ibu Juariah menghampiri Ia tidak merasakan kehadirannya, dan tersadar saat Ibu Juariah bertanya,

"Siapa tadi yang menelponmu, barusan?" tanya Ibu Juariah pada Darwis dengan rasa penasarannya,

Dalam hati darwis enggan untuk memberi tahunya, tapi ini menyangkut keluarganya, karena bingung untuk mengalihkan pembicaraannya tanpa pusing Darwis pun menjawab,

"Itu adikku Ovi, Ia memberitahu bahwa Ia dan Mama, Papa sudah di depan rumah lalu Darwis disuruh cepat pulang, mereka ingin bertemu Darwis." jawab Darwis pada Ibu Juariah dengan rasa beratnya,

Ibu Juariah diam sejenak sambil berpikir ada apa seolah- olah Ia merasa pertanda kesedihan akan datang lagi,

"Sana cepat kamu pulang, jangan biarkan orang tuamu menunggu, disini tak usah khawatir tidak akan ada apa- apa." jawab Ibu Juariah pada Darwis sambil tangannya menepuk- nepuk pundak Darwis,

"Baiklah, kalau begitu Darwis pulang dulu, tapi kalau ada apa- apa kabari Darwis!" ucap Darwis pada Ibu Juariah sambil berlari menuju mobilnya.

Dalam perjalanan pulang Darwispun berpikir, ada apa mereka datang kerumah biasanya memberi tahu dulu tapi ini mendadak, seolah- olah ada sesuatu, tak lama Darwis pun tiba di rumah,

"Assalamualaikum," ucap Darwis pada mereka yang sedang menunggunya,

" Waalaikum salam," jawab mereka pada Darwis pula,

"Dari mana saja kamu?" tanya Pak Sony ayahnya pada Darwis ingin tahu,

" Biasa anak muda kelayapan," Jawab Darwis pada Ayahnya Sony menggodanya,

"Dasar Kamu selalu aja melucu." ucap Ibu Suci pada anaknya Darwis merasa aneh,

Lalu mereka pun akhirnya masuk dan segera duduk di sofa. Mereka berbincang bersama dengan akurnya,

"Memang ada apa sih kemari? soalnya mendadak," tanya Darwis pada mereka penasaran,

"Besok, Kamu harus siap Papa akan kenalin kamu dengan calon Istrimu?" ucap Pak Sony pada Darwis anaknya dengan wajah berseri,

"Apa? Maksudnya Darwis akan dijodohin?" tanya Darwis pada Pak Sony dengan rasa ingin tahu,

"Iya, dengan putri teman Papa. Orangnya cantik dan baik, nanti juga pasti kamu akan suka setelah melihatnya," ucap Pak Sony pada Darwis dengan menatap pada Istrinya,

Bagai petir di siang bolong perasaan Darwis serasa dihujam pisau sembilu pedih yang amat sangat serasa ingin membunuhnya.

Episodes
1 Asa tergenggam dan harga diri terbang
2 Kepastian yang hanya dari mulutnya
3 Hancur hidupku, hinaan yang terdalam
4 Niat menolong ternyata melolong
5 Maaf yang teramat sangat
6 Mencari keberadaan
7 Jelas adanya
8 Sakit terus menghantam
9 Gelisahnya Ibu
10 Salah berujung rasa cinta
11 Kejujuran yang menggemparkan
12 Ibuku yang liar
13 Wujudkan rencana
14 Sakitnya Yohana
15 Terguncang
16 Memberanguskan nama baik
17 Terlunta
18 Yang disimpan, ketahuan juga
19 Kebingungan
20 Kekhawatiran
21 Gelisah menunggu
22 Akhirnya Terlahir
23 Tersadar
24 Saling menunggu
25 Greget Perkawinan
26 Nestapa luka lama
27 Dua rasa bertemu
28 Celoteh Ibu
29 Cemberut penantian
30 Cemas pikiran
31 Lelah Kepusingan
32 Lamunan kala itu
33 Semerbak pencarian
34 Terbias nyata
35 Akhirnya Kenyataan
36 Kecewa
37 Rasa takut Mama
38 Menggenggam Angan
39 Dilarang Keras
40 Semilir luka berlari
41 Jeritan hati membahana
42 Dramatis perubahan
43 Ketololan beraksi
44 Depresi Cinta tabu
45 Kalap yang tak berujung
46 Depak Keprihatinan
47 Azab birahi
48 Rasa Berduka
49 Pergesaran nilai cinta
50 Gelisah melanda
51 Sepak terjang
52 Lembayung senja
53 Ingin kembali
54 Keinginan yang hilang
55 Teringat Kembali
56 Luapan hati
57 Keinginan dari Sebastio
58 Kandas harapan
59 Dirundung Kesedihan
60 Rasa Cemas melanda
61 Akhir kasabaran
62 Cerita Senja
63 Ucapan Ibu yang mengagetkan
64 Seakan kembali bersinar
65 Cinta begitu adanya
66 Layaknya Ibu
67 Rumah baru dan rutinitas
68 Ketakutan tak berujung
69 Bangkit kembali
70 Tebaran kebahagiaan
71 Terguncang rasa keharuan
72 Cinta yang tumbuh
73 Kemunafikan Cinta
74 Tabuk kepatuhan
75 Marah dan geramnya, Salsa
76 Resah nan gelisah
77 Sangat marahnya
78 Rancunya keinginan
79 Rencana yang membawa haru
80 Amarah yang meledak
81 Keras kepala
82 Berontak dan hantaman
83 Bencana akibat luka lama
84 Prahara balas dendam
85 Kisruh, sangat Menegangkan
86 Rasa mencekam dan mendebarkan
87 Ibu dan rasa penasaran
88 Pupus sudah kegemparan itu
89 Perasaan Nelangsa
90 Rasa ingin tahu
91 Rasa Kerancuan Menyelimuti
92 Mencurahkan kekesalan
93 Liar pikiran dalam benaknya
94 Gugup dan hati bergetar
95 Bias sakit, karena Sahabat
96 Panas hati dua Dara
97 Ungkapan perasaan hati
98 Bias masa lalu menguak
99 Nafsu Arjuna
100 Obrolan di meja makan
101 Jengahnya pernikahan
102 Mama mulai nakal
103 Masa lalu nan Indah
104 Menikah dengan gusarnya
105 Pikiran ketakutan Ibu
106 Malam Pengantin hangat
107 Enggan bicara
108 Kesinambungan cinta,
109 Jeritan hati
110 Akhir dari Ketidaktahuan
111 Akhirnya pergi juga
112 Persiapan dan ajakan hilang
113 Menjenguk, usir resah
114 Lembaran baru
115 Teman Tante, Kasmaran
116 Terbuai perasaan cinta
117 Buaian hangat Cinta
118 Tanya yang bikin luka
119 Torehan Sakit dalam hati
120 Cinta bersemi, Arjuna
121 Petualangan Cinta
122 Tembakan telak, Sang Arjuna
123 Ketakutan dan omelan Ibu
124 Harap dan Cinta, Arjuna
125 Sedih dan Pengharapan
126 Gundah gulana, Darwis
127 Pelipur lara, Ovi
128 Wah, Ibu sangat senang mendengarnya
129 Cerita Kasmaran Cinta
130 Buaian cinta, dan masalah
131 Berat untuk pergi
132 Keinginan Cinta
133 Lingkar masalah cinta
134 Jeruji penjara menunggu
135 Marah yang syahdu
136 Terpuruk rasa bersalah
137 Terbayang selalu kehancuran
138 Tak merasa senang
139 Rasa kecewa Davi
140 Rasa ngiris Salsa
141 Sepatah kata Tanya?
142 Merasa prihatin
143 Curahan yang terdalam
144 Serba pusing karenanya
145 Keadaan bikin tak menentu
146 Semua menjadi jelas
147 Predikat menjadikan terhina
148 Gelisah Tante Jaenab
149 Resah tiada berujung
150 Rasa malu atas hubungan itu
151 kemarahan sahabat
152 Arus Pembalasan mereka
153 Hinaan yang tidak sepantasnya itu.
154 Alasan yang beralasan
155 Ingat kejadian semalam
156 Tabir lama terkuak
157 Tak terlupakan padanya
158 Seno dan Salsa berbahagia
159 Ungkapan ketakutan masa lalu
160 Kerancuan yang tak tentu
161 Cerita jatuh cinta lagi
162 Rasa bersalah Davi padanya
163 Tendangan Pria Misterius
164 Diambang dua Jawaban
165 Diambang dua Jawaban
166 Kecurigaan dan rasa amarah
167 Rasa Penyesalan kepadanya
168 Merasa tak terima
169 Lelaki berbaju hitam datang lagi
170 Ada apa sebenarnya?
171 Penasaran, Mereka menjenguk
172 Penasaran dan penasaran
173 Kegelisahan tiada tara
174 Tak biasanya begitu
175 Rasa kangen Salsa
176 Mulai merasa akrab
177 Akibat Polah dirinya
178 Semua kesusahan
179 Tanpa sadar emosi meluap
180 Keharuan Sang Kekasih
181 Akhirnya terwujud juga
182 Ibu dan Harapan tentang Anaknya itu
183 Curahan hati seutuhnya
184 Akhirnya mereka tahu
185 Kebahagiaan pun datang bila bersamamu
186 Keberatan Ibu
187 Merasa tidak terima, terpengaruh
188 Permintaan yang tak mungkin
189 Mencari tempat berlindung
190 Ibu Juariah pun Geram
191 Rasa Saling bersedih Keduanya
192 Imbas, saling bertengkar
193 Mereka pun marah
194 Bagai Derita menghantamnya
195 Muak, terhempas emosi
196 Dua Tante cantik mendekat
197 Nikmati liarnya kedua Wanita itu
198 Terkapar karena nafsu Kedua Wanita itu
199 Emosi yang tersulut
200 Saking Khawatir
201 Akhirnya, Terusir juga
202 Murka, Akibat Ulahnya
203 Niat tabu bikin Gila
204 Perbuatannya menuai Sengsara
205 Kabar Kehancuran
206 Kabar dari Dinda
207 Menjemput dan Kabar memilukan
208 Resah, takut tidak cukup
209 Keterpurukan itu
210 Keterdesakan juga akhirnya
211 Balik ke rumah
212 Jari menunjuk wajahnya
213 Murkanya Sang Jagoan
214 Semua Tersakiti
215 Ingin cepat kelar, rasanya!
Episodes

Updated 215 Episodes

1
Asa tergenggam dan harga diri terbang
2
Kepastian yang hanya dari mulutnya
3
Hancur hidupku, hinaan yang terdalam
4
Niat menolong ternyata melolong
5
Maaf yang teramat sangat
6
Mencari keberadaan
7
Jelas adanya
8
Sakit terus menghantam
9
Gelisahnya Ibu
10
Salah berujung rasa cinta
11
Kejujuran yang menggemparkan
12
Ibuku yang liar
13
Wujudkan rencana
14
Sakitnya Yohana
15
Terguncang
16
Memberanguskan nama baik
17
Terlunta
18
Yang disimpan, ketahuan juga
19
Kebingungan
20
Kekhawatiran
21
Gelisah menunggu
22
Akhirnya Terlahir
23
Tersadar
24
Saling menunggu
25
Greget Perkawinan
26
Nestapa luka lama
27
Dua rasa bertemu
28
Celoteh Ibu
29
Cemberut penantian
30
Cemas pikiran
31
Lelah Kepusingan
32
Lamunan kala itu
33
Semerbak pencarian
34
Terbias nyata
35
Akhirnya Kenyataan
36
Kecewa
37
Rasa takut Mama
38
Menggenggam Angan
39
Dilarang Keras
40
Semilir luka berlari
41
Jeritan hati membahana
42
Dramatis perubahan
43
Ketololan beraksi
44
Depresi Cinta tabu
45
Kalap yang tak berujung
46
Depak Keprihatinan
47
Azab birahi
48
Rasa Berduka
49
Pergesaran nilai cinta
50
Gelisah melanda
51
Sepak terjang
52
Lembayung senja
53
Ingin kembali
54
Keinginan yang hilang
55
Teringat Kembali
56
Luapan hati
57
Keinginan dari Sebastio
58
Kandas harapan
59
Dirundung Kesedihan
60
Rasa Cemas melanda
61
Akhir kasabaran
62
Cerita Senja
63
Ucapan Ibu yang mengagetkan
64
Seakan kembali bersinar
65
Cinta begitu adanya
66
Layaknya Ibu
67
Rumah baru dan rutinitas
68
Ketakutan tak berujung
69
Bangkit kembali
70
Tebaran kebahagiaan
71
Terguncang rasa keharuan
72
Cinta yang tumbuh
73
Kemunafikan Cinta
74
Tabuk kepatuhan
75
Marah dan geramnya, Salsa
76
Resah nan gelisah
77
Sangat marahnya
78
Rancunya keinginan
79
Rencana yang membawa haru
80
Amarah yang meledak
81
Keras kepala
82
Berontak dan hantaman
83
Bencana akibat luka lama
84
Prahara balas dendam
85
Kisruh, sangat Menegangkan
86
Rasa mencekam dan mendebarkan
87
Ibu dan rasa penasaran
88
Pupus sudah kegemparan itu
89
Perasaan Nelangsa
90
Rasa ingin tahu
91
Rasa Kerancuan Menyelimuti
92
Mencurahkan kekesalan
93
Liar pikiran dalam benaknya
94
Gugup dan hati bergetar
95
Bias sakit, karena Sahabat
96
Panas hati dua Dara
97
Ungkapan perasaan hati
98
Bias masa lalu menguak
99
Nafsu Arjuna
100
Obrolan di meja makan
101
Jengahnya pernikahan
102
Mama mulai nakal
103
Masa lalu nan Indah
104
Menikah dengan gusarnya
105
Pikiran ketakutan Ibu
106
Malam Pengantin hangat
107
Enggan bicara
108
Kesinambungan cinta,
109
Jeritan hati
110
Akhir dari Ketidaktahuan
111
Akhirnya pergi juga
112
Persiapan dan ajakan hilang
113
Menjenguk, usir resah
114
Lembaran baru
115
Teman Tante, Kasmaran
116
Terbuai perasaan cinta
117
Buaian hangat Cinta
118
Tanya yang bikin luka
119
Torehan Sakit dalam hati
120
Cinta bersemi, Arjuna
121
Petualangan Cinta
122
Tembakan telak, Sang Arjuna
123
Ketakutan dan omelan Ibu
124
Harap dan Cinta, Arjuna
125
Sedih dan Pengharapan
126
Gundah gulana, Darwis
127
Pelipur lara, Ovi
128
Wah, Ibu sangat senang mendengarnya
129
Cerita Kasmaran Cinta
130
Buaian cinta, dan masalah
131
Berat untuk pergi
132
Keinginan Cinta
133
Lingkar masalah cinta
134
Jeruji penjara menunggu
135
Marah yang syahdu
136
Terpuruk rasa bersalah
137
Terbayang selalu kehancuran
138
Tak merasa senang
139
Rasa kecewa Davi
140
Rasa ngiris Salsa
141
Sepatah kata Tanya?
142
Merasa prihatin
143
Curahan yang terdalam
144
Serba pusing karenanya
145
Keadaan bikin tak menentu
146
Semua menjadi jelas
147
Predikat menjadikan terhina
148
Gelisah Tante Jaenab
149
Resah tiada berujung
150
Rasa malu atas hubungan itu
151
kemarahan sahabat
152
Arus Pembalasan mereka
153
Hinaan yang tidak sepantasnya itu.
154
Alasan yang beralasan
155
Ingat kejadian semalam
156
Tabir lama terkuak
157
Tak terlupakan padanya
158
Seno dan Salsa berbahagia
159
Ungkapan ketakutan masa lalu
160
Kerancuan yang tak tentu
161
Cerita jatuh cinta lagi
162
Rasa bersalah Davi padanya
163
Tendangan Pria Misterius
164
Diambang dua Jawaban
165
Diambang dua Jawaban
166
Kecurigaan dan rasa amarah
167
Rasa Penyesalan kepadanya
168
Merasa tak terima
169
Lelaki berbaju hitam datang lagi
170
Ada apa sebenarnya?
171
Penasaran, Mereka menjenguk
172
Penasaran dan penasaran
173
Kegelisahan tiada tara
174
Tak biasanya begitu
175
Rasa kangen Salsa
176
Mulai merasa akrab
177
Akibat Polah dirinya
178
Semua kesusahan
179
Tanpa sadar emosi meluap
180
Keharuan Sang Kekasih
181
Akhirnya terwujud juga
182
Ibu dan Harapan tentang Anaknya itu
183
Curahan hati seutuhnya
184
Akhirnya mereka tahu
185
Kebahagiaan pun datang bila bersamamu
186
Keberatan Ibu
187
Merasa tidak terima, terpengaruh
188
Permintaan yang tak mungkin
189
Mencari tempat berlindung
190
Ibu Juariah pun Geram
191
Rasa Saling bersedih Keduanya
192
Imbas, saling bertengkar
193
Mereka pun marah
194
Bagai Derita menghantamnya
195
Muak, terhempas emosi
196
Dua Tante cantik mendekat
197
Nikmati liarnya kedua Wanita itu
198
Terkapar karena nafsu Kedua Wanita itu
199
Emosi yang tersulut
200
Saking Khawatir
201
Akhirnya, Terusir juga
202
Murka, Akibat Ulahnya
203
Niat tabu bikin Gila
204
Perbuatannya menuai Sengsara
205
Kabar Kehancuran
206
Kabar dari Dinda
207
Menjemput dan Kabar memilukan
208
Resah, takut tidak cukup
209
Keterpurukan itu
210
Keterdesakan juga akhirnya
211
Balik ke rumah
212
Jari menunjuk wajahnya
213
Murkanya Sang Jagoan
214
Semua Tersakiti
215
Ingin cepat kelar, rasanya!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!