Terik matahari yang semakin panas, yang membuat orang enggan untuk keluar, tampak Ibu Juariah sedang duduk santai di teras depan, sedangkan Salsa sedang terbaring tidur, tak lama Anwar adiknya menghampiri,
"Mbak, jadi hari ini Saya angkut barang- barang yang di rumah sana?" tanya Anwar pada Ibu Juariah memberi tahu,
"Kamu istirahat dulu cape baru pulang kerja." jawab Ibu Juariah pada Anwar dengan perhatiannya,
"Gak apa- apa, lagian takut nanti kesorean," ucap Anwar pada Ibu Juariah mengingatkan,
"Kalau begitu Kamu sendiri saja, bawa semua pakaian yang di lemari depan, itu dulu aja cukup." Jawab Ibu Juariah pada Anwar memberi tahu,
"Terus pakaian Salsa, gimana?" tanya Anwar lagi pada Ibu Juariah mengingatkan,
"Bawa juga, pokoknya ada di lemari kamar Salsa yang di belakang." jawab Ibu Juariah pada Anwar adiknya pula.
Setelah itu lalu Anwar pun pergi untuk mengambil barang- barang mereka.
Ibu Juariah terbaring letih, pikirannya melayang mengingat akan masa lalunya, terbayang sudah saat Ia menjadi Istri dari pengusaha kaya, setiap hari gaya kemewahan mengiringi jalan hidupnya, pergaulan bersama teman- temannya, serta kisah suka yang terbayang di pelupuk matanya.
Lalu terbersit dalam pikirannya akan kelakuan buruknya di masa lalu,
"Mungkinkah ini karma untukku, Karma atas kelakuanku di masa lalu?" begitu tanya pada dirinya,
Lalu Ia membuka tentang kisah masa lalunya di dalam pikirannya,
Dulu, disaat Ia menjadi Istri dari Tuan Sebastio, sang pengusaha kaya pemilik perusahaan sendiri, Dan pada malam itu terlihat Ibu Juariah hendak pergi,
"Ma, Apakah Salsa sudah tidur?" tanya Sebastio pada Juariah ingin tahu,
"Sudah dari tadi, Pa!" jawab Juariah pada Sebastio memberi tahu,
"Terus Kamu dengan dandanan rapi begitu mau kemana?" tanya Sebastio lagi pada Juariah Istrinya,
"Biasa, mau ketemu teman- teman, arisan katanya," jawab Juariah pada Sebastio suaminya,
"Lalu kalau Kamu pergi, Salsa bagaimana?" tanya Sebastio lagi pada Istrinya Juariah,
"Kan ada Bi Elah, Mama sudah titip padanya," jawab Juariah pada Sebastio suaminya pula.
Begitulah Ibu Juariah semasa menjadi Istri Sebastio, Ia selalu keluar dan berkumpul dengan teman- temannya di Cafe atau klub malam yang membuat Sebastio kesal dibuatnya.
Ibu Juariah sering memanfaatkan kepergian suaminya yang hampir sering tugas luar kota, Ia pakai untuk berkumpul minum dan pesta bersama para sahabatnya, mabuk- mabukan sudah menjadi kesukaannya, dan hoby yang tak kalah hebatnya adalah sukanya pada daun muda untuk santapan birahinya, karena Ia pikir harta berlimpah dan uang yang banyak apalagi.
Juariah tidak bisa diam lama di rumah, Ia selalu keluar rumah pulang malam dengan sempoyongan lalu tidur, begitu rotasi rutinitas hidup Ibu Juariah pada saat itu.
Bila Ia mencari mangsa daun muda, Ia selalu mencari ke Plaza, Mall, Cafe dan klub malam, pokoknya tempat di mana anak baru gede bisa Ia jumpai, lalu Ia perdayai, memanfaatkan kepolosan lalu Dia manfaatkan untuk pemuas napsu birahinya, sadis memang.
Si pengembara birahi ini tak akan berhenti sebelum Ia mendapatkannya, karena dengan uang banyak di tangan, apapun mudah dan bisa Ia lakukan.
Dan Ia sangat teringat pada saat malam minggu itu Ia mendapatkan mangsanya, dengan strategi yang brilian menurutnya, begini ceritanya,
Disaat Ia memasuki plaza hendak ke Foodcourt untuk mengisi perutnya, dari jauh terlihat sepasang orang pacaran tengah ribut berselisih paham, lalu terdengar sayup- sayup sang gadisnya bicara ditengah pertengkarannya,
"Kamu main gila, dasar pembohong!" ucap gadis itu pada teman prianya,
"Sungguh Aku tidak bohong!" jawab pemuda itu pada si wanitanya dengan marahnya,
Lalu si wanitanya berlari sambil terus memaki, si pemudanya mengejarnya dari belakang setelah membayar makanannya yang membuat Ia tertinggal dan kehilangan jejak kekasihnya, lalu pemuda itu kembali lagi ke tempat semula dengan kesalnya,
Melihat itu Juariah berpikir mungkin kesempatan ini akan Aku manfaatkan, bocah itu ganteng buat pemuasku, begitu pikirnya, lalu Juariah pun menghampiri pemuda itu,
"Kenapa tak kau kejar kekasihmu itu!" ucap Juariah pada pemuda itu yang sedang kesal,
"Sudah jauh, bodo ah!" jawab pemuda itu pada Juariah dengan entengnya,
"Sudahlah jangan dipikirin, ntar juga baikan lagi," ucap Juariah pada pemuda itu,
Lalu pemuda itu pun diam, memikirkan kekasihnya,
"Gak usah pusing, Kamu bawa motor?" tanya Juariah pada pemuda itu pasang perangkap,
"Gak, tadi Aku pake angkot." jawab Pemuda itu pada Juariah memberi tahu,
"Memang Kamu pulangnya ke arah mana?" tanya Juariah lagi pada pemuda itu memaksa,
"Kesana, ke arah pasar baru," jawab pemuda itu pada Juariah lagi,
"Kalau begitu kita bareng, Akupun mau ke arah sana," ucap Juariah pada pemuda itu lagi,
"Gak ah, ngerepotin." jawab Pamuda itu pada Juariah menolaknya,
"Jangan menolak kebaikan orang, tidak baik." ucap Juariah pada pemuda itu sambil menarik tangannya.
