Malam itu terlihat dari rumah palibg besar dan bercat putih, tampak terlihat dua orang tua sedang duduk- duduk santai sambil bercakap - cakap, lalu terdengar sayup- sayup Suaminya bertanya,
"Arjuna belum pulang, Bu?" tanya Pak Wijaya pada Istrinya Widia merasa khawatir,
"Belum, biasalah anak muda malam mingguan," jawab Widia Istrinya pada Wijaya Suaminya menerangkan.
Ternyata mereka berdua adalah Pak Wijaya dan Ibu Widia, orang tua dari Arjuna, mereka adalah orang paling kaya di kampungnya.
Saking asiknya mereka berdua bercakap- cakap tak terasa malam pun semakin larut, tiba- tiba terdengar bel rumahnya dipijat orang, Kring! Kring! Kring!, lalu Pak Wijaya lantas berkata,
"Itu suara bel mungkin Arjuna pulang, Bu?" Kata Pak Arjuna pada Ibu Widia Istrinya menyuruh,
Lalu Istrinya Widia bergegas berjalan menuju kearah pintu untuk melihat siapa yang datang,
"Assalamualaikum," ucap salam Salsa pada Ibu Widia sambil menghampiri untuk mencium tangannya,
"Waalaikum salam," jawab Ibu Widia pada Salsa dan mengajaknya masuk,
"Masuklah, Sal!" ucap Arjuna pula pada Salsa,
Dan mereka pun akhirnya berjalan masuk kedalam rumah dan menuju ruang tamu, lalu terlihat Pak Wijaya menghampiri dan berkata,
"Ada tamu siapa, Bu?" tanya Pak Wijaya pula pada Istrinya Widia,
"Ini Salsa, Pak!" jawab Ibu Widia pada Wijaya suaminya lagi,
"Oh Salsa, Ayo masuklah," ucap Pak Wijaya pada Salsa penasaran dalam hati,
"Duduklah dulu!" ucap Arjuna Pada Salsa mendampingi dengan sayang.
Lalu kedua orang tua Arjuna pamit hendak pergi ke dalam meninggalkan mereka,
"Kalian berdua mengobrollah dengan santai, Bapak dan Ibu mau masuk dulu," ucap Pak Wijaya pada mereka berdua pamit hendak masuk,
"Jangan! Jangan masuk dulu, Pak!" ucap Arjuna pada Pak Wijaya melarang untuk pergi,
Mendengar Arjuna anaknya melarang untuk masuk, Kedua orang tua ini merasa heran dibuatnya, ada apa sampai anaknya melarangnya untuk pergi.
"Memangnya mau apa?" ucap Ibu Widia pada Arjuna dengan rasa penasaran,
"Begini, Arjuna mau bicara pada Ibu dan Bapak, penting!" jawab Arjuna pada mereka berdua penuh harap,
"Memang sepenting apa sih, Sampai- sampai harus sekarang mendadak." ucap Pak Wijaya pada Arjuna merasa sangat penasaran,
"Ya, makanya Ibu dan Bapak harus duduk dulu." ucap Arjuna pada kedua orang tuanya memberi tahu,
Lalu mereka pun duduk kembali, melihat kedua orang tua dari Arjuna duduk didepannya, Salsa merasakan seluruh tubuhnya bergetar hebat, perasaan takut dan gugup menjalar menghampiri, tak lama Pak Wijaya berkata,
"Ayo bicara cepat!" ucap Pak Wijaya Pada anaknya Arjuna ingin segera tahu,
"Memang sepenting apa sih? Sampai harus sekarang juga," kata Ibu Widia pada anaknya Arjuna semakin penasaran dibuatnya,
Lalu dengan memberanikan diri Arjuna pun bicara dengan terbata- bata saking gugupnya,
"Begini, Pak! Arjuna harus cepat menikah," ucap Arjuna pada kedua orang tuanya dengan tertunduk malu,
"Apa? Menikah katamu, Apakah kamu sudah memikirkan dengan masak? Kau pikir berumah tangga itu gampang." jawab Pak Wijaya pada Arjuna dengan merasa emosinya semakin naik,
Arjuna hanya tertunduk malu tidak menjawabnya,
"Berkeluarga itu tidak mudah, jangan kau anggap main- main!" ucap Pak Wijaya lagi pada Arjuna tak habis pikir,
"Pokoknya Arjuna harus menikah dengan segera, Pak!" ucap Arjuna pada Orang tuanya merengek dan mendesaknya,
Mendengar anaknya merengek dan mendesaknya, meledaklah emosi Pak Wijaya, lalu dengan nada membentak Iapun berkata,
"Maksudmu apa, sih? Bapak sama Ibu gak mengerti sama sekali." ucap Pak Wijaya pada Arjuna membentak saking marahnya,
Arjuna terdiam, pandangan Arjuna kearah Salsa yang sedang gugup dan takut melihat orang tua Arjuna emosi,
"Dan lagi siapa Wanita yang akan kamu nikahi?" tanya Ibu Widia pada Arjuna memberi masukan,
"Jangan kamu pikir menikah itu mudah, kamu harus bisa menafkahi anak orang, tahu kamu!" ucap Pak Wijaya lagi pada Arjuna yang dibuatnya bingung,
"Arjuna sudah memikirkan semuanya, Arjuna ingin menikahi wanita yang ada di hadapan kalian, Arjuna telah menghamilinya." jawab Arjuna kepada kedua orang tuanya sambil tubuhnya gemetar menahan rasa gugup dan rasa takut yang menderanya.
Betapa kagetnya mereka berdua mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Anaknya itu,
"Apa Kau telah menghamili Dia?" ucap Pak Wijaya pada Arjuna sambil telunjuknya menunjuk kearah Salsa,
Arjuna hanya diam dan mengangguk malu, sambil tangannya memegang erat jemari kekasihnya itu,
kagetnya mereka ibarat halilintar disiang hari menggelegar dengan dasyatnya, sehingga meluluh lantahkan segala Impian dan harapannya, dan tak lama Ibu Widia pun berkata,
"Kau betul hamil!" bentak Ibu Widia pada Salsa dengan keras menghujam sampai ke jantung Salsa,
Salsa tidak berani untuk menjawab hanya kepalanya bergerak mengangguk, lalu menunduk takut,
"Dengan rayuan apa kau bisa dihamili Arjuna? Dengan dukun! Jawab Wanita ******!" Ucap Ibu Widia pada Salsa dengan bentakannya yang semakin keras,
"Gugurin saja bayinya, dan Kau jauhi Arjuna." ucap Pak Wijaya pada Salsa dengan amarahnya untuk memperingatkan,
Mendengar itu langsung Salsa pun menangis dibuatnya, Ia merasakan hinaan itu menancap tembus di tubuhnya, sakitnya terasa sampai ke dada,
"Jangan pernah bermimpi untuk menikah dengan Arjuna, Ngerti Kamu!" Ucap Ibu Widia pada Salsa dengan wajahnya yang semakin memerah karena emosinya yang sudah memuncak,
"Jangan salahkan dia, Bu!" ucap Arjuna pada Ibu Widia menegaskan,
"Diam kau Arjuna! Dasar bodoh." ucap Pak Wijaya pada Arjuna pula,
"Kami berdua tidak akan merestui kamu menikah dengan wanita rendah seperti dia, Dasar Wanita ******!" ucap Ibu Widia pada Arjuna sambil tangannya menunjuk wajah Salsa,
Salsa semakin tak berdaya, Ia hanya bisa menangis menahan rasa sakitnya, dan tiba- tiba Salsa pun berlari keluar tanpa permisi pada mereka karen sudah tidak kuat mendengar hinaan terhadap dirinya,
"Salsa tu tunggu Aku!" ucap Arjuna pada Salsa hendak berlari untuk mengejar kekasihnya, tapi sayang tangannya dipegang kuat oleh Ayahnya membuat Ia tak berdaya,
"Biarkan Wanita sial itu pergi, Aku sudah muak melihatnya." ucap Ibu Widia pada Arjuna sambil mencibirkan bibirnya karena benci yang sangat pada Salsa,
"Masuklah Arjuna! Ini sudah malam." ucap Pak Wijaya pada Arjuna dengan membentak keras putranya.
Dengan sangat tak berdaya, Arjuna pun turut kedalam untuk menuruti orang tuanya, walaupun segala pikirannya selalu tertuju pada kekasih malangnya Salsa.
"Maafkan Aku, Sayang! Kamu menderita semua karena Aku, Aku tak berdaya untuk mengejarmu," ucap Arjuna dalam benak terdalamnya.
Tapi dibalik itu semua, Arjuna merasa berdosa atas apa yang diucapkan kedua orang tuanya untuk merendahkan dan menghina Salsa Kekasihnya, lalu Ia berkata dalam benaknya,
"Apakah kita akan selalu bersama? Ataukah cinta kita akan hancur oleh ketidak adilan semata? Dan bagaimana dengan Impian yang telah kita wujudkan bersama dengan harapan cinta kita akan menyatu selamanya? Lalu Bagaimana langkah tercintaku seutuhnya?" begitu pertanyaan demi pertanyaan berkecamuk dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Chep 'NJune
kekecewaan menghantarnya menuju paradigma yang lebih dan utuh dari sebelumnya
2023-05-21
0