Mendengar ucapan Juariah akhirnya Ia pun mau juga, lalu mereka berjalan menuju mobil, disela jalannya Juariah dengan sengaja melepas dua kancing kemejanya menbuat dalaman indahnya kelihatan, dan merekapun masuk lalu mobil pun berjalan,
"Siapa Namamu?" tanya Juariah pada pemuda itu,
"Namaku Surya, tante!" jawab pemuda itu pada Juariah lagi,
"Nama yang bagus, Aku Juju," ucap Juariah pada pamuda itu.
Dalam perjalanan otak Juariah dengan keras berpikir bagaimana pemuda itu luluh dan bernapsu birahinya, dan tak lama Juariah memberhebtikan mobilnya mendadak dan bersandiwara,
"Aduh Kepalaku sakit sekali!" ucap Juariah pada Surya sambil memegang kepalanya,
"Kenapa, Tan?" kata Surya pada Juariah sambil menengok ke samping,
Alangkah terkejutnya Surya saat melihat kesamping terlihat kemeja menganga dan dalamnya terlihat menyembul menbuat Ia kikuk dan merasakan desakan napsunya,
"Surya, tolong pijit kepalaku, Aku pusing tujuh keliling seolah mau pecah," ucap Juariah pada Surya berbohong,
"Yang mana, Tan?" tanya Surya pada Juariah dengan gugupnya,
Lalu kedua tangan Surya Ia arahkan pada kiri- kanan kepalanya, sehingga tubuh Surya tertarik, disaat Surya melihat kebawah dia lebih terkejut segi tiga pengaman terlihat jelas karena roknya di tarik keatas hingga dengkul membuat tubuh surya panas dingin bernapsu ingin menggapainya
"Sebelah sini, Sur!" ucap Juariah pada Surya yang mulai mau memegang kepalanya,
Karena kedua tangan Surya memegang kepala Juaria kiri dan kanan sehingga posisi kaki bertumpu lutut di samping kiri kanan Juariah, membuat wajah mereka saling berhadapan, Wangi harum serta desah Juariah membuat Surya semakin tak kuasa, lalu Juariah mendorong kedua lutut Surya sehingga Surya terjatuh dan mukanya terbenam pada sesuatu yang selalu ditutupi segitiga pengaman, membuat gesekan indah terasa juariah mulai bernapsu,
Dari luar terlihat mobil Juariah bergoyang- goyang, terdengar rintihan, terkadang desisan lalu erangan membuat orang yang sedang berjalan pun terkesima, ingin melihatnya.
Begitulah dulu Ibu Juariah menaklukan mangsanya, setelah takluk lalu Ia bawa ke penginapan untuk dinikmati olehnya.
Saking dalamnya Ibu Juariah mengingat masa lalunya, Ia dikagetkan olah suara Anwar bertanya,
"Mbak! Mbak!" ucap Anwar pada Juariah yang sedang asik melamun,
"Ehh, Kamu War!" jawab Ibu Juariah pada Anwar menahan malu karena melamun,
"Semua pakainnya sudah di dalam, Aku mau pamit pulang dulu!" ucap Anwar pada Juariah Kakaknya sambil berjalan keluar,
Ibu Juariah mengangguk, dan tangannya dilambaikan pada Anwar,
"Hati- hati di jalan!" ucap Ibu Juariah pada Anwar Adiknya,
Di dalam tampak Salsa sudah bangun, Ia sedang duduk sambil dari tadi memperhatikan Ibunya,
"Kasihan, Ibu sungguh sangat letih kelihatannya, gara- gara masalahku Ibu secape itu." ucap Salsa dalam hatinya.
"Semoga Aku bisa sehat lagi, jadi membuat sedikit ringan bebannya pada Ibuku." ucapnya lagi dalam hati.
Tak lama Ibu Juariah pun menghampiri Salsa,
"Kenapa dari tadi memperhatikan Ibu terus, ada apa?" tanya Ibu Juariah pada Salsa ibgin tahu,
"Gak ada apa- apa, Bu!" jawab Salsa pada Ibu Juariah dengan rasa sayangnya.
"Apa kita pindah saja kemari, ya?" tanya Ibu Juariah pada Salsa lagi,
"Memang Ibu betah di sini?" jawab Salsa pada Ibunya Juariah penasaran,
"Betah, tapi kalau kamu gak mau sih gak apa- apa!" ucap Ibu Juariah lagi pada Salsa mengingatkan,
"Kalau Salsa, gimana Ibu saja." jawab Salsa pada Ibunya Juariah pula.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments